Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGARUH POLA HIDUP TERHADAP SIKLUS

MENSTRUASI

Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu :
H. Maryanto S.Pd, M.Pd.

Disusun Oleh :
Lintang Utami
CKR0220102

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur saya sampaikan atas kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya telah diberi
kemudahan dalam menyusun makalah ini. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat Bapak H. Maryanto S.Pd. M.Pd. selaku pembimbing materi dalam pembuatan
makalah ini. Adapun judul dari makalah ini adalah “Pengaruh Pola Makan Terhadap Siklus
Menstruasi” yang bertujuan untuk menambah wawasan kami tentang materi ini, serta
diajukan sebagai pemenuhan tugas pada mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dalam penulisan makalah ini banyak hambatan dan rintangan yang saya hadapi.
Namun berkat dorongan semua pihak, makalah ini akhirnya dapat saya selesaikan. Maka
pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam penulisan makalah ini. Akhir kata saya
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Semoga
makalah ini memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Kuningan, 12 November 2022

Lintang Utami
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
LANDASAN TEORI................................................................................................................2
2.1 Pengertian Menstruasi.................................................................................................2
2.2 Proses Terjadinya Menstruasi......................................................................................2
2.3 Gangguan Pada Siklus Menstruasi..............................................................................3
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi..........................................................4
2.5 Pola Hidup Yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi..................................................5
2.6 Upaya Menjaga Pola Hidup Sehat Agar Siklus Menstruasi Tetap Teratur.................7
BAB III......................................................................................................................................9
PEMBAHASAN.......................................................................................................................9
3.1 Seberapa Besar Pengaruh Pola Hidup Terhadap Siklus Menstruasi...........................9
3.2 Pola Hidup Yang Berpengaruh Besar Pada Siklus Menstruasi...................................9
BAB IV....................................................................................................................................11
PENUTUP...............................................................................................................................11
4.1 Kesimpulan................................................................................................................11
4.2 Saran..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama haid sampai datangnya
menstruasi periode berikutnya. Siklus menstruasi perempuan normal berkisar antara
21-35 hari dan hanya 10-15 persen perempuan yang memiliki siklus haid 28 hari
dengan lama menstruasi 3-5 hari. Siklus menstruasi perempuan tidak selalu sama
setiap bulannya. Biasanya wanita apalagi remaja putri banyak mengalami masalah
menstruasi yang tidak teratur.
Ketidakteraturan siklus menstruasi dipengaruhi banyak faktor, baik kondisi
mental maupun kondisi fisik, gaya hidup yang dapat mempengaruhi kesehatan, usia
menarche, olahraga berlebih, maupun perubahan berat badan yang ekstrem serta dapat
juga disebabkan oleh beberapa kondisi medis seperti kehamilan, penyakit kelainan
endokrin, dan penyakit kronis. Pola hidup diyakini membawa pengaruh terhadap
siklus menstruasi. Yang dimana hal tersebut merupakan pengetahuan yang penting
untuk diketahui para pembaca khususnya wanita. Selain itu perubahan siklus
menstruasi ini harus lebih diperhatikan karena dapat mempengaruhi kualitas hidup
remaja wanita kedepannya.
Hal inilah yang membuat saya memilih topik ini untuk dipelajari serta untuk
mengajak para pembaca agar lebih memperhatikan pola hidupnya. Karena dengan kita
menjaga pola hidup yang baik seperti dengan memiliki pola makan yang teratur, rajin
berolahraga, menjaga asupan gizi yang seimbang dan lainnya. Maka kemungkinan
besar tidak hanya akan bermanfaat bagi keteratuaran siklus menstruasi saja namun
juga bermanfaat dalam mengurangi risiko penyakit yang dapat menyerang tubuh kita
kapan saja.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalahnya adalah “Seberapa besar
pengaruh pola hidup terhadap siklus menstruasi.”

1.3 Tujuan Penulisan


Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengertian menstruasi.
2. Mengetahui proses terjadinya menstruasi.
3. Mengetahui gangguan pada siklus menstruasi.
4. Mengetahui faktor apa saja yang dapat memnpengaruhi siklus menstruasi.
5. Mengetahui pola hidup yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi.
6. Mengetahui upaya menjaga pola hidup sehat agar siklus menstruasi tetap teratur.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Menstruasi


Menstruasi adalah proses keluarnya lapisan superfisial endometrium yang
disertai dengan sedikit pengeluaran darah yang terjadi secara periodik dan siklik.
Discharge (pengeluaran darah) menstruasi ini terdiri dari 20-40% cairan jaringan, 50-
80% darah, dan fragmen- fragmen endometrium. Pada umumnya, menstruasi terjadi
selama 1-8 hari dengan volume rata-rata darah yang hilang saat menstruasi, yaitu 35-
95 ml. Darah yang keluar saat menstruasi ini tidak dapat membeku dikarenakan
adanya fibrinolisin.
Saat seorang wanita telah mengalami menstruasi maka dapat dikatakan bahwa
organ reproduksi wanita tersebut telah siap bere- produksi atau menghasilkan
keturunan. Menstruasi pertama kali (menarche) dimulai saat pubertas, yaitu sekitar
usia 11-13 tahun. Usia menarche telah bergeser ke usia yang lebih muda disebabkan
oleh semakin baiknya asupan zat gizi dan derajat kesehatan.
Panjang siklus menstruasi merupakan jarak antara hari pertama keluarnya
darah menstruasi hingga hari pertama menstruasi berikutnya. Hari pertama perdarahan
menstruasi disebut sebagai hari pertama siklus menstruasi. Lamanya siklus pada
menstruasi sangat bervariasi sampai dua tahun setelah menarche. Panjang siklus
menstruasi yang normal berkisar antara 21-35 hari. Pada umumnya, siklus menstruasi
akan terjadi secara teratur saat wanita telah dewasa dan memasuki usia subur, yaitu
19-39 tahun.
Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus,
hipofisis, dan ovarium (hypothalamic-pituitary-ovarian- axis) dengan perubahan-
perubahan terkait dengan jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal. Ovarium
memainkan peranan penting dalam proses ini karena merupakan sumber hormonal
wanita paling utama yang bertanggung jawab dalam pengaturan mengatur proses
menstruasi. (Dieny et al., 2019)

2.2 Proses Terjadinya Menstruasi


Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 3 fase dan 1 saat, yaitu fase
folikuler (proliferasi), saat ovulasi, fase luteal (sekresi), dan fase menstruasi
(iskemik). Pada setiap siklus menstruasi. FSH dikeluarkan oleh lobus anterior
hipofisis yang menimbulkan beberapa folikel primer dapat berkembang dalam
ovarium (fase folikuler dini). Satu folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang
membuat estrogen, sedangkan folikel-folikel lain mengalami atresia (degenerasi).
Pada fase folikuler akhir, kadar estrogen yang mencapai puncaknya menekan
produksi FSH sehingga lobus anterior hipofisis mengeluarkan hormon gonadotropin
yang lainnya, yaitu LH (Luteinizing Hormone) melalui mekanisme umpan balik
positif. Hal ini menyebabkan terjadinya lonjakan LH (LH-surge) pada pertengahan
siklus. Fase folikuler terjadi mulai hari ke-5 sampai ke-14. Di bawah pengaruh LH,
folikel de Graaf menjadi lebih matang. Folikel ini mendekati permukaan ovarium,
kemudian terjadilah ovulasi (pelepasan ovum oleh ovarium). Ovulasi terjadi kira-kira
pada hari ke-14.
Pengeluaran hormon FSH dan LH sendiri dirangsang oleh GnRH
(Gonadotropin Releasing Hormone) yang dikeluarkan oleh hipotalamus. Pengeluaran
secara teratur dari hormon-hormon ini akan mempertahankan siklus menstruasi yang
normal. Penyaluran RH (Releasing Hormone atau Releasing Factor) ini sangat
dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Bila
penyaluran RH berjalan baik maka produksi hormon-hormon gona- dotropin juga
berjalan baik sehingga folikel de Graaf selanjutnya semakin lama semakin menjadi
matang dan semakin banyak berisi likuor follikuli yang mengandung
estrogen.Estrogen menyebabkan endometrium tumbuh atau berproliferasi
Setelah ovulasi kemudian masuk ke fase luteal. Folikel menjadi korpus
rubrum (berwarna merah karena perdarahan) yang selanjutnya berubah menjadi
korpus luteum (berwarna kuning karena mengandung zat lutein) di bawah pengaruh
LH dan LTH (Luteotrophic Hormone). Korpus luteum menghasilkan hormon
progesteron dan hormon estrogen sehingga kadarnya meningkat. Progesteron
menyebabkan kelenjar kelenjar endometrium yang telah berproliferasi menjadi
berkeluk-keluk dan bersekresi. Fase luteal terjadi pada hari ke-14 sampai dengan ke-
28-
Jika tidak ada pembuahan, korpus luteum yang berumur 8-10 hari
berdegenerasi menjadi korpus albikans (jaringan parut) dan menyebabkan kadar
estrogen serta progesteron turun. Penurunan ini menyebabkan arteri di endometrium
kekurangan aliran darah karena terjadi pengerutan pembuluh darah (vasokonstriksi).
Selanjutnya, diikuti dengan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) serta pelepasan
darah dan endometrium yang nekrotik. Proses ini telah masuk di dalam fase
menstruasi. Kadar hormon estrogen yang berkurang menyebabkan rangsangan dalam
pengeluaran FSH sehingga siklus yang berhubungan dengan hypothalamic-pituitary-
ovarian-axis terulang lagi. Perubahan Endometrium dalam Siklus Menstruasi.
Pada masa reproduksi dan dalam keadaan tidak hamil, selaput lendir uterus
mengalami perubahan-perubahan siklik yang berkaitan erat dengan aktivitas ovarium.
Dalam siklus menstruasi, fase endometrium dibedakan menjadi 4 sebagai berikut :
a. Fase menstruasi (deskuamasi)
b. Fase pasca-menstruasi (regenerasi)
c. Fase proliferasi (intermenstruum)
d. Fase sekresi (pra-menstruasi). (Dieny et al., 2019)

2.3 Gangguan Pada Siklus Menstruasi


Siklus menstruasi dianggap normal jika terjadi selama interval 21-35
hari.Gangguan menstruasi paling umum terjadi pada awal dan akhir masa reproduktif,
yaitu di bawah usia 19 dan di atas usia 39 tahun. Gangguan siklus menstruasi dapat
dikategorikan sebagai berikut :
a. Polimenorca
Polimenoreca merupakan siklus menstruasi yang paling pendek (siklus
menstruasinya kurang dari 21 hari) sehingga menyebabkan frekuensi menstruasi
sering terjadi. Perdarahan terjadi lebih kurang sama atau lebih banyak dari haid
biasa (polimenoragia atau epimenoragia). Polimenorea dapat disebabkan oleh
gangguan
hormonal yang meng- akibatkan gangguan ovulasi atau menjadi pendeknya fase
luteal.
b. Oligomenorca
Oligomenorea merupakan siklus menstruasi terlalu panjang (lama siklus 2 35
hari) sehingga menyebabkan seseorang jarang mengalami menstruasi. Apabila
panjang siklus menstruasi lebih dari tiga bulan, hal itu sudah mulai dinamakan
amenore. Perdarahan pada oligomenorca biasanya lebih sedikit dibandingkan
dengan menstruasi normal. Pada oligomenorea, fase proliferasi menjadi lebih
panjang. Hal ini disebabkan oleh gangguan harmonal.
c. Amenore
Amenore merupakan suatu keadaan ketika tidak terjadi mentruasi atau
terhentinya menstruasi. Amenore dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu
amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer menunjukkan awitan
menstruasi atau menarke yang terlambat karena menstruasi yang tidak muncul
sampai usia 18 tahun. Hal ini dapat disebabkan oleh kelainan anatomis alat kelamin
seperti kriptomenorea. Amenore primer sering terjadi pada wanita yang mengalami
gangguan makan atau terlalu berat berolahraga. Amenore sekunder terjadi jika
seseorang pernah mendapatkan menstruasi, tetapi kemudian berhenti selama lebih
dari 3 bulan. Faktor penyebabnya, antara lain gangguan gizi, adanya tumor,
ataupun penyakit infeksi. (Dieny et al., 2019)

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi


Menurut (Dieny et al., 2019) pada umumnya gangguan siklus menstruasi terjadi
pada awal dan akhir masa reproduktif, yaitu sebelum usia 19 tahun dan setelah usia 39
tahun. Sementara itu, pada wanita yang telah dewasa dan dalam usia reproduktif,
biasanya memiliki panjang siklus menstruasi yang teratur. Namun, berdasarkan
berbagai penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa ada sebagian yang mengalami
gangguan siklus menstruasi. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
a. Genetik
Sejumlah kecil androgen diproduksi, terutama di kelenjar adrenal, ovarium,
dan juga jaringan lemak. Pada wanita, androgen berfungsi sebagai prekursor
hormon kelamin, yakni androstenedione. Hiperan- drogenisme tidak hanya
memengaruhi kulit dan rambut, tetapi juga berperan di dalam siklus menstruasi
abnormal dan kesuburan. Hiperandrogenisme disebabkan oleh kelainan genetik
(congenital adrenal hyperplasia) yang melibatkan mutasi dari gen CYP21 sebanyak
95% kejadian.
b. Gaya hidup dan berat badan
Pilihan gaya hidup termasuk pola makan, mengkonsumsi alkohol, atau
pemakai narkoba mempengaruhi metabolisme progesteron dan estrogen. Terlalu
banyak mengkonsumsi kafen dan rokok serta kelebihan dan kekurangan berat badan
juga berpengaruh pada kadar hormonal di tubuh Pada kasus tertentu bahkan dapat
menghentikan menstruasi (amenorrhea).
c. Usia
Panjang siklus menstruasi dipengaruhi oleh usia seseorang. Gangguan siklus
menstruasi biasanya ditemukan pada periode awal dan akhir masa reproduktif, yaitu
sebelum usia 19 tahun dan setelah usia 39 tahun.
d. Penyakit
Penyakit yang berjalan menahun seperti penyakit radang panggul dapat
mengakibatkan gangguan siklus menstruasi. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi
bakteri karena hubungan seksual. Adanya tumor juga memengaruhi siklus
menstruasi seperti tumor jinak mioma rahim. Penyakit metabolik seperti diabetes
mellitus juga dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi dikarenakan adanya
resistensi insulin yang dapat mengganggu keseim- bangan hormon androgen dan
estrogen.
e. Pertumbuhan Alat Reproduksi
Kegagalan dalam pertumbuhan alat reproduksi pada wanita dapat
menimbulkan berbagai bentuk kelainan bawaan (kongenital) seperti selaput dara
tidak berlubang Padakeadaan ini dapat terjadi hematometra (timbunan darah dalam
vagina), hematokolpos (penimbunan darah dalam rahim) atau hematosalping
(penimbunan darah dalam indung telur). Keadaan ini dapat menghambat siklus
menstruasi karena darah yang tertimbun tidak bisa keluar.
f. Hormon
Setelah menstruasi, peningkatan kadar estrogen menimbulkan umpan balik
negatif sehingga mengurangi pelepasan FSH. Menjelang per- tengahan siklus, kadar
estrogen yang lebih tinggi menimbulkan umpan balik positif yang menyebabkan
pelepasan mendadak LH yang tinggi sehingga menginduksi ovulasi. Jika tidak
terjadi pembuahan, korpus luteum akan mengalami degenerasi sehingga kadar
progesteron dan estrogen turun. Akibatnya, terjadi menstruasi dan kadar FSH
meningkat untuk memulai siklus menstruasi yang baru. Kegagalan urutan peristiwa
ini menyebabkan anovulasi dan siklus tidak normal. (Dieny et al., 2019)

2.5 Pola Hidup Yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi


a. Pola Hidup Sehat
Pola hidup sehat adalah suatu konsep hidup yang mengedepankan upaya-
upaya dan kegiatan-kegiatan hidup yang sehat. Dengan penerapan konsep hidup
yang sehat ini maka kita akan terhindar dari berbagai penyakit yang mungkin dapat
menyerang tubuh kita. Setidaknya dalam hal ini kita secara terus-menerus mencoba
mensosialisasikan pengertian budaya hidup sehat. Salah satu pola hidup sehat
adalah dengan menjaga pola makan kita dalam kehidupan sehari-hari.
Pola makan yang baik adalah pola makan dua kali sehari. Menurut pramono,
ahli gizi dari Banjarmasin berpendapat bahwa pola makan yang terbaik adalah dua
kali sehari. Alasannya, tipe pola makan ini didasarkan oleh kondisi psikologis pelik
tubuh manusia. Yaitu harus ada jeda dari makan pertama sebelum menyantap
makanan berat lainnya.
Pola makan dua kali sehari juga harus diimbangi oleh asupan gizi yang benar,
apapun yang berlebihan tidak baik. Seperti halnya pola makan, jika terdapat ketidak
seimbangan dalam pola asupan dan kualitas gizi, maka akan berpengaruh pada
kelancaran siklus haid pula. Bahkan ketidakseimbangan itu memberikan dampak
pula pada terhentinya siklus lama sekali (amonorea).
Konsumsi makanan yang sehat seperti buah-buahan segar, sayur, gandum dan
tinggalkan junk food dan makanan berlemak. Terpenting diatas segalanya adalah
asupan nutrisi dan gizi. Karena status kualitas dari asupan nutrisi dan gizi
mempengaruhi kinerja kalenjar hipotalamus yang memiliki peran mengendalikan
kelancaran siklus haid yang ada.
Makanlah dalam porsi kecil dan lebih sering, agar tidak menyebabkan
perasaan tidak nyaman pada perut namun tetap dapat memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Jika kita menjaga pola hidup sehat dengan rajin berolahraga, serta yang
terpenting adalah menjaga pola makan dan asupan gizi kita, maka besar
kemungkinan siklus menstruasi akan teratur.
Pola hidup yang sehat juga penting karena dapat memberikan manfaat, seperti
mengurangi resiko jantung, stroke, penyakit diabetes, meningkatkan stabilitas sendi,
meningkatkan jangkauan pergerakan, mempertahankan fleksibilitas, menjaga masa
tulang, meningkatkan mood, mengurangi gejala kecemasan dan depresi,
meningkatkan harga diri, dan mengurangi stress yang dapat berpengaruh juga pada
perubahan siklus menstruasi. (NL, 2016)

b. Pola Hidup Tidak Sehat


Menurut (Nurul Pratiwi et al., 2022) beberapa pola hidup tidak sehat yang dapat
mempengaruhi siklus menstruasi adalah sebagai berikut :
1. Sering mengonsumsi junk food.
Junk food tidak baik untuk dikonsumsi tiap hari karena kandungan gizi
yang tidak seimbang dan akan menimbulkan resiko penyakit seperti obesitas,
gangguan kulit, dan terganggunya siklus menstruasi. Junk food juga memiliki
kandungan asam lemak yang dapat mengganggu metabolisme progesterone
pada fase luteal dari siklus menstruasi. Seperti yang kitaketahui belakangan ini,
remaja merupakan konsumen terbesar junk food.
2. Begadang
Kualitas tidur seseorang secara tidak langsung akan menyebabkan
perubahan siklus menstruasi Buruknya kualitas tidur dapat menghambat proses
produksi melatonin. Dimana melatonin berperan menghambat steroid dengan
menurunkan ekspresi protein. Protein-protein tersebut juga merupakan enzim
steroidogenik yang penting dalam pengaturan hormon estrogen Estrogen
merupakan hormon yang mengatur menstruasi (Monica, 2005). Tingginya kadar
estrogen dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi.
3. Tingkat stress
Semakin tinggi tingkat stres seseorang maka semakin tinggi pula
kemungkinan terjadinya gangguan siklus menstruasi. Saat stres amigdala akan
diaktifkan di sistem limbik, dimana sistem ini dapat merangsang hypothalamus
untuk melepaskan hormone yang disebut Corticotrofik Realising Hormone
(CRH) Hormon ini dapat menghambat sekresi GnRH di hipotalamus di nucleus
arkuata. Dengan hormone ini dapat menambahkan opioid endogen Kadar CRH
meningkat sehinga terjadi pelepasan hormone endir fin dan kortikotropin ke
dalam darah. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kadar GnRH Sekresi CRH
akan merangsang ACTH (Adenocorticotropne Hormon) oleh hipofisis anterior
kemudian ACTH merangsang kelenjar adrenal untuk mensekresikan kortisol
(Breen & Karsch, 2001).

2.6 Upaya Menjaga Pola Hidup Sehat Agar Siklus Menstruasi Tetap Teratur
a. Melakukan olahraga secara terarur
Perbanyak olahraga terutama pada saat beberapa hari sebelum datang haid sehingga
saat datang menstruasi tidak akan terasa sakit. Olahraga memiliki banyak manfaat
termasuk mengurangi gejala menstruasi dan nyeri haid. Untuk mengurangi gejala,
usahakan untuk melakukan latihan aerobik sekitar 30 menit per harinya, contohnya
dengan berjalan, berlari, bersepeda, atau berenang. Selain mengurangi gejala,
olahraga intens juga dapat membuat siklus menstruasi menjadi teratur. (Sari, 2020)
b. Perhatikan kebersihan
Perhatikan kebersihan genital. Saat menstruasi berlangsung jangan melakukan
hubungan badan, jangan sampai masukan angin, jangan terlalu lelah. Usahakan
untuk kurangi makanan yang banyak mengandung glukosa. (Sari, 2020)
c. Hindari atau kurangi stress dan depresi berlebih
Para ilmuwan telah menemukan bila kelenjar adrenal mengeluarkan kortisol dan
progesteron sebagai respon terhadap stres. Sementara itu, pelepasan progesteron
dapat mempengaruhi siklus menstruasi. Oleh karenanya, coba untuk kurangi stres
dengan melakukan meditasi, pernapasan dalam, atau metode lain yang membantu
anda merasa lebih baik. (Sari, 2020)
d. Melatih kebiasaan tidur yang baik
Kualitas tidur yang buruk dapat memperburuk gejala menstruasi bagi wanita.
Praktekkan pola tidur sehat dengan cara, tidak begadang hingga larut malam,
menghindari konsumsi kafein, pergi dan bangun tidur di waktu yang sama setiap
hari, tidak membaca atau menonton TV di tempat tidur, dan tindakan lain yang
dapat membuat anda kesulitan tidur. (Sari, 2020)
e. Menerapkan pola makan yang sehat
Menurut (Nadilah, 2015) berikut ini makanan yang dianjurkan pada saat masa
menstruasi :
1. Kacang
Kacang mengandung omega 3 dan lemak tak jenuh, sehingga kacang bisa
dijadikan alternatif sebagai snack sehat saat haid.
2. Buah segar
Sama seperti biji gandum, buah segar kaya akan serat yang akan membantu
proses pencernaan dan menjaga kesehatan perut saat menstruasi.
3. Sayuran berdaun hijau
Menurut Dr. Christine O'Connor dari The Gynecology Center, sayuran berdaun
hijau akan membantu tubuh dalam proses pencernaan. Kandungan zat besi dan
vitamin B pada sayuran berdaun hijau juga efektif dalam menjaga siklus
menstruasi agar tetap normal.
4. Daging merah
Konsumsi daging merah yang kaya akan zat besi akan mencegah kita dari
anemia dan gejala PMS. Namun, jangan sampai berlebihan dalam
mengonsumsinya.
5. Vitamin
Vitamin E yang didapat dari alpukat atau kuning telur dapat membantu
menghilangkan beberapa gejala PMS, serta vitamin c dan zinc dapat menjaga
kesehatan sel telur dan sistem reproduksi.
6. Biji gandum
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Seberapa Besar Pengaruh Pola Hidup Terhadap Siklus Menstruasi


Berdasarkan landasan teori diatas, bahwa jika kita memiliki atau menjalankan pola
hidup yang baik dan sehat, maka besar kemungkinan seorang wanita tidak akan
mengalami ketidakteraruran berlebihan pada siklus menstruasi. Hal ini karena ketika
wanita mengalami stress ataupun kondisi tubuh yang kurang sehat, maka ovarium akan
mengalami disfungsi. Jika ovarium tidak berfungsi dengan baik, maka salah satu efek
samping yang dialami wanita adalah siklus menstruasi yang tidak teratur.
Maka dari itu, pola hidup berpengaruh besar terhadap siklus menstruasi. Tidak
hanya pada siklus memstruasi, jika kita tidak menjalani pola hidup yang tidak baik,
maka tentulah berpengaruh juga pada kesehatan tubuh kita yang lainnya. Terapkan pola
hidup sehat terutama dalam pola makan sehari-hari kita agar asupan gizi tetap terjaga,
siklus menstruasi lancar serta imun tubuh tetap terjaga.

3.2 Pola Hidup Yang Berpengaruh Besar Pada Siklus Menstruasi


Berdasarkan landasan teori diatas, bahwa beberapa remaja mengalami siklus
menstruasi yang teratur, namun meloncati satu periode atau mengalami menstruasi
lebih lama. Atau bisa menjadi dua siklus dalam satu bulan, akibat stress dan pola
makan yang tidak baik. Hal ini mempengaruhi banyaknya dan lamanya darah keluar.
Menurut pramono, ahli gizi dari Banjarmasin berpendapat bahwa pola makan
yang terbaik adalah dua kali sehari. Alasannya, tipe pola makan ini didasarkan oleh
kondisi psikologis pelik tubuh manusia. Yaitu harus ada jeda dari makan pertama
sebelum menyantap makanan berat lainnya. Jadi harus menunggu perut kosong agar
timbul sensasi lapar yang optimal. Pola makan dua kali sehari juga harus diimbangi
oleh asupan gizi yang benar, apapun yang berlebihan tidak baik.
Seperti halnya pola makan, jika terdapat ketidakseimbangan dalam pola asupan
dan kualitas gizi, maka akan berpengaruh pada kelancaran siklus haid pula, bahkan
ketidakseimbangan itu menberikan dampak pula pada terhentinya siklus sama sekali
(amonorea). Hal ini mungkin disebabkan oleh pola makan yang teratur, tetapi tidak
mementingkan nilai asupan gizinya, sehingga tidak mempengaruhi kerja hormon
estrogen dan progesteron pada tubuh wanita.
Seperti yang tercantum di dalam landasan teori, bahwa terdapat beberapa
makanan yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi diantaranya jangan
mengonsumsi makanan yang mengandung kafein, goreng-gorengan, makanan cepat
saji,dan gula. Karena diantara makanan tersebut mengandung zat-zat tertentu yang
dapat memicu atau merangsang hormon estrogen dan progesteron (hormon yang
mempengaruhi menstruasi) yang mungkin menyebabkan timbulnya masalah pada
siklus menstruasi.
Makanlah dalam porsi kecil dan lebih sering, agar tidak menyebabkan perasaan
tidak nyaman pada perut namun tetap dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Konsumsi makanan yang sehat seperti buah-buahan segar, sayur, gandum dan
tinggalkan junk food dan makanan berlemak Terpenting diatas segalanya adalah asupan
nutrisi dan gizi. Karena status kualitas dari asupan nutrisi dan gizi mempengaruhi
kinerja kalenjar hipotalamus yang memiliki peran mengendalikan kelancaran siklus
haid yang ada. Karena perubahan siklus menstruasi itu dapat di pengaruhi oleh
beberapa hal, misalnya ketidak seimbangan hormone akibat adanya masalah tiroid,
sindrom polikistik ovarium, obat-obatan, perimonopause, sakit, olah raga berlebihan
dan juga stres.
Seperti yang tercantum di dalam landasan teori, dapat dikatakan bahwa pola
hidup yang paling berpengaruh pada siklus menstruasi adalah pola makan kita dan
tingkat stres. Yang dimana hal tersebut merupakan bagian dari pola hidup yang tidak
sehat. Selain itu penyakit, gaya hidup dan berat badan juga bisa mempengaruhi adanya
perubahan siklus menstruasi. Sedangkan jika seseorang memiliki pola hidup yang sehat
dapat memberikan manfaat, seperti mengurangi resiko jantung, stroke, penyakit
diabetes, meningkatkan stabilitas sendi, meningkatkan jangkauan pergerakan,
mempertahankan fleksibilitas, menjaga masa tulang, meningkatkan mood, mengurangi
gejala kecemasan dan depresi, meningkatkan harga diri, dan mengurangi stres. (NL,
2016)
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa, pola
hidup yang berpengaruh pada siklus menstruasi adalah pola makan yang tidak sehat dan
tingkat stress yang berlebih. Hal ini didukung oleh fakta bahwa, biasanya para remaja
yang sering mengonsumsi makanan cepat saji atau junk food. Yang dimana makanan
tersebut banyak mengandung zat-zat tertentu yang dapat memicu atau merangsang
hormon estrogen dan progesteron (hormon yang mempengaruhi menstruasi) yang bisa
menyebabkan timbulnya masalah pada siklus menstruasi.
Disamping itu, tingkat stres berlebih juga berpengaruh. Serta kebanyakan
perempuan tidak bisa mengontrol emosi mereka dengan baik seperti biasanya jika
sedang menstruasi. Jadi semakin tinggi tingkat stres seseorang maka semakin tinggi
pula kemungkinan terjadinya gangguan siklus menstruasi.
Jadi pola hidup sehari-hari memanglah berpengaruh pada siklus menstruasi.
Maka dari itu, menerapkan pola hidup sehat adalah keharusan untuk kita. Agar tidak
hanya untuk kelancaran menstruasi tetapi, untuk menjaga badan kita agar tetap sehat.
(NL, 2016)

4.2 Saran
Tetap terapkan pola hidup sehat. Bukan saat menstruasi saja, tetapi terapkan
setiap hari. Siklus menstruasi akan teratur jika pola hidup yang diterapkan teratur.
Tidak hanya pola makan, tetapi pola hidup lain yang mungkin berpengaruh terhadap
siklus menstruasi.
Karena jika seseorang memiliki pola hidup yang sehat dapat memberikan
manfaat seperti, meningkatkan jangkauan pergerakan, mempertahankan fleksibilitas,
menjaga masa tulang, meningkatkan mood, mengurangi gejala kecemasan dan depresi,
meningkatkan harga diri, dan mengurangi stres yang berpengaruh pada kelancaran
siklus menstruasi.
DAFTAR PUSTAKA

Dieny, F., Rahadiyanti, A., & Kurniawati, D. M. (2019). Gizi Prakonsepsi: Vol. I (N.
Syamsiyah (ed.); 1st ed.). Medika Bumi.
Nadilah, P. (2015). Karya tulis ilmiah pengaruh pola makan terhadap siklus menstruasi.
https://www.slideshare.net/putrinadhilah/karya-tulis-ilmiah-pengaruh-pola-makan-
terhadap-siklus-menstruasi-by-putri-nadhilah
NL, N. N. (2016). Hubungan Antara Pola Hidup Dengan Perubahan Siklus Menstruasi Pada
Mahasiswi Tingkat Iii Akper Sandi Karsa Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi
Husada, 4(1), 50–54. https://doi.org/10.35816/jiskh.v4i1.85
Nurul Pratiwi, Elsa Sri Handayani, Silviana Okwisan, & Yusni Atifah. (2022). Analisis
Pengaruh Pola Hidup terhadap Perbedaan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Biologi
Universitas Negeri Padang. Prosiding Seminar Nasional Biologi, 1(2 SE-Articles).
https://doi.org/10.24036/prosemnasbio/vol1/254
Sari, I. N. (2020). Hubungan Tingkat Stres Akademik Dengan Siklus Menstruasi Pada
Mahasiswi Program Studi D3 Farmasi Tingkat 1 (Satu) Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Mataram Tahun 2019. Midwifery Journal: Jurnal
Kebidanan UM. Mataram, 5(1), 52. https://doi.org/10.31764/mj.v5i1.1082

Anda mungkin juga menyukai