Anda di halaman 1dari 19

TUGAS GINEKKOLOGI

Gangguan Menstruasi
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ginekologi
Dosen : Dyah Noviawati SA, SSiT, M.Keb

Disusun oleh :

Ilma Aptaningrum
P07124216033

PRODI D IV KEBIDANAN REGULER A SEMESTER IV

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2017/2018


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah agar
dapat memenuhi tugas mata kuliah Ginekologi.

Makalah ini mencakup beberapa hal berkaitan dengan Gangguan Menstruasi.


Penyusunan makalah ini dibuat ringkas, padat dan jelas agar mudah dipelajari dan dicerna
oleh pembaca. Dibagian akhir tugas ini dicantumkan kesimpulan dari isi makalah agar dapat
memberikan inti dari makalah yang telah dijelaskan.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang
telah membantu pelaksanaan makalah ini, yaitu kepada :

1. Dyah Noviawati SA, SsiT, M.Keb sebagai Dosen mata kuliah Ginekologi
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA.
2. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara langsung maupun
tidak langsung telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih
terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu masukkan berupa kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan demi menyempurnakan makalah ini. Harapan penulis,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 14 April 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................... Error! Bookmark not defined.


KATA PENGANTAR ............................................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... Error! Bookmark not defined.
A. LATAR BELAKANG ................................................................. Error! Bookmark not defined.
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................. Error! Bookmark not defined.
C. TUJUAN ..................................................................................................................................... 4
BAB II ISI .............................................................................................................................................. 5
A. PENGERTIAN MENSTRUASI NORMAL ............................................................................... 5
B. SIKLUS MENSTRUASI ............................................................................................................ 6
C. GANGGUAN MENSTRUASI ................................................................................................... 7
1. AMENORE ............................................................................................................................. 7
2. HYPOMENOREA ............................................................................................................. 10
3. OLIGOMENORRHOE ..................................................................................................... 11
4. HYPERMENOREA ........................................................................................................... 13
5. POLIMENORRHOE ......................................................................................................... 15
6. METRORAGIE .................................................................................................................. 16
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 18
A. KESIMPULAN ......................................................................................................................... 18
B. SARAN ..................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang
utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi.
Kesehatan reproduksi ditujukan bagi laki-laki maupun perempuan namun dalam hal
ini perempuan mendapatkan perhatian lebih karena begitu kompleksnya alat
reproduksi perempuan. Kesehatan reproduksi membahas berbagai hal yang
berhubungan dengan kesehatan alat reproduksi seseorang,selain itu kesehatan
reproduksi juga membahas tentang siklus hidup serta permasalahan yang dihadapi
oleh perempuan.
Permasalahan yang dihadapi perempuan sangat kompleks daripada
permasalahan yang dihadapi oleh laki-laki. Dalam setiap fase atau masanya
perempuan memiliki masalah yang berbeda-beda. Dalam perjalanan hidupnya
perempuan lebih rentan mengalami hal-hal abnormal dalam hidupnya dikarenakan
kompleksnya permasalahan yang mereka hadapi.
Menstruasi,mungkin sudah tidak asing lagi di telinga para perempuan karena setiap
perempuan yang mulai memasuki masa-masa puber (baligh) akan mengalami
menstruasi. Menstruasi merupakan tanda awal matangnya kedewasaan seorang
perempuan secara fisik. Menstruasi bersifat fisiologis karena memang sudah
merupakan kodrat perempuan. Akan tetapi menstruasi juga bisa saja mengalami
beberapa gangguan atau kelainan yang disebabkan oleh perbedaan siklus hormonal
masing-masing perempuan. Banyak sekali gangguan yang bisa terjadi selama siklus
menstruasi terjadi salah satunya adalah Amonore.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan menstruasi?
2. Bagaimana siklus terjadinya menstruasi?
3. Apa saja gangguan yang terjadi pada menstruasi?
4. Apa saja faktor penyebab gangguan pada menstruasi serta cara penanganannya?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana siklus menstruasi terjadi
2. Untuk menambah pengetahuan tentang gangguan yang terjadi pada menstruasi
3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya gangguan menstruasi serta penanganannya

4
BAB II
ISI

A. PENGERTIAN MENSTRUASI NORMAL


Menstruasi merupakan siklus yang kompleks dan berkaitan dengan psikologi
pancaindra, korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan endrogen (uterus-
endometrium dan alat seks sekunder). Menarche adalah menstruasi pertama yang
berlangsung sekitar umur 10-11 tahun. Rangsangan pancaindra diblok pubertas inhibitor
(nucleus amigdele) melalui stria terminalis menuju hipotalamus sehingga terhindar dari
“pubertas precock”. Umur 8-9 tahun, terdapat estrogen rendah dan pengeluaran FSH
minimal. Estrogen rendah berfungsi untuk tumbuh kembang alat seks sekunder dan
mempersiapkan uterus endometrium lebih matang untuk menerima rangsangan. Umur 10-11
tahun terjadi perdarahan lucut endometrium, tanpa disertai ovulasi untuk lebih mematangkan
uterus dengan endometrium, alat-alt seks sekunder. Dalam ovarium terjadi tubuh kembang
folikel primordial tanpa disertai ovulasi sehingga terdapat peningkatan estrogen untuk
merangsang nukleus supraoptikal (praoptikus), sehingga hipotalamus-hipofisis mengeluarkan
luteinizing hormone surge (tinggi), yang berperan untuk ovulasi.
Menstruasi disertai ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai dua-tiga tahun
setelah menarche berlangsung sekitar umur 17-18 tahun. Pubertas prekoksius, bila menarke
terjadi di bawah umur 8 tahun.Dengan memperhatikan komponen yang mengatur menstruasi,
dapat dikemukakan bahwa setiap penyimpangan sistem akan terjadi penyimpangan pada
patrun umum menstruasi. Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama
kurang lebih 7 hari. Lama perdarahannya sekitar 3-5 hari, dan tidak terasa nyeri. Jumlah
darah yang hilang sekitar 30-40 cc. puncaknya hari ke 2 atau ke 3 dengan jumlah pemakaian
sekitar 2-3 buah pembalut. Diikuti fase proliferasi sekitar 6-8 hari.
Ovulasi akan berlangsung sekitar pertengahan menstruasi yaitu hari ke 13,14 atau 15.
sejak terjadi ovulasi artinya pelepasan ovum disebutkan masa subur dalam arti bila
melakukan hubungan seksual dapat terjadi kehamilan. Masa subur hanya berlangsung singkat
sekitar tiga hari yaitu, hari ke 13, 14, atau 15. endometrium akan mengalami perubahan dari
fase proliferasi menjadi fase sekresi yang merupakan persiapan untuk menerima hasil
konsepsi bila terjadi pembuahan. Bila terjadi pembuahan, fase sekresi akan berubah lagi
menjadi fase desiduanisasi, yang merupakan kelanjutan fase sekresi dengan lebih gembur dan
siap menerima hasil konsepsi.

5
Bila tidak terjadi konsepsi, korpus luteum yang memelihara fase sekresi akan
mengalami kemunduran, artinya hormone estrogen dan progestron yang dikeluarkan makin
menurun. Penurunan pengeluaran estrogen dan progesterone korpus luteum yang
menyebabkan endometrium tidak dapat mempertahankan diri dan terjadilah menstruasi.
Siklus ini akan berulang kembali setiap 28 hari yang menunujukkan bahwa wanita ini
mempunyai siklus menstruasi yang normal.

B. SIKLUS MENSTRUASI

Siklus haid merupakan jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid
berikutnya. Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus mentruasi
(hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi berkisar
antara 21 sampai 40 hari, hanya 10 – 15 % wanita yang memiliki siklus 28 hari. Lama haid
biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit dan ada pula yang 7-8
hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata kurang lebih 16 cc, pada wanita yang lebih tua darah
yang keluar lebih banyak begitu juga dengan wanita yang anemia. Siklus ovarium terbagi
dalam 3 fase :
1. Fase folikuler
Dimulai dari hari pertama sampai sesaat kadar LH meningkat dan terjadi ovulasi. Dinamakan
fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di ovarium. Pada pertengahan
fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30
folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur, tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh
sedangkan yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai
respon penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3
lapisan, lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan sedangkan lapisan dasarnya tetap
dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang
telah disiapkan.
2. Fase ovulasi
Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur
biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah terjadinya peningkatan LH. Folikel yang
matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur.
Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya,
nyeri ini dikenal dengan mittelschmerz, yang berlangsung selama selama beberapa menit
sampai beberapa jam

6
3. Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama 14 hari. Setelah melepaskan telurnya,
folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan
sebagian besar progesteron. Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama
fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini digunakan
untuk memperkirakan terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan
siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika pembuahan. Jika telur dibuahi korpus luteul mulai
menghasilkan HCG, Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesteron
sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri. Tes kehamilan didasarkan kepada
adanya peningkatan kadar HCG.

C. GANGGUAN MENSTRUASI
1) Amenore (tidak menstrulasi)
Amenore adalah tidak terjadinya menstruasi. Jika menstruasi tidak pernah terjadi
maka disebut amenore primer, jika menstruasi pernah terjadi tetapi kemudian berhenti selama
6 bulan atau lebih maka disebut amenore sekunder. Amenore yang normal hanya terjadi
sebelum masa pubertas, selama kehamilan, selama menyusui dan setelah menopause.
a) Penyebab
Amenore bisa terjadi akibat kelainan di otak, kelenjar hipofisa, kelenjar tiroid,
kelenjar adrenal, ovarium (indung telur) maupun bagian dari sistem reproduksi lainnya.
Dalam keadaan normal, hipotalamus (bagian dari otak yang terletak diatas kelenjar hipofisa)
mengirimkan sinyal kepada kelenjar hipofisa untuk melepaskan hormon-hormon yang
merangsang dilepaskannya sel telur oleh ovarium. Pada penyekit tertentu, pembentukan
hormon hipofisa yang abnormal bisa menyebabkan terhambatnya pelepasan sel telur dan
terganggunya serangkaian proses hormonal yang terlibat dalam terjadinya menstruasi.
Penyebab amenore primer:
1. Tertundanya menarche (menstruasi pertama)
2. Kelainan bawaan pada sistem kelamin (misalnya tidak memiliki rahim atau vagina, adanya
sekat pada vagina, serviks yang sempit, lubang pada selaput yang menutupi vagina terlalu
sempit/himen imperforata)
3. Penurunan berat badan yang drastis (akibat kemiskinan, diet berlebihan, anoreksia nervosa,
bulimia, dan lain lain)
4. Kelainan bawaan pada sistem kelamin

7
5. Kelainan kromosom (misalnya sindroma Turner atau sindroma Swyer) dimana sel hanya
mengandung 1 kromosom X)
6. Obesitas yang ekstrim
7. Hipoglikemia
8. Disgenesis gonad
9. Hipogonadisme hipogonadotropik
10. Sindroma feminisasi testis
11. Hermafrodit sejati
12. Penyakit menahun
13. Kekurangan gizi
14. Penyakit Cushing
15. Fibrosis kistik
16. Penyakit jantung bawaan (sianotik)
17. Kraniofaringioma, tumor ovarium, tumor adrenal
18. Hipotiroidisme
19. Sindroma adrenogenital
20. Sindroma Prader-Willi
21. Penyakit ovarium polikista
22. Hiperplasia adrenal kongenital
Penyebab amenore sekunder:
1. Kehamilan
2. Kecemasan akan kehamilan
3. Penurunan berat badan yang drastis
4. Olah raga yang berlebihan
5. Lemak tubuh kurang dari 15-17%extreme
6. Mengkonsumsi hormon tambahan
7. Obesitas
8. Stres emosional
9. Menopause
10. Kelainan endokrin (misalnya sindroma Cushing yang menghasilkan sejumlah besar
hormon kortisol oleh kelenjar adrenal)
11. Obat-obatan (misalnya busulfan, klorambusil, siklofosfamid, pil KB, fenotiazid)
12. Prosedur dilatasi dan kuretase

8
13. Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa (tumor plasenta) dan sindrom Asherman
(pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau pembedahan).
b) Gejala
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah
kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan ditemukan tanda-tanda pubertas seperti
pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak sert perubahan
bentuk tubuh. Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan
pembesaran perut. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya
adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab. Sindroma
Cushing menyebabkan wajah bulat (moon face), perut buncit dan lengan serta tungkai yang
kurus.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore:
1. Sakit kepala
2. Galaktore(pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang menyusui)
3. Gangguan penglihatan (pada tumor hipofisa)
4. Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
5. Vagina yang kering
6. Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria), perubahan
suara dan perubahan ukuran payudara
c) Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan usia penderita.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah:
a. Biopsi endometrium
b. Progestin withdrawal
c. Kadar prolaktin
d. Kadar hormon (misalnya testosteron)
e. Tes fungsi tiroid
f. Tes kehamilan
g. Kadar FSH (follicle stimulating hormone) < LH (luteinizing hormone), TSH (thyroid
stimulating hormone)
h. Kariotipe untuk mengetahui adanya kelainan kromosom
i. CT scan kepala (jika diduga ada tumor hipofisa).
d) Pengobatan

9
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah penurunan
berat badan yang drastis atau obesitas, penderita dianjurkan untuk menjalani diet yang tepat.
Jika penyebabnya adalah olah raga yang berlebihan, penderita dianjurkan untuk
menguranginya. Jika seorang anak perempuan belum pernah mengalami menstruasi dan
semua hasil pemeriksaan normal, maka dilakukan pemeriksaan setiap 3-6 bulan untuk
memantau perkembangan pubertasnya. Untuk merangsang menstruasi bisa diberikan
progesteron. Untuk merangsang perubahan pubertas pada anak perempuan yang payudaranya
belum membesar atau rambut kemaluan dan ketiaknya belum tumbuh, bisa diberikan
estrogen. Jika penyebabnya adalah tumor, maka dilakukan pembedahan untuk mengangkat
tumor tesebut. Tumor hipofisa yang terletak di dalam otak biasanya diobati dengan
bromokriptin untuk mencegah pelepasan prolaktin yang berlebihan oleh tumor ini. Bila perlu
bisa dilakukan pengangkatan tumor. Terapi penyinaran biasanya baru dilakukan jika
pemberian obat ataupun pembedahan tidak berhasil.
2) Hypomenorea
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang biasa,
sebab kelainan ini terletak pada konstitusi penderita, pada uterus ( misal : sesudah operasi
mioma). Hipomenorea tidak mengganggu fertilitas. Hipomenorea adalah pendarahan dengan
jumlah darah sedikit, melakukan pergantian pembalut sebanyak 1-2 kali per hari, dan
berlangsung selama 1-2 hari saja. Perdarahan haid yg jumlahnya sdkt (<40ml>) siklus
regular.

Hipomenorea adalah terjadinya perdarahan menstruasi yang lebih sedikit dari biasanya dan
lamanya kurang dari 3 hari. (Manuaba, 2003)

Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih sedikit dari biasanya tetapi tidak
mengganggu fertilitasnya.
a) Penyebab

Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang
gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal. Sering disebabkan karena gangguan
endokrin. Kekurangan estrogen maupun progesterone, stenosis hymen, stenosis serviks uteri,
sinekia uteri (sindrom asherman). Sebab-sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita,
pada uterus (misalnya sesudah meomektomi), pada gangguan endoktrin, dan lain-lain,
kecuali bila ditemukan sebab yang nyata, terapi terdiri atas menenangkan penderita. Salah

10
satu penyebab hypomenorrhea adalah sindrom Asherman (adhesi intrauterine), yang
hypomenorrhea (atau amenore) mungkin satu-satunya tanda yang jelas.

3) Oligomenorrhoe
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih
dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea
akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya
siklus menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal
sebagai amenorea sekunder.
Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada
aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya
siklus menstruasi normal menjadi memanjang, sehingga menstruasi menjadi lebih jarang
terjadi. Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun
beberapa tahun menjelang terjadinya menopause. Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa
itu merupakan variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara
hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya menstruasi pertama dan menjelang
terjadinya menopause, sehingga timbul gangguan keseimbaangan hormon dalam tubuh. Pada
kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik.
Siklus haid biasanya juga ovulatoar dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasanya
Oligomenore yang terjadi pada remaja, seringkali disebabkan karena kurangnya
sinkronisasi antara hipotalamus, kelenjar pituari & indung telur. Hipotalamus mengatur
pengeluaran hormon yang mengatur kelenjar pituari. Kemudian kelenjar pituari akan
merangsang produksi hormon yang mempengaruhi pertumbuhan & reproduksi. Pada awal &
akhir masa reproduksi wanita, beberapa hormon tersebut dapat menjadi kurang
tersinkronisasi, sehingga akan menyebabkan terjadinya haid yang tidak teratur.
a) Penyebab
Oligomenore biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat juga disebabkan
kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan hipofise-hipotalamus, dan menopouse atau
sebab sistemik seperti kehilangan berat badan berlebih.
Oligomenore dapat juga terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik dimana
pada keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih tinggi dari kadara pada wanita normal.
Oligomenore dapat juga terjadi pada stress fisik dan emosional, penyakit kronis, tumor
yang mensekresikan estrogen dan nutrisi buruk. Oligomenorrhe dapat juga disebabkan
ketidakseimbangan hormonal seperti pada awal pubertas.

11
Oligomenore yang menetap dapat terjadi akibat perpanjangan stadium folikular,
perpanjangan stadium luteal, ataupun perpanjang kedua stadium tersebut. Bila siklus tiba-tiba
memanjang maka dapat disebabkan oleh pengaruh psikis atau pengaruh penyakit.
Disamping itu, oligomenorea dapat juga terjadi pada :
1. Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS) Stress dan depresi
2. Sakit kronik
3. Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
4. Penurunan berat badan berlebihan
5. Olahraga berlebihan, misal atlit
6. Adanya tumor yang melepaskan estrogen
7. Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah
8. Penggunaan obat-obatan tertentu, dsb.
b) Pengobatan
Pengobatan oligomenore tergantung dengan penyebab, berikut uraiannya :
Pada oligomenore dengan anovulatoir serta pada remaja dan wanita yang mendekati
menopouse tidak memerlukan terapi. Perbaikan status gizi pada penderita dengan gangguan
nutrisi dapat memperbaiki keadaan oligomenore.
Oligomenore sering diobati dengan pil KB untuk memperbaiki ketidakseimbangan
hormonal. Terapi ini disesuaikan dengan hormon apa yang lebih dibutuhkan. Contoh : Pada
oligomenore yang disebabkan estrogen yang terlalu rendah maka terapi yang dapat diberikan
adalah KB Hormonal yang mengandung estrogen, seperti : Lynoral, Premarin, Progynova,
dll.
Pada oligomenore yang disebabkan progesteron yang terlalu rendah maka terapi yang
dapat diberikan adalah KB Hormonal yang mengandung estrogen, seperti : postinor. Pada
oligomenore yang disebabkan keduanya memiliki ketidakseimbangan hormonal yang sama
untuk jumlah estrogen dna progesteron yang kurang, maka dapat dilakukakn terapi dengan pil
kombinasi yang mengandung estrogen dan progesteron dengan jumlah seimbang seperti :
Mycrogynon 50, Ovral, Neogynon, Norgiol, Eugynon, Microgynon 30, Mikrodiol, Nordette,
dll.
Bila gejala terjadi akibat adanya tumor, operasi mungkin diperlukan. Adanya tumor yang
mempengaruhi pengeluaran hormon estrogen, maka tumor ini perlu di tindak lanjuti seperti
dengan operasi, kemoterapi, dll

12
4) Hypermenorrhoe / Menorrhagia

Menurut Kadir&Lee,2001 Menorrhagia adalah pengeluaran darah yang terlalu banyak


biasanya lebih dari 80 ml permenses kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu
menstruasi, terjadi pada siklus yang teratur. Menorrhagia secara harfiah berarti haid biasa
tetapi dengan aliran darah yang berlebihan dan durasi. Itu adalah salah satu keluhan
gynaecologic umum. Interval antara dua siklus tetap konstan.

Menorrhagia adalah istilah untuk perdarahan menstruasi yang berlebihan yaitu


kehilangan lebih dari 80ml selama periode menstruasi. Studi populasi menunjukkan bahwa
kehilangan darah menstruasi yang normal adalah 30-40 ml. Penelitian telah menunjukkan
bahwa pasien dengan menorrhagia memiliki peningkatan dalam aliran darah menstruasi
selama tiga hari pertama (hingga 92% dari total menstruasi yang hilang pada saat itu). Hal ini
menunjukkan bahwa mekanisme yang bertanggung jawab untuk berhenti menstruasi adalah
sebagai efektif pada wanita yang memiliki menorrhagia seperti pada perempuan normal,
meskipun kehilangan darah yang sangat banyak. Studi yang telah mengukur kehilangan darah
telah menunjukkan bahwa pasien dengan menorrhagia memiliki peningkatan dalam aliran
darah menstruasi selama tiga hari pertama (hingga 92% dari total menstruasi yang hilang
pada saat ini). Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme yang bertanggung jawab untuk
berhenti menstruasi adalah sebagai efektif pada wanita yang memiliki menorrhagia seperti
pada perempuan normal, meskipun kehilangan darah yang sangat banyakPendarahan haid
yang lebih banyak dari normal dan lebih lama di sertai dengan adanya bekuan darah tetapi
siklus teratur.

a) Penyebab pada perdarahan ini antara lain :

1. Dalam kebanyakan kasus (40-60%) penyebab Menorrhagia tidak diketahui. Ini


disebut perdarahan disfungsional dan mempengaruhi empat sampai enam dari sepuluh
kasus. Pasien ini memiliki normal indung telur, rahim dan hormon tingkat. Ovarium
mereka melepaskan telur secara teratur dan biasanya (sebuah proses yang disebut
ovulasi) dan periode teratur. DUB umumnya terjadi pada awal haid di masa remaja
dan mendekati menopause. Beberapa peneliti percaya bahwa ini bisa disebabkan oleh
bahan kimia yang disebut prostaglandin. Endometrium lebih sensitif terhadap
prostaglandin dan melebarkan pembuluh darah rahim menuju pendarahan yang
berlebihan.

13
2. Endometriosis adalah penyebab lain untuk perdarahan berat.
3. Infeksi dari pelvis. Infeksi chlamydial dapat menyebabkan Menorrhagia.
4. Kondisi medis seperti pendarahan atau pembekuan gangguan darah dapat
menyebabkan Menorrhagia. Pada pasien tersebut ada kekurangan enzim dan agen
yang menyebabkan darah menggumpal setelah pendarahan episode atau luka atau
cedera. Hal ini menyebabkan pendarahan yang berlebihan. Pendarahan gangguan
adalah penyebab umum Menorrhagia.
5. Medis gangguan jantung, ginjal, hati atau tiroid juga dapat menyebabkan
Menorrhagia.
6. Gangguan hormon dapat juga menyebabkan perdarahan berat. Perempuan yang tidak
berovulasi secara teratur (misalnya mereka yang menderita dari polikistik Ovarium
syndrome) dan orang-orang dengan tiroid kurang aktif mungkin menderita dari
Menorrhagia.
7. Penyebab umum perdarahan haid berat adalah pertumbuhan jaringan dalam rahim. Ini
biasanya non-kanker atau jinak. Jenis pertumbuhan jinak yang dapat menyebabkan
perdarahan berat adalah:
1. Myomas atau fibroid uterus yang pertumbuhan dalam lapisan otot rahim.
2. Polip atau kecil, lembut out-pouching jaringan endometrium melapisi dinding
bagian dalam rahim.
8. Pendarahan juga dapat terjadi karena ganas atau kanker pertumbuhan dalam rahim
atau leher rahim (mulut rahim).
9. Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi intra-Uterin (IUCD yang terlupakan, atau
kumparan) mungkin mengeluh Menorrhagia. Perangkat baru yang juga melepaskan
hormon yang disebut sistem intra-Uterin (IUS) namun dapat membantu mengobati
berat priods.

b) Gejala menorrhagia mungkin termasuk :

1. Pendarahan selama seminggu atau lebih


2. Pembekuan darah besar keluar bersama dengan aliran menstruasi
3. Gejala anemia , seperti kelelahan atau sesak napas
4. Membatasi aktivitas sehari-hari karena aliran menstruasi berat
5. Perlu untuk menggunakan pembalut ganda untuk mengontrol aliran menstruasi
6. Perlu untuk bangun untuk mengganti pembalut di malam hari .

14
c) Pencegahan dan pengobatan

Pengobatan menorrhagia sangat tergantung kepada penyebabnya. Untuk memastikan


penyebabnya, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan darah,
tes pap smear, biopsi dinding rahim, pemeriksaan USG, dan lain sebagainya untuk deteksi
dini. Jika menoragia diikuti oleh adanya anemia, maka zat besi perlu diberikan untuk
menormalkan jumlah hemoglobin darah. Terapi zat besi perlu diberikan untuk periode
waktu tertentu untuk menggantikan cadangan zat besi dalam tubuh. Selain itu,
menorrhagia juga dapat diterapi dengan pemberian hormon dari luar, terutama untuk
menorrhagia yang disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal. Terapi hormonal
yang diberikan iasanya berupa obat kontrasepsi kombinasi atau pill kontrasepsi yang
hanya mengandung progesterone. Menorrhagia yang terjadi akibat adanya mioma dapat
diterapi dengan melakukan terapi hormonal atau dengan pengangkatan mioma dalam
rahim baik dengan kuretase ataupun dengan tindakan operasi.

5) Polimenorrhoe
Polimenorrhea adalah kelainan haid dimana siklus kurang dari 21 hari5 dan menurut
literatur lain siklus lebih pendek dari 25 hari6,12. Gejala haid tidak normal penyebab anemia
lain adalah polimenorhea, kondisi siklus haid yang berjalan lebih pendek dari periode haid
normal. Haid polimenorhea terjadi jika siklus haid berjalan kurang dari 21 hari.
a) Penyebab polimenorea
Bila siklus pendek namun teratur ada kemungkinan stadium proliferasi pendek atau
stadium sekresi pendek atau kedua stadium memendek. Yang paling sering dijumpai adalah
pemendekan stadium proliferasi. Bila siklus lebih pendek dari 21 hari kemungkinan
melibatkan stadium sekresi juga dan hal ini menyebabkan infertilitas. Siklus yang tadinya
normal menjadi pendek biasanya disebabkan pemendekan stadium sekresi karena korpus
luteum lekas mati. Hal ini sering terjadi pada disfungsi ovarium saat klimakterium, pubertas
atau penyakit kronik seperti TBC. Kelainan haid biasanya terjadi karena ketidak seimbangan
hormon-hormon yang mengatur haid, namun dapat juga disebabkan oleh kondisi medis
lainnya. Banyaknya perdarahan ditentukan oleh lebarnya pembukuh darah, banyaknya
pembuluh darah yang terbuka, dan tekanan intravaskular. Lamanya pedarahan ditentukan
oleh daya penyembuhan luka atau daya regenerasi. Daya regenerasi berkurang pada infeksi,
mioma, polip dan pada karsinoma.
b) Pengobatan polimenorea

15
Keadaan ini dapat diperbaiki dengan menggunakan terapi hormonal. Stadium proliferasi
dapat diperpanjang dengan estrogen dan stadium sekresi dapat diperpanjang dengan
kombinasi estrogen
6) Metrorrhagia
Metroragia dideskripsikan sebagai perdarahan diantara dua kejadian menstruasi.
Perdarahan pada metroragi lebih tidak teratur karena pengaruh hormon yang tidak seimbang
dan lebih sering muncul dengan konsistensi bercak-bercak (Schorge, 2008).
Penggolongan :
a) Disebabkan oleh kehamilan seperti ; abortus, kehamilan ektopik
b) Metrorrhagia di luar kehamilan : karena luka yang tidak sembuh missal wanita
menopause, wanita tanpa anak atau wanita yang mempunyai anak banyak, peradangan
endometritis maupun pengaruh hormonal
a) Penyebab
Menurut Norwitz (2008), metroragia dapat disebabkan oleh :
1) Penyakit Sistemik
a) Penyakit defisiensi protrombin yang dapat timbul sebagai perdarahan pervaginam.
b) Hipertiroidisme yang terkait dengan metroragia.
c) Sirosis yang menyebabkan ketidakteraturan perdarahan pervaginam akibat berkurangnya
kapasitas hati untuk metabolisme esterogen.
2) Anovulatoris
Akibat dari tidak terjadinya ovulasi mengakibatkan esterogen melimpah dan tidak seimbang
mengarah pada proliferasi endometrium terus menerus yang akhirnya menghasilkan suplai
darah berlebih yang dikeluarkan mengikuti pola iregular dan tidak dapat diprediksi.
3) Ovulatoris
Bercak darah pada pertengahan siklus setelah lonjakan LH biasanya bersifat fisiologis. Itu
menandakan ovulasi. Namun fase luteal mungkin memanjang akibat dari korpus luteum yang
menetap.
Penyebab lain yang mungkin berdasarkan Varney (2007) :
a) Kehamilan : terjadi bercak darah saat proses nidasi.
b) Infeksi : benda asing dalam uterus.
c) Penggunaan AKDR.
d) Ovulasi.
e) Farmakologis : penggunaan obat-obatan.

16
b) Pengobatan

Pola perdarahan abnormal pada metroragia adalah perdarahan uterus biasanya tidak
banyak dan timbul pada interval yang tidak biasanya. Maka dari itu penatalaksanaannya
hampir sama dengan perdarahan uterus disfungsional lainnya, skema terlampir (Manuaba,
2004). Menurut Wiknjosastro (2010), setelah pemeriksaan ginekologik menunjukkan bahwa
perdarahan berasal dari uterus dan tidak ada abortus inkompletus, perdarahan untuk
sementara waktu dapat dipengaruhi dengan hormon steroid :

1) Esterogen : valeras estradiol 20 mg IM. Esterogen yang tinggi kadar darahnya


mengakibatkan perdarahan berhenti.

2) Progesteron : kaproas hidroksi-progesteron 125 mg IM. Injeksi progesteron bermanfaat


untuk mengimbangi pengaruh esterogen terhadap endometrium.

3) Androgen : propionas testosteron 50 mg IM. Hormon ini memiliki umpan balik positif dari
perdarahan uterus akibat hiperplasia endometrium.

Pada pubertas, pengobatan bisa dilakukan dengan terapi hormonal. Pemberian


esterogen dan progesteron dalam kombinasi dapat dianjurkan. Terapi dapat dilaksanakan
pada hari ke-5 perdarahan uterus untuk 21 hari. Dapat pula diberikan progesteron untuk 7
hari, mulai hari ke-21 siklus haid (Astarto, 2011). Kecuali pada pubertas, terapi yang baik
dilakukan adalah dilatasi dan kerokan (Wiknjosastro, 2010). Ketika semua terapi sudah
diberikan namun perdarahan masih belum juga berhenti, langkah terakhir untuk metroragia
adalah histerektomi (Manuaba, 2008).

17
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menstruasi merupakan suatu siklus fisiologis dalam tubuh manusia terutama perempuan.
Setiap perempuan akan mengalami menstruasi ketika memasuki masa-masa pubertas.
Menstruasi merupakan tanda kedewasaan seorang perempuan secara fisik. Siklus menstruasi
berkisar antara 21-35 hari. Perdarahan selama menstruasi biasanya terjadi selama 3-7 hari.
Menstruasi pada setiap perempuan berbeda-beda ada yang normal dan ada juga yang
mengalami kelainan atau gangguan. Gangguan menstruasi bisa disebabkan oleh berbagai
macam hal. Biasanya gangguan menstruasi terjadi karena kelainan pada fase menstruasi ada
yang terlalu cepat dan ada juga yang terlalu lama. Gangguan menstruasi bermacam-macam
jenisnya.
Seorang bidan dalam menghadapi masalah klien yang mengalami kelainan siklus
menstruasi haruslah secara profesional. Dalam hal ini bidan harus berkolaborasi dengan
dokter kandungan,jika tidak maka bidan harus siap untuk merujuk klien ke tempat yang lebih
berwenang dan bepengalaman.
B. SARAN
Hendaknya sebagai seorang bidan memberikan penyuluhan pada tiap perempuan
mengenai apa saja yang bisa terjadi pada siklus menstruasi. Selain itu bidan juga memberikan
edukasi kepada tiap wanita yang mengalami menstruasi bagaimana menstruasi yang normal
serta mengingatkan untuk selalu memperhatikan siklus menstruasinya dan edukasi mengenai
tanda gejala gangguan menstruasi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba,Chandranita,dkk.2008.Gawat Darurat Obstetri-Giekologi dan Obstetri-Ginekologi


Sosial Untuk Profesi Bidan.Jakarta : ECG

Badziat,Ali.2003.Endokrinologi Ginekologi.Jakarta : Media Aesculapius Buku Panduan


Praktikum Kesehatan Reproduksi

19

Anda mungkin juga menyukai