Anda di halaman 1dari 4

B.

Wasting Syndrome
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) mengenali “wasting
syndrome” sebagai kondisi AIDS pada tahun 1987. Sindrom “wasting” ini didefinisikan
sebagai penurunan berat badan setidaknya 10% beserta diare atau kelemahan dan
demam kronis untuk setidaknya 30 hari. Dalam prakteknya, setiap penurunan berat
badan tak terduga sebesar itu biasanya dianggap sebagai sindrom “wasting”.
Hubungan yang signifikan antara penurunan berat badan dan kematian,
perkembangan penyakit lain, atau bahkan keduanya telah dibuktikan dalam berbagai
penelitian prospektif dan retrospektif sebelum munculnya terapi antiretroviral (ART
atau ARV) yang efektif. Beberapa laporan menunjukkan bahwa kejadian sindrom
“wasting” telah menurun sejak pengenalan ARV yang efektif, tetapi data dari
penelitian lain menunjukkan bahwa sindrom “wasting” tetap merupakan komplikasi
yang signifikan, bahkan pada populasi dengan akses ARV yang efektif.
Syndrom wasting juga dapat dikaitkan dengan HIV dan diketahui
berdampak pada siklus haid. Penelitian yang dilakukan oleh Steven Grinspoon, MD dan
rekan menemukan bahwa diantara 31 perempuan HIV-positif dengan berbagai
tingkatan wasting 20% mengalami amenorea. Penelitian ini juga mengungkapkan tingkat
amenorea lebih tinggi pada perempuan dengan berat badan dibawah 90% dari berat ideal.

Penyebab Wasting Syndrome


1. Infeksi HIV membuat tubuh membutuhkan lebih banyak nutrisi untuk meerangi
infeksi. Tapi, di saat yang sama, HIV menyebabkan malabsorption, yaitu kelainan
pada sistem penyerapan nutrisi.
2. Diare kronis. Penderita infeksi HIV biasanya mengalam diare yang tak kunjung
sembuh selama berhari-hari. Diare kronis dapat mengurangi masa tubuh hingga 10
persen lho, Ladies.
3. Kondisi kesehatan yang buruk, maka nafsu makan pun hilang. Ini juga merupakan
salah satu dari sekian faktor penyebab turunnya berat badan penderita infeksi
HIV.
4. Bisul-bisul kecil di mulut, dan sakit tenggorokan, serta pembengkakkan kelenjar
menambah penderitaan seseorang jika terinfeksi HIV.
5. Obat-obatan yang digunakan mengurangi gejala dan komplikasi infeksi HIV bisa
menekan nafsu makan. Beberapa malah menyebabkan efek samping seperti mual-
mual, muntah, dan perubahan fungsi indra pengecap, sehingga makanan yang
masuk pun terasa tawar.

Pengobatan Wasting Syndrome


Terapi antiretroviral (ART) yang berhasil umumnya mengarah pada
penambahan berat badan yang sehat. Pengobatan wasting menangani masingmasing
penyebab tersebut di atas. Mengurangi viral load menjadi tidak terdeteksi umumnya
mengakibatkan peningkatan pada berat badan (rata-rata peningkatan 10-25% per
tahun).

1. Mengurangi mual dan muntah dapat membantu meningkatkan jumlah


makanan. Juga perangsang nafsu makan termasuk Megace (lihat LI 540) dan
Marinol (dronabinol) dapat dipakai. Sayangnya, megace dikaitkan dengan
penambahan lemak badan, gumpalan darah, masalah tulang, dan diabetes. Marinol
adalah bentuk sintetis (buatan) zat yang ditemukan pada mariyuana. Mariyuana
sendiri efektif untuk mengurangi mual dan merangsang nafsu makan. Obat antimual
juga dapat membantu.

2. Mengobati diare dan infeksi oportunistik, pada perut/usus dapat membantu


menangani penyerapan gizi yang buruk. Ada banyak perkembangan di bidang
ini. Namun, dua infeksi parasit – kriptosporidiosis dan mikrosporidiosis – masih
sangat sulit diobati. Pendekatan lain adalah suplemen gizi seperti Ensure dan
Advera. Produk ini khusus dirancang untuk memberi gizi yang mudah diserap.
Namun suplemen ini belum diteliti dengan hati-hati dan mengandung banyak gula.
Suplemen gizi seperti Juven atau protein air dadih juga dapat membantu peningkatan
berat badan. Namun beberapa orang mempunyai alergi terhadap air dadih. Diskusikan
dengan dokter sebelum memakai suplemen gizi. Suplemen hanya boleh dipakai untuk
melengkapi diet yang seimbang.

3. Mengobati perubahan pada metabolisme: Pengobatan hormon sedang diteliti.


Hormon pertumbuhan manusia (human growth hormone/HGH) meningkatkan
berat badan dan massa badan tidak berlemak, sekaligus mengurangi massa
lemak. Namun pengobatan ini sangat mahal dan dapat menyebabkan efek samping
yang berat. Beberapa ahli berpendapat bahwa HGH dapat dipakai dengan dosis yang
lebih rendah daripada yang disetujui oleh FDA-AS.
4. Testosteron dan steroid anabolik (yang membangun otot) seperti oksandrolon
atau nandrolon mungkin membantu mengobati wasting. Obat ini diteliti terkait
HIV secara sendiri dan dalam kombinasi dengan olahraga. Progressive
resistance training (PRT) adalah semacam olahraga dengan beban dan alat
khusus. Sebuah penelitian baru menemukan bahwa PRT memberi hasil serupa
dengan oksandrolon dalam meningkatkan massa badan yang tidak lemak. PRT lebih
efektif daripada oksandrolon dalam meningkatkan fungsi fisik, serta lebih murah.
Olahraga juga dapat memperbaiki suasana hati dan kolesterol, serta menguatkan
tulang.

5. Pengobatan infeksi sekunder dan komplikasi infeksi HIV lainnya merupakan


faktor penting dalam manajemen “wasting”, sebagaimana dibuktikan oleh
peningkatan berat badan dan massa sel tubuh pada pasien. Infeksi oportunistik
yang mengganggu pasien untuk menelan (seperti kandidiasis, herpes, atau
esophagitis CMV) membuat pasien sangat rentan untuk mengalami sindrom
“wasting”. Selain infeksi sekunder, ulkus aphthous, diare kronis, atau malabsorpsi
dari setiap etiologi; depresi; dan kontributor lain untuk anoreksia harus diobati.

6. Strategi-strategi nutrisi untuk mencegah atau memperbaiki kondisi tubuh


pasien harus bekerja untuk mempertahankan atau meningkatkan asupan
energi. Pasien dengan infeksi HIV dapat meningkatkan tingkat asupan protein
selama periode peningkatan asupan makanan. Karena orang yang terinfeksi
HIV berisiko tinggi untuk infeksi yang ditularkan melalui makanan, keamanan
makanan juga merupakan komponen penting dari peningkatan asupan nutrisi.
7. Latihan fisik (baik aerobik dan resistan) merupakan cara nonfarmakologis yang
sangat baik untuk mempertahankan atau memulihkan tingkat kebugaran pada
pasien dengan infeksi HIV. Dalam studi awal, pelatihan resistensi progresif
dilaporkan mampu meningkatkan kekuatan dan berat badan bagian atas dan
bawah pada individu yang pulih dari Pneumonia Pneumocystis akut.

DAFTAR PUSTAKA
Author.2018.Wasting Syndrome. https://www.odhaberhaksehat.org/2018/wasting-syndrome/
diakses pada tanggal 2 Desember 2021 (14:20)
Martilova, D., & Amran, H. F. (2017). MENSTRUAL PERIOD ANALISIS OF WOMEN
PLWHA WITH ANTI RETROVIRAL THERAPY (ART) IN NGO LANCANG KUNING
PEKANBARU CITY. Photon: Jurnal Sain dan Kesehatan, 8(01), 147-154.

Anda mungkin juga menyukai