Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN AKHIR

PRAKTIK KEBIDANAN FISIOLOGIS


ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN FISIOLOGIS PADA NY
“A” UMUR 24 TAHUN G1P0000 UK 25 MINGGU
DI PMB NI WAYAN PUSPAYANI, A., Md.Keb

OLEH

I Gusti Ayu Dwi Putri Hendrayani P07124218 003

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN PRODI DIV KEBIDANAN KLINIK
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir hasil praktek
lapangan ini tepat pada waktunya yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Kehamilan Fisiologis Trimester II Pada Ny “A” Umur 24 Tahun G1p0000
Uk 25 Minggu T/H Intrauterine”.
Pada kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan,
bimbingan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan laporan akhir ini,
pihak-pihak tersebut yaitu :
1. Ni Nyoman Budiani, S.Si.T., M.Biomed selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Denpasar.
2. Ni Wayan Armini, SST., M.Keb selaku Ketua Prodi D-IV Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar.
3. Ni Komang Erny Astiti, SKM.,M.Keb selaku Penanggung Jawab Mata
Kuliah Praktik Kebidanan Fisiologis.
4. Ni Wayan Armini, SST., M.Keb selaku dosen pembimbing kelompok Mata
Kuliah Praktik Kebidanan Fisiologis.
5. Ni Wayan Puspayani, A.Md. Keb selaku Pembimbing Lapangan di Praktek
Mandiri Bidan, Bebandem, Karangasem.
6. Orang tua, teman-teman dan pihak lain yang telah membantu yang tidak
bisa penulis sebutkan satu per satu.
Penulis berharap laporan akhir ini dapat menambah wawasan mahasiswa
kebidanan dan pembaca tentang asuhan kebidanan pada bayi fisiologis. Penulis
sangat mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun dan
mendukung demi kesempurnaan laporan akhir ini.

Denpasar, Januari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................2
C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus.......................................................3
D. Manfaat Penulisan Laporan..........................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
A. Adaptasi Perubahan Fisik pada Ibu Hamil....................................................4
B. Adaptasi Psikologis pada Ibu Hamil.............................................................9
C. Kebutuhan Dasar Fisik Ibu Hamil..............................................................10
D. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil................................................................14
E. Data Fokus pada Asuhan Kehamilan..........................................................16
F. Interpretasi Data dan Perencanaan Asuhan.................................................18
BAB III TINJAUAN KASUS..............................................................................22
BAB IV PEMBAHASAN KASUS......................................................................29
BAB V PENUTUP................................................................................................31
A. Simpulan.....................................................................................................31
B. Saran............................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................32

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesuai standar asuhan maka ibu hamil begitu diketahu hamil disarankan
sedini mungkin segera melakukan kunjungan ANC. Esensi dari asuhan
antenatal adalah pendidikan danpromosi kesehatan serta upaya deteksi,
sehingga begitu ada kelainan segera diketemukan dandilakukan upaya
penatalaksanaan. Berdasarkan standar WHO, ibu hamil disarankan untuk
melakukan kunjungan ANC minimal 4 kali selama kehamilan, dengan
komposisi waktu kunjungan satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester
II, dan dua kali pada trimester III. Menurut standar pelayanan kebidanan,
jadwal kunjungan ANC, adalah satu kali setiap bulan pada trimester I, satu
kali setiap 2 minggu pada trimester II, dan satu kali setiap minggu pada tri
semester 3.
Berdasarkan kunjungan ibu hamil dapat dilihat dari kunjungan K 1 dan
target K 1 nasional adalah 74% dan target K 4 adalah 60 % (Depkes RI,
2013). Pemerintah menetapkan bahwa pelayanan yang baik memenuhi
standar pelayanan ANC terpadu minimal 10 T yaitu mengukur tinggi badan
dan menimbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur status gizi
atau LILA, mengukur tinggi fundus uteri, menentukan presentas janin dan
denyut jantung janin, skrining status imunisasi tetanus dan pemberian
imunisasi TT (Tetanus Teksoid) lengkap, pemberian tablet FE selama
kehamilan minimal 90 tablet selama kehamilan, pemeriksaan laboratorium,
melakukan penatalaksanaan atau penanganan kasus, dan temu wicara.
Pelayanan kesehatan pada masa kehamilan diatur dalam perturan menteri
ksehatan RI no 97 tahun 2014 pada BAB II bagian kedua tentang pelayanan
kesehatan masa hamil dicantum dalam pasal 12 dan 13.
Ibu “A” umur 24 tahun melakukan pemeriksaan ANC terpadu di PMB
Puspayani Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem. Ibu “A” saat ini
mengandung anak pertama dan usia kehamilannya 25 minggu dimana ibu
“A” sudah memasuki Trimester II. Ibu “A” mendapat pelayanan ANC
terpadu dimana ibu “A” di anamnesa untuk mendapat data subjektif

1
kemudian ibu “A” dilakukan pemeriksaan tanda tanda vital, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan kebidanan, setelah itu diberikan terapi seperti asam folat,
dan memberikan KIE sesuai dengan kebutuhan ibu “A”.

Pada trimester II biasanya ada beberapa tanda bahaya yang


kemungkinan terjadi seperti sakit kepala yang hebat, gerakan janin yang tidak
terasa, bengkak di wajah, kaki dan tangan, dan perdarahan pervaginam.
Selain itu pengetahuan yang diketahui ibu hamil biasanya perubahan fisik,
nutrisi selama kehamilan, pola tidur dan istirahat, pemantauan kesejahteraan
bayi dan perawatan kesehatan selama hamil. Ibu “A” diusia kehamilan 25
minggu saat ini sudah mengetahui tentang perawatan kesehatan selama hamil.

B. Tujuan
1. Tujuan umum

Mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan pada kehamilan


trimester II dengan kasus Ibu “A” Umur 24 Tahun G1p0000 Uk 25
Minggu T/H Intrauterine.

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data subjektif pada


kehamilan trimester II dengan kasus Ibu “A” Umur 24 Tahun
G1p0000 Uk 25 Minggu T/H Intrauterine.

b. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data objektif pada


kehamilan trimester II dengan kasus Ibu “A” Umur 24 Tahun
G1p0000 Uk 25 Minggu T/H Intrauterine.

c. Mahasiswa dapat menegakkan analisa yang tepat pada


kehamilan trimester II dengan kasus Ibu “A” Umur 24 Tahun
G1p0000 Uk 25 Minggu T/H Intrauterine.

d. Mahasiswa dapat melakukan penatalaksanaan yang sesuai


dengan kasus Ibu “A” Umur 24 Tahun G1p0000 Uk 25 Minggu
T/H Intrauterine.

2
C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus
Pengambilan kasus dilakukan di PMB Ni Wayan Puspayani, A.,Md.Keb.

D. Manfaat Penulisan Laporan


Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dalam penyusunan laporan ini
yaitu sebagai berikut.
1. Mahasiswa terampil dalam pengumpulan data pada ibu hamil.
2. Mahasiswa terampil dalam melakukan analisis data ibu hamil.
3. Mahasiswa terampil dalam merumuskan rencana asuhan kebidanan.
4. Mahasiswa terampil dalam melaksanakan asuhan kebidanan
fisiologis.
5. Mahasiswa terampil dalam melaksanakan evaluasi asuhan
kebidanan.
6. Mahasiswa terampil dalam pendokumentasian asuhan kebidanan
dengan metode SOAP.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Adaptasi Perubahan Fisik pada Ibu Hamil


1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
Ibu hammil uterusnya tumbuh membesar akibat pertumbuhan isi konsepsi
intrauterine. Hormon estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, sedangkan
hormon progesteron untuk elastisitas/kelenturan uterus (Kementerian Kesehatan
RI, 2016).
1) Trimester I
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan
melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan.
Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot, sementara
produksi miosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan dengan hal itu terjadi
akumulasi jaringan sel ikat dan elastic, terutama pada lapisan otot luar. Kerja
sama tersebut akan meningkatkan kekuatan dinding uterus. Daerah korpus
pada bulanbulan pertama akan menebal, tetapi seiring dengan bertambahnya
usia kehamilan akan menipis (Yulizawati et al., 2017). Ismus uteri, bagian
dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan pada kehamilan trimester
I memanjang dan lebih kuat. Taksiran kasar pembesaran uterus pada perabaan
tinggi fundus yaitu :
a) Tidak hamil/normal yaitu sebesar telur ayam (+ 30 g)
b) Kehamilan 8 minggu yaitu sebesar telur bebek
c) Kehamilan 12 minggu yaitu sebesar telur angsa (Kementerian Kesehatan
RI, 2017).
2) Trimester II
Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan terlalu besar dalam
rongga pelvis dan seiring perkembangannya, uterus akan menyentuh dinding
abdominal, mendorong usus kesamping atas, terus tumbuh hingga hampir
menyentuh hati (Yulizawati et al., 2017). Ismus uteri, bagian dari serviks pada

4
kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian dengan korpus. Taksiran kasar
perabaan tinggi fundus yaitu :
a) Kehamilan 16 minggu yaitu pertengahan simfisis-pusat
b) Kehamilan 20 minggu yaitu pinggir bawah pusat
c) Kehamilan 24 minggu yaitu pinggir atas pusat
d) Kehamilan 28 minggu yaitu sepertiga pusat-xyphoid (Kementerian
Kesehatan RI, 2016).
3) Trimester III
Pada akhir kehamilan otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi
sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan menipis (Yulizawati et al.,
2017). Ismus uteri, bagian dari serviks pada kehamilan di atas 32 minggu
menjadi segmen bawah uterus. Taksiran kasar perabaan tinggi fundus yaitu :
a) Kehamilan 32 minggu yaitu pertengahan pusat-xyphoid
b) Diatas 32 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid. Namun pada usia
kehamilan 40 minggu, fundus uteri biasanya akan turun kembali yang
disebabkan oleh karena kepala janin pada primigravida turun dan masuk
pintu atas panggul (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
b. Serviks
Pada masa kehamilan. kondisi serviks akan menjadi lebih lunak yang
disebut dengan tanda goodell dan kebiruan yang disebut tanda chadwick.
Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadi edema pada
seluruh serviks, bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan hyperplasia pada
kelenjar serviks. Serviks merupakan organ yang kompleks dan heterogen yang
mengalami perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan persalinan. Bersifat
seperti katup yang bertanggung jawab menjaga janin dalam uterus sampai akhir
kehamilan dan selama persalinan. Serviks didominasi oleh jaringan ikat fibrosa.
Komposisinya berupa jaringan matriks ekstraseluler terutama mengandung
kolagen dengan elastin dan proteoglikan dan bagian sel yang mengandung otot
dan fibroblast, epitel serta pembuluh darah (Yulizawati, 2017).
c. Ovarium
Proses ovulasi selama kehilan akan terhenti dan pematangan folikel baru
juga tertunda. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal

5
kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesterone dalam
jumlah yang relative minimal (Yulizawati, 2017). Ovulasi terhenti. Masih terdapat
korpus luteum graviditas sampai terbentuknya uri yang mengambil alih
pengeluaran estrogen dan progesterone (kira-kira pada kehamilan 16 minggu dan
korpus luteum graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm). Kadar relaxin
disirkulasi maternal dapat ditentukan dan meningkat dalam trimester pertama.
Relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi
baik hingga aterm (Fitriahadi, 2017). Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil
alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama
kehamilan ovarium tenang/ beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan
pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal
menstruasi (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
d. Vagina dan Vulva
Pada ibu hamil vagina terjadi hipervaskularisasi menimbulkan warna
merah ungu kebiruan yang disebut tanda Chadwick. Vagina ibu hamil berubah
menjadi lebih asam, keasaman (pH) berubah dari 4 menjadi 6.5 sehingga
menyebabkan wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina terutama infeksi
jamur. Hypervaskularisasi pada vagina dapat menyebabkan hypersensitivitas
sehingga dapat meningkatkan libido atau keinginan atau bangkitan seksual
terutama pada kehamilan trimester dua (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan untuk
mengalami peregangan pada saat persalinan dengan meningkatnya ketebalan
mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan hipetrofi sel otot polos (Yulizawati,
2017).
2. Payudara
Selama kahamilan payudara bertambah besar, tegang, berat. Areola
payudara makin hitam karena hiperpigmentasi. Dapat teraba noduli – noduli,
akibat hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan vena – vena lebih membiru.
Hiperpigmentasi pada puting susu dan areola payudara. Perkembangan payudara
ini karena pengaruh hormon saat kehamilan yaitu estrogen, progesterone dan
somatomamotropin. Estrogen yaitu hormon yang berfungsi menimbulkan
hipertrofi system saluran payudara, menimbulkan penimbunan lemak dan air serta

6
garam sehingga payudara tampak makin besar, tekanan serat syaraf akibat
penimbunan lemak, air dan garam menyebabkan rasa sakit pada payudara.
Progesteron berfungsi untuk empersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi,
menambah sel asinus. Hormon somatomamotropin, berfungsi untuk empengaruhi
sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin dan laktoglobulin. Penimbunan
lemak sekitar alveolus payudara (Fitriahadi, 2017).
Pada kehamilan trimester II puting susu mengeluarkan cairan putih
kekuning-kuningan (kolostrum) yang berasal dari kelenjar asinus yang mulai
bereaksi. Pengeluaran ASI belum berjalan oleh karena prolaktin ini ditekan oleh
PIH (Prolaktine Inhibiting Hormone). Setelah persalinan, dengan dilahirkannya
plasenta pengaruh estrogen, progesterone dan somotomammotropin terhadap
hipotalamus hilang sehingga prolaktin dapat dikeluarkan dan laktasi terjadi
(Fitriahadi, 2017).
3. Sistem Endokrin
a. Progesteron
Pada awal kehamilan hormon progesteron dihasilkan oleh corpus luteum
dan setelah itu secara bertahap dihasilkan oleh plasenta. Kadar hormon ini
meningkat selama hamil dan menjelang persalinan mengalami penurunan.
Produksi maksimum diperkirakan 250 mg/hari (Kementerian Kesehatan RI,
2016).
b. Estrogen
Pada awal kehamilan sumber utama estrogen adalah Ovarium. Selanjutnya
estrone dan estradiol dihasilkan oleh plasenta dan kadarnya meningkat beratus
kali lipat, out put estrogen maksimum 30-40 mg/hari. Kadar terus meningkat
menjelang aterm (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
c. HCG
Hormon HCG ini diproduksi selama kehamilan. Pada hamil muda hormon
ini diproduksi oleh trofoblas dan selanjutnya dihasilkan oleh plasenta. HCG dapat
untuk mendeteksi kehamilan dengandarah ibu hamil pada 11 hari setelah
pembuahan dan mendeteksi pada urine ibu hamil pada 12–14 hari setelah
kehamilan. Kandungan HCG pada ibu hamil mengalami puncaknya pada 8-11
minggu umur kehamilan (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

7
d. Relaxin
Dihasilkan oleh corpus luteum, dapat dideteksi selama kehamilan, kadar
tertinggi dicapai pada trimester pertama. Peran fisiologis belum jelas, diduga
berperan penting dalam maturasi serviks (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
e. Hipofisis
Terjadi penekanan kadar FSH dan LH maternal selama kehamilan, namun
kadar prolaktin meningkat yang berfungsi untuk menghasilkan kholostrum. Pada
saat persalinan setelah plasenta lahir maka kadar prolaktin menurun, penurunan
ini berlangsung terus sampai pada saat ibu menyusui. Pada saat ibu menyusui
prolaktin dapat dihasilkan dengan rangsangan pada puting pada saat bayi
mengisap puting susu ibu untuk memproduksi ASI (Kementerian Kesehatan RI,
2016).
4. Sistem Kekebalan
Pada ibu hamil terjadi perubahan pH pada vagina, sekresi vagina berubah
dari asam menjadi lebih bersifat basa sehingga pada ibu hamil lebih rentan
terhadap infeksi pada vagina (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
5. Sistem Perkemihan
Hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan ureter membesar,
tonus otot-otot saluran kemih menurun. Kencing lebih sering (poliuria), laju
filtrasi glumerulus meningkat sampai 69 %. Dinding saluran kemih dapat tertekan
oleh pembesaran uterus yang terjadi pada trimester I dan III, menyebabkan
hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara. Kadar kreatinin, urea dan asam
urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal. Wanita hamil
trimester I dan III sering mengalami sering kencing (BAK/buang air kecil)
sehingga sangat dianjurkan untuk sering mengganti celana dalam agar tetap kering
(Kementerian Kesehatan RI, 2016).
6. Sistem Pencernaan
Estrogen dan HCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-
muntah. Apabila mual muntah terjadi pada pagi hari disebut Morning Sickness.
Selain itu terjadi juga perubahan peristaltic dengan gejala sering kembung, dan

8
konstipasi. Ibu hamil trimester pertama sering mengalami nafsu makan menurun,
hal ini dapat disebabkan perasaan mual dan muntah yang sering terjadi pada
kehamilan muda. Pada trimester kedua mual muntah mulai berkurang sehingga
nafsu makan semakin meningkat (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
7. Sistem Muskuluskeletal
Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan adalah peregangan otot -
otot dan pelunakan ligamen – ligamen. Area yang paling dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan tersebut adalah tulang belakang (curva lumbar yang
berlebihan), otot-otot abdomal (meregang ke atas uterus hamil), dan otot dasar
panggul (menahan berat badan dan tekanan uterus). Bagi ibu hamil, bagian ini
merupakan titik-titik kelemahan struktural dan bagian bermasalah yang potensial
dikarenakan beban dan menekan kehamilan. Oleh karena itu masalah postur
merupakan hal biasa dalam kehamilan (Fitriahadi, 2017). Postur tubuh
hiperlordosis dapat terjadi karena ibu hamil memakai alas kaki terlalu tinggi
sehingga memaksa tubuh untuk menyesuaikan maka sebaiknya ibu hamil supaya
memakai alas kaki yang tipis dan tidak licin, selain untuk kenyamanan juga
mencegah terjadi kecelakaan atau jatuh terpeleset (Kementerian Kesehatan RI,
2016).

B. Adaptasi Psikologis pada Ibu Hamil


1. Trimester I
Seorang ibu setelah mengetahui dirinya hamil maka responnya berbeda –
beda. Sikap ambivalent sering dialami pada ibu hamil, artinya kadang-kadang ibu
merasa senang dan bahagia karena segera akan menjadi ibu dan orangtua, tetapi
tidak sedikit juga ibu hamil merasa sedih dan bahkan kecewa oleh karena segera
setelah konsepsi kadar hormon progesterone dan estrogen dalam kehamilan akan
meningkat dan ini akan menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari,
lemah, lelah, dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat sehingga
seringkali membenci kehamilannya. Pada trimester pertama seorang ibu akan
selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.
Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan
seksama (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

9
2. Trimester II
Pada trimester II, ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat
menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini
pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran
bayinya sebagai seorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa
terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada
trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido. Ibu merasa lebih stabil,
kesanggupan mengatur diri lebih baik, kondisi atau keadaan ibu lebih
menyenangkan, ibu mulai terbiasa dengan perubahan fisik tubuhnya, janin belum
terlalu besar sehingga belum menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu sudah mulai
menerima dan mengerti tentang kehamilannya (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
3. Trimester III
Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab
pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi
dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya.
Kadang – kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu –
waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya
tanda dan gejala akan terjadinya persalinan (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

C. Kebutuhan Dasar Fisik Ibu Hamil


1. Kebutuhan Oksigen
Seorang ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas.
Hal ini disebabkan karena diafragma tertekan akibat membesarnya rahim.
Kebutuhan oksigen meningkat 20 %. Ibu hamil sebaiknya tidak berada di tempat-
tempat yang terlalu ramai dan penuh sesak, karena akan mengurangi masukan
oksigen (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
2. Kebutuhan Nutrisi
Kebutuhan gizi ibu hamil dengan berat badan normal yaitu, kebutuhan
energi pada kehamilan trimester I memerlukan tambahan 100 kkal/hari (menjadi
1.900 – 2000 kkal/hari). Ini berarti sama dengan menambah 1 potong (50 gr)
daging sapi atau 2 buah apel dalam menu sehari. Selanjutnya pada trimester II dan
III, tambahan energi yang dibutuhkan meningkat menjadi 300 kkal/hari, atau sama

10
dengan mengkomsumsi tambahan 100 gr daging ayan atau minum 2 gelas susu
sapi cair. Idealnya kenaikan bb sekitar 500 gr/minggu (Kementerian Kesehatan
RI, 2016).
3. Personal Hygiene
Kebersihan diri selama kehamilan penting untuk dijaga oleh seorang ibu
hamil. Personal hygene yang buruk dapat berdampak terhadap kesehatan ibu dan
janin.
a. Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan ganti pakaian minimal 2 kali
sehari.
b. Menjaga kebersihan alat genital dan pakaian dalam.
c. Menjaga kebersihan payudara (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
4. Pakaian
Pakaian yang baik bagi wanita hamil adalah :
a. Longgar, nyaman, dan mudah dikenakan. Gunakan kutang/BH dengan ukuran
sesuai ukuran payudara dan mampu menyangga seluruh payudara.
b. Untuk kasus kehamilan menggantung, perlu disangga dengan stagen atau kain
bebat di bawah perut
c. Tidak memakai sepatu tumit tinggi. Sepatu berhak rendah baik untuk
punggung dan postur tubuh dan dapat mengurangi tekanan pada kaki
(Kementerian Kesehatan RI, 2016).
5. Eliminasi
Ibu hamil sering buang air kecil  terutama pada trimester I dan III
kehamilan. Sementara frekuensi buang air  besar menurun akibat adanya
konstipasi. Kebutuhan ibu hamil akan rasa nyaman terhadap masalah eliminasi
juga perlu mendapat perhatian. Ibu hamil akan sering ke kamar mandi terutama
saat malam sehingga mengganggu tidur, sebaiknya intake cairan sebelum tidur
dikurangi,Gunakan pembalut untuk mencegah pakaian dalam yang basah dan
lembab sehingga memudahkan masuk kuman,  Setiap habis bab dan bak, cebok
dengan baik (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
6. Seksual
Wanita hamil dapat tetap melakukan hubungan seksual dengan suaminya
sepanjang hubungan seksual tersebut tidak menganggu kehamilan. Ada beberapa

11
tips untuk wanita hamil yang ingin berhubungan seksual dengan suaminya :  Pilih
posisi yang nyaman dan tidak menyebabkan nyeri bagi wanita hamil,  Sebaiknya
gunakan kondom, karena prostaglandin yang terdapat dalam semen bisa
menyebabkan kontraksi, Lakukanlah dalam frekuensi yang wajar, + 2-3 kali
seminggu (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
7. Mobilisasi dan Bodi Mekanik
Mobilisasi dan bodi mekanik untuk ibu hamil harus memperhatikan cara-
cara yang benar antara lain :
a. Melakukan latihan/ senam hamil agar otot-otot tidak kaku.
b. Jangan melakukan gerakan tiba-tiba/ spontan.
c. Jangan mengangkat secara langsung benda-benda yang cukup berat,
jongkoklah terlebih dahulu baru kemudian mengangkat benda.
d. Apabila bangun tidur, miring dulu baru kemudian bangkit dari tempat tidur
(Kementerian Kesehatan RI, 2016).
8. Exercise/Senam Hamil
Tujuan senam hamil : Menjaga ibu tetap sehat ,Mempertahankan
kemampun fisik dan kekuatan otot selama kehamilan
a. Kondisi yang tidak dianjurkan untuk melakukan gerakan Fisik :Ketuban pecah
sebelum waktunya,Perdarahan,Kehamilan kembar,Anemia berat,Tekanan
darah tinggi,Penyakit jantung,DM dgn pengobatan insulin,Riwayat persalinan
premature,Riwayat keguguran berulang.
b. Prinsip latihan fisik : Lakukan pemeriksaan kesehatan sebelum latihan
,Minum air putih sebelum, selama dan sesudah,Pakaian; nyaman, tdk tebal,
menyerap keringat, elastis, bra nyaman dgn tali lebar,Gunakan matras sbg
bantalan (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
9. Istirahat/Tidur
Gangguan tidur dpt terjadi mulai tw 1; disebabkan tersering olh gg
kencing dan ketidaknyamanan pd kaki (terutama pd tw3),Gangguan tidur pd
kehamilan berakibat pada; iritabilitas, lemah/letih dan gangguan konsentrasi serta
telah dikaitkan dgn gejala depresi pd kehamilan (Kementerian Kesehatan RI,
2016).
10. Imunisasi

12
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan. Biasanya dilakukan skrining status TT (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
11. Traveling/Perjalanan Jauh
Umumnya perjalanan jauh pada 6 bulan pertama kehamilan dianggap
cukup aman. Bila anda ingin melakukan perjalanan jauh pada 3 bulan terakhir
kehamilan, sebaiknya dirundingkan dengan dokter,  Wanita hamil cenderung
mengalami pembekuan darah di kedua kaki karena lama tidak aktif bergerak
(Kementerian Kesehatan RI, 2016).
12. Persiapan laktasi
Menyusui perlu dipersiapkan sejak kehamilan untuk menghindari
kegagalan proses laktasi, terpenting adalah meyakinkan ibu bahwa ‘ia bisa
menyusui’, membangun sikap positif ibu terhadap laktasi dan menyusui,
menemukan kelainan sedini mungkin dan mengatasinya (Kementerian Kesehatan
RI, 2016).
Persiapan payudara masuk ialah pemeriksaan payudara sejak kunjungan
pertama. Pada payudara masuk perawatan payudara dilakukan sejak usia 12 mg.
Membersihkan payudara yaitu membersihkan payudara sejak UK 6-9 bulan
dengan minyak kelapa. Basahi telapak tangan dengen minyak kelapa, basahi
payudara sampai putting dan areola dgn minyak kelapa, kompres dengan minyak
selama 2-3 menit. Bersihkan perlahan dengan kapas berisi minyak kelapa, basuh
dengan air hangat (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
13. Persiapan Persalinan
Persiapan persalinan yang dapat dilakukan ialah :
a. Membuat rencana persalinan.
b. Membuat rencana dan pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan.
c. Mempersiapkan perencanaan jika terjadi kegawatdaruratan.
d. Rencana pola menabung.
e. Mempersiapkan peralatan untuk persalinan (Kementerian Kesehatan RI,
2016).
14. Pemantauan kesejahteraan janin

13
Fetal movement counting (meletakkan 10 benda/koin/kelereng dll dalam
mangkuk, mengambil 1 benda setap bayi bergerak, keseluruhan benda habis
dalam 2 jam, jika tidak habis ibu harus menghubungi petugas kesehatan. Tentukan
waktu yang tepat utk FMC, janin biasanya aktif bergerak, ibu mempunyai waktu
luang yang cukup untuk menghitung gerakan (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
15. Pekerjan
Pekerjaan rumah tangga( Pekerjaan rutin dapat dilaksanakan, Bekerjalah
sesuai kemampuan, Makin dikurangi dengan semakin tua kehamilan, Wanita
pekerja di luar rumah, Wanita hamil boleh bekerja, tapi jangan terlalu
berat,istirahatlah sebanyak mungkin,  Menurut uu perburuhan, wanita hamil
berhak mendapat cuti hamil selama 3 bulan, yaitu 1,5 bulan sebelum bersalin dan
1, 5 bulan sesudah bersalin,  Selama hamil perhatikan hal-hal yang dapat
membehayakan kandungan dan segera memeriksakan diri,  Pada minggu-minggu
terkahir kehamilan, beritahukan tanda-tanda permulaan persalinan (Kementerian
Kesehatan RI, 2016).

D. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil


1. Support Keluarga
a. Suami
Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti
meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan proses
persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI. Suami sebagai seorang yang
paling dekat, dianggap paling tahu kebutuhan istri. Saat hamil wanita mengalami
perubahan baik fisik maupun mental. Tugas penting suami yaitu memberikan
perhatian dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga istri
mengkonsultasikan setiap saat dan setiap masalah yang dialaminya dalam
menghadapi kesulitan-kesulitan selama mengalami kehamilan (Kementerian
Kesehatan RI, 2016).
b. Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal
yang kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu hamil. Wanita
hamil sering kali mempunyai ketergantungan terhadap orang lain disekitarnya

14
terutama pada ibu primigravida. Keluarga harus menjadi bagian dalam
mempersiapkan pasangan menjadi orang tua (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
c. Lingkungan
Dukungan Lingkungan Dapat Berupa :Doa bersama untuk keselamatan ibu
dan bayi dari ibu – ibu pengajian/ perkumpulan/ kegiatan yang berhubungan
dengan sosial/ keagamaan,Membicarakan dan menasehati tentang pengalamaan
hamil dan melahirkan, Adanya diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu
untuk periksa, Menunggui ibu ketika melahirkan, Mereka dapat menjadi seperti
saudara ibu hamil (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
2. Support Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan dapat memberikan peranannnya melalui dukungan :
Aktif : melalui kelas antenatal, Pasif : dengan memberikan kesempatan kepada ibu
hamil yang mengalami masalah untuk berkonsultasi. Tenaga kesehatan harus
mampu mengenali tentang keadaan yang ada disekitar ibu hamil atau pasca
bersalin, yaitu:bapak, kakak, dan pengunjung (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
3. Rasa Aman Nyaman Selama Kehamilan
Hal ini akan memberikan kehamilan yang sehat. Dukungan yang dapat
diberikan oleh suami misalnya dengan mengantar ibu memeriksakan kehamilan,
memenuhi keinginan ibu hamil yang ngidam, mengingatkan minum tablet besi,
maupun membantu ibu malakukan kegiatan rumah tangga selama ibu hamil.
Walaupun suami melakukan hal kecil namun mempunyai makna yang tinggi
dalam meningkatkan keadaan psikologis ibu hamil ke arah yang lebih baik
(Kementerian Kesehatan RI, 2016).
4. Persiapan Menjadi Orang Tua
Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap sebagai masa
transisi atau peralihan. Terlihat adanya peralihan yang sangat besar akibat
kelahiran dan peran yang baru, serta ketidak pastian yang terjadi sampai peran
yang baru ini dapat disatukan dengan anggota keluarga yang baru. Peran orang tua
sebagai proses peralihan yang berkelanjutan (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
5. Peran bidan
Bidan harus memahami berbagai perubahan psikologis yang terjadi pada
ibu hamil untuk setiap trimester agar asuhan yang diberikan tepat sesuai

15
kebutuhan ibu. Hal ini diperlukan ketelitian dan kehati-hatian bidan untuk
mengkaji /menilai kondisi psikologi seorang wanita hamil tidak hanya aspek fisik
saja (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

E. Data Fokus pada Asuhan Kehamilan


1. Kunjungan Antenatal Pertama
a. Data subjektif yang diperoleh dengan anamnesa meliputi:
1) Informasi Biodata : nama dan usia ibu
2) Riwayat Kehamilan Sekarang meliputi :
a) HPHT dan apakah normal.
b) Gerak janin ( kapan mulai dirasakan dan apakah ada perubahan yang
terjadi ).
c) Masalah atau tanda – tanda bahaya.
d) Keluhan – keluhan lazim pada kehamilan .
e) Penggunaan obat – obatan
f) Kekhawatiran – khawatiran lain yang dirasakan sehingga dapat
memberikan konseling tentang keluhan kehamilan yang biasa terjadi
dan dapat mendeteksi adanya komplikasi dengan lebih baik.
3) Riwayat Kehamilan yang Lalu
a) Jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan aterm, persalinan
prematur, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan
tindakan (dengan forseps, vakum atau operasi seksio sesarea).
b) Riwayat perdarahan pada kehamilan persalinan, atau nifas
sebelumnya. Hipertensi disebabkan kehamilan pada kehamilan
sebelumnya. Berat bayi sebelumnya, dan masalah – masalah lain yang
dialami.
4) Riwayat kesehatan termasuk penyakit-penyakit yang diderita dahulu atau
sekarang seperti masalah-masalah kardiovaskuler, hipertensi, diabetes,
malaria, PMS atau HIV/AIDS, imunisasi TT.
5) Riwayat Sosial Ekonomi yang meliputi status perkawinan, respon orang
tua dan keluarga terhadap kehamilan ini, riwayat KB, dukungan keluarga,
pengambil keputusan dalam keluarga, kebiasaan makan dan gizi yang

16
dikonsumsi dengan fokus pada vitamin A dan zat besi, kebiasaan hidup
sehat meliputi kebiasaan merokok, minum obat atau alkohol, beban kerja
dan kegiatan sehari – hari, tempat melahirkan dan penolong yang di
inginkan. (Fatimah dan Nuryaningsih 2017).
b. Data objektif yang diperoleh dengan pemeriksaan fisik meliputi:
1) Pemeriksaan fisik umum : tinggi badan, Berat Badan, Tanda – tanda
vital (Tekanan darah dan Denyut nadi).
2) Kepala dan leher : Edema diwajah, Ikterus pada mata, Mulut pucat,
Leher meliputi pembengkakan saluran limfe atau pembengkakan
kelenjar tiroid.
3) Tangan dan kaki : Edema di jari tangan, Kuku jari pucat, Varices vena,
Reflek – reflek.
4) Payudara : Ukuran (simetris), Puting payudara (menonjol/masuk),
Keluarnya kolostrum atau cairan lain Retraksi, dimpling, Massa,
Nodul Axilla.
5) Abdomen : Luka bekas operasi, Tinggi fundus uteri (jika > 12
minggu), Letak, presentasi, posisi dan penurunan kepala (kalau > 36
minggu), DJJ ( jika > 18 minggu).
6) Genetalia luar/eksterna : Varises, Perdarahan, Luka, Cairan yang
keluar, Pengeluaran dari uretra dan Skene, Kelenjar Bartholin :
bengkak (massa), cairan yang keluar.
7) Genetalia dalam/interna : Servik (meliputi cairan yang keluar , luka
(lesi), kelunakan, posisi, mobilitas, tertutup atau membuka), Vagina
(cairan yang keluar , luka , darah), Ukuran Adneksa (bentuk, posisi,
nyeri, kelunakan, massa (pada trimester pertama)), Uterus (ukuran,
bentuk, posisi, mobilitas, kelunakan, massa (pada trimester pertama))
8) Pemeriksaan laboratorium : dalam pemeriksaan laboratorium ini
meliputi pemeriksaan urine yaitu untuk mengetahui kadar protein dan
glukosanya. Selain itu juga pemeriksaan darah untuk mengetahui
faktor rhesus, golongan darah, Hb, rubelanya dan triple eliminasi
(HIV, Sifilis, Hepatitis B) (Fatimah dan Nuryaningsih 2017).

17
F. Interpretasi Data dan Perencanaan Asuhan
1. Menegakkan Diagnosa dan Masalah Potensial
Pada langkah ini data subjektif dan data objektif yang dikaji dianalisis
menggunakan fisiologi dan teori patologis , sesuai dengan perkembangan
kehamilan berdasarkan umur kehamilan ibu pada saat diberi asuhan, termasuk
teori kebutuhan fisik dan psikologis ibu hamil. Hasil analisis dan interpretasi
data menghasilkan rumusan diagnosis kehamilan. Rumusan dignosis
kebidanan pada ibu hamil disertai dengan alasan yang mencerminkan pikiran
rasional yang mendukung munculnya diagnosis (Kemenkes RI, 2016).
Mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah yang lain juga.Langkah ini membutuhkan antisipasi, nila
memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil terus mengamati kondisi klien.
Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosis atau masalah potensial
benar-benar terjadi (Kemenkes RI, 2016).
2. Merencanakan Asuhan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan
langkah sebelumnya. Semua perencanaan dibuat harus berdasarkan
pertimbangan yang tepat, meliputi pengetahua, teori yang up to date,
perawatan berdasarkan bukti (evidence based care), serta divalidasikan
dengan asumsi mengenai apa yang diinginkan an tidak diinginkan oleh
pasien. Dalam menyusun perencanaan seaiknya pasien dilibatkan, karena
pada akhirnya pengambilan keputusan dalam melaksanakan suatu rencana
asuhan harus disetujui oleh pasien (Kemenkes RI, 2016).
Berikut adalah beberapa contoh pelaksanaan dari perencanaan asuhan
berdasarkan peran bidan dalam tindakan mandiri, kolaborasi, dan tindakan
pengawasan.
a. Tindakan Mandiri
1) Pemantauan melekat pada ibu hamil dengan risiko tinggi.
2) Bimbingan dalam perawatan payudara.
3) Bimbingan pemantauan tanda-tanda persalinan kepada pasien dan
keluarga.
4) Pemberian dukungan psikologis kepada pasien dan suami.

18
5) Pemberian pendidikan kesehatan.
6) Pemberian tablet besi dan roborantia.
7) Bimbingan cara perawatan diri (Kemenkes RI, 2016).
b. Kolaborasi
1) Dengan dokter ahli kandungan (Penanganan infeksi)
2) Dengan psikolog (Penanganan depresi ibu hamil.)
3) Dengan ahli gizi (Penanganan anemi berat, Upaya perbaikan status gizi
pada ibu hamil dengan gizi buruk, Penanganan pada pasien yang
mengalami kehilangan nafsu makan dalam jangka waktu yang lama,
Konsultasi penyusunan menu seimbang pada pasien vegetarian, Konsultasi
penyusunan menu seimbang pada pasien dengan keadaan tertentu )
4) Dengan ahli fisioterapi (Penanganan pasien dengan keluhan nyeri pada
otot yang berkepanjangan)
5) Dengan dokter ahli penyakit dalam (Penanganan pasien dengan penyakit
infeksi (misalnya TBC, hepatitis, dan infeksi saluran percernaan),
Penanganan pasien HIV/AIDS, Penanganan pasien dengan penyakit
gangguan pernapasan, Penanganan pasien dengan penyakit DM dan
jantung (Kemenkes RI, 2016).
c. Merujuk
Dalam melakukan asuhan kepada pasien, bidan senantiasa mengacu
kepada Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) mencakup kewenangan dan
kewajibannya. Jika kasus yang ditangani sudah mengarah pada kondisi
patologis, maka bidan melaksanakan tindakan rujukan kepada fasilitas
pelayanan yang memenuhi standar baik sarana maupun tenaganya pasien
(Kemenkes RI, 2016).
d. Tindakan Pengawasan
1) Pemantauan keadaan umum
2) Pemantauan perdarahan
3) Pemantauan tanda-tanda bahaya kehamilan
4) Pemantauan keadaan depresi masa hamil.
e. Pendidikan/Penyuluhan
1) Pasien

19
a) Waspada tanda-tanda bahaya.
b) Waspada tanda-tanda persalinan.
c) Perawatan diri.
d) Gizi (asupan cairan dan nutrisi).
e) Kecukupan kebutuhan istirahat dan tidur.
f) Konsumsi vitamin dan tablet besi.
2) Suami
a) Pengambil keputusan terhadap keadaan bahaya istri dan anak.
b) Pengambil keputusan kebutuhan istirahat dan nutrisi istri
c) Orang yang paling siaga dalam keadaan darurat istri.
d) Dukungan yang positif bagi istri dalam keberhasilan proses adaptasi peran
ibu dan proses menyusui.
3) Keluarga
a) Pemberi dukungan mental bagi pasien dalam adaptasi pasien.
b) Memfasilitasi kebutuhan istirahat dan tidur bagi pasien.
c) Mendukung pola makan yang seimbang bagi pasien (Kemenkes RI, 2016).
f. Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh man keberhasilan asuhan yang kita berikan
kepada pasien, kita mengacu kepada beberapa pertimbangan berikut ini.
Tujuan Asuhan Kebidanan
1) Meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan kesehatan.
2) Memfasilitasi ibu untuk menjalani kehamilannya dengan rasa aman dan
penuh percaya diri.
3) Meyakinkan wanita dan pasangannya untuk mengembangkan
kemampuannya sebagai orang tua dan untuk mendapatkan pengalaman
berharga sebagai orang tua.
4) Membantu keluarga untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan
mereka dan mengemban tanggung jawab terhadap kesehatannya sendiri
(Dewi et al., 2011).
Efektivitas Tindakan untuk Mengatasi Masalah
Dalam melakukan evaluasi sebebrapa efektif tindakan dan asuhan yang
kita berikan kepada pasien, kita perlu mengkaji respon pasien dan pengkajian

20
ini kita jadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan asuhan berikutnya (Dewi et
al., 2011).
Hasil Asuhan
Hasil asuhan adalah bentuk konkret dari perubahan kondisi pasien dan
keluarga yang meliputi pemulihan kondisi pasien, peningkatan kesejahteraan
emosional, peningkatan pengetahuan dan kemampuan pasien mengenai
perawatan diri, serta peningkatan kemandirian pasien dan keluarga dalam
memenuhi kebutuhan kesehatannya (Dewi et al., 2011).

21
BAB III

TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester II Pada Ibu “A” G1P0000


Umur Kehamilan 25 Minggu T/H Intrauterine di PMB Puspayani
Tahun 2021

No. RM :-
Tanggal pengkajian : 11 Januari 2021
Jam : 17.17 WITA
Kunjungan : Ulang
Pendamping Ibu : Suami
Rujukan : Tidak

1. Data Subjektif
a. Identitas
Ibu Suami
Nama : Ibu ‘A’ Tn. ‘S’
Umur : 24 tahun 23 tahun
Suku/Bangsa : Bali/Indonesia Bali/Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SD SMP
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat rumah : Bukit Kauh, Tenganan, Kec. Manggis, Kab Karangasem
No. Telepon : 087856331xxx 087856331xxx
Jaminan Kesehatan : Umum Umum

b. Alasan memeriksakan diri


Ibu mengatakan mengatakan tidak ada keluhan dan ingin memeriksakan
kehamilannya.

22
c. Riwayat menstruasi
Ibu mengatakan menarche pada usia 14 tahun dengan volume darah 3-4 kali
ganti pembalut, lama haid 5 hari, siklus haid teratur, sifat darah encer dan
tidak ada keluhan saat haid. Ibu mengatakan Hari Pertama Haid Terakhir
(HPHT) pada tanggal 20 Juli 2020 dan tapsiran persalinan ibu yaitu 27 April
2021.

d. Riwayat pernikahan
Ibu mengatakan ini pernikahan pertamanya dan status pernikahan sah, dengan
lama menikah 12 bulan.

e. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu


Ibu mengatakan bahwa ini kehamilan pertamanya dan tidak pernah mengalami
abortus .

f. Riwayat hamil ini


Ibu mengatakan waktu imunisasi terakhir adalah SD. Dengan status imunisasi
TT 5. Saat ini ibu mengkonsumsi asam folat dan B6, ichtisar pemeriksaan
sebelumnya sudah melakukan pemeriksaan laboraturium di Puskesmas dan
ANC di PMB.

g. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.

h. Kebutuhan Biologis
1) Bernafas : Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat bernafas.
2) Nutrisi : Ibu mengatakan dalam satu hari makan sebanyak 3 kali dengan
porsi 1 piring sedang. Komposisi makanan ibu yaitu 2 centong nasi, 1
mangkok sayur, 2 potong tempe dan tahu. Ibu memiliki makanan
pantangan yaitu ikan.
3) Pola Minum : Ibu mengatakan minum air putih, yaitu ± 8 gelas per hari.

23
4) Pola eleminasi : Ibu mengatakan pola BAB dan BAK lancar tidak ada
keluhan. BAK ± 5-6 kali dalam satu hari dengan warna air kencing
kekuningan. BAB ± 1-2 kali dalam satu hari dengan sifat lembek,
berwarna kecoklatan.
5) Gerakan janin dalam 2 jam : Ibu mengatakan gerakan janin dapat
dirasakan ±10 kali dalam 2 jam
6) Hubungan Seksual : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1 kali
dalam 1 minggu.
7) Pola aktifitas : Ibu mengatakan aktifitas sehari-harinya ringan seperti
menyapu.
8) Kebersihan diri : Ibu mengatakan rutin menjaga kebersihan diri yaitu
mandi 2 kali dalam 1 hari, menggosok gigi 2 kali dalam satu hari, merawat
payudara sebelum mandi, keramas 2 kali dalam 1 minggu, membersihkan
alat kelamin dengan sesudah BAK dan BAB dan saat mandi, serta mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan dan saat tangan kotor, mengganti
pakaian dalam 3 kali dalam 1 hari.

i. Psikologi
Ibu mengatakan perasaan ibu senang terhadap kehamilannya saat ini.

j. Social
1) Hubungan dengan keluarga
Ibu mengatakan hubungannya dengan keluarga baik dan tidak ada
permasalahan.
2) Hubungan dengan lingkungan tempat tinggal
Ibu mengatakan bahwa hubungannya dengan lingkungan tempat
tinggalnya baik.
3) Hubungan dengan lingkungan tempat kerja
Ibu mengatakan hubungannya dengan lingkungan tempat kerjanya baik
dan tidak ada permasalahan.
4) Masalah Perkawinan
Ibu mengatakan tidak ada masalah selama perkawinannya

24
5) Mengalami kekerasan fisik
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kekerasan fisik
6) Mencederai diri atau orang lain
Ibu mengatakan tidak pernah mencederai diri atau orang lain.
7) Pengambilan keputusan
Ibu mengatakan pengambil keputusan adalah dirinya dan suami.
8) Kebutuhan spiritual
Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat beribadah.

k. Prilaku dan gaya hidup


Ibu mengatakan tidak pernah di urut dukun, menjadi perokok aktif dan pasif
minum obat tanpa resep dokter, minum-minuman keras ataupun minum jamu.

l. Riwayat Penyakit
Ibu mengatakan dirinya dan keluarga tidak sedang atau tidak pernah
mengalami penyakit kardiovaskuler, asma, hipertensi, epilepsi, DM, torch,
kanker, tumor, kista dan mioma

m. Pengetahuan Ibu
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang perubahan fisik yang terjadi seperti
perut yang membesar, nutrisi selama hamil, istirahat yang cukup, pemantauan
kesejahteaan janin dan perawatan selama hamil akan tetapi ibu belum
mengetahui cara merawat payudara dan ibu belum pernah mengikuti kelas ibu
hamil.

n. Pengetahuan tanda bahaya kehamilan


Ibu mengatakan sudah mengetahui tanda bahaya kehamilan pada:
1) Trimester I seperti mual muntah, pusing dan mudah lelah
2) Trimester II seperti sakit kepala yang hebat, gerakan janin yang tidak
dirasakan, bengkak di wajah, kaki dan tangan, serta perdarahan
pervaginam.

25
3) Trimester III seperti tanda-tanda persalinan, KPD dan gerakan janin
berkurang

o. Perencanaan Persalinan
Ibu sudah mempersiapkan berbagai persiapan untuk persalinan nanti misalnya
ibu merencanakan tempat persalinannya di PMB Puspayani ditolong tenaga
kesehatan, transportasi sudah disiapkan yaitu suaminya yang akan mengantar
dengan sepeda motor, untuk pendamping pada saat persalinan adalah suami,
dan dalam pengambilan keputusan utama saat persalinan adalah suami,
sedangkan pengambil keputusan lain adalah orang tua dan mertua. Untuk
pendanaan sudah disiapkan, metode mengatasi rasa nyeri dengan mengatur
nafas, ibu merencakan akan melakukan inisiasi menyusui dini, serta ibu
mengatakan ingin menggunakan kb suntik 3 bulan.

2. Data Objektif
a. Hasil Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik
kesadaran compos mentis, GCS 15, E 6, V 5, M 4
Berat badan: 59 kg, Tinggi badan: 153 cm, Tekanan darah: 110/70 mmHg,
Respirasi: 20 kali per menit, Suhu: 36,50 C, Lila: 27 cm
Postur tubuh normal dan ibu tidak merasakan nyeri.

b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala ibu simetris dan rambut bersih.
2) Wajah ibu tidak ada hiperpigmentasi dan oedema dan tidak pucat.
3) Mata ibu normal, konjungtiva merah muda dan sklera putih.
4) Hidung ibu bersih, Telinga bersih dan tidak ada serumen.
5) Gigi dan mulut ibu bersih, bibir lembab warna merah muda, gigi tidak ada
karies gigi dan tidak ada pembesaran tonsil.
6) Leher ibu normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan
tidak ada pelebaran vena jugularis.

26
7) Payudara simetris, puting susu bersih dan menonjol, serta belum ada
pengeluaran.
8) Dada simetris tidak ada retraksi.
9) Perut
a) Inspeksi: tidak ada luka bekas operasi, ada stiriae gravidarum dan
linea nigra
b) Palpasi
(1) TFU : 24 cm
(2) TBJ : 1705 gram
c) Auskultasi DJJ 150x/menit
10) Pemeriksaan genetalia dan anus tidak dilakukan karena tidak ada indikasi
11) Ekstremitas atas, tangan tidak ada oedema dan kuku tidak pucat
12) Ekstremitas bawah, tungkai ibu simetris, tidak ada oedema, tidak ada
varises dan reflek patela +/+

c. Pemeriksaan Penunjang
Berdasarkan hasil tes laboratorium, golongan darah ibu adalah 0 dengan HB
12 gr%. Protein urine negatif dan reduksi urine normal. HIV, Sifillis dan
HbSag non reaktif.

3. Analisa
Ibu “A” umur 24 tahun G1P0000 UK 25 Minggu T/H Intrauterine

Masalah :
Tidak ada masalah

4. Penatalaksanaan
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu, ibu paham
2. Memberitahu ibu untuk mengatur pola istirahat yang baik, ibu paham
3. Memberikan informasi mengenai pola nutrisi, ibu sudah mengerti
4. Memberikan ibu tablet asam folat dengan dosis 1x1, ibu paham

27
5. Menganjurkan ibu untuk cek lab kembali untuk mengetahui kondisi ibu
seperti protein uri, PPIA, dan penyakit yang diderita, ibu bersedia
6. Menginformasikan kepada ibu untuk datang kembali pada tanggal 11
Februari 2021 dan sewaktu-waktu apabila ada keluhan, ibu paham dan
bersedia

28
BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Ibu “A” datang ke PMB Puspayani, Kecamatan Bebandem, Kabupaten


Karangasem untuk melakukan pemeriksaan kehamilan pada hari senin 11 Januari
2021, setelah dilakukan anamnesa saat ini ibu “A” hamil pertama, umur 24 tahun
dimana sudah memenuhi syarat dalam masa kehamilan. Kemudian ibu “A”
mengatakan hari pertama haid terakhir (HPHT) yaitu 20 Juli 2020 sehingga
tapsiran persalinannya 27 April 2021 karena siklus haid ibu “A” teratur maka
sesuai dengan teori neagle dimana tanggal HPHT +7 bulan HPHT +9 dan tahun
+0 apabila bulan HPHT dari januari sampai pertengahan maret, tanggal HPHT +7
bulan HPHT -3 dan tahun +1 apabila HPHT lebih dari pertengahan bulan maret
sampai akhir Desember. Untuk status imunisasi ibu “A” dikatakan TT5 karena
kelahiran ibu “A” tahun 1997 jadi dapat dipastikan ibu “A” sudah mendapat
imunisasi TT ketika di SD dan mendapat perlindungan selama 25 tahun. Setelah
dilakukan anamnesa kebutuhan nutrisi ibu sudah sesuai dengan kebutuhan ibu
hamil. Untuk pemantauan gerakan janin selama 2 jam ibu “A” mengatakan dalam
2 jam gerakan janin kurang lebih 10 kali selama 2 jam, dimana gerakan 10 kali
dalam 2 jam sudah dikatakan keadaan janin sejahtera.

Penatalaksanaan diberikan dimana diberikan KIE mengenai pentingnya


menjaga pola istirahat, pola nutrisi dan memberikan KIE mengenai tanda bahaya
selama kehamilan. Pada kehamilan di trimester I diberikan KIE tanda bahaya
kehamilan seperti mual muntah, pusing dan mudah lelah. Pada trimester II tanda
bahaya kehamilan seperti sakit kepala yang hebat, gerakan janin yang tidak terasa,
perdarahan pervaginam, bengkak di wajah dan kaki. Sedangkan tanda bahaya
pada trimester III yaitu tanda-tanda persalinan, KPD, dan gerakan janin
berkurang.

Perencanaan persalinan saat ini ibu “A” sudah mempersiapkan kehamilan,


dimana sudah sesuai dengan P4K seperti penolong persalinan, tempat persalinan,
pendamping persalinan, transporasi. Selain itu persiapan yan sudah disiapkan

29
seperti siapa yang mengambil keputusan, pendanaan, mengatasi rasa nyeri,
persiapan IMD.

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital semua sudah dalam batas


normal karena TB ibu hamil minimal 145 cm sedangkan TB ibu “A” 153 cm,
LILA ibu “A” juga normal karena minimal 23,5 cm sedangkan LILA ibu “A” 27
cm. untuk pemeriksaan fisik ibu sudah dalam batas normal. Untuk palpasi TFU
ibu 24 cm kemudian TBJ 1705 gram ini sudah sesuai dengan teori Johnson tausak
dimana rumunya (TFU -12) karena kepala bayi belum masuk maka (24-12) X
155= 1705 gram ini masih dalam batas normal. Jika kepala bayi sudah masuk
maka rumusnya (TFU-11) X 155. Kemudian dalam pemeriksaan auskultasi untuk
DJJ ibu J adalah 147 x/menit. Ini sudah dikatakan normal karena denyut jantung
janin bayi 120-160 kali permenit. Karena apabila lebih dari 160 kali dikatakan
takikardi dan apabila kurang dari 120 dikataan bradikardi. Untuk pemeriksaan
ekstremitas ibu “A” sudah dalam batas normal seperti kuku tidak pucat yang
menandakan tidak kekurangan darah, reflek patella positif dan tidak ada odema
yang menandakan ibu tidak ada pembekakan.

Kemudian pemeriksaan penunjang dimana hasil hemoglobin 12 g/dl dimana


ibu dinyatakan tidak anemia karena untuk trimester II hemoglobin minimal 11
g/dl, untuk glukosa urine normal yang menandakan ibu tidak mengalami DM.
Kemudian untuk pemeriksaan protein urine, pemeriksaan sifillis, HIV dan HbSAg
dimana ibu belum melakukannya karena pada pemeriksaan lab pertama ibu hanya
memeriksa hemoglobin, glukosa, kolesterol dan asam urat, dan ibu melakukan PP
test dengan hasil +.

30
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
Selama kami memberikan Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan pada ibu
“A” di PMB Puspayani, pemberian asuhan kehamilan pada Ibu “A” telah
sesuai dengan standar. Ibu telah memperoleh pemeriksaan umum,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan kebidanan, dan pemeriksaan penunjang
sesuai dengan kondisi ibu. Ibu juga telah mendapatkan KIE yang sesuai
dengan keluhan dan permasalahan yang dihadapinya.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mampu lebih giat berlatih baik secara teori
maupun praktik untuk meningkatkan keterampilan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil.
2. Fasilitas Kesehatan
Diharapkan lahan praktik sebagai fasilitas kesehatan utama dapat
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pelaksanaan Asuhan
Kebidanan Kehamilan diberikan sesuai dengan standar pelayanan.

31
DAFTAR PUSTAKA

Bainuan, L. D., 2019. Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal. Akbid Griya Husada.
Surabaya.

Dewi,Vivian Nani Lia, Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. :
Salemba Medika. Jakarta.

Fatimah, Nuryaningsih. 2017. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Fakultas


Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah. Jakarta.

Fitriahadi, Enny. 2017. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Universitas Aisyiyah.


Yogyakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016. Asuhan Kebidanan


Kehamilan. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Jakarta.

Pantikawati, Ika. 2012. Asuhan Kebidanan ( Kehamilan). Medical book.


Yogyakarta.

Wahyuningsih, H. P., S. Tyastuti, 2016. Praktikum Asuhan Kebidanan


Kehamilan. Kementerian Kesehatan. Jakarta

Yulizawati, D. Iryani, L. Elsinta, A. A. Insani, F. Andriani, 2017. Buku Ajar


Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Erka. Padang.

32

Anda mungkin juga menyukai