Anda di halaman 1dari 20

KESEHATAN WANITA SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN

1. Mulai dari konsepsi sampai dengan usia lanjut


2. Perubahan yang terjadi pada setiap tahapan
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
Reproduksi

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok diskusi mata kuliah Kesehatan


Reproduski

Di Susun oleh : Kelompok 4


Unit : II A

1. Wardhatul Humayra (P00820721040)


2. Ellia Maghfirati (P00820721003)
3. Rifqi Asyraf (P00820721029)
4. Rizki Aulia (P00820721032)
5. Sofia Niswah (P00820721038)
6. Nurarsy Tania (P00820721022)

POLTEKKES KEMENKES ACEH


PRODI KEPERAWATAN ACEH UTARA
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kesehatan
Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan. Shalawat serta salam tidak lupa kelompok 1
hanturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Saw. Yang telah membawa kita
dari zaman jahiliyyah menuju zaman islamiyah dari zaman kegelapan menuju ke
zaman terang menerang ini. Karena Beliaulah satu-satunya Nabi pembawa sekaligus
pemberi syafaat kepada seluruh umat kelak di yaumul qiyamah.

Penulis ucapkan rasa terima kasih kepada ibu Ns. Marlina. SST., M.Kes yang
telah memberikan bimbingan yang bermanfaat. Ucapan terimakasih juga penulis
ucapkan kepada mereka yang telah mendukung proses pembuatan makalah ini. Hasil
penulisan makalah ini tidak menutup kemungkinan adanya kekeliruan dalam
penulisan makalah ini, maka penulis mohon kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi. Akhirnya,
penulis berharap agar makalah ini dapat diterima dan bermanfaat sebagaimana
semestinya khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca

Aceh Utara, 31 januari 2023

Kelompok 1

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .....................................................................................1
B. Tujuan penulisan ..................................................................................2
1. Tujuan Umum.................................................................................2
2. Tujuan Khusus................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesehatan wanita sepanjang siklus kehidupan.....................................3
B. Perubahan yang terjadi pada setiap fase...............................................4
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi..................12
D. Pelayanan Kesehatan yang Sesuai di tiap Fase.....................................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................19
B. Saran ....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mengalami berbagai
perubahan, baik pertumbuhan fisik maupun perkembangan kejiwaan dan kehidupan
sosial. Proses pertumbuhan ini terjadi secara bertahap mulai dari konsepsi, bayi, masa
kanak-kanak, remaja, masa reproduksi, sampai usia lanjut. Proses pertumbuhan ini
disebut proses tumbuh kembang. Selama prose tumbuh kembang tersebut
berlangsung, wanita perlu dilakukan pemantauan sepanjang daur kehidupannya
dengan menggunakan pendekatan siklus hidup (life cycle approacb). Pendekatan
siklus hidup berarti memperhatikan kebutuhan khas penanganan sistem reproduksi
dan kesinambungan antar tahap siklus hidup tersebut. Oleh karena itu wanita
mempunyai kebutuhan khusus dibandingkan pria ( wanita mengalami menstrusi,
kahamilan, melahirkan, dan menyusui serta menopouse), maka wanita memerlukan
perawatan yang lebih intensif selama daur kehidupannya (Kumalasari & Iwan, 2012).
Dengan begitu masalah kesehatan reproduksi pada setiap tahap siklus hidup
dapat diperkirakan dan ditangani dengan baik sesuai dengan kebutuhan tahap itu,
sehingga kemungkinan munculnya akibat buruk pada tahap siklus hidup selanjutnya
dapat dicegah. Adapun tahap-tahap dalam siklus kehidupan wanita, yaitu konsepssi,
bayi, anak, remaja, usia subur, usia lanjut. Tahapan pertama dan kedua terutama
terkait dengan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, tahap ketiga terkait dengan
kesehatan reproduksi remaja. Tahap keempat terkait dengan keluarga berencana, dan
tahapan kelima terkait dengan reproduksi usia lanjut. Semua tahapan siklus hidup ini
terkait degngan pencegahan/penangulanagan penyakit menular
seksual(PMS/HIV/AIDS) terutama pada empat tahap pertama (Kumalasari & Iwan,
2012).
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah yaitu,
bagaimaina perkembangan setiap fase pada siklus kesehatan wanita sepanjang
kehidupannya.

B. Tujuan Penulisan

4
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui kesehatan wanita sepanjang siklus
kehidupan
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui kesehatan wanita sepanjang siklus
kehidupan mulai dari konsepsi sampai masa dengan usia lanjut
b. Mahasiwa mengerti tentang perubahan yang terjadi pada setiap fase
c. Mahasiwa mengerti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan wanita
d. Mahasiswa mengerti tentang pelayanan kesehatan di setiap fase

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kesehatan wanita sepanjang siklus kehidupan


1. Pengertian kesehatan wanita sepanjang masa
Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup
kesehatan reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti

5
memperhatikan kekhususan kebutuhan penanganan sistem reproduksii
pada setiap fase kehidupan, serta kesenimbungan antar fase kehidupan
tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase
kehidupan dapat diperkiran, yang bila tidak ditangani dengan baik maka
hal ini dapat berakibat buruk pad amasa kehidupan selanjutnya.
Setelah lahir kehidupan wanita dapat dibagi dalam beberapa masa yaitu :
a. Konsepsi
b. Bayi dan anak
c. Remaja
d. Reproduksi atau usia subur
e. Klimakterium dan menopause (Setiani, 2020).
A. Perubahan yang terjadi pada setiap fase
1. Fase Konsepsi
Konsepsi adalah fertilisasi atau pembuahan, dan disebut juga sebagai
peristiwa bertemunya sel telur dengan sperma. Peristiwa konsepsi secara
formal didefinisikan sebagai persatuan antara sebuah sel dan sperma, yang
menandai awalnya suatu kehamilan, dan peristiwa ini bukan merupakan
hal yang terpisah tetapi merupakan rangkaian kejadian yang
mengelilinginya (Setiani, 2020).
Ciri-ciri dari fase konsepsi:
a. Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan
b. Pelayanan antenatal , persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi
baru lahir
c. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini yaitu pengutamaan jenis
kelamin, BBLR, kurang gizi(malnutrisi)
d. Pendekatan pelayanan antenatal, promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit.
1. Fase Bayi dan Anak
a. Fase Bayi
Pada bayi lahir cukup bulan, pembentukan genitalia internal
sudah selesai, jumlah folikel primodial dalam kedua ovarium telah
lengkap sebanyak 750.000 butir dan tidak bertambah lagi pada

6
kehidupan selanjutnya. Tuba, uterus, vagina, dan genitalia eksternal,
labia mayora menutupi labia minora tetapi bayi premature vagina
kurang tertutup dan labia minora lebih kelihatan. Pada waktu lahir
perbandingan serviks dan korpus 1:1 karena hipertropi korpus, setelah
pengaruh estrogen tidak ada perbandingan lambat laun menjadi 2:1
pada pubertas dengan pengaruh estrogen yang dihasilkan sendiri oleh
anak, perbandingan berubah lagi dan pada wanita dewasa menjadi 1:2.
Pada minggu pertama dan kedua kehidupan diluar, bayi masih
mengalami pengaruh estrogen yang sewaktu hamil memasuki tubuh
janin melalui plasenta. Karena itu, uterus bayi baru lahir lebih besar
dibandingkan dengan uterus anak kecil. Estrogen juga menyebabkan
pembengkakan pada payudara pada bayi wanita maupun pria selama
10 hari pertama dari kehidupannya, kadang-kadang disertai dengan
sekresi cairan seperti air susu. Selanjutnya, 10-15% dari bayi wanita
dapat timbul perdarahan pervagina dalam minggu-minggu pertama
yang bersifat withdrawal bleeding.
Genetalia bayi wanita yang baru lahir itu basah karena sekresi
cairan yang jernih. Epitel vagina relative tebal dan Ph vagina 5, setelah
2-3 minggu epitel vagina tipis dan Ph naik menjadi 7. Pada 1/3 dari
bayi wanita, endoserviks tidak terhenti pada ostium uteri eksternum,
tetapi menutupi juga sebagian dari porkongenitalis. Setelah lebih
kurang 1,5 tahun, erosion ini hilang dengan sendirinya.
Periode ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Perubahan dan pertumbuhan yang amat cepat
2) Berkurangnya ketergantungan anak pada ibunya dan awal
munculnya individualitas.
3) Mulai belajar mengenal orang lain di luar dirinya dan ibunya
4) Menyesuaikan diri dengan berbagai tuntunan lingkungan
(sosialisasi)
a. Fase Anak
Yang khas pada masa kanak-kanakan ini adalah bahwa
peransangan oleh hormone kelamin sangat kecil, dan memang kadar

7
hormone estrogen dan gonadotropin sangat rendah. Karena itu alat-alat
genital pada masa ini tidak memperlihatkan pertumbuhan yang berarti
sampai permulaan pubertas. Dalam masa kanak-kanak pengaruh
hipofisis terutama terlibat dalam pertumbuhan badan. Pada masa
kanak-kanak sudah nampak perbedaan antara anak pria dan wanita,
terutama dalam tingkah lakunya. Tetapi perbedaan ini ditentukan oleh
lingkungan dan pendidikan.

1. Fase Remaja
Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan
masa dewasa. Tidak ada batas yang tajam antara akhir masa kanak-kanak
dan awal masa pubertas, akan tetapi dapat dikatakan bahwa masa pubertas
diawali dengan berfungsinya ovarium. Pubertas akhir pada saat ovarium
sudah berfungsi dengan mantap dan teratur (Erna Setiyaningrum, 2015).
Secara klinis pubertas mulai dengan timbulnya ciri-ciri kelamin
sekunder dan berakhir kalau sudah ada kemampuan reproduksi. Masa
remaja atau pubertas adalah usia antara 10-19 tahun. Remaja dibagi
menjadi 3 yaitu remaja awal pada umur 11-13 tahun, remaja pertengahan
dengan umur 14-16 tahun dan remaja lanjut umur 17-19 tahun. Peristiwa
terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama
yang dinamakan menarche (Riska Ayu Setiani, 2020).
Awal pubertas dipengaruhi oleh bangsa, iklim, gizi, dan kebudayaan.
Pada abad ini secara umum ada pergeseran permulaan pubertas kea rah
umur yang lebih muda, dikarenakan meningkatnya kesehatan umum dan
gizi (Erna Setiyaningrum, 2015).
Kejadian yang paling penting dalam pubertas adalah pertumbuhan
badan yang cepat, tumbuhnya ciri-ciri kelamin sekunder, haid, dan
perubahan psikis. Ovarium mulai berfungsi dibawah pengaruh hormone
gonadotropin dan hipofisis, dan hormone ini dikeluarkan atas pengaruh
releasing faktor dan hipotalamus. Dalam ovarium folikel mulai
tumbuh,walaupun folikel-folikel tidak sampai matang, karena sebelumnya
mengalami atresia, namun folikel-folikel tersebut sudah mampu

8
mengeluarkan estrogen. Pada saat yang kira-kira bersamaan korteks
kelenjar suprarena mulai membentuk androgen, dan hormon ini
memegang peranan dalam pertumbuhan badan (Erna Setiyaningrum,
2015).
Pengaruh peningkatan hormon yang pertama-tama nampak adalah
pertumbuhan badan anak yang lebih cepat, terutama ekstremitasnya dan
badan lambat laun mendapatkan bentuk sesuai jenis kelamin. Walaupun
ada pengaruh hormon somatotropin, diduga bahwa pada wanita kecepatan
pertumbuhan terutama disebabkan oleh estrogen. Estrogen ini pula yang
pada suatu waktu menyebabkan penutupan garis epifisis tulang, sehingga
pertumbuhan badan terhenti. Pengaruh estrogen yang lain ialah
pertumbuhan genetalia interna, genetalia eksterna dan ciri-ciri kelamin
sekunder dalam masa peburtas genetalia interna dan eksterna lambat laun
tumbuh mencapai bentuk dan sifat seperti masa dewasa (Setiani, 2020).

Perkembangan dalam bidang rohani ialah penyesuaian diri dalam alam


pelindung serta aman menuju arah alam berdiri sendiri dan bertanggung
jawab, dari dalam ergosentris kea lam pikiran yang lebih matang (Setiani,
2020).

2. Fase Reproduksi/ Usia Subur


Masa ini merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung 33
tahun. Haid pada masa ini paling teratur dari siklus alat genita bermakna
untuk memungkinkan kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang
lebih 450 kali, dan selama ini wanita berdarah selama 1800 hari. Biarpun
pada usia 45 tahun keatas wanita masih mampu hamil, tetapi fertilitas
menurun sesudah usia tersebut (Erna Setiyaningrum, 2015).
Usia muda dewasa yaitu 20-40 tahun sering dihubungkan dengan masa
subur karena pada usia ini kehamilan sangat mungkin terjadi. Inilah usia
produktif dalam menampak karir yang penuh kesibukan diluar rumah.
Diusia ini wanita harus lebih memperhatikan tubuhnya agar selalu dalam
kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan

9
lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini masalah
kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat
merawat anak, dan tuntunan perilaku karir. Kanker, kegemukan, depresi
dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan
yang sering muncul pada usia ini adalah endometriosis yang ditandai
gejala nyeri haid, kram haid. Nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit
saat buang air besar atau buang air kecil. Penderita kadang mengalami
nyeri hebat, tetapi ada juga tidak mengalami gejala apa-apa (Setiani,
2020).

3. Klimakterium dan Menopause


a. Klimakterium
Klimakterium dalam bahasa yunani merupakan masa peralihan
antara masa reproduksin dan masa senium. Klimakterium bukan suatu
keadaan patologi, melainkan suatu masa peralihan yang normal, yang
berlangsung beberapa tahun sebelum dan beberapa tahun sudah
menopause. Klimakterium kira-kira berakhir 6-7 tahun sesudah
menopause. Pada saat ini kadar estrogen telah rendah yang sesuai
dengan keadaan senium, dan gejala-gejala neurovegetatif telah
terhenti. Dengan demikian lama klimakterium kurang lebih 13 tahun.
Proses menjadi tua sudah mulai pada umur 40 tahun. Jumlah folikel
waktu lahir adalah 750.000 buah, pada waktu menopause tinggal
beberapa ribu buah folikel yang tersisa ini lebih resisten terhadap
rangsangan gonadotropin. Dengan demikian siklus ovarium yang
terdiri atas pertumbuhan folikel, ovulasi dan pembentukan korpus
luteum lambat laun terhenti. Pada wanita di atas 40 tahun siklous haid
untuk 25% tidak disertai ovulasi, jadi bersifat anovulator (Setiani,
2020).

10
Pada klimakterium terdapat penurunan produksi estrogen dan
kenaikan hormone gonadotropin. Kadar hormone akhir ini tetap tinggi
sampai kira-kira 15 tahun setelah menopause, kemudian mulai turun.
Tingginya kadar hormone gonadotropin disebabkan oleh berkurangnya
hormone estrogen sehingga native feedback terhadap gonadotropin
berkurang (Setiani, 2020).
Pada wanita dalam klimakterium terjadi perubahan-perubahan
tertentu yang dapat menyebabkan gangguan ringan dan kadang-kadang
berat. Umumnya masa itu dilalui oleh wanita tanpa banyak keluhan.
Pada masa premenopouse terjadi kelainan perdarahan, sedangkan pada
pascamenopouse terdapat gangguan vegetative, psikis dan organis
(Erna Setiyaningrum, 2015).
Gangguan vegetative biasanya berupa rasa panas dengan
keluarnya malam dan perasaan jantung berdebar-debar. Dalam masa
pasca menopause dan seterusnya dalam masa senium, terjadi atrofi
alat-alat genital. Ovarium menjadi kecil dan dari seberat 10-12 gr pada
wanita dalam masa reproduksi menjadi 4 gr pada wanita usia 60 tahun.
Uterus juga lambat laun mengecil dan endometrium mengalami atrofi.
Uterus masih tetap dapat bereaksi terhadap estrogen, pemberian
estrogen dari luar yang diikuti dengan penghentiannya, dapat
menimbulkan withdrawal bleeding. Epitel vagina menipis, tetapi
karena masih ada estrogen (walaupun sudah berkurang), atrofi selaput-
selaput lender vagina belum seberapa jelas dan apus vagina
memperlihatkan gambaran campuran. Mammae mulai menjadi lembek
dan proses ini berlangsung terus selama senium (Erna Setiyaningrum,
2015).
Metabolisme sekitar menopause memperlihatkan beberapa
perubahan, misalnya hiperlipemi yang merupakan salah satu faktor
kearah bertambahnya penyakit koroner pada masa ini. Pada wanita
yang banyak merokok yang diberi estrogen dan yang menderita
hipertensi kemungkinan timbulnya penyakit di atas lebih besar (Erna
Setiyaningrum, 2015).

11
b. Menopause
Menopouse adalah haid terakhir, atau saat terjadinya haid
terakhir atau saat terjadinya haid terakhir. Diagnosis dibuat setelah
terdapat aminorhea sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid
didahului oleh siklus haid yang lebih panjang, dengan perdarahan yang
berkurang. Umur waktu terjadinya menopause dipengaruhi oleh
keturunan, kesehatan umum dan pola kehidupan. Ada kecenderungan
dewasa ini untuk terjadinya menopause pada umur yang lebih tua
(Erna Setiyaningrum, 2015).
Terjadinya menopause ada hubungannya dengan menarche.
Makin dini menarche terjadi, maka makin lambat menopause timbul.
Adapun perubahan fisik pada usia ini yaitu :
1) Perubahan kulit, lemak dibawah kulit berkurang sehingga kulit
menjadi kendur, tumbuh bintik hitam pada kulit, kelenjar kulit
kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput.
2) Perubahan metabolism tubuh, terjadi perubahan pada pola makan
yang mengandung banyak serat.
3) Perubahan metabolism genitalia, liang senggama terasa kering
sehingga mudah terjadi infeksi
4) Perubahan pada tulang, terjadi pengapuran pada tulang sehingga
mudah patah, terutama pada bagian sendi paha.

a. Senium
Pada senium telah tercapai keadaan keseimbangan hormonal
yang baru, sehingga tidak ada lagi gangguan vegetative maupun psikis.
Yang mencolok pada masa ini ialah kemunduran alat-alat tubuh dan
kemampuan fisik, sehingga proses menjadi tua. Dalam masa senium
terjadi pula osteoporosis dengan intesitas berbeda pada masing-masing
wanita. Walaupun sebab-sebabnya belum jelas terbukti, namun
berkurangnya osteo trofoblas memegang peranan dalam hal ini (Erna
Setiyaningrum, 2015).

12
A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi
1. faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi secara umum
a. faktor genetik merupakan modal utama atau dasar faktor bawaan yang
normal contoh: jenis kelamin, suku dan bangsa.
b. faktor lingkungan yaitu komponen biologis misalnya organ tubuh, gizi,
perawatan, kebersihan lingkungan, pendidikan, social budaya, tradisi, agama,
adat, ekonomi, politik.
c. faktor perilaku yang dimana keadaan perilaku akan mempengaruhi tumbuh
kembang anak. Perilaku yang tertanam pada masa anak akan terbawa dalam
kehidupan selanjutnya.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus kesehatan wanita dari konsepsi


sampai usia lanjut
a. Masa konsepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1) Keturunan
2) Fertilitas
3) Kecukupan gizi
4) Kondisi sperma dan ovum
5) Faktor hormonal
6) Faktor psikologis
a. Masa bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1) Lingkungan
2) Kondisi ibu
3) Sikap orang tua
4) Aspek psikologi pada masa bayi
5) Sistem reproduksi

13
a. Masa kanak-kanak ada 2 faktor yang mempengaruhinya yaitu:
1) Faktor dalam
a) Hal-hal yang diwariskan orang tua seperti bentuk tubuh
b) Kemampuan intelektual
c) Keadaan hormonal tubuh
d) Emosi dan sifat
1) Faktor luar
a) Keluarga
b) Gizi
c) Budaya setempat
d) Kebiasaan anak dalam hal personal hygiene
a. Masa pubertas/remaja faktor yang berpengaruh adalah:
1) Masalah gizi
a) Anemia dan kurang gizi kronis
b) Pertumbuhan yang terhambat pada remaja putri
1) Masalah pendidikan
a) Buta huruf
b) Pendidikan rendah
1) Masalah lingkungan/pekerjaan
a) Lingkungan dan suasana yang memperhatikan kesehatan
remaja dan bekerja yang akan menganggu kesehatan remaja
b) Lingkungan sosial yang kurang sehat dapat menghambat
bahkan merusak kesehatan fisik, mental, dan emosional
remaja.
1) Masalah seks dan seksualitas
a) Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tenanf masalah
seksualitas misalnya mitos yang tidak benar
b) Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang
berkaitan dengan seksualitas
c) Penyalahgunaan dan ketergantungan napza yang mengarah
pada penularan HIV/AIDS.
d) Penyalahgunaan seksual

14
e) Kehamilan remaja
f) Kehamilan pranikah atau di luar ikatab pernikahan
1) Masalah kesehatan reproduksi remaja
a) Ketidakmatangan secara fisik dan mental
b) Risiko komplikasi dan kematian ibu dan janin lebih besar
c) Kehilangan kesempatan untuk pengembangan diri
d) Risiko bertambah untuk melakukan aborsi yang tidak aman
a. Masa dewasa/reproduksi faktor yang mempengaruhinya yaitu:
1) Perkembangan organ reproduksi
2) Tanggapan seksual
3) Kedewasaan psikologi
a. Masa usia lanjut (klimakterium, menopause, senium) faktor yang
mempengaruhinya yaitu:
1) Faktor hormonal
2) Kejiwaan
3) Lingkungan
4) Pola makan
5) Aktifitas fisik

A. Pelayanan Kesehatan yang Sesuai di tiap Fase


1. Fase Konsepsi
Hal yang dilakukan dalam masa konsepsi diantaranya adalah:
a. Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan
b. Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi
baru lahir
c. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: pengutamaan jenis
kelamin, BBLR, kurang gizi (malnutrisi)
d. Pendekatan pelayanan antenatal, promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit

15
1. Fase Bayi dan Anak
a. ASI ekslusif
ASI ekslusif adalah pemberian ASI sedini mungkin sejak lahir
sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain. Manfaat
dari pemberian ASI ekslusif tersebut terbagi 4 yaitu manfaat bagi bayi,
bagi ibu, bagi keluarga dan bagi Negara.
b. Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi
seimbang.
Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik anak dan
perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu
dari anak itu sendiri.
c. Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
Kesehatan bayi di Indonesia masih jauh dari keadaan yang
diharapkan karena besarnya jumlah bayi yang meninggal. Karena itu,
upaya pemantauan kesehatan bayi perlu ditingkatkan melalui
pemberian imunisasi dan pengelolaan balita sakit. Pemberian
imunisasi anak yang sesuai dengan jadwal akan mencegah anak
menderita campak, polio, difteri, pertussis, tetanus, TBC dan hepatitis.
d. Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan
perempuan
Laki-laki dan perempuan sebagai pasangan atau individu
merupakan kesamaan/kesetaraan gender yaitu keadaan tanpa
diskriminasi dalam memperoleh kesempatan, pendidikan, serta akses
terhadap pelayanan.

1. Fase Remaja
Hal-hal atau asuhan yang dilakukan dalam fase ini adalah:

16
a. Gizi seimbang
Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat
tenaga, zat pembangun dan zat yang sesuai dengan kebutuhan gizi.
Gizi seimbang sangat dibutuhkan dalam tahap ini untuk kepetingan
kesehatan reproduksinya dan juga untuk kemampuan pertumbuhan dan
perkembangan.
b. Informasi tentang kesehatan reproduksi
Pemberian informasi tentang kesehatan reproduksi bertujuan
untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan
dengan perilaku hidup sehat bagi remaja, disamping mengatasi
masalah yang ada. Dengan pengetahuan yang memadai dan adanya
motivasi untuk menjalani masa remaja secara sehat para remaja
diharapkan mampu memelihara kesehatan dirinya agar dapat
memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi yang sehat.

c. Pencegahan kekerasan seksual (perkosaan)


Yang dimaksud dengan pemerkosaan disini adalah hubungan
seksual yang dipaksakan terhadap perempuan, dilakukan tanpa izinnya
dan mungkin menggunakan kekerasan. Manusia dalam hal ini remaja
secara biologis mempunyai kebutuhan seksual sehingga perlu
mengendalikan naluri seksualnya dan menyalurkannya menjadi
kegiatan yang positif, seperti olahraga dan mengembangkan hobi yang
membangun.

d. Pencegahan terhadap ketergantungan NAPZA


Pencegahan terhadap penyalahgunaan NAPZA pada remaja
hendaknya dilakukan dengan pendekatan sejak dini baik dari orang
tua, guru, pendamping dalam kegiatan-kegiatannya yang dilakukan
oleh para pengajar disekolah.

e. Perkawinan pada usia yang wajar

17
Kegagalan perkawinan dalam masyarakat dewasa ini sangat
meningkat sehingga menimbulkan dampak sosial yang tidak
diinginkan. Pengaturan perkawinan yang semula merupakan ritual adat
diambil alih tanggung jawabnya oleh Negara dan dijadikan sebagai
ketentuan hokum serta di atur lewat undang-undang. Undang-undang
juga mengatur batas seseorang yang diperbolehkan menikah dengan
alas an untuk kepentingan demografi, mencegah anak-anak dibawah
umur yang belum dianggap mampu untuk mengambil keputusan bagi
dirinya sendiri.

f. Peningkatan pendidikan
Keterampilan penghargaan diri dan pertahanan terhadap godaan dan
ancaman. Remaja memerlukan pembekalan tentang
informasi/pendidikan, keterampilan, dan kiat-kiat untuk
mempertahankan diri secara fisik maupun psikis dan mental dalam
menghadapi berbagai godaan, seperti ajakan untuk menggunakan
NAPZA dan lain-lain.

1. Fase Dewasa atau Usia Subur


Asuhan yang diberikan dalam fase ini adalah :
a. Kehamilan dan persalinan yang aman
Kesehatan ibu dan bayi di Indonesia masih jauh dari keadaan
yang diharapkan karena besarnya jumlah ibu dan bayi yang
meninggal. Karena itu upaya kesehatan ibu dan bayi baru lahir melalui
pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan yang aman
menjadi upaya prioritas dalam bidang kesehatan.

b. Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan


bayi
Pertolongan terhadap komplikasi yang ditemukan baik selama
kehamilan maupun dalam persalinan memerlukan tindakan yang cepat

18
agar nyawa ibu dan janinnya dapat diselamatkan. Terjadinya
komplikasi ini sulit diperkirakan, sehingga sering muncul secra
mendadak dan perlu diantisipasi bahkan bisa dilakukan tindakan
pencegahan sedini mungkin.

c. Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan


alat kontrasepsi KB
Sebagai komponen kesehatan reproduksi, pelayanan KB diarahkan
untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan KB
bertujuan untuk menunda, menjarangkan/menjaga jarak kelahiran dan
atau membatasi kehamilan bila jumlah anak sudah cukup. Dengan
demikian pelayanan KB sangat berguna dalam pengaturan kehamilan
dan pencegahan kehamilan yang tidak di inginkan atau tidak tepat
waktu.

d. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS


1) Melakukan hubungan seksual hanya dengan satu pasangan dan
menghindari hubungan seks dengan pasangan yang berganti-ganti
2) Mempunyai perilaku seksual yang bertanggung jawab dan setia
pada pasangan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup kesehatan
reproduksi adalah pendekatan siklus kehidupan yang berarti memperhatikan
kekhususnya kebutuhan penanganan sistem reproduksi pada tiap fase kehidupan,
serta keseimbangan antar fase kehidupan tersebut, dengan demikian, masalah

19
kesehatan reproduksi pada tiap fase kehidupan dapat diperkirakan yang bila tidak
ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk kepada masa
kehidupannya.
Aspek hak dan kesehatan reproduksi sangat luas, karena hak dan kesehatan
reproduksi menyangkut seluruh siklus kehidupan manusia selama hidupnya, yaitu
mulai dari kehamilan, kelahiran, masa kanak-kanak, remaja. Dewasa sampai dengan
usia lanjut. Selain panjangnya rentang panjangnya usia masalah kesehatan reproduksi
juga sangat komplek, mulai dari masalah kehamilan dan persalinan, penyakit menular
seksual dan penyakit degenaratif. Bila dilihat faktor penyebab yang melatar belakang
juga bermacam- macam mulai dari masalah pendidikan,kesehatan, agama, sosial
budaya dimana didalamnya termasuk masalah ketidaksetaraan gender dalam keluarga
dan masyarakat.

B. Saran
Dengan mengetahui definisi kesehatan wanita sepanjang siklus kehidupan dan
faktor yang mempengaruhi setiap fase maka kita dapat mengetahui pendekatan yang
diterapkan dalam menguraikan ruang lingkung kesehatan reproduksi adalah
pendekatan siklus kehidupan yang berarti memperhatikan kekhususnya kebutuhan
penanganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan serta kesinambungan antar
fase kehidupan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Ayusetiani, Rizka. (2020). Serba-Serbi Kesehatan Reproduksi Wanita dan Keluarga
Berencana. Alter For Better Learning : Jakarta.
Kumalasari, Intan & Andhyantoro, Iwan. (2014). Kesehatan Reproduksi. Salemba
Medika : Jakarta.
Setiyaningrum, Erna. (2014). Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi. CV. Trans Info Media : Jakarta Timur.

20

Anda mungkin juga menyukai