Anda di halaman 1dari 20

STERILISASI ALAT DAN

BAHAN
Disusun oleh:
Lia Palantia NPM 1904300047
Steril adalah suatu keadaan dimana
suatu zat bebas dari mikroba hidup,
baik yang patogen (menimbulkan
penyakit) maupun apatogen / non
patogen (tidak menimbulkan penyakit),
baik dalam bentuk vegetatif (siap
untuk berkembang biak) maupun dalam
bentuk spora (dalam keadaan statis,
tidak dapat berkembang biak, tetapi
melindungi diri dengan lapisan
pelindung yang kuat)
Tujuan Suatu Obat
Dibuat Steril
• obat dibuat steril karena berhubungan
langsung dengan darah atau cairan tubuh
dan jaringan tubuh yang lain dimana
pertahanan terhadap zat asing tidak
selengkap yang berada di saluran cerna /
gastrointestinal, misalnya hati yang dapat
berfungsi untuk menetralisir / menawarkan
racun (detoksikasi = detoksifikasi)
Sediaan farmasi yang perlu
disterilkan adalah obat suntik
/ injeksi, tablet implant,
tablet hipodermik dan sediaan
untuk mata seperti tetes
mata / Guttae Ophth., cuci
mata / Collyrium dan salep
mata / Oculenta.
Pemilihan cara sterilisasi harus mempertimbangkan beberapa hal
seperti berikut :
1.Stabilitas:
Sifat kimia, sifat fisika, khasiat, serat, dan struktur bahan obat
tidak boleh mengalami perubahan setelah proses sterilisasi.

2. Efektivitas:
Cara sterilisasi yang dipilih akan memberikan hasil maksimal dengan
proses yang sederhana, cepat dan biaya murah.

3. Waktu:
Lamanya sterilisasi ditentukan oleh bentuk, jenis, dan sifat zat
serta kecepatan tercapainya suhu sterilisasi yang merata.
DENGAN PEMANASAN SECARA KERING
Ciri-ciri pemanasan kering :
1. Yang dipanaskan adalah udara kering.
2. Proses pembunuhan mikroba berdasarkan oksidasi O2 udara.
3. Suhu yang digunakan lebih tinggi, kira-kira 150°C. 1 g udara pada suhu 100°C, jika
didinginkan menjadi 99°C hanya membebaskan 0,237 kalori.
4. Waktu yang diperlukan lebih lama, antara 1 sampai 2jam, kecuali pemijaran.
5. Digunakan untuk sterilisasi bahan obat atau alat yang tahan pemanasan tinggi

Contoh:
6. Pemanasan secara kering menurut Fl III (cara D)
Sediaan yang akan disterilkan dimasukkan ke dalam wadah, kemudian ditutup—
kedap, atau ditutup sementara untuk mencegah pencemaran. Jika volume dalam
tiap wadah tidak lebih dan 30 ml, panaskan pada suhu 150°C selama 1 jam. Jika
volume dalam tiap wadah lebih dan 30 ml, waktu sterilisasi diperpanjang hingga
seluruh isi tiap wadah berada pada suhu 150°C selama 1 jam. Wadah yang tertutup
sementara kemudian ditutup—kedap menurut cara aseptik.

 Alat: oven, yaitu lemari pengering dengan dinding ganda, dilengkapi dengan
termometer dan lubang tempat keluar masuknya udara, dipanaskan dari bawah
dengan gas atau listrik.
 Bahan/alat yang dapat disterilkan: Alat-alat dan gelas (gelas kimia, gelas ukur,
pipet ukur, erlenmeyer, botol, corong), bahan yang tahan pemanasan tinggi
(minyak lemak, vaselin).
2. Sterilisasi panas kering menurut Fl IV
• Sterilisasi cara ini menggunakan suatu sikius oven modern yang dilengkapi dengan
udara yang dipanaskan dan disaring. Rentang suhu spesifik yang dapat diterima di
dalam bejana sterilisasi kosong adalah sekitar 15°C, jika alat sterilisasi beroperasi
pada suhu tidak kurang dan 250°C.

3. Pemijaran
• Pemijaran dilakukan dengan memakai api gas dengan nyala api tidak berwarna atau api
dari lampu spiritus. Cara ini sangat sederhana, cepat dan menjamin sterilitas bahan
atau alat yang disterilkan, tetapi penggunaannyi terbatas hanya untuk beberapa alat
atau bahan saja.
• Syarat: Seluruh permukaan alat harus langsung terkena api selama tidak kurang dan
20 detik.
• Yang dapat disterilkan: Benda-benda logam (pinset, penjepit krus), gelas/porselin
(sudip, batang pengaduk, kaca arloji, tabung reaksi, mulut wadah, erlemeyer, botol).
Mortir dan stamper disiram dengan alkohol mutlak kemudian dibakar.
Bahan obat antara lain ZnO, NaCl, talk.
DENGAN PEMANASAN SECARA BASAH

Ciri-ciri pemanasan basah:


1. Yang dipanaskan adalah air menjadi uap air.

2. Proses pemusnahan mikroba berdasarkan koagulasi atau


penggumpalan zat putih telur dari mikroba tersebut.

3. Waktu yang diperlukan lebih singkat, kira-kira 30 menit.

4. Suhu yang diperlukan lebih rendah, maksimal 116°C (dalam


autoklaf).
• 1 g uap air 100°C jika mengembun menjadi air bersuhu 100°C
akan membebaskan 536 kalori.

5. Digunakan untuk sediaan injeksi dengan pembawa berair.


Contoh :
1. Pemanasan secara basah dalam otoklaf menurut Fl III (cara A)
• Sediaan yang akan disterilkan diisikan ke dalam wadah yang cocok,
kemudian ditutup—kedap. Jika volume tiap wadah tidak lebih dan 100 ml,
sterilisasj dilakukan dengan uap air jenuh pada suhu 115°C sampai 116°C
selama 30 menit. Jika volume tiap wadah lebih dan 100 ml, waktu
sterilisasi diperpanjang hingga seluruh isi tiap wadah berada pada suhu
115°C sampai 116°C selama 30 menit.
• Alat: Disebut autoklaf, yaitu suatu panci logam kuat dengan tutup yang
berat, mempunyai lubang tempat mengeluarkan uap air beserta krannya,
termometer, pengatur tekanan udara, dan klep pengaman.

• Cara kerja: autoklaf dipanaskan, ventilasi dibuka untuk membiarkan


udara keluar. Pengusiran udara pada autoklaf berdinding dua, uap air
masuk dari bagian atas dan udara keluar dari bagian bawah yang dapat
ditunjukkan pada gelembung yang keluar dari ujung pipa karet dalam air.
Setelah udara bersih, bahan yang akan disterilkan dimasukkan sebelum
air mendidih, tutup dan kunci autoklaf, ventilasi ditutup dan suhu serta
tekanan akan naik sesuai dengan yang dikehendaki. Atur klep pengaman
supaya tekanan stabil. Setelah sterilisasi selesai, otoklaf dibiarkan dingin
hingga tekanannya sama dengan tekanan atmosfer. Cara sterilisasi ini
lebih efektif dibandingkan pemanasan basah lainnya, karena suhunya lebih
tinggi.
• Bahan/alat yang dapat disterilkan: Alat pembalut, kertas saring, alat
gelas (buret, labu ukur) dan obat-obat tertentu.
2. Sterilisasi uap menurut Fl IV
• Sterilisasi cara ini menggunakan suatu siklus autoklaf yang
ditetapkan dalam farmakope untuk media atau pereaksi adalah
selama 15 menit pada suhu 121°C, kecuali dinyatakan lain.

3. Dimasukkan ke dalam air mendidih


Lama sterilisasi dihitung sejak air mulai mendidih. Spora tidak
dapat mati dengan cara ini, penambahan baterisida (fenol5%, lisol 2
—3%) dapat mempersingkat waktu sterilisasi. Beberapa alat
kedokteran dapat disterilkan dengan cara ini.

4. Tyndalisasi/Pasteurisasi
Digunakan pada bahan obat yang tidak tahan pemanasan tinggi dan
tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri (emulsi, suspensi).
 Cara:
Panaskan pada suhu 70°—80°C selama 40—60 menit untuk
mematikan bentuk vegetatif mikroba. Diamkan pada suhu 30°C
selama 24 jam untuk membiarkan bentuk spora mikroba berubah
menjadi bentuk vegetatif. Ulangi pemanasan selama 3—5 hari
berturut-turut.

5. Dengan uap air pada suhu 100°C


• Alat: Semacam dandang. Alat yang akan disterilkan harus
dimasukkan setelah mendidih dan uapnya kelihatan keluar.
• Keuntungan: Uap air mempunyai daya bakterisida lebih besar jika
dibandingkan dengan pemanasan kering karena mudah menembus
dinding sel mikroba dan akan menggumpalkan zat putih telurnya.
DENGAN PENAMBAHAN ZAT-ZAT TERTENTU

Zat-zat yang ditambahkan dapat berfungsi sebagai:


1. Penyuci hama (desinfektan) :
 Suatu zat antimikroba yang digunakan pada berbagai alat kedokteran
instrumen atau barang untuk mencegah terjadinya infeksi pada manusia.
Zat ini dapat mematikan mikroba patogen sehingga mencegah infeksi
(germisida), mematikan bakteri (bakterisida), dan mematikan
fungi/cendawan /jamur (fungisida).

2. Antiseptik :
 Suatu zat antimikroba yang biasa digunakan secara topikal atau lokal pada
tubuh manusia yang dapat mencegah pembiakan bakteri.
• Bakteriostatik: mencegah pertumbuhan fungi/cendawan/jamur
• Pengawet: mencegah pertumbuhan bakteri dan cendawan dalam makanan
atau minuman.

3. Antibiotik :
 Segolongan zat yang dihasilkan oleh cendawan atau bakteri yang dapat
menentang atau mematikan cendawan atau bakteri lain.
1. Untuk bahan obat,
 Sterilisasi dapat dilakukan dengan penambahan
bakterisida, Fl III (cara B) :
 Sediaan dibuat dengan melarutkan atau mensuspensikan
bahan obat dalam larutan klorokresol P 0,2% b/v dalam
air untuk injeksi atau dalam larutan bakterisida yang
cocok dalam air untuk injeksi. Isikan ke dalam wadah,
kemudian ditutup—kedap. Jika volume dalam tiap wadah
tidak lebih dari 30 ml, panaskan pada suhu 98°—100°C
selama 30 menit. Jika volume dalam tiap wadah lebih dari
30 ml, waktu sterilisasi diperpanjang hingga seluruh isi
tiap wadah berada pada suhu 98°—100°C selama 30
menit. Cara ini tidak dapat digunakan untuk sterilisasi
injeksi dosis tunggal secara intravena, injeksi intratekal,
intrasisternal atau peridural.
2. Untuk alat-alat
 Sterilisasi dapat dilakukan dengan menggunakan alkohol, kresol,
fenol, formaldehida, garam raksa organik/anorganik, amonium
kuarterner, dengn cara berikut :
 Alat yang disterilkan direndam dalam larutan bakterisida;
untuk logam, tambahkan zat yang dapat mencegah perkaratan
(natrium nitrat, natrium borat). Didihkan selama 20 menit
bersama natrium karbonat 1—2%, sefirol 1%, fenol 5%, lisol
2%.

3. Untuk ruangan
 Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara disemprot dengan
larutan bakterisida kemudian didiamkan beberapa waktu.
Udara diisap dan diganti dengan udara yang sudah steril
(dilewatkan melalui penyaring udara).
 Zat yang digunakan, yaitu :
• Uap formaldehida, dan
• Campuran 1 bagian etilen oksida dan 9 bagian gas karbon
dioksida (C02) dan dapat dipanaskan hingga suhu 60°C.Jika
hanya etilen oksida saja, dengan udara akan mudah terbakar
atau meledak.
DENGAN CARA PENYINARAN
1. Sterilisasi dengan radiasi ion (Fl IV)
• Ada dua jenis radiasi ion yang digunakan, yaitu disintegrasi
radioaktif dan radioisotop (radiasi gamma) radiasi berkas
elektron. Pada kedua jenis radiasi ini, dosis yang menghasilkan
derajat jaminan sterilitas yang diperlukan harus ditetapkan
sedemikian rupa sehingga rentang satuan dosis minimum dan
maksimum, sifat bahan yang disterilkan dapat diterima.
Walaupun berdasarkan pengalaman dipilih dosis 2,5 megarad
(Mrad) radiasi yang diserap, tetapi dalam beberapa hal,
penggunaan dosis yang lebih rendah untuk peralatan, bahan obat,
dan bentuk sediaan akhir diinginkan dan dapat diterima.
• Untuk mengukur serapan radiasi dapat digunakan alat dosimeter
kimia. Cara ini dilakukan jika bahan yang disterilkan tidak tahan
terhadap sterilisasi panas dan khawatir terhadap keamanan
etilen oksida. Keunggulan sterilisasi ini adalah reaktivitas kimia
dan residu yang rendah dapat diukur serta variabel yang
dikendalikan lebih sedikit.
2. Sterilisasi dengan sinar ultraviolet (UV)
• Gelombang 200-2600 A dapat membunuh mikroba
patogen, spora, virus, jamur, dan ragi; dapat bekerja
efektif jika langsung menyinari bahan yang disterilkan.
Digunakan untuk mensterilkan ruangan, udara, dan obat
suntik. Pekerja perlu dilindungi dari sinar UV karena
dapat mempengaruhi kulit dan mata sehingga perlu
menggunakan kaca mata pelindung.

3. dengan sinar gamma


• digunakan isotop radioaktif, misalnya cobalt 60.

4. dengan sinar X dan sinar katoda


• Sinar X dan elektron-elektron yang memiliki intensitas
tinggi dapat mematikan mikroba.
• Yang dapat disterilkan dengan cara ini antara lain :
penisillin-Na, streptomisin sulfat, hidrolisat protein,
hormon pituitari, insulin, vaksin influenza, dan vaksin
cacar.
DENGAN PENYARING BAKTERI STERIL

(Cara C, Fl III dan Sterilisasi dengan penyaring, Fl IV) :


• Larutan disaring melalui penyaring bakteri steril, diisikan clalam wadah
steril, kemudian ditutup kedap menurut teknik aseptik.

Keuntungan cara ini :


1. Digunakan untuk bahan obat yang tidak tahan pemanasan tetapi larut
dalam air.
2. Dapat dilakukan dengan cepat, terutama untuk pembuatan skala kecil.
3. Semua mikroba hidup atau mati dapat disaring dari larutan, jumlah
virus dapat dikurangi.
4. Penyaring dapat bersifat adsorpsi sehingga sebagian besar virus dapat
diadsorpsi.

Kerugian cara ini :


1. Masih diperlukan zat bakterisida.
2. Hanya dapat digunakan untuk pembawa berair, tidak dapat digunakan
untuk pembawa minyak.
3. Beberapa jenis penyaring dapat mengadsorpsi bahan obat terutamajika
kadarnya kecil.
4. Beberapa penyaring sukar dicuci misalnya porselin dan kieselguhr.
5. Beberapa penyaring bersifat alkalis dan penyaring dari asbes
melepaskan asbes ke dalam larutaii
6. Filtrat yang diperoleh belum bebas virus.
• Cara menyaring :
1. Dengan tekanan positif : larutan dalam penyaring
ditekan dengan tekanan yang lebih besar dari udara
luar.
2. Dengan tekanan negatif : larutan dalam penyaring diisap
(penampung divakumkan).
 Udara yang dipakai untuk menyaring harus bersih,
biasanya digunakan gas nitrogen (N2) yang dialirkan
melalui kapas berlemak dalam tabung gelas atau platina
yang dipanaskan.

• Pembersihan penyaring bakteri :


1. Dengan menyedot air bersih secara berlawanan dengan
cara penyaringan atau dengan larutan HC1 panas lalu
dibilas.
2. Dimasak dalam larutan Na-karbonat 2% lalu dibilas
(protein akan hancur karena pH 8,5).
3. Penyaring bakteri disterilkan dengan cara pemanasan
kering, pemijaran, autoklaf, atau secara kimiawi.
DENGAN CARA ASEPTIK
 Cara sterilisasi dengan menggunakan teknik yang dapat
memperkecil kemungkinan terjadinya pencemaran atau
kontaminasi dengan mikroba hingga seminimal mungkin.
 Digunakan untuk bahan obat yang tidak dapat disterilkan
dengan cara pemanasan atau dengan cara penyaringan.
 Caranya :
• Bahan obat : jika memenuhi syarat p. i (pro injection),
tidak disterilkan.
• Zat pembawa : disterilkan tersendiri dahulu.
• Zat pembantu: disterilkan tersendiri.
• Alat-alat : disterilkan dengan cara yang cocok.
• Ruang kerja : bersih, bebas debu, dan angin, disterilkan
dengan sinar UV atau cara lain yang sesuai.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai