Anda di halaman 1dari 2

Nama : I Gusti Ayu Dwi Putri Hendrayani

NIM : P07124218003
Prodi : Sarjana Terapan/ Semester V
Matkul : Ginekologi
TUGAS :
KASUS Seorang perempuan, umur 30 tahun, diantar suaminya ke Puskesmas PONED
dengan keluhan sakit perut, keram. Hasil Anamnesis: terlambat haid 3 bulan, Hasil PP tes (+),
mengalami mual terutama pada pagi hari. Hasil pemeriksaan : Wajah pucat, TD 90 mmHg, N
96 x pelat. TFU belum teraba. Tampak darah sedikit dari jalan lahir, nyeri goyang porsio.
1. Tentukan diagnosis yang paling mungkin.
2. Buatlah penatalaksanaan
JAWAB :
1. Diagnosis
Dari kasus diatas seorang perempuan dengan umur 30 tahun mengalami
Kehamilan ektopik, yang mana kehamilan abnormal ini terjadi di luar rongga rahim,
janin tidak dapat bertahan hidup dan sering tidak berkembang sama
sekali. Kehamilan ektopik disebut juga ectopic pregnancy, ectopic gestation,
eccecyesis.
2. Penatalaksanaan
Prinsip umum penatalaksanaan kehamilan ektopik :
a. Segera rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap (Rumah Sakit)
b. Optimalisasi keadaan umum ibu dengan pemberian cairan dan transfusi darah
untuk mengkoreksi hipovolemia dan anemia, pemberian oksigen atau bila
dicurigai ada infeksi diberikan antibiotik.
c. Pada keadaan syok segera diberikan infus cairan (seperti dextrose 5%, glukosa
5%, garam fisiologis) dan oksigen sambil menunggu darah. (kondisi penderita
harus diperbaiki, kontrol tekanan darah, nadi dan pernafasan).
d. Penatalaksanaan yang ideal adalah menghentikan sumber perdarahan segera
dengan penatalaksanaan bedah (operasi/ laparotomi) setelah diagnosis
dipastikan.
Adapun terapi yang dapat diberikan seperti :
1) Terapi medikamentosa
Terapi medikamentosa dapat dilakukan dengan pemberian Metotreksat
(MTX), injeksi intramuskular 50 mg/m2 merupakan pengobatan yang
efektif untuk pasien-pasien yang memenuhi kriteria. Dosis diberikan
pada hari ke 1, tetapi kadar beta-HCG akan mengalami peningkatan
selama beberpa hari. Kriteria untuk mendapatkan metotreksat adalah:
stabil secara hemodinamik tanpa perdarahan aktif, pasien ingin
mempertahankan kesuburannya, tidak ditemukan gerakan janin dan
kadar beta-HCG tidak lebih 6000 mIU/ml. Adapun kontraindikasinya
adalah: imunodefisiensi, ibu menyusui, alkoholisme, leukopenia,
penyakit paru aktif, disfungsi hati, disfungsi ginjal, gerakan jantung
embrio dan kantung kehamilan lebih dari 3,5 cm.
2) Terapi pembedahan
Terapi pembedahan definitif berupa salpingektomi merupakan terapi
pilihan untuk wanita yang secara hemodinamik tidak stabil. Adapun
terapi pembedahan konservatif yang sepenuhnya sesuai untuk pasien
dengan hmodinamik stabil adalah:
(a) Salpingostomi linear laparoskopik adalah prosedur yang paling
sering digunakan.
(b) Salpingektomi parsial meripakan pengangkatan bagian tuba falopi
yang rusak dan diindikasikan ketika terdapat kerusakan yang luas
atau perdarahan lanjutan setelah salpingostomi.

Anda mungkin juga menyukai