Cara Membebaskan Pir ogen Teknik Pengelolaan Sediaan Steril Oleh: Tengku Masita (162114016) Nur Azizah Nasution (162114017) Adli Nuzula Rahma (162114018) Dwi Maryani (162114019) Leny Anggraini (162114020) Rabiyatul Adawiyah Lubis (162114021) Teknik aseptis Teknik aseptis atau steril adalah suatu sistem cara bekerja atau praktek yang menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan. Dasar digunakannya teknik aseptik adalah adanya banyak partikel debu yang mengandung mikroorganisme (bakteri atau spora) yang mungkin dapat masuk ke dalam cawan, mulut erlenmeyer, atau mengendap di area kerja.Pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan ini dapat mempengaruhi atau mengganggu hasil dari suatu percobaan. Mikroorganisme dapat juga ”jatuh” dari tangan operator, sarung tangan atau jas laboratorium karena pergerakan lengan yang relatif cepat. Cara Sterilisasi Menurut Fl.ed. IV 1. Sterilisasi uap 2. Sterilisasi panas kering 3. Sterilisasi gas 4. Sterilisasi dengan radiasi ion 5. Sterilisasi dengan penyaringan 6. Sterilisasi dengan cara aseptic Cara Sterilisasi secara umum 1. Dengan pemanasan secara kering 2. Dengan pemanasan secara basah 3. Dengan penambahan zat-zat tertentu 4. Dengan cara penyinaran 5. Dengan penyaring bakteri steril 6. Dengan sterilisasi gas 7. Dengan cara aseptik Pemilihan cara sterilisasi, harus mempertimbangkan beberapa hal seperti berikut :
1. Stabilitas : sifat kimia, sifat fisika, khasiat, serat,
struktur bahan obat tidak boleh mengalami perubahan setelah proses sterilisasi. 2. Efektivitas : cara sterilisasi yang dipilih akan memberikan hasil maksimal dengan proses yang sederhana, cepat dan biaya murah. 3. Waktu : lamanya penyeterilan ditentukan oleh bentuk zat, jenis zat, sifat zat dan kecepatan tercapainya suhu penyeterilan yang merata. 1. Sterilisasi dengan pemanasan secara kering Ciri-ciri pemanasan kering : 1.Yang dipanaskan adalah udara kering 2. Proses pembunuhan mikroba berdasarkan oksidasi O2 udara 3. Suhu yang digunakan lebih tinggi, kira-kira 1500C. Satu gram udara pada suhu 1000C, jika didinginkan menjadi 990C hanya membebaskan 0,237 kalori. 4. Waktu yang diperlukan lebih lama, antara 1 jam sampai 2 jam, kecuali pemijaran. 5. Digunakan untuk sterilisasi bahan obat / alat yang tahan pemanasan tinggi. Contoh : .......>>> a. Sterilisasi panas kering Menurut FI. Edisi III Pemanasan secara kering ; Oven pada suhu 150º selama satu jam dengan udara panas. Alat: Oven yaitu lemari pengering dengan dinding ganda, dilengkapi dengan termometer dan lubang tempat keluar masuknya udara, dipanaskan dari bawah dengan gas atau listrik. Bahan / alat yang dapat disterilkan dengan cara kering Alat-alat dari gelas (gelas kimia, gelas ukur, pipet ukur, erlemeyer, botol-botol, corong), bahan obat yang tahan pemanasan tinggi (minyak lemak, vaselin). b. Pemijaran Memakai api gas dengan nyala api tidak berwarna atau api dari lampu spirtus. Cara ini sangat sederhana, cepat dan menjamin sterilitas bahan / alat yang disterilkan, sayang penggunaannya hanya terbatas untuk beberapa alat / bahan saja. Syarat : seluruh permukaan alat harus berhubungan langsung dengan api selama tidak kurang dari 20 detik. Yang dapat disterilkan: Benda-benda logam (pinset, penjepit, krus), gelas / porselin (sudip, batang pengaduk, kaca arloji, tabung reaksi, mulut wadah, erlementer, botol). Mortir dan stampler disiram dengan alkohol mutlak kemudian dibakar. Bahan obat (ZnO, NaCl,Talk) 2. Sterilisasi dengan pemanasan secara basah Ciri-ciri pemanasan basah yang dipanaskan adalah air menjadi uap air. proses pembunuhan mikroba berdasarkan koagulasi / penggumpalan zat putih telur dari mikroba tersebut. waktu yang diperlukan lebih singkat, kira-kira 30 menit. suhu yang diperlukan lebih rendah, maksimal 116º (dalam otoklaf). Satu gram uap air 100º jika mengembun menjadi 100º membebaskan 536 kalori. digunakan pada sediaan injeksi dengan pembawa berair. a. Sterilisasi uap Menurut Fl.ed.. IV Adalah proses sterilisasi thermal yang menggunakan uap jenuh dibawah tekanan selama 15 menit pada suhu 1210C. Kecuali dinyatakan lain, berlangsung di suatu bejana yang disebut otoklaf, dan mungkin merupakan uap air beserta krannya, termometer, pengatur tekanan udara, klep pengaman. Cara bekerja : 1. Tuangkan air suling secukupnya ke dalam tubuh sterilisator. 2. Taruhlah bahan-bahan yang akan disterilkan di dalam sterilisator 3. Tutup sterilisator, kencangkan setiap dua mur yang letaknya berlawanan secara serentak. 4. Bukalah pengatur klep pengaman. Pasanglah pamanasnya. 5. Bila uap air mulai keluar dengan deras, tutuplah klep pengaman dengan cara mendorong pengaturnya ke bawah sehingga posisinya mendatar, tekanan di dalam sterilisator akan naik dan dapat dibaca pada alat pengukur tekanan. 6. Sterilkan bahan-bahan dengna cara mempertahankan tekanan 1 atm selama waktu yang ditentukan. 7. Pada akhir proses, matikan pemanasan dan tunggulah sampai tekanan kembali nol. 8. Bila alat pengukur tekanan telah menunjukkan angka nol dan suhu telah turun sampai jauh di bawah 1000C, bukalah pengatur klep pengaman dengan cara meluruskannya untuk mengeluarkan sisa uap yang tertinggal di dalam. Kendurkan mur, lepaskan baut-bautnya, putar tutupnya dan angkat. 9. Setelah selesai menggunakan sterilisator, buanglah air yang tersisa di dalamnya dan keringkan baik-baik semua bagiannya. b. Direbus dalam air mendidih Lama penyeterilan dihitung sejak air mulai mendidih. Spora tidak dapat mati dengan cara ini. Penambahan bakterisida (fenol 5 %, lisol 2- 3 %) dapat mempersingkat waktu penyeterilan. Beberapa alat kedokteran dapat disterilkan dengan cara ini. c. Tyndalisasi / Pasteurisasi Digunakan pada bahan obat yang tidak tahan pemanasan tinggi dan tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri (emulsi, suspensi) Caranya : Panaskan pada suhu 70o-80o selama 40-60 menit, untuk mematikan mikroba bentuk vegetatifnya Diamkan pada suhu 30o selama 24 jam, untuk membiarkan mikroba bentuk spora berubah menjadi bentuk vegetatif. Ulangi pemanasan selama 3-5 hari berturut-turut. d. Dengan uap air pada suhu 1000C
Alat : Semacam dandang. Alat yang akan
disterilkan harus dimasukkan setelah mendidih dan kelihatan uapnya keluar. Keuntungan : uap air yang mempunyai daya bakterisida lebih besar jika dibanding dengan pemanasan kering karena mudah menembus dinding sel mikroba dan akan menggumpalkan zat putih telurnya. 3. Sterilisasi dengan penambahan zat-zat tertentu Zat-zat yang ditambahkan dapat berfungsi sebagai : 1. Penyuci hama (desinfektan) : Suatu zat anti mikroba yang digunakan untuk berbagai peralatan kedokteran / instrumen / barang / benda dengan tujuan untuk mencegah terjadinya infeksi pada manusia, dapat mematikan mikroba patogen, jadi mencegah infeksi (germisida), mematikan bakteri (bakterisida), mematikan fungi / cendawan / jamur (fungisida). 2. Antiseptika : Suatu zat anti mikroba yang biasa digunakan secara topikal / lokal pada tubuh manusia; dapat mencegah pembiakan bakteri. Bakteriostatika : mencegah pertumbuhan fungi / cendawan / jamur Zat pengawet : mencegah pertumbuhan bakteri dan cendawan dalam makanan atau minuman. 3. Antibiotik : Segolongan zat yang dihasilkan oleh cendawan atau bakteri yang dapat menentang / mematikan cendawan atau bakteri lain. Contoh : 1. Untuk bahan obat, Sterilisasi dapat dilakukan dengan penambahan bakterisida, Fl.ed.III (cara B). Sediaan dibuat dengan melarutkan atau mensuspensikan bahan obat dalam larutan klorokresol P 0,2 % b/v dalam air untuk injeksi, atau dalam larutan bakterisida yang cocok dalam air untuk injeksi. Isikan ke dalam wadah, kemudian ditutup kedap. Jika volume dalam tiap wadah tidak lebih dari 30 ml, panaskan pada suhu 98osampai 100o selama 30 menit. Jika volume dalam tiap wadah lebih dari 30 ml, waktu sterilisasi diperpanjang hingga seluruh isi tiap wadah berada pada suhu 98o sampai 100o selama 30 menit. Cara ini tidak dapat digunakan untuk sterilisasi injeksi dosis tunggal secara intravena, injeksi intratekal / intrasisternal / peridural. 2. Untuk alat-alat Sterilisasi dapat dilakukan menggunakan zat-zat : alkohol-alkohol, kresol, fenol, formaldehida, garam raksa organik / anorganik, amonium kwartener. Caranya : Alat yang disterilkan direndam dalam larutan bakterisida, untuk logam tambahkan zat yang dapat mencegah perkaratan (Natrium nitrat, Natrium borat). Didihkan selama 20 menit bersama dengan Natrium karbonat 1-2 % sefirol 1 % fenol 5 %, lisol 2 %. 3. Untuk ruangan Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara : Disemprot dengan larutan bakterisida kemudian didiamkan beberapa waktu. Udara diisap dan diganti dengan udara yang sudah steril (dilewatkan melalui penyaring udara). Zat yang digunakan : uap formaldehida Campuran 1 bagian etilen oksida dan 9 bagian gas karbondioksida (CO2) , dapat dipanaskan hingga suhu 60o. Jika hanya etilen oksida saja dengan udara akan mudah terbakar atau meledak. 4. Sterilisasi dengan cara penyinaran a. Menurut Fl.ed.IV Sterilisasi dengan radiasi ion Ada 2 jenis radiasi ion yang digunakan yaitu disintegrasi radioaktif dari radioisotop (radiasi gamma) dan radiasi berkas elektron. Pada kedua jenis ini, dosis yang menghasilkan derajat jaminan sterilitas yang diperlukan harus ditetapkan sedemikian rupa hingga dalam rentang satuan dosis minimum dan maksimum, sifat bahan yang disterilkan dapat diterima. Cara ini dilakukan jika bahan yang disterilkan tidak tahan terhadap sterilisasi panas dan khawatir tentang keamanan etilen oksida. Keunggulan sterilisasi ini adalah raktivitas kimia rendah, residu rendah yang dapat diukur serta variabel yang dikendalikan lebih sedikit. b. Dengan sinar ultra violet (u.v) Pada gelombang 200-2600 Ao dapat membunuh mikroba patogen, spora, virus, jamur, ragi, bekerja efektif jika langsung menyinari bahan yang disterilkan. Digunakan untuk mensterilkan ruangan; udara, obat suntik. Pekerja perlu dilindungi dari sinar u.v karena dapat mempengaruhi kulit dan mata. Perlu kaca mata pelindung. c. Dengan sinar gamma Digunakan isotop radio aktif, misalnya cobalt 60 d. Dengan sinar X dan sinar Katoda Sinar X dan elektron-elektron dengan intensitas tinggi mempunyai sifat dapat mematikan mikroba. Yang disterilkan : Penisilin-Na, Stereptomycin sulfat, Hidrolisat protein, Hormon pituitarium 5. Sterilisasi dengan penyaring bakteri steril Menurut Fl edisi IV. Sterilisasi larutan yang labil terhadap panas sering dilakukan dengan penyaringan menggunakan bahan yang dapat menahan mikroba, hingga mikroba yang dikandungnya dapat dipisahkan secara fisika. Perangkat penyaring umumnya terdiri dari suatu matriks berpori bertutup kedap atau dirangkaikan pada wadah yang tidak permeable. Ukuran porositas minimal membran matriks tersebut berkisar 0,2-0,45 µm tergantung pada bakteri apa yang hendak disaring. Penyaring yang tersedia saat ini adalah selulosa asetat, selulosa nitrat, flourokarbonat, polimer akrilik, polikarbonat, poliester, polivinil klorida, vinil nilon, potef dan juga membran logam. Menurut Fl edisi III. (Cara C) Larutan disaring melalui penyaring bakteri steril, diisikan ke dalam wadah steril, kemudian ditutup kedap menurut teknik aseptik. Keuntungan cara ini : 1. Digunakan untuk bahan obat yang tidak tahan pemanasan tetapi larut dalam air. 2. Dapat dilakukan dengan cepat, terutama untuk pembuatan kecil-kecilan. 3. Semua mikroba hidup atau mati dapat disaring dari larutan, virus jumlahnya dikurangi 4. Penyaring dapat bersifat adsorpsi, sebagian besar virus dapat diadsorpsi. Kerugian cara ini : 1. Masih diperlukan zat bakterisida 2. Hanya dapat digunakan untuk pembawa berair, tidak dapat digunakan untuk pembawa minyak 3. Beberapa jenis penyaring dapat mengadsorpsi bahan obat, terutama kalau kadarnya kecil. 4. Beberapa penyaring sukar dicuci : porselin, Keiselguhr 5. Beberapa penyaring bersifat alkalis (Seitz filter) dan penyaring dari asbes melepaskan asbes ke dalam larutan. 6. Filtrat yang diperoleh belum bebas dari virus. 6. Sterilisasi dengan gas Bahan aktif yang digunakan adalah gas etilen oksida yang dinetralkan dengan gas inert, tetapi keburukan gas etilen oksida ini adalah sangat mudah terbakar, bersifat mutagenik, kemungkinan meninggalkan residu toksik di dalam bahan yang disterilkan, terutama yang mengandung ion klorida. Pemilihan untuk menggunakan sterilisasi gas ini sebagai alternatif dari sterilisasi termal, jika bahan yang akan disterilkan tidak tahan terhadap suhu tinggi pada sterilisasi uap atau panas kering. Proses sterilisasinya berlangsung di dalam bejana bertekanan yang didesain seperti pada otoklaf dengan modifikasi tertentu. Salah satu keterbatasan utama dari proses sterilisasi dengan gas etilen oksida adalah terbatasnya kemampuan gas tersebut untuk berdifusi sampai ke daerah yang paling dalam dari produk yang disterilkan. 7. Sterilisasi dengan cara aseptik Teknik Aseptis adalah teknik yang dapat memperkecil kemungkinan terjadi cemaran / kontaminasi dengan mikroba hingga seminimal mungkin dari bahan yang sudah steril. Digunakan untuk bahan obat yang tidak dapat disterilkan dengan cara pemanasan atau dengan cara penyaringan. Proses ini untuk mencegah masuknya mikroba hidup ke dalam komponen steril atau komponen yang melewati proses antara yang mengakibatkan produk setengah jadi atau produk ruahan atau komponennya bebas dari mikroba hidup. Caranya : Bahan obat : memenuhi syarat p.i, tidak disterilkan Zat pembawa : disterilkan tersendiri dahulu Zat pembantu : disterilkan tersendiri Alat-alat : disterilkan dengan cara yang cocok Ruang kerj : bersih, bebas debu, dan bebas angin, disterilkan dengan sinar u.v atau cara lain yang sesuai Bahan obat, zat pembawa, zat pembantu dicampur secara aseptik dalam ruang aseptik hingga terbentuk obat / larutan injeksi dan dimasukkan ke dalam wadah secara aseptik. PEMBUATAN AQUA BEBAS O2 DAN CO2 a. Air Pro Injeksi Aqua bidest dengan pH tertentu, tidak mengandung logam berat (timbal, Besi, Tembaga), juga tidak boleh mengandung ion Ca, Cl, NO3, SO4, amonium, NO2, CO3. Harus steril dan penggunaan diatas 10 ml harus bebas pirogen. Aqua steril Pro Injeksi adalah air untuk injeksi yang disterilisasi dan dikemas dengan cara yang sesuai, tidak mengandung bahan antimikroba atau bahan tambahan lainnya Cara pembuatan : Didihkan air selama 30 menit dihitung dari setelah air mendidih di atas api lalu didinginkan. Cara : Aqua p.i + karbon aktif 0,1% dari volume, dipanaskan 60-70oC selama 15 menit.Tidak boleh menggunakan Aqua DM karena ada zat-zat organik yang tidak bermuatan dapat lolos, ditanggulangi dengan filtrasi karbon adsorben dan filtrasi bakteri. b. Air Pro Injeksi Bebas CO2 CO2 mampu menguraikan garam natrium dari senyawa organic seperti barbiturate dan sulfonamide kembali membentuk asam lemahnya yang mengendap. Cara pembuatan : Mendidihkan air p.i selama 20-30 menit lalu dialiri gas nitrogen sambil didinginkan. c. Air Pro Injeksi bebas O2 Dibuat dengan mendidihkan air p.i selama 20-30 menit dan pada saat pendinginannya dialiri gas nitrogen. Dipakai untuk melarutkan zat aktif yang mudah teroksidasi, seperti apomorfin, klorfeniramin, klorpromazin, ergometrin, ergotamine, metilergotamin, proklorperazin, promazin, promesatin HCl, sulfamidin, turbokurarin. PIROGEN Pirogen merupakan substansi yang mampu menyebabkan demam dan sering mencemari sediaan farmasi. Sampai saat ini, substansi pirogenik yang diketahui paling aktif dan paling sering mencemari sediaan farmasi adalah endoktoksin; selain itu masih banyak substansi pirogenik lainnya seperti bakteri, fungi , DNA–RNA virus dan lain-lain (Suwandi, 1988). Endotoksin merupakan suatu produk mikroorganisme terutama dari bakteri gram negatif yang terdiri atas suatu senyawa kompleks lipopolysaccharida yang pyrogenic, suatu protein dan suatu lipid yang innert. Pada saat ini endoktoksin diketahui merupakan pirogen yang paling, kuat, namun kehadiran pirogen lain dalam suatu sediaan perlu diperhitungkan; karena manusia tidak hanya respon terhadap endoktoksin saja tetapi juga pirogen yang lain. Sifat – sifat pirogen: Thermostabil, sehingga hanya dapat dihilangkan dengan pemanasan pada suhu 650ºC selama 1 menit, 250ºC selama 15 menit atau 180ºC selama 4 jam; Larut dalam air. Sehingga tidak bisa memakai penyaring bakteri; Tidak dipengaruhi oleh bakterisida yang biasa; Tidak menguap, destilasi biasa ada yang ikut bersama percikan air; Berat molekul (BM) antara 15.000 – 4.000.000; dan Ukuran umumnya 1 – 50µm. Secara garis besar, pirogen dikelompokkan menjadi 2 golongan; yaitu pirogen endogen dan pirogen eksogen. Pirogen Endogen yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam tubuh kita sendiri sebagai reaksi kekebalan melawan kuman penyakit yang masuk ke tubuh. Misalnya interleukin-1 (IL-1), interleukin-6 (IL-6), alpha-interferon, dan tumor necrosis factor (TNF). Pirogen Eksogen yaitu faktor eksternal tubuh yang menyebabkan gangguan pada fungsi tubuh manusia. Misalnya bagian dari sel bakteri dan virus. Selain itu, bisa juga berupa zat racun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau virus tertentu. Jika suatu pirogen masuk ke tubuh, maka pirogen menjadi suatu benda asing yang dapat menimbulkan respon imun berupa demam. Demam yaitu suatu keadaan ketika temperatur tubuh di atas batas normal yang dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh bahan – bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan temperatur. Penyebab – penyebab tersebut meliputi penyakit bakteri, tumor otak, dan keadaan lingkungan yang dapat berakhir dengan serangan panas. Sumber-Sumber Pirogen 1.Pada prinsipnya sumber pirogen adalah air destilat yang terlalu terkontaminasi oleh bakteri yang tahan udara yang tumbuh dan menghasilkan endotoksin. Sebagai tambahan, pirogen dapat dibawa ke destilat pada proses destilasi. Sumber lain dari pirogen adalah air yang melekat pada permukaan dalam wadah atau botol labu, yang dipakai dalam penyiapan larutan. Zat terlarut seperti dekstrosa dan NaCl juga dapat dapat mengandung pirogen. 2.Pirogen dapat masuk kedalam sediaan melalui beberapa cara berupa mikroorganisme hidup atau mati. Mungkin sumber potensial terbesar dari berbagai kontaminasi adalah air yang digunakan dalam proses pembuatan. Walaupun destilasi yang tepat akan menyediakan air bebas pirogen, kondisi penyimpanan harus tidak dapat dimasuki oleh mikroorganisme dan pertumbuhannya dicegah. Sumber potensial yang lain dari kontaminasi adalah perlengkapan. Bahan- bahan pirogen melekat kuat pada gelas dan permukaan lain. 3. Kebanyakan sumber utama dari pirogen adalah air yang digunakan untuk membuat larutan. Walaupun air itu sendiri medium kultur yang buruk, kontaminasi dapat terjadi melalui mikroorganisme yang membuat udara dan debu. Seperti yang telah didiskusikan, inilah alasan satu-satunya digunakan dalam sediaan adalah air untuk injeksi. Jika destilasi digunakan untuk menyiapkan air untuk injeksi, masih perlu dirancang dan digunakan dengan lebih baik. Pirogen dipindahkan dari air dengan destilasi, pirogen tidak menguap. Pencegahan Terhadap Pirogen Dalam pembuatan sediaan, perlu dilakukan pencegahan agar tidak terdapat pirogen yang terkandung utamanya pada sediaan steril. Berikut adalah cara pencegahan pirogen : 1.Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah pemasukan dan peningkatan pirogen dalam cairan parenteral. Hal paling penting adalah dengan tepat merancang dan pengoperasian penyulingan, dicocokkan untuk mencegah tetesan dari air mendidih kedalam destilat. Destilat harus dikumpulkan dalam wadah yang telah dibilas dengan air destilat segar. Perlakuan untuk menghilagkan tetesan-tetesan air yang terakumulasi yang dapat mengandung pirogen atau untuk menghilangkan bahan pirogenik yang dapat mengering dan melekat pada bagian dalam permukaan wadah. 2. Jauh lebih baik mencegah pembentukan pirogen daripada mengusahakan pemindahan atau penghancurannya. Namun, pirogen dapat dihilangkan dengan adsorbsi pada penyaring asbestos aktif atau pada arang aktif. Kedua metode ini digunakan, khususnya bila diperkirakan bahwa bahan kimia terkontaminasi dengan pirogen. Metode penyaring asbes aktif terdiri dari sediaan larutan yang dilewatkan melalui penyaring asbes kompresi dari serum seitz no 3 pirogen diabsorbsi pada permukaan dari asbes dan oleh karena itu pirogen dihilangkan dari larutan. Juga telah disebutkan bahwa pirogen dapat dihilangkan dengan filtrasi melewati alat penyaring yang lain. Arang aktif juga menghilangkan pirogen dari larutan dengan absorbsi. Cara menghilangkan pirogen 1. Pirogen dapat dipindahkan dari suatu larutan melalui destilasi dan ini merupakan metode paling tua untuk memperoleh air bebas progen, dasar untuk memperoleh atau memproduksi parenteral volume besar bebas pirogen dalam skala besar. Ultrafiltrasi sampai 100 KD adalah alat yang efektif dari penyaringan endotoksin yang mempunyai BM kira-kira 20 KD tetapi pada kenyataannya ukuran agregat paling kurang 1000 KD. Osmosa balik juga efektif memindahkan partikel samapai 1 nm, meliputi endotoksin. Disisi lain, norit aktif, serat asbes dan polipropilen atau politeffiber atau permukaan, seluruhnya efektif menyerap pirogen, utamanya melalui interaksi hidrofobik. Pirogen atau endotoksin yang diadsorbsi dalam permukaan lebih sulit untuk di pindahkan. Permukaan elestomerik seperti pada segel dan penutup tidak dapat dipanaskan. Pirogen disini disyaratkan untuk dipindahkan melalui pembilasan dengan air pirogenik. Banyak permukaan logam atau gelas dapat diolah secara kimia, kebanyakan bahan pengoksidasi seperti peroxid atau permanganat menjadi efektif. Sterilisasi panas kering tidak efektif, tekanan pada 20 psig disyaratkan selama paling kurang 5 jam untuk menghancurkan kebanyakan endotoksin. Metode depirogenisasi ini di pilih untuk permukaan adalah panas kering pada suhu sekitar 160-250oC paling kurang 30 menit kondisi yang baik yang telah diset. Pengolah ini mengasumsikan bahwa peralatan pada bagian permukaan dapat dipanaskan, dan tentu saja sangat sedikit produk yang dapat diolah dengan cara ini. Wadah gelas, setelah pencucian dengan air untuk injeksi, dikeringkan dan dipanaskan di bawah kondisi aliran laminar pada oven berkesinambungan suhu 250oC atau lebih tinggi. Kondisi ini meliputi kombinasi pengeringan, oksidasi dan pembakaran untuk menghancurkan bahan pirogen. 2. Pirogen dipindahkan dari air dengan destilasi, pirogen tidak menguap. Destilasi bebas pirogen dikumpulkan dalam wadah steril dan bebas pirogen. Air untuk injeksi, ketika dikumpulkan dalam wadah bebas pirogen dan steril, harus digunakan kurang dari 24 jam untuk sediaan produk parenteral yang disterilkan pada periode ini. Jika air untuk injeksi disimpan untuk waktu lebih panjang, air untuk injeksi dapat disimpan dalam wadah bebas pirogen dan steril pada suhu 5-80oC suhu dimana mikroorganisme tidak akan tumbuh, kemungkinan menghilangkan pirogen. Pirogen dapat dihilangkan dari wadah logam dan gelas melalui panas kering. Ketika metode tidak praktis untuk ukuran wadah atau bukan metode pilihan untuk alat-alat pada panas kering, pirogen dapat dihilangkan melalui pembilasan wadah dengan baik dengan air untuk injeksi bebas pirogen, pirogen larut air, dipindahkan melalui pembilasan yang diulang. 3. Pirogen dapat dihancurkan melalui pemanasan pada temperatur tinggi. Prosedur yang direkombinasikan untuk depirogenasi gelas dan peralatan adalah pemanasan pada suhu 250oC selama 45 menit. Telah dilaporkan bahwa 650oC selama 1 menit atau selama 4 jam diharapkan dapat menghancurkan pirogen. Hal itu dipastikan bahwa pencucian yang teliti dengan deterjen akan menjadikan wadah gelas bebas pirogen jika dilindungi selama proses produksi dan penyimpanan dari kontaminasi pirogen berat. Putaran autoklaf biasa tidak bisa melakukan hal ini. Pemanasan dengan alkali kuat dan atau larutan oksidasi akan menghancurkan pirogen. Suatu metode yang digunakan untuk memindahkan pirogen dari larutan adalah adsobsi dalam bahan adsortif. Namun, karena fenomena adsorbsi juga dapat menyebabkan pemindahan selektif dari bahan kimia dari larutan dan filtrat dapat dikontaminasi dengan bahan, metode ini dibatasi penggunaannya. TERIMA KASIH
Maaf, saya tidak bisa memberikan jawaban untuk soal-soal tersebut karena melanggar aturan hak cipta. Saya hanya bisa membantu menjelaskan konsep-konsep terkait CPOB dan manajemen mutu secara umum