Anda di halaman 1dari 13

Masalah/Kelainan Ginekologi

Gangguan Haid

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ginekologi yang diampu oleh Dr. Ni Nyoman
Budiani, S.Si.T.,M.Biomed

Disusun oleh :
Mahasiswa Semester V Program Studi Sarjana Terapan

I Gusti Ayu Dwi Putri Hendrayani (P07124218003)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Masalah/Kelainan Ginekologi
Gangguan Haid”.
Pada kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan, bimbingan dan
saran kepada penulis dalam menyusun makalah ini, pihak-pihak tersebut yaitu :
1. Dr. Ni Nyoman Budiani, S.Si.T.,M.Biomed sebagai Penanggung Jawab Mata Kuliah
Ginekologi.
2. SMF Obgyn RSUD Sanjiwani Gianyar, SMF Obgyn RSUD Wangaya, dan SMF
Penyakit Kulit dan Kelaninan RSUD Wangaya sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah
Ginekologi.
3. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan yang nantinya dapat dipergunakan
untuk menyempurnakan laporan selanjutnya. Dengan demikian makalah ini penulis susun
semoga dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, semoga Tuhan
Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu
pelaksanaan dan menyelesaikan makalah ini.

Denpasar, 30 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................................................................... 1
C. Manfaat ......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi ............................................................................................................................3
B. Kelainan dengan Banyaknya Darah dan Lamanya Perdarahan ..................................... 5
C. Kelainan Siklus............................................................................................................... 6
D. Perdarahan Diluar Siklus Haid....................................................................................... 7
E. Gangguan Lainnya yang Berkaitan dengan Siklus Haid................................................. 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa, menurut
World Health Organization (WHO) remaja adalah rentang usia 10-19 tahun. Pada
masa remaja terjadi perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial. Dimana
kondisi tersebut dimaknai dengan kondisi pubertas. Salah satu tanda pubertas pada
remaja putri yaitu terjadinya menstruasi (Batubara, 2010). Menstruasi pertama ialah
menarche, pada permulaan usia menarche biasanya rentan terhadap masalaha atau
gangguan menstruasi. Dalam 100 tahun terakhir ini usia menarche telah bergeser ke
usia yang lebih muda, dikarenakan meningkatnya kesehatan umum dan gizi
(Fitriningtyas dkk, 2017).
Menstruasi atau haid merupakan proses keluarnya darah dan jaringan yang
sehat dari rahim yang kemudian mengalir keluar dari tubuh melalui vagina.
Menstruasi merupakan perubahan yang normal dalam tubuh perempuan yang terjadi
secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon. Menstruasi menandakan bahwa seorang
remaja sudah dapat bereproduksi. Perempuan berhenti menstruasi selama kehamilan
namun dapat menstruasi kembali setelah melahirkan. (Harzif,A,K., Silvia,M.,
Wiweko,B. 2018).
Gangguan siklus haid merupakan masalah yang kerap dikeluhkan oleh remaja,
selain itu keluhan lain yang dikeluhkan remaja juga ialah dismenore atau nyeri haid.
Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan ginekologisakibat ketidakseimbangan
hormon progesteron sehingga mengakibatkan timbulnya rasa nyeri yang dialami
wanita. Dalam makalah ini penulis akan membahasa beberapa masalah masalah yang
terjadi pada menstruasi/haid.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi menstruasi.
2. Untuk mengetahui masalah/gangguan haid pada wanita
C. Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai informasi tentang masalah-masalah haid khusunya bagi wanita.

1
2. Sebagai tambahan bahan bacaan kepada masyarakat umumnya dan mahasiswa
kebidanan pada khususnya tentang masalah/gangguan ginekologi mengenai
gangguan haid pada wanita.

BAB II
2
PEMBAHASAN
A. Definisi
Menstruasi atau haid merupakan proses keluarnya darah dan jaringan yang
sehat dari rahim yang kemudian mengalir keluar dari tubuh melalui vagina.
Menstruasi merupakan perubahan yang normal dalam tubuh perempuan yang terjadi
secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon. Menstruasi menandakan bahwa seorang
remaja sudah dapat bereproduksi. Perempuan berhenti menstruasi selama kehamilan
namun dapat menstruasi kembali setelah melahirkan. (Harzif,A,K., Silvia,M.,
Wiweko,B. 2018).
Remaja perempuan dapat mengalami perubahan fisik atau emosional selama
menstruasi, antara lain :
a. Gejala fisik : kram atau nyeri pada perut, kembung, peningkatan berat badan,
peningkatan napsu makan, nyeri atau bengkak pada payudara, masalah kulit
(jerawat), dan sakit kepala.
b. Gejala emosional : sensitif, agresif, mudah marah, cemas, panik, kebingungan,
kurang konsentrasi, kelelahan, atau depresi.
Ketika kadar hormon naik dan turun selama siklus menstruasi, maka dapat
mempengaruhi perasaan kamu baik secara fisik maupun emosional.

Sumber : https://staff.ui.ac.id/system/files/users/kemal.harzif/publication/1._buku_fakta_-
_fakta_mengenai_menstruasi_pada_remaja.pdf
Siklus menstruasi adalah waktu yang dimulai dari hari pertama muncul
menstruasi hingga hari pertama menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi yang normal

3
berkisar antara 21-35 hari. Namun siklus menstruasi seringkali tidak teratur dan
cenderung bervariasi selama masa remaja, Selain itu, rentang siklus menstruasi pada
remaja lebih lebar daripada orang dewasa, dimana panjang siklus menstruasi pada
remaja berkisar antara 21-45 hari dengan rata-rata panjang siklus berkisar 32 hari
pada tahun pertama dan kedua setelah menars. (Harzif,A,K., Silvia,M., Wiweko,B.
2018). Proses menstruasi dibagi ke dalam empat fase, antara lain:
1. Fase Menstruasi. Pada fase ini, lapisan dinding dalam rahim yang
mengandung darah, sel-sel dinding rahim, dan lendir atau dikenal dengan
endometrium akan luruh dan keluar melalui vagina. Fase ini akan dimulai
sejak hari pertama siklus menstruasi dimulai dan dapat berlangsung dari
selama 4 hingga 6 hari. Pada tahapan ini, biasanya wanita akan merasakan
gejala seperti nyeri di perut bawah dan punggung karena rahim berkontraksi
untuk membantu meluruhkan endometrium.
2. Fase Folikular. Tahapan ini berlangsung sejak hari pertama menstruasi sampai
memasuki fase ovulasi. Pada tahapan ini, ovarium akan memproduksi folikel
yang berisi sel telur. Pertumbuhan folikel ovarium kemudian akan
menyebabkan endometrium menebal. Fase ini biasanya terjadi pada hari ke-10
dari 28 hari dalam sebuah siklus menstruasi. Lama waktu yang dihabiskan
pada tahapan ini akan menentukan berapa lama siklus menstruasi seorang
wanita berlangsung nantinya.
3. Fase Ovulasi. Pada fase ovulasi, sel telur kemudian akan dilepaskan untuk
dibuahi. Sel telur yang telah matang kemudian akan bergerak ke tuba fallopi
dan menempel di dinding rahim. Sel telur ini umumnya hanya bertahan selama
24 jam. Apabila tidak dibuahi, sel telur akan mati. Namun, jika sel telur
bertemu dengan sperma dan sudah dibuahi, akan terjadi kehamilan. Fase
ovulasi sendiri akan menandai masa subur wanita dan biasanya terjadi sekitar
dua minggu sebelum siklus menstruasi berikutnya dimulai.
4. Fase Luteal. Setelah fase ovulasi, folikel yang telah pecah akan mengeluarkan
sel telur akan membentuk korpus luteum, yang kemudian akan memicu
peningkatan hormon progesteron untuk mempertebal lapisan dinding rahim.
Ini juga dikenal dengan fase pramenstruasi. Pada tahap ini, biasanya akan
terjadi beberapa gejala yang terjadi, mulai dari payudara membesar, muncul
jerawat, badan terasa lemas, menjadi mudah marah atau emosional. (Halodoc.
2020).
4
B. Kelainan dengan Banyaknya Darah dan Lamanya Perdarahan
1. Hipermenore/ Menorrhagia
Hipermenorea (menoragia) adalah bentuk gangguan siklus haid tetap teratur dan
jumlah darah yang dikeluarkan cukup banyak, terlihat dari jumlah pembalut yang
dipakai dan gumpalan darahnya. Penyebab terjadinya menoragia, di antaranya
yakni kemungkinan terdapat mioma uteri (pembesaran rahim), polip
endometrium, da hiperplasia endometrium (penebalan dinding rahim). Diagnosis
kelainan ini dapat ditetapkan dengan pemeriksaan dalam, ultrasonografi (USG),
dan pemeriksaan terhadap kerokan.
Menorrhagia adalah gangguan menstruasi berupa keluarnya darah menstruasi
secara berlebihan atau dalam jumlah yang terlampau banyak, sehingga
mengganggu aktivitas sehari-hari. Ini termasuk durasi haid yang berlangsung lebih
dari menstruasi normal, yakni lebih dari 5-7 hari. Wanita dengan gangguan
menstruasi menorrhagia akan mengalami beberapa keluhan berikut ini:
a. Darah yang keluar dari vagina terlalu banyak, sehingga harus mengganti
pembalut tiap jam.
b. Harus menggunakan dua pembalut untuk menampung perdarahan.
c. Harus bangun untuk mengganti pembalut pada saat tidur.
d. Mengalami gejala anemia, misalnya lemas, pucat, atau sesak napas.
e. Mengeluarkan gumpalan-gumpalan darah selama lebih dari satu hari.
Menorrhagia bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari perubahan pola
makan, sering olahraga, gangguan hormon, infeksi atau peradangan di vagina dan
leher rahim, gangguan tiroid, miom dan polip di rahim, gangguan pembekuan
darah, hingga kanker rahim atau kanker serviks.

2. Hipomenorea
Pada kelainan ini, siklus menstruasi tetap teratur sesuai dengan jadwal menstruasi,
tapi jumlahnya sedikit, dengan kenyataan tidak banyak berdarah. Penyebabnya
kemungkinan adalah, gangguan hormonal, kondisi wanita kukurangan gizi, dan
wanita dengan penyakit tertentu. Penanganan gangguan haid jenis ini dilakukan
berdasarkan penyebabnya. Untuk memastikan penyebab dan cara penanganan
gangguan jumlah darah saat haid yang tepat, Anda pun disarankan untuk
berkonsultasi dengan dokter.
C. Kelainan Siklus
5
1. Polimenore
Pada polimenore siklus menstruasi lebih pendek dari biasanya yaitu terjadi dengan
interval kurang dari 21 hari. Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari
biasa. Polimenore dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan
gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Penyebabnya adalah
gangguan hormonal, kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis, dan lai-
lain. Pada gangguan hormonal terjadi gangguan ovulasi yang menyebabkan
pendeknya masa luteal. Diagnosis dan pengobatan membutuhkan pemeriksaan
hormonal dan laboratorium lain.
2. Oligomenore
Oligomenore sendiri ialah gangguan siklus menstruasi dimana rentang jarak dari
terakhir menstruasi sampai menstruasi periode berikutnya panjang yaitu melebihi
angka normal dimana lebih dari 35 hari. (Juliana, I., Rompas, S., & Onibala, F.
2019). Oligomenorea sering dialami remaja yang baru memasuki pubertas dan
wanita yang memasuki masa menopause. Gangguan menstruasi ini merupakan
dampak dari aktivitas hormon yang sedang tidak stabil di fase-fase tersebut. Di
samping itu, ada beberapa hal lain yang mungkin jadi penyebab oligomenorrhea,
yaitu:
a. Penggunaan kontrasepsi hormonal, seperti pil KB atau KB suntik.
b. Sering melakukan olahraga atau aktivitas fisik berat.
c. Gangguan ovulasi.
d. Penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit tiroid, dan sindrom polikistik
ovarium (PCOS).
e. Gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan bulimia.
f. Masalah psikologis, seperti stres dan depresi.
g. Efek samping obat-obatan tertentu, seperti antipsikotik dan antiepilepsi.
3. Amenore
Amenore adalah keadaan tidak adanya menstruasi sedikitnya tiga bulan berturut-
turut. Amenorea dibagi menjadi 2, yaitu amenorea primer dan sekunder.
Amenorea primer ialah kondisi dimana seorang perempuan berumur 18 tahun atau
lebih tidak pernah haid, umumnya dihubungkan dengan kelainan-kelainan
kongenital dan genetik. Amenorea sekunder adalah kondisi dimana seorang
pernah mendapatkan haid, tetapi kemudian tidak mendapatkan haid, biasanya

6
merujuk pada gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor, penyakit infeksi, dan
lain-lain. Ada pula amenorea fisiologis yaitu masa sebelum pubertas, masa
kehamilan, masa laktasi, dan setelah menopause.
D. Perdarahan Diluar Siklus Haid
1. Metroragia
Perdarahan di luar haid dapat disebut juga sebagai metroragia. Perdaragan ini
dapat disebabkan oleh keadaan yang bersifat hormonal atau kelainan anatomis.
Pada kelainan hormonal, terjadi gangguan poros hipotalamus-hipofise, ovarium
atau indung telur, dan rangsangan estrogen dan progesteron. Kelainan ini
memiliki bentuk perdarahan di luar menstruasi, bentuknya bercak, terjadi terus
menerus atau berkepanjangan.
Pengobatan terhadap kelainan ini pada remaja (gadis) dengan pengaturan
secara hormonal, sedangkan pada wanita menikah atau sudah mempunyai anak
dengan memeriksa alat kelamin dan bila perlu dilakukan kuretase serta
pemeriksaan patologi untuk memastikannya. Untuk menegakkan kepastian dan
mengurangi keluhan, sebaiknya dilakukan konsultasi ke dokter ahli.
E. Gangguan Lainnya yang Berkaitan dengan Siklus Haid
1. Dismenorhea
Dismenorea adalah kondisi di mana wanita mengalami nyeri saat menstruasi,
umumnya pada hari pertama dan kedua haid. Gejalanya berupa nyeri atau kram di
perut bagian bawah yang terus berlangsung, dan terkadang menyebar hingga ke
punggung bawah serta paha. Rasa nyeri tersebut juga bisa disertai sakit kepala,
mual, dan muntah. Dismenorea ini bisa terjadi karena kadar hormon prostaglandin
yang tinggi saat hari pertama haid. Setelah beberapa hari, hormon ini akan
berkurang kadarnya hingga dapat membuat nyeri haid ikut mereda. Nyeri haid
jenis ini biasanya akan mulai berkurang seiring bertambahnya usia atau setelah
melahirkan. Selain karena hormon prostaglandin, dismenorea juga bisa terjadi
karena adanya kelainan sistem reproduksi wanita, seperti:
a. Endometriosis
b. Miom rahim
c. Kista atau tumor di rahim
d. Radang panggul
e. Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)

7
Berbeda dengan dismenorea yang normal terjadi karena peningkatan hormon
prostaglandin, dismenorea karena penyakit tertentu biasanya akan berlangsung
lebih lama dan semakin memburuk seiring bertambahnya usia

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

8
Menstruasi atau haid merupakan proses keluarnya darah dan jaringan yang sehat dari
rahim yang kemudian mengalir keluar dari tubuh melalui vagina. Menstruasi
merupakan perubahan yang normal dalam tubuh perempuan yang terjadi secara
berkala dan dipengaruhi oleh hormon. Menstruasi menandakan bahwa seorang remaja
sudah dapat bereproduksi. Perempuan berhenti menstruasi selama kehamilan namun
dapat menstruasi kembali setelah melahirkan. Gangguan siklus haid merupakan
masalah yang kerap dikeluhkan oleh remaja, selain itu keluhan lain yang dikeluhkan
remaja juga ialah dismenore atau nyeri haid. Nyeri haid atau dismenore merupakan
keluhan ginekologisakibat ketidakseimbangan hormon progesteron sehingga
mengakibatkan timbulnya rasa nyeri yang dialami wanita.
B. Saran
Menyadari bahwa makalah ini masi banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada
sumber yang dapat dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

9
Batubara, Jose RL. 2010. Adolescent Development (Perkembangan Remaja).
https://www.researchgate.net/publication/312175400_Adolescent_Development_
Perkembangan_Remaja Diakses pada tanggal 30 November 2020 (20:17).

Deligeoroglou, E., & Karountzos, V. (2018). Abnormal Uterine Bleeding including


coagulopathies and other menstrual disorders. Best Practice & Research Clinical
Obstetrics & Gynaecology, 48, 51-61.

Fitriningtyas, dkk. 2017. Usia Menarche, Status Gizi, dan Siklus Menstruasi Santri Putri di
Pondok Pesantren Nurul Huda Malang.
http://journal.um.ac.id/index.php/preventia/article/viewFile/10009/4752 Diakses
pada tanggal 30 November 2020 (20:17).

Halodoc.2020. Menstruasi. https://www.halodoc.com/kesehatan/menstruasi Diakses pada


tanggal 30 November 2020 (20:46).

Harzif,A,K., Silvia,M., Wiweko,B. 2018. Mengulas Seputar Fakta Mengenai Menstruasi


Pada Remaja. Jakarta : Medical Research Unit.

Jiang, Z., Wang, J., Guo, X., Feng, L., Yu, M., Zhou, J., ... & Shi, L. (2019). Menstrual
disorders and occupational exposures among female nurses: A nationwide cross-
sectional study. International journal of nursing studies, 95, 49-55.

Juliana, I., Rompas, S., & Onibala, F. 2019. Hubungan dismenore dengan gangguan siklus
haid pada remaja di SMA N 1 Manado. JURNAL KEPERAWATAN, 7(1).

Usman, F. (2019). Tatalaksana Praktis Gangguan Haid di Praktek Sehari-hari.


In Conferences of Medical Sciences Dies Natalis Faculty of Medicine Universitas
Sriwijaya (Vol. 1, No. 1). Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Faculty of
Medicine, Universitas Sriwijaya) Indonesia.

10

Anda mungkin juga menyukai