Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah klinik Keperawatan Medical
Bedah

Dosen : Seni Wigianti, S. Kep., Ners

Disusun oleh :

TASYA WIDYA SALSABILA

10119099

2B KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKKES BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA


2021

A. KONSEP DASAR
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan
peningkatan tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari
140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013;
Ferri, 2017).
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus
menerus lebih dari suatu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140
mmHg dan tekanan diastolik diatas 90mmHg. (Aspiani, 2014).

Klasifikasi Hipertensi

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik


Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmH
Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1 (Hipertensi ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2 (Hipertensi sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Stadium 3 (Hipertensi berat) 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Stadium 4 (Hipertensi maligna) 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
Sumber: (Triyanto,2014)
2. Etiologi Hipertensi

Menurut (Widjadja,2009) penyebab hipertensi dapat dikelompokan


menjadi dua yaitu:

a. Hipertensi primer atau esensial


Hipertensi primer artinya hipertensi yang belum diketahui penyebab
dengan jelas. Berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab
hipertensi primer, seperti bertambahnya usia, strees psikologis, pola
konsumsi yang tidak sehat, dan hereditas (keturunan). Sekitar 90%
pasien hipertensi diperkirakan termasuk dalam kategori ini.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder yang penyebabnya sudah di ketahui, umumnya
berupa penyakit atau kerusakan organ yang berhubungan dengan
cairan tubuh, misalnya ginjal yang tidak berfungsi, pemakaian
kontrasepsi oral, dan terganggunya keseimbangan hormon yang
merupakan faktor pengatur tekanan darah. Dapat disebabkan oleh
penyakit ginjal, penyakit endokrin, dan penyakit jantung.
3. Tanda dan Gejala Hipertensi
Tanda dan gejala utama hipertensi adalah (Aspiani, 2014) menyebutkan
gejala umum yang ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan darah tinggi
tidak sama pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa tanda
gejala. Secara umum gejala yang dikeluhkan oleh penderita hipertensi
sebagai berikut:
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
e. Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera
Menurut teori (Brunner dan Suddarth, 2014) klien hipertensi mengalami
nyeri kepala sampai tengkuk karena terjadi penyempitan pembuluh darah
akibat dari vasokonstriksi pembuluh darah akan menyebabkan
peningkatan tekanan vasculer cerebral, keadaan tersebut akan
menyebabkan nyeri kepala sampe tengkuk pada klien hipertensi.

4. Anatomi Fisiologi Hipertensi


A. Anatomi
Sistem kardiovaskuler adalah system transport (peredaran) yang
membawa gas-gas pernafasan , nutrisi, hormon-hormon dan zat
lain ke dari dan jaringan tubuh. Sistem kardiovaskuler di bangun
oleh :
1. Jantung
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot
jantung meupakan jaringan istimewa karena di lihat dari bentuk
dan susunanya sama dengan otot lintang, tetapi cara kerjanya
sama otot polos yaitu di luar kemauan kita ( dipengaruhi oleh
susunan saraf otonom) .
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya
tumpul (pangkal jantung) dan di sebut basis kordis. Di sebelah
bawah agak runcing yang disebut apeks kordis.
Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum
mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan
rongga dada, d atas diafragma , dan pangkalnya terdapat di
belakang kiri antara kosta V dan VI dua jari di bawah
papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya jantung yang
di sebut iktus kordis. Ukuran jantung kurang lebih sebesar
genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
a. Lapisan jantung
Endokardium merupakan lapisan jantung yang terdapat di
sebelah dalam sekali yang terdiri dari jaringan endotel
atau selaput lender yang melapisi rongga endotel atau
selaput lender yang melapisi permukaan rongga jantung.
Miokardium merupakan lapisan inti dari jantung terdiri
dari otot-otot jantung, otot jantung ini membentk
bundalan-bundalan otot yaitu:
a) Bundalan otot atria , yang terdapat di bagian kiri/
kanan dan basis kordis yang membentuk serambi
atau aurikula kordis.
b) Bundalan otot ventrikel , yang membentuk bilik
jantung, di ualai dari cincin atrioventrikular
sampai di apeks jantung.
c) Bundalan dari otot ventrikuler merupakan dinding
pemisah antara ruang serambi dan bilik jantung.
a. Katup – katup jantung
Di dalam jantung terdapat katup-katup yang sangat penting artinya dalam
susunan perdaran darah dan pergerakan jantung manusia. Valvula
biskuspidalis , terdapat antara atrium dextra dengan ventrikel dextra
terdiri dari 3 katup.
a) vena biskuspidalis, terletak antara atrium sinistra dengan
ventrikel sinistra terediri 2 katup.
b) vulva semilunaris artei pulmonalis, terletak antara ventrikel
dextra dengan arteri pulmonali , tempat darah mengalir menuju ke
paru – paru.
c) vena semilunaris aorta, terletak antara ventrikel sisnistra dengan
aorta tepat darah mengalir menuju keseluruh tubuh.
2. Pembuluh darah
b. pembuluh darah arteri
Arteri merupakan Jenis pembuluh darah yang keluar dari
jantung yang membawa darah ke seluruh dari ventrikel
sinistra di sebut aorta. Arteri mempunyai 3 lapisan yang
kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic dan trdiri dari 3
lapisan.
1) Tunika intima / interna. Lapisa paling dalam sekali
behubungan dengan darah dan terdiri dari jaringn
endotel.
2) Tunika media. Lapisan tengah yang terdiri dari
jaringan otot yang terdiri dari jaringan otot yang
polos.
3) Tunika eksterna / adventesia. Lapisan yang palng
luar sekali trdiri dari jaringan ikat lembur yang
menguatkan dinding arteri.

c. Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil teraba
dari cabang terhalus dari arteri sehingga tidak tampak
kecuali dari bawah mikroskop. Kapiler pembentuk
anyaman di seluruh jaringan tubuh. Kapiler selanjutnya
bertemu satu dengan yang lain menjadi darah yang lebih
besar disebut vena.
d. Vena ( pembuluh darah balik )
Vena membawa darah kotor kembali ke jantung
Beberapa vena yang penting :
1) Vena cava superior
Vena balik yang memasuki atrium kanan
membawa darah kotor dari daerah kepala, thorax
dan ektremitas atas.
2) Vena cava inferor
Vena yang mengembalikan darah kotor ke
jantung dari semua organ tubuh bagian bawah.
3) Vena cava jugularis
Vena yang mengembalikan darah kotor dari otak
ke jantung.
Khusus sistem pengantar atrium ke ventrikel terdapat
perlambatan 1/10 detik antara jalan implus jantung dan atrium ke
dalam ventrikel. Hal ini memungkinkan atrium berkontraksi
mendahului ventrikel, atrium bekerja sebagai pompa primer bagi
ventrikel dan ventrikel kemudian menyediakan sumber tenaga
utama bagi pergerakan darah melalui sistem vaskular.
5. Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis
dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.
Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah
menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi untuk pertimbangan gerontology.
Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia
lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,
yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa
oleh jantung (volume sekuncup). Mengakibatkan penurunan curang
jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2002 ).
6. Pengkajian Fokus
Menurut Doengoes (2000)
a) Aktivitas / istirahat
Gejala : Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
b) Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner, penyakit serebrovaskuler
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan
warna kulit, suhu dingin.
c) Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi,
euphoria, faktor stress multipel
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue
perhatian, tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernapasan
menghela, peningkatan pola bicara.
d) Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
e) Makanan / Cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan
tinggi garam, lemak dan kolesterol
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema
f) Neurosensori
Gejala : Keluhan pusing / pening, sakit kepala, berdenyut sakit
kepala, berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksis
Tanda : Perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman,
perubahan retinal optik
g) Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala
oksipital berat, nyeri abdomen
h) Pernapasan
Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea,
ortopnea, dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa
sputum, riwayat merokok
Tanda : Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan,
bunyi napas tambahan, sianosis
i) Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : Episode parestesia unilateral transien, hipotensi postural
j) Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala : Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis,
penyakit jantung, DM , penyakit ginjal.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. BUN : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal
b. Glukosa : hiperglikemi dapat diakibatkan oleh peningkatan
katekolamin
c. Kalium serum : hipokalemia dapat megindikasikan adanya
aldosteron utama
d. Kalsium serum : peningkatan dapat menyebabkan hipertensi
e. Kolesterol dan trigliserid serum : peningkatan dapat membentuk
adanya plak ateromatosa
f. pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat menimbulkan
vasokonstriksi dan hipertensi
g. kadar aldosteron urin/serum : mengkaji aldosteronisme primer (
penyebab)
h. urinalisa : mengisyaratkan disfungsi ginjal
i. Asam urat : hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko
hipertensi
j. steroid urin : mengindikasikan hiperadrenalisme
k. IVP : mengetahui penyebab hieprtensi
l. Foto dada : menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub,
perbesaran jantung
m. CT skan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensefalopati
n. EKG : Dapat menunjukan perbesaran jantung, pola regangan,
gangguan konduksi. Catatan: luas, peninggian gelombang P adalah
salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Analisa Data

No Data Fokus Etiologi Masalah


1. DS : Medulla Peningkatan TD
- Keluarga klien
mengatakan saraf simpatis
mempunyai
riwayat hipertensi ganglia simpatis
DO:
- TD klien Tekanan darah
meningkat
Kontriksi

Peningkatan tekanan darah

2. DS : Peningkatan tekanan Gangguan pola


- Keluarga klien vaskular serebral istirahat
mengatakan klien
tidak tidur Saraf simpatis
semalaman dan
terus merasakan Tidak mampu mengatasi
sakit kepalanya. nyeri
DO :
- TD : 170/100 Gangguan pola istirahat
mmHg
- Mata klien tampak insomnia
cekung
2. Diagnosa Keperawatan
1) Peningkatan TD b.d penurunan curah jantung
2) Insomnia b.d ketidakmampuan mengatasi nyeri
3. Perencanaan

NO Dx Tujuan Intervensi Rasional

1. Peningkatan TD Setelah -Pantau TD klien -agar TD klien


b.d penurunan dilakukan terkontrol
-amati warna kulit,
curah jantung tindakan -adanya pucat,
kelembaban, suhu
DS : keperawatan dingin, kulit
pasien.
- Keluarga 1x24 jam TD lembab berkaitan
klien klien dapat -berikan klien dengan
mengatakan kembali lingkungan tenang, deskompensasi/
klien normal nyaman, kurangi penurunan Co.
mempunyai aktivitas/keributan -membantu
riwayat lingkungan. untuk
hipertensi -lakukan tindakan- menurunkan

tindakan yang rangsangan


DO :
nyaman seperti simpatis:
- TD klien meningkatkan
pijatan punggung
meningkat relaksasi.
dan leher,
meninggikan -mengurangi

tempat tidur. ketidaknyamanan


dan dapat
-kolaborasi dalam
menurunkan
pemberian tiazid
rangsangan
simpatis.
-tiazid mungkin
digunakan
sendiri atau
dicampur dengan
obat lain untuk
menurunkan TD
pada klien.
NO Dx Tujuan Intervensi Rasional

2. Insomnia b.d Setelah -berikan klien -agar klien


ketidakmampuan dilakukan tempat tenang dapat
mengatasi nyeri tindakan -kolaborasi dalam beristirhat
DS: keperawatan pemberian -vasodilatasi
-keluarga klien selama 1x24 antihistamin pada sistem
mengatakan jam klien -anjurkan klien saraf simpatis
klien tidak tidur tidak membaca al- quran -memberikan
semalaman dan mengalami ketenangan
terus merasakan insomnia lagi batin pada
sakit kepalanya klien dan
DO: memperkuat
-TD : 170/100 keimanan
mmHg klien sebagai
- mata klien umat islam.
tampak cekung

4. Implementasi
- Mengkaji TTV pasien secara rutin
- Menyajikan makanan rendah garam
- Melakukan relaksasi progresif
- Melakukan konseling tentanh hipertensi
5. Evaluasi
- Keluarga klien mengatakan TD pasien normal
- Keluarga klien mengerti tentang apa itu hipertensi
- Keluarga klien mengatakan pasien dapat tertidur.
-

Anda mungkin juga menyukai