Anda di halaman 1dari 9

1.

Cuci tangan merupakan prosedur paling penting dari pencegahan penyebaran infeksi, dan
harus dilakukan pada saat :

 Sebelum memegang pasien.


 Sebelum melakukan prosedur kepada pasien.
 Setelah terpapar dengan cairan tubuh (misalnya darah, urin, atau feses).
 Setelah menyentuh pasien.
 Setelah menyentuh barang-barang di sekitar pasien.

2. Disinfeksi Tingkat Tinggi dengan Perebusan atau Pengukusan sebaiknya dilakukan


berapa lama dan pada suhu berapa :
100 C pada permukaan laut dan sekurang kurangnya selama 20 menit.

3. Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara yaitu :


 Sterillisasi secara Fisis
-Metode Radiasi
Dalam mikro biologi radiasi gelombang elektromagnetik yang banyak digunakan adalah
radiasi sinar UV, radiasi sinar gamma atau sinar X dan sinar matahari. Sinar matahari
banyak mengandung sinar ultraviolet, sehingga secara langsung dapat dipakai untuk
proses sterilisasi, hal ini telah lama diketahui orang. Sinar ultraviolet bisa diperoleh
dengan menggunakan katoda panas (emisi termis) yaitu ke dalam tabung katoda
bertekanan rendah diisi dengan uap air raksa, panjang gelombang yang dihasilkan dalam
proses ini biasanya dalam orde 2.500 s/d 2.600 Angstrom.
Sterilisasi dengan penyinaran sinar gamma berdaya tinggi dipergunakan untuk objek-
objek yang tertutup plastik (stick untuk swab, jarum suntik). Untuk makanan maupun
obat-obatan tidak boleh menggunakan sinar gamma untuk sterilisasi oleh karena akan
terjadi perubahan struktur kimia pada makanan maupun obat-obatan tersebut.
-Metode pemanasan dengan uap air dan pengaruh tekanan (auto clave)
Benda yang akan disuci hamakan diletakkan di atas lempengan saringan dan tidak
langsung mengenai air di bawahnya. Pemanasan dilakukan hingga air mendidih
(diperkirakan pada T 100°C), pada tekanan 15 lb T mencapai 121°C. Organisme yang
tidak berspora dapat dimatikan dalam tempo 10 menit saja. Banyak jenis spora hanya
dapat mati dengan pemanasan 100°C selama 30 menit tetapi ada beberapa jenis spora
dapat bertahan pada temperatur ini selama beberapa jam. Spora-spora yang dapat
bertahan selama 10 jam pada T 100°C dapat dimatikan hanya dalam waktu 30 menit
apabila air yang mendidih ini ditambah dengan Na2CO3.
-Metode pemanasan secara kering.
Pemanasan kering ini kurang efektif apabila temperatur kurang tinggi. Untuk mencapai
efektivitas diperlukan pemanasan mencapai T antara 160°C s/d 180°C. Pada temperatur
ini akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel hidup dan jaringan; hal ini disebabkan
terjadinya auto oksidasi sehingga bakteri pathogen dapat terbakar. Pada sistem
pemanasan kering terdapat udara; hal mana telah diketahui bahwa udara merupakan
penghantar panas yang buruk sehingga sterilisasi melalui pemanasan kering memerlukan
waktu cukup lama, rata-rata waktu yang diperlukan 45 menit. Pada T 160°C memerlukan
waktu 1 jam, sedangkan pada T 180°C memerlukan waktu 30 menit. Pada metode
pemanasan kering ini secara rutin dipergunakan untuk mensterilisasikan alat-alat pipet,
tabung reaksi, stick swab, jarum operasi, jarum suntik, syringe. Oleh karena temperatur
tinggi sangat mempengaruhi ketajaman jarum atau gunting maka hindarilah tindakan
sterilisasi dengan metode panas kering terhadap jarum dan gunting.
-Metode pemanasan secara intermittent/terputus-putus
John Tyndall (1877) memperoleh dari hasil penelitiannya bahwa pada T didih (100°C)
selama 1 jam tidak dapat membunuh semua mikroorganisme tetapi apabila air dididihkan
berulang-ulang sampai 5x dan setiap air mendidih istirahat berlangsung 1 menit akan
sangat berhasil untuk membunuh kuman. Hal ini dapat dimengerti oleh karena dengan
pemanasan intermittent lingkaran hidup pembentukan spora dapat diputuskan.
-Metode incineration (pembakaran langsung).
Alat-alat platina, khrome yang akan disteril dapat dilakukan melalui pembakaran secara
langsung pada nyala lampu bunzen hingga mencapai inerah padam. Hanya saja dalam
proses pembakaran langsung ini alat-alat tersebut lama kelamaan menjadi rusak.
Keuntungannya: mikroorganisme akan hancur semuanya.
-Metode penyaringan (filtration)
Metode penyaringan berbeda dengan metode pemanasan. Sterilisasi dengan metode
pemanasan dapat membunuh mikroorganisme tetapi mikroorganisme yang mati tetap
berada pada material tersebut, sedangkan sterilisasi dengan metode penyaringan
mikroorganisme tetap hidur hanya dipisahkan dari material. Bahan filter/penyaringan
adalah scjenis porselin yang berpori yang dibuat khusus dari masing-masing pabrik.
Metode filtrasi ini hanya dipakai untuk sterilisasi larutan gula, cairan lain seperti serum
atau sterilisasi hasil produksi mikroorganisme seperti enzym dan exotoxin dan untuk
memisahkan fitrable virus dan bakteria dan organisme lain.
 Sterillisasi secara kimia/chemical.
menggunakan larutan kimia alkohol 96%, atau Sulfurdioksida dan Chlorine. Caranya
materi yang akan disucihamakan dibersihkan dahulu kemudian direndam dalam
larutan kimia tersebut selama 24 jam. Bahan kimia yang baik adalah yang memiliki
kemampuan membunuh mikroba secara cepat dengan dosis yang rendah tanpa
merusak bahan atau alat yang disterilkan.
 Sterillisasi secara Mekanik
Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat
kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan
tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya
larutan enzim dan antibiotik.

4. Yang termasuk dalam tahapan Sterilisasi adalah :


- Pembersihan sebelum sterilisasi.
- Pembungkusan.
- Proses sterilisasi.
- Penyimpanan yang aseptik.

5. Yang termasuk Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia:
 Jenis bahan yang digunakan
 Konsentrasi bahan kimia
 Sifat Kuman
 pH
 Suhu

6. Persyaratan terjadinya sterilisasi uap harus :


Benda yang akan disuci hamakan diletakkan di atas lempengan saringan dan tidak
langsung mengenai air di bawahnya. Pemanasan dilakukan hingga air mendidih
(diperkirakan pada T 100°C), pada tekanan 15 lb T mencapai 121°C. Organisme yang
tidak berspora dapat dimatikan dalam tempo 10 menit saja. Banyak jenis spora hanya
dapat mati dengan pemanasan 100°C selama 30 menit tetapi ada beberapa jenis spora
dapat bertahan pada temperatur ini selama beberapa jam. Spora-spora yang dapat
bertahan selama 10 jam pada T 100°C dapat dimatikan hanya dalam waktu 30 menit
apabila air yang mendidih ini ditambah dengan Na2CO3.

7. Kesalahan dalam mengelola, mengumpulkan dan melabelkan specimen dapat berakibat :

8. Informasi yang tidak diperlukan pada pelabelan tabung spesimen adalah :

9. Tidak adanya semua bentuk kehidupan mikroba termasuk spora, dikenal sebagai :
Sterilisasi
10. Steril adalah :
Sterilisasi adalah proses menghilangkan segala jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah
segala jenis mikroorganisme baik itu protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, dan virus yang
terdapat pada suatu benda.
11. Suatu cara untuk membebaskan sesuatu alat, bahan, media dari mikroorganisme yang
tidak diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang patogen disebut juga :
Sterilisasi
12. Yang perlu diperhatikan dalam steralisasi adalah :
 Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi.
 Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan
menyebutkan jenis peralatan, jumlah, dan tanggal pelaksanaan sterilisasi.
 Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
 Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril selesai.
 Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
 Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka
harus dilakukan steralisasi ulang.

13. Desinfeksi adalah :


Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia
atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam
membunuh mikroorganisme patogen.
14. Tujuan dari dilakukannya sterilisasi dan desinfeksi adalah :

 Menjaga kebersihan, merawat alat kedokteran untuk siap pakai.


 Mencegah suatu peralatan cepat rusak(alat laboratorium, alat masak, alat kedokteran).
 Mencegah adanya infeksi terhadap bakteri berbahaya.
 Menjamin kebersihan alat suastu alat.
 Sebagai jaminan suatu produk sudah steril dan aman digunakan oelh suatu konsumen.
 Mencegah terjadinya infeksi.
 Mencegah makanan menjadi rusak.
 Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industry.
 Mencegah kontaminasi terhadap bahan-bahan yg dipakai dalam melakukan biakan
murni.

15. Yang termasuk dalam Tindakan- tindakan pencegahan infeksi adalah :

 Cuci tangan. Tangan merupakan media yang paling baik bagi kuman untuk berpindah.
Oleh karena itu penting bagi seluruh orang yang berada di rumah sakit untuk mencuci
tangan dengan cara dan waktu yang tepat.

 Menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit. Kebersihan lingkungan rumah sakit


dilakukan dengan cara membersihkan lingkungan rumah sakit dengan menggunakan
cairan pembersih atau disinfektan dengan frekuensi 2-3 kali per hari untuk lantai dan 2
minggu sekali untuk dinding.

 Penggunaan alat dan prosedur. Menggunakan alat atau selang yang menempel pada
tubuh seperti alat bantu napas atau kateter urine, serta melakukan tindakan medis lainnya
sesuai dengan indikasi (tepat guna).

 Penempatan pasien di ruang isolasi. Pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah atau
pasien yang berpotensi untuk menularkan penyakit diharuskan untuk ditempatkan di
ruang isolasi.

 Mengikuti SOP. Bagi staf rumah sakit penting untuk mengikuti SOP setiap melakukan
tindakan seperti menggunakan pelindung standar seperti sarung tangan, masker, atau
perlengkapan lain yang dianjurkan.

16. Yang termasuk dalam persiapan alat untuk pengambilan sampel sputum adalah :
 Tempat sputum yang tertutup
 Botol tempat specimen
 Formulir dan etiket
 Nierbeken/bengkok.
 Kantong plastik atau kotak untuk membawa spesimen kelaboratorium (sesuai
kebijakan RS).
 Handscoen bersih.
 Sikat gigi, tissue, mangkuk/kom muntah, dan masker (kalau perlu).

17. Daerah yang tidak diperbolehkan untuk pengambilan darah adalah :


 Lengan pada sisi mastectomy
 Daerah edema
 Hematoma
 Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
 Daerah bekas luka
 Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
 Daerah intra-vena lines. Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah
menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu.
18. Daerah tempat pengambilan darah vena yang paling mudah adalah pada :
vena mediana cubiti atau cephalica

19. Manfaat dari sterilisasi adalah :


 Untuk menjamin kualitas alat kesehatan, laboratorium dan linen dalam keadaan steril.
 Untuk mencegah pencemaran organisme luar.
 Untuk mempertahankan keadaan aseptis.

20. Pengambilan sampel sputum dapat diambil dengan beberapa cara , yaitu :
Dalam pengambilan sputum untuk bakteri tahan asam (BTA) diperlukan 3 kali
pengambilan sputum yang disebut sputum SPS (Sewaktu pemeriksaan awal hari
pertama/malam jam 23.00, Pagi hari sesaat bangun tidur sebelum makan dan minum, dan
Sewaktu yang kedua saat px mau mengantar sampel sputum ke Laboratorium)

21. Yang termasuk Jenis-Jenis Pemeriksaan Laboratorium adalah :


 Mikrobiologi, untuk mengamati air seni, darah, dahak, peralatan medis, begitupun
jaringan yang mungkin terinfeksi. Spesimen tadi dikultur untuk memeriksa mikroba
patogen.
 Parasitologi, untuk mengamati parasit. Contoh penyakit disentri dan diare yang
disebabkan oleh parasit.
 Hematologi, untuk mengetahui adanya kelainan darah seperti anemia (kurang darah),
adanya infeksi atau kelainan sel darah putih yang lain, alergi dan gangguan pembekuan
darah akibat kelainan jumlah trombosit.
 Kimia klinik, bertujuan mendeteksi awal adanya virus, memperkirakan status imun dan
digunakan dalam pemantauan respon pasca vaksinasi.
 Toksikologi, menguji obat farmasi, obat yang disalahgunakan, dan toksin lain. Untuk
pemeriksaan racun dan keracunan.
 Imunologi, menguji antibodi contohnya penyakit Hepatitis B.
 Serologi, menerima sampel serum untuk mencari bukti penyakit seperti Hepatitis atau
HIV.
 Urinalisis, menguji air seni untuk sejumlah analit.
 Patologi, bedah menguji organ, ekstremitas, tumor, janin, dan jaringan lain yang
dibiopsi pada bedah seperti masektomi payudara.
 Sitologi,menguji usapan sel (seperti dari mulut rahim) untuk membuktikan kanker dan
lain-lain.

22. Yang bukan Teknik pengambilan sampling secara probabilitas adalah :


 Teknik sampling secara rambang sederhana.
Cara paling populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana
adalah dengan undian.
 Teknik sampling secara sistematis (systematic sampling).
Prosedur ini berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor urut)
yang kesekian dari daftar populasi.
 Teknik sampling secara rambang proportional.
Jika populasi terdiri dari subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian diambil dari
setiap subpopulasi. Adapun cara peng-ambilannya dapat dilakukan secara undian maupun
sisematis.
 Teknik sampling secara rambang bertingkat.
Bila subpoplulasi-subpopulasi sifatnya bertingkat, cara pengambilan sampel sama seperti
pada teknik sampling secara proportional.
 Teknik sampling secara kluster (cluster sampling)
Ada kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi yang ingin dijadikan subjek
penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu peneliti hanya
dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang ditentukan secara
bertahap. Teknik pengambilan sample semacam ini disebut cluster sampling atau
multistage sampling.

23. Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu:
 Hemoglobin
 Hematokrit
 Leukosit (White Blood Cell / WBC)
 Trombosit (platelet)
 Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
 Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
 Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
 Darah Arteri
 Platelet Disribution Width (PDW)
 Red Cell Distribution Width (RDW)

24. Untuk pemeriksaan analisa gas darah yang digunakan untuk mendiagnosa dan


mengevaluasi penyakit pernafasan biasanya darah yang diambil adalah darah :
Pengambilan daeah arteri

25. Tujuan pengambilan sampel sputum adalah untuk :


 Untuk mengetahui apakah didalam sputum pasien terdapat kuman Mycobacterium
Tuberculosa
 Untuk menegakkan diagnosis TB Paru dan pemberian OAT.
 BTA : Mengidentifikasi basil tahan asam pada klien yang diduga menderita TBC,
pemeriksaan ini dilakukan 3 hari secara berturut-turut.
 Sitologi : Mengidentifikasi adanya sel-sel ganas pada klien yang dicurigai kanker
paru.
 Kultur dan sensitivitas : Untuk menegakkan diagnosis, menentukan jenis
mikroorganisme, dan menentukan sensitifitas klien terhadap terapi antibiotik.
 Gram Stain : Untuk mengidentifikasi gram negatif atau gram positif.

Anda mungkin juga menyukai