Anda di halaman 1dari 7

A.

Cara - Cara Sterilisasi


1. Dengan pemanasan secara kering.
2. Dengan pemanasan secara basah.
3. Dengan penambahan zat-zat tertentu.
4. Dengan cara penyinaran.
5. Dengan memakai penyaring bakteri steril.
6. Dengan cara aseptic

Pemilihan cara sterilisasi harus mempertimbangkan beberapa hal seperti


berikut:
o Stabilitas : sifat kimia, sifat fisika, khasiat, serat, struktur bahan obat tidak
bolehmengalami perubahan setelah proses sterilisasi.
o Efektivitas : cara sterilisasi yang dipilih akan memberikan hasil maksimal
dengan proses yang sederhana, cepat dan biaya murah.
o Waktu : lamanya penyeterilan ditentukan oleh bentuk zat, jenis zat, sifat zat
dan kecepatan tercapainya suhu penyeterilan yangmerata.

Dengan pemanasan secara kering


Ciri-ciri pemanasan kering :
 Yang dipanaskan adalah udara kering
 Proses pembunuhan mikroba berdasarkan oksidasi 02 udara
 Suhu yang digunakan lebih tinggi, kira-kira 150°. Satu gram udara pada Suhu
100°, jika didinginkan menjadi 99° hanya membebaskan 0,237 kalori.
 Waktu yang diperlukan lebih lama, antara 1 jam sampai 2 jam, kecuali
pemijaran.
 Digunakan untuk sterilisasi bahan obat / alat yang tahan pemanasan
tinggi.

Contoh :
1.Sterilisasi panas kering menurui Fl.ed. IV,
sterilisasi cara ini menggunakan suatu siklus Oven modern yang
dilengkapi udara yang dipanaskan dan disaring. Rentang suhu khasyang
dapat diterima di dalam bejana sterilisasi kosong adalah lebih kurang
15' ,jika alat sterilisasi beroperasi pada suhu tidak kurang dari 250o
Alat :
Oven yaitu lemari pengering dengan dinding ganda, dilengkapi dengan
termometer dan lubang tempat keluar masuknya udara, dipanaskan dari
bawah dengan gas atau listrik.
Bahan / alat yang dapat disterilkan dengan carakering
Alat-alat dari gelas (gelas kimia, gelas ukur, pipet ukur, erlemeyer, botol-
botol, corong), bahan obat yang tahan panas tinggi (minyak lemak,
Page 1
vaselin).

2.Pemijaran
Memakaiapi gas dengan nyala api tida kberwarna atau api
darilampu Spiritus. Cara ini sangat sederhana cepat dan menjaminsterilitas
bahan / alat yang disterilkan, sayang penggunaannya hanya terbatas untuk
beberapa alat / bahan saja.
Syarat :
Seluruh permukaan alat harus berhubungan langsung dengan api selama
tidak kurang dari 20 detik.
Yang dapat disterilkan :
Benda-benda logam (pinset, penjepit krus), gelas / porselin (sudip, betang
pengaduk, kaca arloji, tabung reaksi, mulut wadah, erlemeyer, botol).
Mortir dan stamper disiram dengan alkohol mutlak kemudian dibakar. Bahan
obat ( ZnO, NaCI,Talk )

Dengan pemanasan secara basah


Ciri -ciri pemanasan basah
 Yang dipanaskan adalah air menjadi uap air.
 Proses pembunuhan mikroba berdasarkan koagulasipenggumpalan zat putih
telur dari mikroba tersebut .
 Waktu yang diperlukan lebih singkat, kira-kira 30 menit.
 Suhu yang diperlukan lebih rendah, maksimal 116° (dalam otoklaf ). Satu gram
uap air 100° jika mengembun menjadi air 100() membebaskan 536 kalori.
 Digunakan pada sediaan injeksi dengan pembawa berair.

Contoh :
1. Sterilisasi uap menurut Fl.edIV.
Sterilisasi cara ini menggunakan suatu siklus autoklaf yang
ditetapkan dalam farmakope untuk media atau pereaksi adalah selama 15
menu pads suhu 1210, kecuali dinyatakan lain.
alat :
Disebut otoklaf, yaitu suatu panci logam yang kuat dengan tutup yang
berat, mempunyai lubang tempat mengeluarkan uap air beserta krannya,
termometer, pengatur tekanan udara, klep pengaman.
Cara bekerja :
Otoklaf dipanaskan, ventilasi dibuka untuk membiarkan udara keluar.
Pengusiran udara pada otoklaf berdinding du a, uap air masuk dari bagian
atas dan udara keluar dari bagian bawah yang dapat ditunjukkan pada
gelembung yang keluar dari ujung pipakaret dalam air.

Page 2
Setelah udara bersih, bahan yang akan disterilkan dimasukkan sebelum
air mendidih, tutup otoklaf dan dikunci, ventilasi ditutup dan suhu serta
tekanan akan naik sesuai dengan yang dikehendaki. Atur klep pengaman
supaya tekanan stabiI.
Setelah sterilisasi selesai, otoklaf dibiarkan dingin hingga tekanannya
sama dengan tekanan atmosfir. Cara sterilisasi ini lebih efektif dibanding
dengan pemanasan basah yang lain, karena suhunya lebih tinggi.
Bahan / alat yang dapal disterilkan :
Alai pembalut, kertas sating, alat gelas ( buret, labu ukur ) dan banyak
obat-obat tertentu.

2. Direbus dalam air mendidih.


Lama penyeterilan dihitung sejak air mulai mendidih. Spora tidak
dapat mati dengan cara ini, penambahan bakterisida (fenol 5 % , lisol 2 - 3
%) dapat mempersingkat waktu penyeterilan. Beberapa alat kedokteran dapat
disterilkan dengan cara ini.

3. Tyndalisasi / Pasteurisasi.
Digunakan pada bahan obat yang tidak tahan pemanasan tinggi dan tidak
dapat disaring dengan penyaring bakteri ( emulsi, suspensi ).
Caranya :
Panaskan pada suhu 70 0 - 80 0 selama 40 – 60 menit, untuk
mematikan mikroba bentuk vegetatifnya. Diamkan pada suhu 30° selama 24
jam , untuk membiarkan mikroba bentuk spora berubah menjadi bentuk
vegetatif. Ulangi pemanasan selama 3 - 5 hari berturut-turut.

4. Dengan uap air pada suhu 100° .


Alat : Semacam dandang. Alat yang akan disterilkan harus
dimasukkan setelah mendidih dan kelihatan uapnya keluar. Keuntungan : uap
air yang mempunyai daya bakterisida lebih besar jika dibanding dengan
pernanasan kering karna mudah menembus dinding sel mikroba clan akan
menggumpalkan zat putih telumya.

Dengan penambahan zat-zat tertentu.


Zat-zat yang ditambahkan dapat berfungsi sebagai
1. Pencuci hama(desinfektan) :
Suatu zat anti mikroba yang digunakan untuk berbagai
peralatan kedokteran / instrumen / barang / benda dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya infeksi pada manusia; dapat mematikan mikroba
patogen, jadi mencegah infeksi (germisida), mematikan bakteri
(bakterisida), mematikan fungi / cendawan / jamur (fungisida).

Page 3
2. Antiseptika :
Suatu zat anti mikroba yang biasa digunakan secara topikal/ lokal pada
tubuh manusia ; dapat mencegah pe mbiakan bakteri.
Bakteriostatika : mencegah pertumbuhan fungi / cendawan / jamur.
Zatpengawet :mencegah pertumbuhan bakteri dan cendawan dalam makanan
atau minuman.

3. Antibiotik:
Segolongan zat yang dihasilkan oleh cendawan atau bakteri yang dapat
menentang / mematikan cendawan atau bakteri lain.
Contoh :
a) Untuk bahan obat sterilisasi dapat dilakukan dengan :
Penambahan bakterisida, Fl.ed.III (cara B).
Sediaan dibuat dengan melarutkan atau mensuspensikan bahan
obat dalam larutan klorokresol P 0,2 % b/v dalam air untuk injeksi atau
dalam larutan bakterisida yang cocok dalam air untuk injeksi. Isikan ke
dalam wadah, kemudian ditutup kedap. Jika volume dalam tiap wadah
tidak lebih dari 30 ml. Panaskan pada suhu 98 0 sampai 100 0 selama 30
menit. Jika volume dalam tiap wadah lebih dari 30 ml, waktu sterilisasi
diperpanjang hingga seluruh isi tiap wadah berada pada suhu 98 0 sampai
100 selama 30 menit. Cara ini tidak dapat digunakan untuk sterilisasi
injeksi dosis tunggal secara intravena, injeksi intratekal / intrasisternal /
peridural .

b) Untuk alat-alat sterilisasi dapat dilakukan dengan :


Zat yang dipakai : alkohol-alkohol, kresol, feno l. formaldehida,
garam raksa organik / anorganik, amonium kwartener.
Caranya :
Alat yang disterilkan direndam dalam larutan bakterisida, untuk logam
tambahkan zat yang dapat mencegah perkaratan (Natrium nitrat, Natrium
borat). Didihkan selama 20 menit bersama dengan Natrium karbonat I
— 2 %, sefirol I %, fenol 5 %, losol 2 %.

c) Untuk Ruangan sterilisasi dapat dilakukan dengan cara :


Disemprot dengan larutan bakterisida kemudian didiamkan beberapa
waktu. Udara diisap dan diganti dengan udara yang sudah steril (dilewatkan
melalui penyaring udara).
Zat yang digunakan
- uap farmaldehida

Page 4
- Campuran I bagian etilen oksida dan 9 bagian
gaskarbondioksida (CO 2 )dan dapat dipanaskan hingga suhu 60o.
Jika hanya etilen oksida saja dengan udara akanmudah terbakar atau
meledak.

Dengan cara penyinaran


Menurut FI. ed. IV Sterilisasi dengan radiasi ion
Ada 2 jenis radiasi ion yang digunakan yaitu disintegrasi radfioaktif dari
radioisotop ( radiasi gamma ) dan radiasi berkas elektron Pada kedua jenis
ini , dosis yang menghasilkan derajat jaminan sterilitas yang diperlukan
harus ditetapkan sedemikianrupa hingga dalam rentang satuan dosis
minimum dan maksimum, sifat bahan yang disterilkan dapat diterima.
Walaupun berdasarkan pengalaman dipilih dosis 2,5 megarad
(Mrad) radiasi yang diserap, tetapi dalam beberapa hal, dinginkan dan dapat
diterima penggunnan dosis yang lebih rendah untuk peralatan, bahan obat dan
bentuk sediaan akhir.
Untuk mengukur serapan radiasi dapat menggunakan al at
Desimeter kimia.
Cara ini dilakukan jika bahan yang disterilkan tidak bahan
terhadap sterilisasi panas dan khawatir tentang keamanan etilen oksida.
Keunggulan sterilisasi ini adalah reaktivitas kimia rendah, residu rendah yang
dapat diukur serta variabel yang dikendalikan lebih sedikit.

1. Dengan sinar ultra violet ( u. v )


Pada gelombang 200 - 2600 A° dapat membunuh mikroba patogen,
spora, virus, jamur, ragi, bekerja efektif jika langsun g, menyinari bahan
yang disterilkan. Digunakan untuk mensterilkan ruangan, udara, obat
suntik.
Pekerja perlu dilindungi dari sinar u.v karena dapat
mempengaruhi kulit dan mata. Perlu kaca mata pelindung.

2. D e n g a n s i n a r g a m m a .
Digunakan isotop radio aktif, misalnya Cobalt 60.

3. Dengan sinar X dan sinar Katoda.


Sinar X dan elektron-elektron dengan intensitas tinggi
mempunyai sifat dapat mematikan mikroba.Yang disterilkan : Penicillin-Na,
Streptomycin sulfas, Hidrolisot protein, Hormon pituitarium, insulin,
vaksin influensa, vaksin cocar.

Dengan mernakaipenyaring bakteri steril

Page 5
Larutan disaring melalui penyaring bakteri steril, diisikan ke dalam wadah
steril, kemudian ditutup kedap menurut teknik aseptic.Keuntungan cara ini :
 Digunakan untuk bahan obat yang tidak tahan pemanasan tetapi larut dalam
air.
 Dapat dilakukan dengan cepat, terutama untuk pembuatan kecil-kecilan.
 Semua mikroba hidup atau mati dapat disaring dari larutan, virus jumlahnya
dikurangi.
 Penyaring dapat bersifat adsorpsi, sebagian besar virus dapat diadsorpsi

Kerugian cara ini :


 Masih diperlukan zat bakterisida.
 Hanyadapat digunakan untuk pembawa berair, tidak dapat digunakan untuk
pembawa minyak.
 Beberapa jenis penyaring dapat mengadsorpsi bahan obat, terutama kalau
kadarnya kecil.
 Beberapa penyaring sukar dicuci : porselin, Keiselguhr.
 Beberapa penyaring bersifat alkalis (Seitz filter) dan penyaring dari
asbes melepaskan asbes ke dalam larutan.
 Filtrat yang diperoleh belum bebas dari virus.

Cara-cara menyaring :
Ada 2 cara untuk menyaring , yaitu
1. Dengan tekanan positif : larutan dalam penyaring ditekan dengan tekanan
yang lebih besar dari udara luar.
2. Dengan tekanan negatif : larutan dalam penyaring diisap (penampung di
vakumkan).Udara yang dipakai untuk itu harus udara bersih, biasanya
digunakan gas nitrogen (N 2 ) yang dialirkan melalui kapas berlemak
dalam tabung gelas atau platina yang dipanaskan.

Pembersihan penyaring bakteri :


1. Dengan menyedot air bersih berlawanan dengan cara penyaringan
atau larutan HCI panas lalu dibilas.
2. Memasak dalam larutan Na-karbonat 2 % lalu dibilas (protein akan
hancur , karena pH 8,5)
3. Penyaring bakteri disterilkan dengan cara pemanasan kering, pemijaran, otoklaf
atau secara kimiawi.

Dengan cara aseptik


Cara sterilisasi dengan menggunakan teknik yang dapat
memperkecil kemungkinan terjadi cemaran/ kontaminasi dengan mikroba
hingga seminimal mungkin.

Page 6
Digunakan untuk bahan obat yang tidak dapat disterilkan dengan cara
pernanasan atau dengan cara penyaringan.
Caranya :
Bahan obat : memenuhi syaratp.i, tidak disterilkan.
Zat pembawa : disterilkan tersendiri dahulu.
Zat pembantu : disterilkan tersendiri.
Alat-alat : disterilkan dengan cara yang cocok.
Ruang kerja : bersih, bebas debu, dan angin, disterilkan dengan sinar u.v
atau cara lain yang sesuai.
Kemudian bahan obat, zat pembawa, zat pembantu disimpan secara
aseptic dalam ruang aseptic hingga terbentuk obat / larutan injeksi dan
dimasukkan ke dalam wadah secara aseptic.

Page 7

Anda mungkin juga menyukai