Anda di halaman 1dari 10

Nama : Muhammad Raihan

Nim : P00820721061

Tugas Pertemuan ke 15
Mata Ajar : Keperawatan Dasar
Pengajar : Fitriani Agustina

Ketentuan :
kertas ; A4
Font ; Time New Roman Size 12
Spasi ; 1,5 Spasi
Margin : kiri 4, kanan 3, atas 3,
bawah 3
Batas pengumpulan : 10 Februari
2022 jam 16.00 WIB
1. Dekontaminasi
• Pengertian
Dekontaminasi ialah proses pembersihan suatu benda atau zat untuk
menghilangkan zat pencemar seperti mikroorganisme atau bahan berbahaya,
termasuk bahan kimia, zat radioaktif, dan penyakit berjangkit. (Pengertian)
• Tujuan
Tujuan dekontaminasi adalah untuk mencegah penyebaran mikroorganisme
dan zat pencemar berbahaya lainnya yang dapat mengancam kesehatan
manusia atau hewan, atau merusak lingkungan.(tujuan)
• Teknik / prosedur
Adapun berikut ini adalah prosedur cara dekontaminasi di lingkungan rumah
sakit:
1. Penyimpanan peralatan alat kesehatan (alkes) yang telah disterilkan
harus ditempatkan pada tempat (lemari) khusus atau ruangan khusus
dengan ketentuan sebagai berikut :
 Lemari penyimpanan bersuhu 18° s/d 22°C dan kelembaban 35% s/d
75%, ventilasi menggunakan system tekanan positif dengan efisiensi particular
antara 90% s/d 95% (untuk particular 0,5 mikron).
 Dinding dan ruangan penyimpanan alkes terbuat dari bahan yang halus,
kuat dan mudah dibersihkan.
 Barang yang telah disteril disimpan pada jarak 20 cm s/d 2 4cm
dari bawah/lantai, 40cm dari langit-langit dan 5cm dari dinding serta
diupayakan untuk menghindari terjadinya penempelan debu kemasan.
 Rak tempat penyimpanan yang berada di paling bawah harus berbahan
solid atau tidak berlobang.
2. Disinfektan yang digunakan harus memenuhi kriteria standar yang telah
ditetapkan, tidak merusak peralatan maupun orang. Disinfektan tersebut
harus mempunyai efek sebagai deterjen dan efektif dalam waktu yang
relative singkat, tidak terpengaruh oleh kesadahan air atau keberadaan
sabun dan protein yang mungkin ada.
3. Petugas yang melakukan disenfektasi harus mengikuti petunjuk
penggunaan disinfektan yang berlaku.
4. Petugas sterilisasi harus menggunakan sterilan yang ramah lingkungan.
5. Petugas sterilisasi harus menggunakan alat pelindung diri (APD) dan
menguasai prosedur sterilisasi yang aman.
6. Hasil akhir proses sterilisasi untuk ruang operasi dan ruang isolasi harus
bebas dari mikroorganisme hidup.
7. Kamar/ruang operasi yang habis dipakai harus segera dilakukan
disinfeksi dan disterilisasi sampai aman untuk dipakai pada operasi
berikutny

Hal yang perlu diperhatikan….

Berikut ini adalah beberapa hal atau kondisi yang harus segera dilakukan
tinakan dekontaminasi, yaitu:
Peralatan medik atau peralatan perawatan pasien yang termasuk kategori
kritis, yaitu untuk peralatan yang dimasukkan ke dalam jaringan tubuh,
system vaskuler atau melalui saluran darah haruslah dilakukan proses
dekontaminasi dengan cara sterilisasi sebelum digunakan.
Peralatan yang termasuk dalam kategori semi kritis, yaitu yang menyentuh
selaput lendir seperti peralatan endoskopi, pipa endotracheal di mana
kesemuanya harus deilakukan dekontaminasi dengan cara isinfeksi tingkat
tinggi dahulu sebelum digunakan.
Peralatan yang termasuk kategori non kritis, yaitu peralatan yang menyentuh
kulit seperti stetoskop, mansheet dan lainnya, maka petugas medis harus
melakukan desinfeksi tingkat rendah atau menengah sebelum
menggunakannya.
Sterilisasi untuk alat implant juga harus melalui tahapan uji biologi dan
menunjukkan angka kuman dengan hasil negatif.
Dekontaminasi juga dilakukan untuk semua peralatan yang mengalami
penurunan fungsi sebelum dan setelah sterilisasi, tidak dipergunakan kembali.
Tindakan dekontaminasi baik sterilisasi maupaun disinfeksi terhadap ruang
pelayanan medis dan peralatan medis dilakukan sesuai kebijakan rumah sakit.
Sterilisasi
• Pengertian
Sterilisasi didefinisikan sebagai upaya untuk membunuh mikroorganisme
termasuk dalam bentuk spora. Desinfeksi merupakan proses untuk merusak
organisme yang bersifat patogen, namun tidak dapat mengeliminasi dalam
bentuk spora (Tille, 2017).
Sterilisasi merupakan suatu proses menghancurkan atau memusnahkan semua
mikroorganisme termasuk spora, dari sebuah benda atau lingkungan. Peranan
sterilisasi pada pembuatan makanan yaitu berfungsi untuk menjamin
keamanan terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan memperpanjang
waktu simpan (Purnawijayanti, 2001). Prinsip dasar sterilisasi yaitu
memperpanjang umur simpan bahan pangan dengan cara membunuh
mikroorganisme yang ada di dalamnya.

• Tujuan
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah mematikan, menghambat pertumbuhan
dan menyingkirkan semua mikroorganisme yang ada pada alat dan bahan yang
akan digunakan dalam suatu pekerjaan guna menciptakan suasana aseptis.
Secara umum sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 metode: mekanis, fisis dan
ataupun secara kimia.
• Teknik / prosedur
Sterilisasi dapat dilakukan baik dengan metode fisika maupun kimia (Tille,
2017).
a. Sterilisasi dengan metode fisika dapat dilakukan dengan cara:
1). Pemanasan
A. Pemanasan kering
i. Pemijaran
Metode ini dengan memanaskan alat biasanya berupa ose di atas api bunsen
sampai ujung ose memijar.
ii. Pembakaran
Pembakaran dilakukan untuk alat-alat dari bahan logam atau kaca dengan cara
dilewatkan di atas api bunsen namun tidak sampai memijar. Misalkan:
a) melewatkan mulut tabung yang berisi kultur bakteri di atas api Bunsen;
b) memanaskan kaca objek di atas api busnen sebelum digunakan;
c) memanaskan pinset sebelum digunakan untuk meletakkan disk antibiotic
pada cawan petri yang telah ditanam bakteri untuk pemeriksaan uji kepekaan
antibiotik.
iii. Hot air oven
Sterilisasi dengan metode ini digunakan untuk benda-benda dari kaca/gelas,
petri, tabung Erlenmeyer, tidak boleh bahan yang terbuat dari karet atau
plastic. Oven Suhu 160-1800C selama 1.5-3 jam. Alat-alat tersebut terlebih
dahulu dibungkus menggunakan kertas sebelum dilakukan sterilisasi.
iv. Insinerator
Bahan-bahan infeksius seperti jarum bekas suntikan yang ditampung
dalam safety box biohazard, darah, dilakukan sterilisasi dengan menggunakan
insinerator. Hasil pemanasan dengan suhu 8700-9800 C akan menghasilkan
polutan berupa asap atau debu. Hal ini yang menjadi kelemahan dari sterilisasi
dengan metode insenerasi. Namun, metode ini dapat meyakinkan bahwa bahan
infeksius dapat dieliminasi dengan baik yang tidak dapat dilakukan dengan
metode lainnya.
B. Pemanasan basah
Merupakan pemanasan dengan tekanan tinggi, contohnya adalah dengan
menggunakan autoklav. Sterilisasi dengan metode ini dapat digunakan untuk
sterilisasi biohazard (bakteri limbah hasil praktikum) dan alat-alat yang tahan
terhadap panas (bluetip, mikropipet), pembuatan media, dan sterilisasi cairan.
Pemanasan yang digunakan pada suhu 1210C selama 15 menit (Tille, 2017).
Pemanasan basah dapat menggunakan

i. Autoklaf manual
Metode ini menggunakan ketinggiian air harus tetap tersedia di dalam
autoklaf. Sterilisasi menggunakan autoklaf manual tidak dapat ditinggal dalam
waktu lama. Autoklaf manual setelah suhu mencapai 1210C setelah 15 menit,
jika tidak dimatikan maka suhu akan terus naik, air dapat habis, dan dapat
meledak.
ii. Autoklaf digital/otomatis
Alat ini dapat diatur dengan suhu mencapai 1210C selama 15 menit. Setelah
suhu tercapai, maka suhu akan otomastis turun sampai mencapai 500C dan
tetap stabil pada suhu tersebut. Jika digunakan untuk sterilisasi media, suhu ini
sesuai karena untuk emmbuat media diperlukan suhu 50-700 C.
2). Radiasi
Radiasi ionisasi digunakan untuk mensterilkan alat-alat berupa bahan plastic
seperti kateter, plastic spuit injeksi, atau sarung tangan sebelum digunakan.
Contoh radiasi ionisasi adalah metode pada penggunaan microwave yaitu
dengan menggunakan panjang gelombang pendek dan sinar gamma high
energy.
3). Filtrasi (penyaringan)
Metode ini digunakan untuk sterilisasi bahan-bahan yang sensitive terhadap
panas seperti radioisotope, kimia toksik.

i. Filtarsi berupa cairan dengan menggunakan prinsip melewatkan larutan pada


membran selulosa asetat atau selulosa nitrat.
ii. Filtarsi berupa udara dengan menggunakan high-efficiency particulate
air (HEPA) untuk menyaring organisme dengan ukuran lebih besar dari 0.3
µm dari ruang biology savety cabinet (BSCs)

b. Sterilisasi dengan metode kimiawi

1). Uap formaldehide atau hydrogen peroksida digunakan untuk sterilisasi


filter HEPA pada BSCs.
2). Glutaraldehyde bersifat sporisidal, yaitu membunuh spora bakteri dalam
waktu 3-10 jam pada peralatan medis karena tidak merusak lensa, karet, dan
logam, contohnya adalah alat untuk bronkoskopi.

• Hal yang perlu diperhatikan…..

Lakukan segala tahap tahap sesuai prosedur agar semua yang diterapkan dapat
maksimal.
Desinfeksi tingkat tinggi.

• Pengertian
Desinfeksi Tingkat Tinggi adalah tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri dengan
cara merebus atau kimiawi (UNPK-KR. 2008:22).

• Tujuan

• Teknik / prosedur

• Hal yang perlu diperhatikan…..

Anda mungkin juga menyukai