Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Dosen Pengampu : Masruhen,S.F, M.M, Apt

OLEH : DINDA LINTANG LARASATI (224006)

PROGAM STUDI D3 FARMASI

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN

RS dr. SOEPRAOEN KESDAM V/BRW 2023


TOPIK 1

STERILISASI

A. TUJUAN

Menerapkan macam-macam teknik sterilisasi


B. DASAR TEORI
1. Pengertian
Sterilisasi yaitu proses membunuh semua mikroorganisme termasuk spora bakteri
pada benda yang telah didekontaminasi dengan tepat.
2. Tujuan
Tujuan sterilisasi yaitu untuk memusnahkan semua bentuk kehidupan
mikroorganisme patogen termasuk spora, yang mungkin telah ada pada peralatan
kedokteran dan perawatan yang dipakai.
3. Metode Sterilisasi
a. Sterilisasi secara fisik
Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengan bahan kimia
tidak akan berubah akibat temperatur tinggi atau tekanan tinggi. Cara membunuh
mikroorganisme tersebut adalah dengan panas. Panas kering membunuh bakteri
karena oksidasi komponen-komponen sel. Daya bunuh panas kering tidak sebaik
panas basah. Pemanasan basah dapat memakai otoklaf (alat serupa tangki minyak
yang dapat diisi dengan uap air), tyndalisasi (metode dengan mendidihkan
medium dengan uap beberapa menit saja) dan pasteurisasi (suatu cara disinfeksi
dengan pemanasan untuk mengurangi jumlah mikrooranisme tanpa merusak fisik
suatu bahan). Pemanasan kering dapat memakai oven dan pembakaran. Selain itu
dapat dilakukan penyinaran dengan sinar gelombang pendek.
b. Sterilisasi secara kimia
Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik kimia. Pemilihan
antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek
yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat
iritatif, dan kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat dipakai
untuk sterilisasi antara lain halogen (senyawa klorin, yodium), alkohol, fenol,
hidrogen peroksida, zat warna ungu kristal, derivat akridin, rosalin, deterjen,
logam-logam berat, aldehida, ETO, uap formaldehid ataupun beta-propilakton.
c. Sterilisasi secara mekanik
Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan.
Penyaringan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring.
Cara-cara Sterilisasi
1. Sterilisasi dengan Pemanasan Kering Pemijaran/flambir
a. Siapkan bahan yang disterilkan, baskom besar yang bersih, brand
spritus, korek api.
b. Kemudian brand spritus dituangkan secukupnya ke dalam
baskom tersebut.
c. Selanjutnya dinyalakan dengan korek api.
d. Alat-alat instrumen dimasukkan ke dalam nyala api.
2. Dengan cara udara panas kering
a. Alat bahan harus dicuci, sikat dan desinfeksi terlebih dahulu.
b. Dikeringkan dengan lap dan diset menurut kegunaannya.
c. Berilah indikator pada setiap set.
d. Bila menggunakan pembungkus, dapat memakai alumunium foil.
e. Oven harus dipanaskan dahulu sampai temperatur yang diperlukan.
f. Kemudian alat dimasukkan dan diperhatikan derajat pemanasannya.
3. Dengan cara udara panas basah

Dimasak dalam air biasa


1. Alat atau bahan instrumen dicuci bersih dari sisa-sisa darah, nanah atau
kotoran lain.
2. Kemudian dimasukkan langsung ke dalam air mendidih.
3. Tambahkan nitrit 1% dan phenol 5%, agar bentuk sporanya mati.
4. Waktu pensterilan 30-60 menit
5. Seluruh permukaan harus terendam.

Dengan uap air

1. Alat-alat yang akan disterilkan dicuci, dibersihkan, disikat


serta didesinfeksi.
2. Kemudian dibungkus dengan kertas perkamen dan dimasukkan
dalam dandang.

Sterilisasi dengan uap air bertekanan tinggi

a. Alat-alat atau bahan-bahan yang akan disterilkan dicuci, disikat, dan


didesinfeksi.
b. Kemudian diset menurut penggunaannya dan diberi indikator.
c. Kemudian dibungkus kain/kertas.
d. Masukkan alat/bahan yang telah dibungkus ke dalam autoclave.
3. Sterilisasi dengan penambahan zat-zat kimia
Cara ini tidak begitu efektif bila dibandingkan dengan cara pemanasan
kering. Cara ini dipergunakan pada bahan-bahan yang tidak tahan pemanasan
atau cara lain tidak bisa dilaksanakan karena keadaan. Contoh zat kimia:
Formaldehyda, hibitane, Cidex.
4. Sterilisasi dengan radiasi ultraviolet
Karena disemua tempat itu terdapat kuman, maka dilakukan sterilisasi udara
dan biasanya dilakukan di tempat-tempat khusus. Misalnya: di kamar operasi,
kamar isolasi, dsb. dan udaranya harus steril. Hal ini dapat dilakukan dengan
sterilisasi udara (air sterilization) yang memakai radiasi ultraviolet, sinar
Gama, sinar X dan sinar katoda.

C. ALAT DAN BAHAN


 Autoclaf
 Oven
 Labu erlenmayer
 Cawan petri
 Tabung reaksi
 Kertas bersih
 Ose
D. CARA KERJA
Praktikum mempraktekkan penggunaan autoklaf sebagai alat sterilisasi.
1. Bungkus masing-masing tabung reaksi, cawan petri, dan kawat ose dengan kertas roti
atau kertas coktat dan dapat menggunkan kertas bekas yang masih bersih, kemudian
rekatkan menggunakan isolasi.
2. Panaskan menggunakan mesin autoklaf lalu masukkan kedalam mesin autoklaf.
a. Pengaturan alat
1. Air di isi sampai batas tanda.
2. Penutup autoklaf ditutup dan dikunci dengan cara menyilang.
b. Penggunaan Autoklaf
1. Hubungkan kabel dari autoklaf ke sumber listrik.
2. Atur suhu dengan memutar tombol pengatur suhu.
3. Power “ON” dinyalakan
4. Tunggu hingga keluar uap yang menandakan autoklaf telah
memanas/mendidih.
5. Tutup katup pengeluaran uap dan biarkan hingga tekanan naik yang
menandakan suhu 121 derajat celcius.
6. Tunggu hingga 15 menit dengan mempertahankan suhu 121 derajat celcius.
7. Atur tombol pemutar suhu ke arah 0 dan matikan autoklaf (power “OFF”).
8. Buka katup pengeluaran uap dan tunggu hingga tekanan turun.
c. Mengakhiri Penggunaan Autoklaf

1. Cabut aliran listrik apabila proses sterilisasi telah selesai.

2. Bukan pengunci dan penutup autoklaf.

3. Keluarkan tabung reaksi, cawan petri, dan kawat ose.

4. Letakkan pada keranjang yang telah disediakan.

5. Alat siap digunakan untuk membuat media bakteri.

E. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang menggunakan
tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 121°C . Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan
media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding
dengan udara panas. Biasanya untuk mensterilkan media digunakan suhu 121°C selama 15
menit. Alasan digunakan suhu 121°C adalah karena air mendidih pada suhu tersebut. Prinsip
Kerja Autoklaf merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan Uap Panas Bertekanan. Yaitu
mempunyai tekanan 2 atm/ 15 psi (pounds persquare inci) dan suhu 121°C selama 15 menit
untuk bahan dan 20 menit untuk alat.

F. KESIMPULAN

Pada dasarnya prinsip dasar yang dilakukan pada saat sterilisasi adalah suatu proses
mematikan mikroorganisme yang mungkin ada pada suatu benda. Pemilihan teknik sterilisasi
didasarkan pada sifat alat dan bahan yang akan disterilkan. Ada dua jenis sterilisasi yang
digunakan yaitu sterilisasi basah dan sterilisasi kering. Sterilisasi basah yaitu menggunakan
autoklaf, alat dan media yang disterilkan yaitu tabung media potato dextrose agar (PDA),
nutrient agar (NA), dan tiap dalam suhu 121°C selama 15 menit. Sedangkan sterilisasi kering
yaitu menggunakan oven dan alat yang disterilkan yaitu cawan petri, ,tabung reaksi dan labu
erlenmeyer dengan suhu 160C– 18C selama 2 jam untuk mensterilkan alat yang tahan terhadap
suhu panas.
TOPIK 2

PEMBUATAN MEDIA

A. TUJUAN

1. Menerapkan cara pembuatan media padat untuk pengujian mikrobiologi.


2. Menerapkan cara pembuatan media cair untuk pengujian mikrobiologi.

B. DASAR TEORI

Media adalah campuran nutrien atau zat makanan yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan. Media selain untuk menumbuhkan mikroba juga
dibutuhkan untuk isolasi & inokulasi mikroba serta untuk uji fisiologi dan biokimia
mikroba. Media yang baik untuk pertumbuhan mikroba adalah yang sesuai dengan
lingkungan pertumbuhan mikroba tersebut, yaitu : susunan makanannya dimana media
harus mengandung air untuk menjaga kelembaban dan untuk pertukaran zat atau
metabolisme, juga mengandung sumber karbon, mineral, vitamin dan gas, tekanan
osmose yaitu harus isotonik, derajat keasaman/pH umumnya netral tapi ada juga yang
alkali, temperatur harus sesuai dan steril.
Media harus mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan mikroba, yaitu:
sumber energi misalnya gula, sumber nitrogen, juga ion inorganik essensial dan
kebutuhan yang khusus, seperti vitamin. Media pertumbuhan mengandung unsur makro
yang dibutuhkan mikroba seperti karbon (C), Hidrogen (H), oksigen (O), Nitrogen (N),
dan Phospor (P). selain itu media juga mengandung unsur mikro seperti besi (Fe), dan
Magnesium (Mg). media juga dapat mengandung bahan tambahan lain seperti indikator
phenol red. Sifat media pembenihan yang ideal adalah mampu memberikan pertumbuhan
yang baik jika ditanami kuman, mendorong pertumbuhan cepat, murah, mudah dibuat
kembali, dan mampu memperlihatkan sifat khas mikroba yang diinginkan.

Berdasarkan bentuknyanya media dibedakan menjadi:

1. Media cair

Media cair digunakan untuk pembenihan diperkaya sebelum disebarke media


padat, tidak cocok untuk isolasi mikroba dan tidak dapat dipakai untuk mempelajari
koloni kuman. Contoh media cair Nutrient broth (NB); Pepton dilution fluid (PDF);
Lactose Broth (LB); Mac Conkey Broth (MCB), dan lain-lain.

Pepton merupakan protein yang diperoleh dari peruraian enzim hidrolitik seperti
pepsin, tripsin, papain. Pepton mengandung Nitrogen dan bersifat sebagai larutan
penyangga, beberapa kuman dapat tumbuh dalam larutan pepton 4%.
2. Media semi padat

Adalah media yang mengandung agar sebesar 0.5 %.

3. Media padat

Media padat mengandung komposisi agar sebesar 15 %.Media padat digunakan


untuk mempelajari koloni kuman, untuk isolasi dan untuk memperoleh biakan murni.
Contoh media padat Nutrient Agar (NA); Potato Detrose Agar (PDA); Plate Count Agar
(PCA), dan lain-lain.

Berdasarkan tujuan penggunannya media dibedakan menjadi :

a. Media isolasi

Media yang mengandung unsur esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan


mikroba.

b. Media diperkaya

Media diperkaya merupakan media yang mengandung bahan dasar untuk


pertumbuhan mikroba dan zat-zat tertentu yang ditambahkan seperti serum, kuning telur,
dan lain-lain.

4. Media Selektif

Media selektif merupakan media cair yang ditambahkan zat tertentu untuk
menumbuhkan mikroorganisme tertentu dan diberikan penghambat untuk mikroba yang
tidak diinginkan.Contoh media yang ditambahkan ampisilin untuk menghambat mikroba
lainnya.

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

 Cawan petri
 Erlenmeyer
 Gelas ukur
 Tabung reaksi
 Pipet
 Tip pipet
 Batang pengaduk
 Penangas air/pemanas.
2. Bahan

 Nutrien agar (NA)


 Muller Hinton Agar (MHA)
 Aquadest.

D. CARA KERJA

1. Timbang media sesuai prosedur di kemasan. (Catatan : Buatlah media sesuai


kebutuhan masing-masing/sesuai instruksi dari Dosen/Penanggung jawab praktikum).

2. Serbuk media dimasukkan secara hati-hati ke dalam erlenmeyer.

3. Tambahkan aquades dan aduk sampai merata dengan batang pengaduk

4. Untuk media yang perlu dipanaskan, gunakan pemanas sampai media tercampur
homogen (kuning dan jernih), hati-hati jangan sampai media mendidih dan meluap,
panaskan dengan hati-hati menggunakan penangas/elemen

5. Untuk pembuatan media agar miring NA, sebelum di autoklaf, tuangkan media NA
untuk agar miring sejumlah kurang lebih 5 ml ke dalam tabung reaksi. Agar miring ini
aka digunakan untuk kultur atau pembiakan bakteri. Sisa media NA biarkan dalam
erlenmeyer.

7. Tutup erlenmeyer dan tabung reaksi yang berisi media dengan kapas penutup tabung
dan di tutup lagi menggunakan alumunium foil.

8. Sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121°C, tekanan 1 atm, selama 15 menit.

9. Untuk media NA miring, keluarkan kedia dari autoklaf dan bekukan dalam
posisi miring

10. Untuk media NA dan MHA, tuangkan dalam cawan petri steril dan tunggu sampai
beku.

E. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum

menimbang media sesuai prosedur, lalu serbuk media tersebut dimasukkan ke


dalam erlenmeyer tambahkan aquadest aduk hingga merata, lalu panaskan sampai kuning
dan jernih. Untuk pembuatan NA sebelum di autoklaf tuangkan media NA kurang lebih
5ml kedalam tabung reaksi untuk pembiakan bakteri, sisanya biarkan dalam erlenmeyer.
erlenmeyer dicuci terlebih dahulu dan di keringkan. Kemudian alat-alat tersebut ditutup
dengan kapas yang selanjutnya akan ditutup dengan alumunium foil untuk proses
pembiakan bakteri. Semua media disterilkan menggunakan autoklaf selama 15 menit
dengan suhu 121 derajat celcius, lalu mendinginkan media dengan keadaan posisi miring
sampai mengeras, letakkan semua media kedalam kulkas untuk mencegah terjadinya
kontaminasi.

B. Pembahasan

Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat digunakan
pula untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan
mikroba.

Dalam pembuatan media jenis-jenis yang digunakan tergantung pada kebutuhan


yang akan digunakan oleh praktikan. Berdasarkan konsistensinya media dibedakan
menjadi tiga, yang pertama adalah medium cair. Konsistensi medium cair adalah cair
seperti kaldu nutrien dan kaldu glukosa, biasanya medium ini digunakan untuk berbagai
keperluan seperti pembiakan organisme dalam jumlah besar. Yang kedua adalah
medium setengah padat atau semi solid. Medium yang memiliki konsistensi antara padat
dan cair. Biasanya banyak mengandung gelatin namun dalam konsentrasi lebih
kecil dibanding dengan medium padat. Kegunaan medium ini adalah untuk menguji
ada tidaknya motilitas dan kemampuan fermentasi. Yang terakhir adalah medium
padat. Medium ini berkonsistensi padat yang biasanya digunakan untuk mengisolasi
biakan murni dan mengamati morfologi koloni.

Selain dibedakan berdasarkan konsistensinya, medium juga dibedakan


berdasarkan komposisi kimiawinya, yaitu medium sintetik dan non-sintetik atau
kompleks. Medium sintetik komposisi kimiawinya terbuat dari bahan-bahan kimia
yang kemurniannya tinggi dan ditentukan dengan tepat. Sedangkan medium non-
sintetik komposisinya terbuat dari bahan alami dan komposisi kimiawi medium ini tidak
diketahui dengan pasti. Contohnya ialah bahan-bahan yang terdapat dalam kaldu
nutrien, yaitu ekstrak daging dan pepton mempunyai komposisi kimia yang tidak pasti.

F. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah untuk mempersiapkan
media awal sebagai kebutuhan praktikum selanjutnya, media diperlukan sebagai tempat
perkembangbiakan mikroba. Media terdiri atas berbagai nutrisi yang digunakan
untuk menumbuhkan mikroorganisme. Alat – alat yang digunakan dalam pembuatan
media tersebut yaitu tabung reaksi, labu erlenmeyer, dan cawan petri. Sedangkan
bahan untuk pembuatan media adalah aquades, NA, MHA. Setelah bahan sudah jadi dan
dimasukkan ke dalam alat penyimpanan, maka harus disterilkan terlebih dahulu
menggunakan autoklaf sebelum disimpan. Sterilisasi dilakukan untuk menyeterilkan alat
dan media dari bakteri untuk menghindari kontaminasi pada media itu sendiri.
TOPIK 3

PEMBIAKAN BAKTERI

A. TUJUAN

1. Melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik

2. Melakukan pembiakan bakteri dengan metode gores pada media rata dan miring

B. DASAR TEORI

Pada penanaman mikroba perlu diperhatikan kebutuhan nutrisi untuk mikroba tersebut
sehingga dapat tumbuh dengan baik. Isolasi bakteri adalah memisahkan bakteri dari alam dan
menanamnya dalam media baru sebagai biakan murni.Teknik untuk menanam bakteri adalah
sebagai berikut:

1. Spread plate method (cara tebar/sebar)

Teknik spread platemerupakan teknik isolasi mikroba dengan cara menginokulasi kultur
mikroba dengan cara dipulas atau disebar padapermukaan media agar padat. Metode ini
dilakukan dengan mengencerkan biakan kultur mikroba.

2. Streakplate method (cara gores)

Teknik isolasi koloni bakteri dengan cara ini dilakukan dengan cara menggoreskan
suspensi bahan yang mengandung mikroba pada permukaan media agar padat.

3. Pour plate method (cara tabur)

Teknik ini dilakukan menginokulasi medium agar yang sedang mencair pada temperatur
45-50Oc dengan suspensi bahan yang mengandung mikroba, dan menuangkannya ke dalam
cawan petri steril.

4. Pembiakan lapangan

Teknik ini dilakukan dengan cara membasahi seluruh permukaan agar dengan suspensi
kuman. Hal ini akan menyebabkan pertumbuhan kuman merata. Biasanya digunakan untuk uji
kepekaan antibiotika dan uji jenis kuman dengan bakteriofaga.

5. Pembiakan agar mirirng

Teknik inokulasi bakteri dengan caramenggoreskan pada permukaan agar miring.

6. Pembiakan dengan tusukan

Teknik inokulasi bakteri dengan caramenusukkan ose pada permukaan agar tegak.
C. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

 Kawat ose
 Lampu bunsen
 Beaker glass

B. Bahan

Agar miring nutrien agar, Agar NA lempeng, Biakan bakteri Escherichia coli, Biakan
bakteri Bacillus subtilis, Biakan bakteri Staphylococcus aureus.

D. CARA KERJA

1. Teknik gores ( Streak plate method )

a. Siapkan biakan bakteri yang akan ditanam kembali.

b. Bakar kawat ose, biarkan dingin.

c. Sentuhkan ujung kawat ose pada koloni bakteri

d. Goreskan kawat ose pada permukaan lempeng nutrien agar secara kontinyu sampai
setenga permukaan agar, putar cawan petri dan oles kembali pada permukaan agar
yang kosong.

e. Bakar kembali kawat ose

f. Inkubasikan

2. Biakan pada agar miring

a. Siapkan media agar miring

b. Siapkan biakan bakteri yang akan ditanam kembali.

c. Bakar kawat ose, biarkan dingin.

d. Sentuhkan ujung kawat ose pada koloni bakteri

e. Goreskan kawat ose pada permukaan agar miring secara zigzag.

f. Bakar kembali kawat ose

g. Inkubasikan
E. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

a. Hasil praktikum

Siapkan biakan bakteri yang akan ditanam kembali menggunakan media yang
sebelumnya sudah dibuat, bakar kawat ose, biarkan hingga dingin, sentuhkan ujung
kawat ose pada koloi bakteri ujung kawat ose tersebut di goreskan dengan zig zag di
permukaan media(jangan sampai melukai bakteri), bakar kembali kawat ose yang telah
dibuat untuk goresan ke bakteri tersebut, lalu tutup kembali bakteri tersebut dengan
kapas dan dilapisi kertas alumunium foil, biarkan hingga pembiakan muncul.

b. Pembahasan

Pada praktikum pembiakan bakteri kali ini menggunakan media NA dan MHA,
yaitu media yang memiliki fungsi yakni untuk mengembangbiakan bakteri secara umum.
Media NA mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri.
Sifat-sifat media yang digunakan untu faktor pertumbuhan yaitu harus mudah tumbuh,
media harus dibuat, pertumbuhan bakteri harus khas dan mempunyai sifat-sifat yang
diinginkan. Jika sifat ini dipenuhi, maka pertumbuhan bakteri akan bagus. Pada proses
pembuatan media, media NA menggunaakan aquadest untuk menghomogenkan.

F. KESIMPULAN

Kesimpuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Sterilisasi mutlak diperlukan untuk meminimalisir dan meniadakan kontaminan.

2. Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara fisik, mekanik, dan kimiawi.

3. Media diperlukan untuk menumbuhkan mikroorganisme yang akan diisolasi untuk


kemudian dilakukan langkah identifikasi guna menentukan jenis mikroorganisme
tersebut.

4. Setiap mikroorganisme membutuhkan media yang berbeda-beda untuk dapat tumbuh


dengan baik.

5. Secara garis besar, media pertumbuhan mikroorganisme dapat


dikelompokkan bedasarkan sifat fisik, komposisi, dan tujuannya.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad,D,. 2007 media agar. Ide Besar Istri peneliti, http://www.nctech.com, diakses tanggal
10 desember 2015

Hadioetomo, RS, 1993, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi.


Gramedia: Jakarta

Pujiati. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Dasar. Madiun: Ikip PGRI Madiun Press.

Schlegel, Hans G. 1994. Mikrobiologi Umum. Gajah Mada University Press : Yogyakarta

Volk & Wheeler, 1993, Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi kelima, Erlangga: Jakarta

Waluyo, L., 2005, Mikrobiologi Umum, UMM Press: Malang

Widjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan

Hadioetomo, RS, 1993, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi.


Gramedia: Jakarta

Hadioetomo, RS, 1993, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi. Gramedia:
Jakarta

Jawet, Melnick, and Adelberg, 2001, Medical Microbiology, ed. 22, California Appleton and
Lange.

Lorian V, Antibiotics in Laboratory Medicine, ed 4, William & Wikins, New York.

Staf Pengajar Mikrobiologi FKUI, 2005, Penuntun Praktik Mikrobiologi Kedokteran, Medical
Multimedia Indonesia, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai