Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

GANGGUAN MENSTRUASI PADA WANITA(REMAJA DAN DEWASA)


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen pembimbing: Hj. Enok Nurliawati S.Kp.,M.Kep

Disusun oleh:

Tasya Widya Salsabila

10119099

2B Keperawatan

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKES BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Gangguan Menstruasi Pada Wanita Remaja dan Dewasa ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas ibu Hj. Enok Nurliawati, S.Kp.,M.Kep. Pada mata kuliah Maternitas
Keperawatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambahkan
wawasan tentang Gangguan Menstruasi pada Wanita. Bagi para pembaca dan
juga bagi penulis. Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Hj. Enok
Nurliawati, S.Kp.,M.Kep selaku dosen mata kuliah Maternitas Keperawatan yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambahkan pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Tasikmalaya, 25 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II GANGGUAN MENSTRUASI PADA WANITA REMAJA DAN
DEWASA................................................................................................................3
A. Gangguan menstruasi.................................................................................3
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................9
A. Menstruasi...................................................................................................9
B. Fase-Fase Menstruasi.................................................................................9
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mentruasi....................................11
D. Gangguan Menstruasi...............................................................................12
E. Macam-Macam Gangguan Menstruasi..................................................12
F. Pencegahan Gangguan Menstruasi.........................................................15
G. Pengobatan Gangguan Menstruasi.........................................................15
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN...................................................................17
A. Simpulan....................................................................................................17
B. Saran..........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa
remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula
disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-
anak menuju dewasa.

Dalam mempelajari perkembangan remaja, remaja dapat


didefinisikan secara biologis sebagai perubahan fisik yang ditandai oleh
permulaan pubertas dan penghentian pertumbuhan fisik; secara kognitif,
sebagai perubahan dalam kemampuan berpikir secara abstrak atau secara
sosial, sebagai periode persiapan untuk menjadi orang dewasa. Perubahan
pubertas dan biologis utama termasuk perubahan pada organ seks , tinggi,
berat, dan massa otot, serta perubahan besar dalam struktur otak.
Kemajuan kognitif mencakup peningkatan pengetahuan dan kemampuan
berpikir secara abstrak dan bernalar secara lebih efektif.

Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada


pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Batasan
usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun.

Pada remaja perempuan, tanda kematangan organ reproduksi


adalah datangnya menstruasi (haid). Ini adalah permulaan dari serangkaian
pengeluaran darah, lendir, dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara
berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari. Hal ini berlangsung
terus-menerus sampai menjelang masa menopause. Wanita biasanya
pertama kali mengalami menstruasi (menarche) pada umur 12-16 tahun.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dian tahun 2018
menunjukkan terdapat pendinian usia menarche yaitu pada usia 11 tahun.

Gangguan menstruasi adalah kondisi ketika siklus menstruasi


mengalami anomali atau kelainan. Hal ini bisa berupa perdarahan

1
menstruasi yang terlalu banyak atau terlalu sedikit, siklus menstruasi yang
tidak beraturan, dan bahkan tidak haid sama sekali.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari latar belakang adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi dari menstruasi?
2. Apa saja yang termasuk fase-fase menstruasi?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi menstruasi?
4. Apa yang dimaksud dengan gangguan menstruasi?
5. Apa saja macam-macam gangguan menstruasi?
6. Bagaimana cara mencegah terjadinya gangguan menstruasi?
7. Bagaimana cara mengobati gangguan menstruasi?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui gangguan menstruasi pada wanita remaja dan dewasa.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengertian menstruasi;
b. Mengetahui apa saja fase-fase menstruasi;
c. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi menstruasi;
d. Terciptanya pengetahuan tentang gangguan menstruasi;
e. Mengetahui apasaja macam-macam gangguan menstruasi;
f. Dapat mengetahui cara mencegah terjadinya gangguan
menstruasi;
g. Mengetahui cara mengobati apabila terjadi gangguan menstruasi.

2
BAB II
GANGGUAN MENSTRUASI
PADA WANITA REMAJA DAN DEWASA
A. Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi adalah kelainan yang terjadi pada siklus
menstruasi. Ada beragam gangguan menstruasi yang bisa dialami wanita,
mulai dari darah haid yang terlalu sedikit atau banyak, nyeri haid, hingga
depresi menjelang menstruasi atau premenstrual dysphoric disorder.

Siklus menstruasi yang normal terjadi setiap 21-35 hari, dengan lama


menstruasi sekitar 4-7 hari. Namun terkadang, siklus menstruasi ini bisa
terganggu.

Gangguan menstruasi bisa berupa perdarahan menstruasi yang terlalu


banyak atau terlalu sedikit, siklus menstruasi yang tidak teratur,
menstruasi yang terjadi lebih dari 7 hari, tidak menstruasi lebih dari 3
bulan, atau bahkan tidak pernah haid sama sekali.

Gangguan menstruasi juga bisa disertai dengan keluhan berat, seperti


nyeri dan kram parah, hingga depresi menjelang menstruasi.[ CITATION
gan21 \l 1057 ]

1. Jenis-Jenis Gangguan Menstruasi

Selain dapat menggangu aktivitas sehari-hari, beberapa jenis


gangguan menstruasi perlu diwaspadai karena dapat meningkatkan
risiko masalah kesuburan. Gangguan menstruasi yang umum terjadi
dapat dibagi menjadi lima jenis, yaitu:

a. Amenorea

Amenorea dibagi menjadi dua, yaitu Amenorea primer dan


sekunder. Amenorea primer adalah kondisi di mana seorang
wanita sama sekali belum mengalami haid hingga 16 tahun.

3
Sedangkan Amenorea sekunder adalah kondisi di mana seorang
wanita usia subur yang tidak sedang hamil dan pernah menstruasi
sebelumnya, berhenti mendapatkan menstruasi selama 3 bulan
atau lebih.

Kedua jenis Amenorea ini memiliki penyebab yang berbeda.


Amenorea primer dapat disebabkan oleh kelainan genetik,
gangguan otak yang mengatur hormon menstruasi, atau masalah
pada indung telur (ovarium) atau rahim.

Sedangkan penyebab Amenorea sekunder adalah:

 Kehamilan.

 Menyusui.

 Menopause.

 Penurunan berat badan yang berlebihan.

 Penyakit tertentu, seperti penyakit tiroid, polycystic ovarian


syndrome (PCOS), dan tumor otak di bagian kelenjar pituitari
atau hipofisis.

 Gangguan rahim, seperti miom atau polip dalam rahim.

 Stres berat.

 Efek samping obat-obatan, seperti kemoterapi, obat penunda


haid, dan antidepresan.

 Penggunaan kontrasepsi, seperti pil KB, KB suntik, dan IUD.

Selain itu, kekurangan gizi atau malnutrisi dan olahraga yang


berlebihan juga bisa menyebabkan wanita mengalami Amenorea.[
CITATION epr211 \l 1057 ]

b. Dismenorea

4
Dismenorea adalah kondisi di mana wanita mengalami nyeri
saat menstruasi, umumnya pada hari pertama dan kedua haid.
Gejalanya berupa nyeri atau kram di perut bagian bawah yang
terus berlangsung, dan terkadang menyebar hingga ke punggung
bawah serta paha. Rasa nyeri tersebut juga bisa disertai sakit
kepala, mual, dan muntah.

Dismenorea ini bisa terjadi karena kadar hormon prostaglandin


yang tinggi saat hari pertama haid. Setelah beberapa hari, hormon
ini akan berkurang kadarnya hingga dapat membuat nyeri haid
ikut mereda. Nyeri haid jenis ini biasanya akan mulai berkurang
seiring bertambahnya usia atau setelah melahirkan.

Selain karena hormon prostaglandin, Dismenorea juga bisa


terjadi karena adanya kelainan sistem reproduksi wanita, seperti:

 Endometriosis

 Miom rahim

 Kista atau tumor di rahim

 Radang panggul

 Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)

Berbeda dengan Dismenorea yang normal terjadi karena


peningkatan hormon prostaglandin, Dismenorea karena penyakit
tertentu biasanya akan berlangsung lebih lama dan semakin
memburuk seiring bertambahnya usia.

c. Menorrhagia

Menorrhagia adalah gangguan menstruasi berupa keluarnya


darah menstruasi secara berlebihan atau dalam jumlah yang
terlampau banyak, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Ini
termasuk durasi haid yang berlangsung lebih dari menstruasi
normal, yakni lebih dari 5-7 hari.

5
Wanita dengan gangguan menstruasi menorrhagia akan
mengalami beberapa keluhan berikut ini:

 Darah yang keluar dari vagina terlalu banyak, sehingga harus


mengganti pembalut tiap jam.

 Harus menggunakan dua pembalut untuk menampung


perdarahan.

 Harus bangun untuk mengganti pembalut pada saat tidur.

 Mengalami gejala anemia, misalnya lemas, pucat, atau sesak


napas.

 Mengeluarkan gumpalan-gumpalan darah selama lebih dari


satu hari.

Menorrhagia bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari


perubahan pola makan, sering olahraga, gangguan hormon,
infeksi atau peradangan di vagina dan leher rahim, gangguan
tiroid, miom dan polip di rahim, gangguan pembekuan darah,
hingga kanker rahim atau kanker serviks.

d. Oligomenorea

Oligomenorea adalah kondisi ketika seorang wanita jarang


sekali mengalami menstruasi, yakni jika siklus menstruasinya
lebih dari 35-90 hari atau mendapat haid kurang dari 8-9 kali
dalam kurun waktu setahun.

Oligomenorea sering dialami remaja yang baru memasuki


pubertas dan wanita yang memasuki masa menopause. Gangguan
menstruasi ini merupakan dampak dari aktivitas hormon yang
sedang tidak stabil di fase-fase tersebut.

Di samping itu, ada beberapa hal lain yang mungkin jadi


penyebab oligomenorrhea, yaitu:

6
 Penggunaan kontrasepsi hormonal, seperti pil KB atau KB
suntik.

 Sering melakukan olahraga atau aktivitas fisik berat.

 Gangguan ovulasi.

 Penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit tiroid, dan sindrom


polikistik ovarium (PCOS).

 Gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan bulimia.

 Masalah psikologis, seperti stres dan depresi.

 Efek samping obat-obatan tertentu, seperti antipsikotik dan


antiepilepsi.

e. Premenstrual dysphoric disorder (PMDD)

Menjelang menstruasi, tidak sedikit wanita mengalami nyeri


atau kram perut ringan, sakit kepala, dan keluhan psikologis,
seperti perubahan mood, merasa cemas, gelisah, hingga mudah
emosi. Gejala-gejala yang muncul mendekati datang bulan ini
disebut dengan PMS atau premenstrual syndrome.[ CITATION
pol21 \l 1057 ]

Namun jika gejala PMS yang dirasakan cukup berat hingga


mengganggu aktivitas sehari-hari, maka kondisi ini disebut
PMDD. Selain nyeri haid yang disertai sakit kepala, gejala
PMDD bisa berupa sedih berlebihan (disforia), gelisah, susah
tidur, makan berlebihan, sulit konsentrasi, depresi, merasa lemas
dan tidak berenergi, hingga muncul ide atau keinginan untuk
bunuh diri.

Penyebab PMDD dan PMS belum diketahui secara pasti,


namun diduga karena adanya kelainan zat kimia di otak yang
mengatur mood. Salah satu zat kimia ini adalah serotonin.

7
Selain itu, ada beberapa hal yang diduga turut berperan dalam
munculnya kondisi ini, seperti:

 Faktor keturunan

 Kelebihan berat badan

 Jarang berolahraga

 Penyakit tiroid

 Konsumsi alkohol dan penggunaan obat-obat terlarang.

Untuk memastikan penyebab gangguan menstruasi, diperlukan


serangkaian pemeriksaan oleh dokter. Pemeriksaan ini meliputi
peninjauan riwayat menstruasi, pemeriksaan fisik, serta tes
penunjang berupa tes darah, hingga USG, histerosalpingografi,
dan MRI. Beberapa pemeriksaan lain yang mungkin dilakukan
untuk menemukan penyebab gangguan menstruasi adalah pap
smear, biopsi rahim, dan histeroskopi.

Penanganan untuk setiap jenis gangguan menstruasi berbeda,


tergantung pada penyebabnya. Oleh sebab itu, Anda disarankan
untuk memeriksakan diri ke dokter guna mendapatkan
penanganan yang sesuai. Penanganan gangguan menstruasi bisa
berupa pemberian obat-obatan hingga operasi. Gangguan
menstruasi yang terjadi hanya sesekali biasanya tergolong normal
dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun jika gejala-gejalanya
sering muncul dan sudah berlangsung dalam jangka waktu yang
lama, Anda disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter.

8
BAB III
PEMBAHASAN
A. Menstruasi
Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari vagina yang terjadi
diakibatkan siklus bulanan alami pada tubuh wanita. Siklus ini merupakan
proses organ reproduksi wanita untuk bersiap jika terjadi kehamilan.
Persiapan ini ditandai dengan penebalan dinding rahim (endometrium)
yang berisi pembuluh darah.

B. Fase-Fase Menstruasi
Mekanisme terjadinya perdarahan mentruasi terjadi dalam satu siklus
terdiri atas 4 fase:

1. Fase Folikuler/Proliferasi (hari ke-5 sampai hari ke-14)

Pada masa ini adalah masa paling subur bagi seorang wanita.
Dimulai dari 1 sampai sekitar sebelum kadar LH meningkat dan terjadi
pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan 18 fase folikuler karena pada
saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada
pertengahan fase folikuler, kada FSH sedikit meningkat sehingga
merangsang pertumbuhan sekitar 330 folikel yang masing-masing
membawa 1 sel telur. Tetapi 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya
hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai
respon terhadap penurunan kadar hormonestrogen da progesterone.
Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan
paling tengah terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan
tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan
dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua
lapisan yang telah dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung

9
selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak
28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika
perdarahannya hebat. Pada akhirdari fase ini terjadi lonjakan
penghasilan hormone LH yang sangat meningkat yang menyebabkan
terjadinya proses ovulasi.

2. Fase Luteal/Fase Sekresi/Fase Pramenstruasi (hari ke-14 sampai hari


ke-28)

Pada fase ini menunjukkan masa ovarium beraktivitas membentuk


korpus luteum dari sisa-sisa folikel-folikel de Graaf yang sudah
mengeluarkan sel ovum (telur) pada saatterjadinya proses ovulsi. Pada
fase ini peningkatan hormone progesterone yang bermakna, yang
diikuti oleh penurunan kadar hormone-hormon FSH, estrogen, dan LH.
Keadaan ini digunakan sebagai lapisan endometrium untuk
mempersiapkan dinding rahim dalam menerima hasil konsepsi jika
terjadi kehamilan, digunakan untuk penghambat masuknya sperma ke
dalam uterus dan proses peluruhan dinding rahim yang prosesnya akan
terjadi pada akhir fase ini.

3. Fase menstruasi (hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3)

Pada fase ini menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan dari


lapisan endometrium uteri disertai pengeluaran darah dari dalamnya.
Terjadi kembali peningkatan kadar dan aktivitas hormon-hormon FSH
dan estrogen yang disebabkan tidak adanya hormone LH dan
pengaruhnya karena produksi telah dihentikan oleh peningkatan kadar
hormon progesteron secara maksimal. Hal ini mempengaruhi kondisi
flora normal dan dinding-dinding di daerah vagina dan uterus yang
selanjutnya dapat mengakibatkan perubahan-perubahan hygienepada
daerah tersebut dan menimbulkan keputihan.

4. Fase Regenerasi/Pascamenstruasi (hari ke-1 sampai hari ke-5)

10
Pada fase ini terjadi proses pemulihan dan pembentukan kembali
lapisan endometrium uteri, sedangkan ovarium mulai beraktivitas
kembalimembentuk folikel-folikel yangterkandung di dalamnya
melalui pengaruh hormon-hormon FSH dan estrogen yang sebelumnya
sudah dihasilkan kembali di dalam ovarium.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mentruasi


1. Faktor hormon

Hormon-hormon yang mempengaruhi terjadinya haid pada seorang


wanita yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang dikeluarkan
oleh hipofisis, estrogen yang dikeluarkan oleh hipofisis, estrogen yang
dihasilkan ovarium, Lutenizing Hormone (LH) yang dihasilkan oleh
hipofisis, serta progesteron yang dihasilkan oleh ovarium.

2. Faktor enzim

Enzim hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak sel


yang berperan dalam sintesis protein, yang mengganggu metabolisme
sehingga mengakibatkan regresi endometrium dan perdarahan.

3. Faktor vascular

Saat fase proliferasi, terjadi pembentukan sistem vaskularisasi


dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan
endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena, dan hubungan di
antara keduanya. Dengan regresi endometrium, timbul statis dalam
vena-vena serta saluranyang menghubungkannya dengan arteri, dan
akhimyaterjadi nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan
hematoma, baik dari arteri maupun vena.

4. Faktor prostaglandin

Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. Dengan


adanya desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan
menyebabkan kontraksi miometriurn sebagai suatu faktor untuk
membatasi perdarahan pada haid.

11
D. Gangguan Menstruasi
Gangguan menstruasi adalah kondisi ketika siklus menstruasi
mengalami anomali atau kelainan. Hal ini bisa berupa perdarahan
menstruasi yang terlalu banyak atau terlalu sedikit, siklus menstruasi yang
tidak beraturan, dan bahkan tidak haid sama sekali.

E. Macam-Macam Gangguan Menstruasi


Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat
digolongkan dalam:

1) Kelainan siklus menstruasi

a) Amenorrhea

Amenorrhea adalah tidak adanya menstruasi. Kategori amenorrhea


primer jika wanita di usia 16 tahun belum mengalami menstruasi,
sedangkan amenorrhea sekunder adalah yang terjadi setelah
menstruasi. Secara klinis, kriteria amenorrhea adalah tidak adanya
menstruasi selama enam bulan atau selama tiga kali tidak
menstruasi sepanjang siklus menstruasi sebelumnya. Berdasarkan
penelitian, amenorrhea adalah apabila tidak ada menstruasi dalam
rentang 90 hari. Amenorrhea sering terjadi pada wanita yang
sedang menyusui, tergantung frekuensimenyusui dan status mutrisi
dari wanita tersebut (Kusmiran, 2016).

b) Oligomenorrhea

Oligomenorrhea adalah tidak adanya menstruasi untuk jarak


interval yang pendek atau tidak normalnya jarak waktu menstruasi
yaitu jarak siklus menstruasi 35-90 hari.

c) Polymenorrhea

12
Polymenorrhea adalah sering menstruasi yaitu jarak siklus
menstruasi yang pendek kurang dari 21- hari.

2) Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada


menstruasi

Gangguan perdarahan terbagi menjadi tiga, yaitu perdarahan yang


berlebihan/banyak, perdarahan yang panjang, dan perdarahan yang
sering. Terminologi mengenai jumlah perdarahan meliputi: pola aktual
perdarahan, fungsi ovarium, dan kondisi patologis. Abnormal Uterin
Bleeding (AUB) adalah keadaan yang menyebabkan gangguan
perdarahan menstruasi (Kusmiran, 2016). Secara umum terdiri dari:

a) Menorrahgia, yaitu kondisi perdarahan yang terjadi reguler dalam


interval yang normal, durasi dan aliran darahlebihbanyak.

b) Metrorraghia, yaitu kondisi perdarahan dalam intervalirreguler,


durasi dan aliran darah berlebihan/banyak.

c) Polymenorrhea, yaitu kondisi perdarahan dalam interval kurang


dari 21 hari.

3) Gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi

a) Premenstruasi Syndrome (PMS)

Premenstruasi Syndrome (PMS) atau gejala premenstruasi, dapat


menyertai sebelum dan saat menstruasi, seperti perasaanmalas
bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah lelah. Nafsu makani
meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam. Emosi
menjadi labil. Biasanya wanita mudah marah, sensitif, dan perasaan
negatif lainnya. Saat PMS, gejala yang sering timbul adalah
mengalami kram perut, nyeri kepala, pingsan, berat badan
bertambah karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang banyak
serta pinggang terasa pegal (Kusmiran, 2016).

b) Dysmenorrhea

13
Pada saat menstruasi, wanita kadang mengalami nyeri. Sifat dan
tingkat rasa nyeri bervariasi, mulai dari ringan hingga yang berat.
Kondisi tersebut dinamakan dymenorrhea, yaitu keadaan nyeri
yang hebat dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Dysmenorrhea merupakan suatu fenomena simptomatik meliputi
nyeriabdomen, kram, dan sakit punggung. Gejala gastrointestinal
seperti mual dan diare dapat terjadi sebagai gejala menstruasi
(Kusmiran, 2016)[ CITATION Gan21 \l 1057 ]

14
F. Pencegahan Gangguan Menstruasi

Faktor diet

Pengaturan pola makan dimulai sekitar 14 hari sebelum haid dapat


membantu sebagian orang dengan gangguan ringan menstruasi, seperti
kram. Petunjuk umum diet sehat untuk semua orang, termasuk
mengonsumsi makanan gandum utuh, buah dan sayuran segar,
menghindari lemak jenuh, serta makanan cepat saji. Selain itu, membatasi
konsumsi garam (sodium) dapat membantu mengurangi kembung maupun
membatasi asupan kafein, gula, dan alkohol juga dapat bermanfaat.

 Cegah dan atasi anemia

 Olahraga. Berolahraga dapat mengurangi nyeri haid.

 Aktivitas seksual. Terdapat laporan bahwa kram akibat haid bisa


berkurang akibat orgasme.

 Rasa hangat. Nyeri dan kram akibat haid bisa dikurangi dengan
berendam pada air hangat atau menempelkan kompres hangat pada
bagian abdomen.

 Kebersihan menstruasi. Ganti pembalut setiap 4-6 jam. Hindari


menggunakan pembalut atau tampon berparfum, serta deodoran
wanita yang dapat mengiritasi bagian kewanitaan. Douching  tidak
disarankan, karena dapat membunuh bakteri alami yang hidup di
vagina. Mandi seperti biasa sudah cukup.

G. Pengobatan Gangguan Menstruasi


Penanganan yang dilakukan untuk mengatasi gangguan menstruasi
berbeda-beda. Dokter terlebih dahulu menganalisis apa yang menjadi
penyebab utama gangguan terjadi. Jika penyebab kondisi ini adalah
ketidakseimbangan hormon, mungkin dokter akan memberikan beragam
obat-obatan yang mengandung hormon jika memang diperlukan. Maka

15
dari itu, penangan harus dilakukan agar gejala gangguan menstruasi tidak
semakin parah. Berikut ini adalah penanganan yang dapat membantu
gangguan menstruasi, antara lain:

 Berendam air hangat atau menempelkan kompres hangat pada bagian


abdomen. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi nyeri dan kram
akibat haid.
 Berolahraga dapat mengurangi nyeri haid.
 Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kram yang disebabkan oleh
haid, gejalanya bisa berkurang akibat orgasme.
 Beberapa ahli mengatakan, gangguan menstruasi bisa dikurangi
risikonya dengan mengatur pola makan sekitar 14 hari sebelum haid.
Disarankan pengidap mengonsumsi gandum utuh, buah, dan sayuran
segar, serta menghindari lemak jenuh dan makanan cepat saji. Selain
itu, batasi konsumsi garam (sodium), membatasi asupan kafein, gula,
dan alkohol.
 Cegah dan atasi anemia.[ CITATION Wik21 \l 1057 ]

16
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Gangguan menstruasi adalah kondisi ketika siklus menstruasi
mengalami anomali atau kelainan. Hal ini bisa berupa perdarahan
menstruasi yang terlalu banyak atau terlalu sedikit, siklus menstruasi yang
tidak beraturan, dan bahkan tidak haid sama sekali.

Faktor penyebab gangguan haid dapat beragam, mulai dari psikis


(stres), gangguan hormon, kehamilan, berat badan yang turun atau naik
drastis, penyakit yang menyertai, seperti polycystic ovary syndrome
(PCOS), dan lain-lain.

B. Saran
Bagi setiap wanita, jika mengalami gangguan menstruasi diharapkan
melakukan pengobatan yang bisa dilakukan dirumah tetapi apabila masih
terasa nyeri konsulkan diri anda ke petugas kesehatan atau fasilitas
kesehatan lainnya. Dan bagi pihak Rumah Sakit agar dapat lebih
memperhatikan terhadap penyakit ini dan juga diharapkan dapat
meningkatkan mutu pelayanannya.

DAFTAR PUSTAKA

eprints. (t.thn.). Dipetik Februari 25, 2021, dari BAB:


http://eprints.ums.ac.id/59731/4/BAB%20I.pdf

17
gangguan menstruasi. (t.thn.). Dipetik Februari 25, 2021, dari sehatq:
https://www.sehatq.com/penyakit/gangguan-menstruasi
Gangguan Menstruasi. (t.thn.). Dipetik Februari 25, 2021, dari halodoc:
https://www.halodoc.com/kesehatan/gangguan-menstruasi
poltekkes jogja. (t.thn.). Dipetik Februari 25, 2021, dari BAB III:
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2351/3/BAB%20II.pdf
Wikipedia. (t.thn.). Dipetik Februari 25, 2021, dari Remaja:
https://id.wikipedia.org/wiki/Remaja

18

Anda mungkin juga menyukai