Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“KONSEP HAID DAN PERMASALAHANNYA”

Dosen Pengampu:
Hj. Ernawati Umar,M.Kes,DNM

Disusun Oleh:
Intan Korneliawati (344070180036)

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG - BANTEN
2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Puja dan Puji Syukur atas kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan Rahmat
dan Karunia_Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang
berjudul “Pendidikan Kesehatan Tentang Haid dan Permasalahannya”.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari kata “sempurna”, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi
kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umunya, semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Serang, 26 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................1
a. Tujuan Umum................................................................................................1
b. Tujuan Khusus...............................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORI
2.2 Penegrtian pendidikan kesehatan tentang Haid/Menstruas.................................2
2.3 Permasalahan Haid/Menstruasi............................................................................ 4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................6
3.2 Saran....................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada wanita terdapat siklus menstruasi.Siklus ini berkaitan dengan pembentukan sel
telur dan pembentukan endometrium.Menstruasi merupakan suatu tanda bahwa alat
kandungan menunaikan faalnya.Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya
haid yang lalu dan mulainya haid yang baru.
Biasanya, periode pertama terjadi sekitar usia 12 atau 13 tahun. Namun, beberapa
anak perempuan mulai mengalami menstruasi pada usia 8 atau 9 tahun, sedangkan yang
lain mungkin lebih lama sekitar umur 15 atau 16 tahun. Jika menstruasi tidak terjadi
padausia 16 tahun, sebaiknya ia segera menghubungi dokter untuk evaluasi. Menstruasi
biasanya dimulai sekitar 2 tahun setelah payudara mulai berkembang dan diikuti dengan
perkembangan pinggang dan rambut halus disekitar vagina.
Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus.Panjang siklus menstruasi
yang normal atau yang dianggap sebagai siklus klasik ialah 28 hari, tetapi hanya beberapa
perempuan yang mengalami siklus klasik.Lebih dari 90% perempuan mempunyai siklus
menstruasi antara 24 sampai 35 hari.Perbedaan siklus ini dipengaruhi oleh hormon
reproduksi.
Lama menstruasi biasanya antara 3-6 hari, ada yang 1-2 hari dan diikuti darah yang
sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Cairan menstruasi terdiri dari autolisis fungsional,
exudat inflamasi, sel darah merah dan enzym proteolitik.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini dalah bagaimana gambaran tentang siklus menstruasi.
1. Mengetahui tentang pentingnya pendidikan kesehatan tentang haid
2. Mengetahui permasalahan menstruasi/haid
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalamm makalah ini adalah untuk mengetahui pendidikan kesehatan
tentang haid dan permasalahannya.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.2 Pengertian
Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
secara utuh, tidak sama-sama bebas dari penyakit atau kecatatan, dalam semua hal yang
berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Kesehatan reproduksi
mencangkup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir sampai manusia tersebut mati,
secara nasional terdapat empat komponen prioritas dalam kesehatan reproduksi, yaitu
kesehatan ibu dan bayi baru lahir, keluarga berencana, pencegahan dan penanganan
penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDSS, dan kesehatan reproduksi remaja
(DepKes,2001).
Manusia dalam perkembangannya melewati beberapa fase, salah satunyaadalah masa
remaja. Masa remaja merupakan bagian dari siklus tumbuh kembang anak mulai dari saat
konsepsi sampai dewasa. Masa remaja adaah masa transisi atauperalihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa (Hurlock,1998). Periode transisi tersebut ditandai dengan
perubahan fisik dan psikis. Perubahan ini dapat mempengaruhi sikap dan perilaku remaja,
serta menimbulkan persoalan dan permasalahan remaja.
Persoalan dan permasalahan remaja menarik untuk dikaji karena remaja tidak
mempunyai status yang jelas dalam periode perkembangannya dan berada dalam masa
peralihan. Remaja dianggap sebagai adolescence yaitu masa transisi dari anak-anak ke
dewasa (Begum dan Ginneken, 2000). Masa remaja tidak hanya dibatasi oleh aspek umur,
melainkan terdapat berbagai karekterisik perubahan baik biologis,paikologis, fisiologis
maupun aspek sosial (begum, 2000). Pada masa tersebut remaja juga menyesuaikan diri
terhadap perubahan-perubahan yang dialaminya baik fisik, pisikis dan fungsi-fungsi.
Salah satu perubahan yang dialami remaja adalah perubahan pada organ produksi yaitu
terjadi kematang seksual yang meliputi tanda-tanda primer dan sekunder
(Narendra,2002).
Kematangan seksual masa remaja ditandai dengan adannya perubahan yang sangat
besar yang menyangkut perubahan fisik, kognitif, dan psikososial. Pada anak perempuan
akan terjadi pematangan seksual yang ditandai dengan perubahan bertahap dari tanda-
tanda kelamin sekunder yaitu pertumbuhan rambut pubis serta datangnya menstruasi yang
pertama kali atau menarche (Puryatni,2002).
Ketika seorang anak perempuan menginjak remaja, peristiwa yang menandai pubertas
adalah menstruasi yang pertama (menarche). Sayangnya tidak semua anak perempuan
mendapatkan informasi tentang prses menstruasi dan kesehatan selama menstruasi
sehingga dapat melakukan persiapan yang cukup untuk mengenali dan menyambutnya
(wahyudi, 2001). Remaja juga tidak mengetahui penanganan yang tepat dalam
menghadapi gangguan atau gejala yang muncul saat menjelang serta selama menstruasi.
Menjelang atau selam menstruasi, perempuan dapat mengalami kekakuan atau kejang
atau keram perut, payudarah terasa nyeri, murung dan ingin marah. Kejadian demikian
disebut Pramenstrual Syndrome atau Sindrom Pramenstruasi. Sindrom premenstruasi
secara luas dikenal sebagai suatu gangguan yang dikenal sebagai suatu gangguan yang
berhubunga dengan perubahan hormonal pada siklus menstruasi yang dapat mengganggu
secara fisik maupun ketenangan emosional pada wanita selama usia produktif. Gangguan
ini terjadi selama tahap luteal dari siklus menstruasi. Banyak wanita-wanita mengalami
gejala ringan dan sekitar 30%-50% wanita mengalami gejala PMS tingkat berat. Gejala
antar individu berbeda seperti tekanan, sifat lekas marah, suasana hati gelisah dan
bengkak (Thys-Jacobs,2000).
Tingginya masalah PMS pada wanita akan berdampak pada kualitas hidupnya.
Sebanyak 85% sampai 97%wanita usia produktif mengalami beberapa ejala selama tahap
premenstruasi dari siklus menstruasi. Gejala-gejala tersebut ada yang bersifat cukup berat
dan parah atau sangat berat, sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Sebanyak 80%
dari wanita usia produktif telah mengalami perubahan secara fisik dan emosional. Sekitar
40% dari wanita-wanita dari usia produktif mengalami gejala-gejala premenstrual cukup
untuk mempengaruhi hidup mereka sehari-hari sampai taraf tertentu dan sebanyak 3%
samapai 5% yang menalami kelemahan cukup parah. Carr (2001) menyatakan sebanyak
20-40% wanita usia prduktif mengalami beberapa gejala PMS cukup berat dan sebesar
5% bersifat sangat berat yang sangat mengganggu kehidupan mereka.
Gejala yang timbul pada Sindrom Pramenstruasi (PMS) antar individu berbeda
namun gehjala-gejala yang paling umum kelelahan, sifat lekas marah, bengkak
abdominal,dada sakit, suasana hati labil antara kesedihan dan kemarahan yang silih
berganti serta depresi (Bendich, 2000). Hal ini menggambarkan bahwa pentingnya
pentingnya pengetahuan kesehatan reproduksi bagi remaja sejak dini, terutama tentang
menstruasi dan gangguannya. Menurut Nuranna (2003), menyatakan bahwa pengetahuan
kesehatan reproduksi sebaiknya dilakukan sejak remaja, karena seseorang akan dapat
mengenali kelainan pada kesehatan reproduksinya sedini mungkin., terutama tentang
menstruasi dan gangguannya. Selain itu, perlu diketahui susunan anatomi dari organ
reproduksi meliputi badan rahim, ovarium, maupun leher rahim. Dengan demikian
pengetahuan remaja akan meningkat tentang menstruasidan gangguannya.
Remaja putri membutuhkan informasi atau pendidikan tentang proses dan kesehatan
selama menstruasi, trutama sindrom pramenstruasi beserta penangananya. Sindrom
Pramenstruasi tanpa adanya penanganan yang dibiarkan tanpa adanya penanganan akan
mengakibatkan suatu kondisi yang memperhatinkan.
2.3 Permasalahan Menstruasi
Menstruasi sendiri merupakan hal yang normal bagi perempuan yang belum
menopause. ada beberapa masalah menstruasi sebagai berikut:

1. Jadwal yang Tidak teratur


Menstruasi yang enggak teratur sering kali dialami banyak wanita. Kata ahli,
ketidakseimbangan hormon bisa jadi penyebab haid tidak teratur. Ada dua hormon
yang memengaruhinya. Pertama, hormon estrogen yang memengaruhi kesuburan dan
siklus haid. Lalu, kedua ada hormon progesteron yang membantu mengatur sistem
reproduksi dalam mempersiapkan terjadinya kehamilan, termasuk siklus haid.
Melansir Boldsky, kata ahli jika salah satu hormon tersebut bermasalah, maka siklus
haid dan kesuburan akan terpengaruh. Lalu, apa yang membuat hormon-hormon itu
tidak seimbang Menurut ahli, ketidakseimbangan hormon itu disebabkan karena
stres, kegemukan, atau terlalu kurus. Namun, bila seseorang wanita di usia 20 tahunan
memiliki siklus haid yang tidak teratur, kemungkinan besar penyebabnya adalah
kurang matangnya jalur hormonal dari otak ke indung telur. Kabar baiknya, seiring
bergulirnya waktu hal ini akan membaik. Dengan kata lain, makin dewasa seorang
wanita, maka menstruasi akan semakin teratur. Namun, bila masalah ini sering kamu
alami, cobalah untuk bertanya dengan ahli. Sebab bisa saja hal ini menandakan
adanya masalah kesehatan yang lebih serius.

2. Volume Darah Menstruasi Lebih Banyak


Rata-rata wanita biasanya mengeluarkan volume darah sebanyak 30-40 ml pada
masa menstruasi per bulan. Namun, ada juga sebagian wanita yang mengeluarkan
lebih banyak, misalnya, lebih dari 60 ml sebulan. Para ahli menyebut kondisi ini
dengan menorrhagia. Kalau kamu harus mengganti pembalut hampir tiap jam, maka
bisa jadi dirimu masuk ke dalam kategori tersebut. Kamu perlu waspada dengan
kondisi ini, sebab kehilangan banyak darah bisa menurunkan kadar zat besi dalam
darah. Padahal, zat besi sendiri dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin. Dengan
kata lain, tanpa zat besi yang cukup, jumlah sel darah merah akan berkurang, sehingga
bisa menyebabkan anemia.

3. Nyeri yang Berlebihan

Perut terasa kram dan nyeri memang hal yang wajar ketika ‘tamu bulanan’
datang. Namun, ada sebagian wanita yang mengalami nyeri yang parah sehingga
membuat mereka enggak mampu untuk beraktivitas. Kondisi ini biasanya juga
disertai oleh gejala-gejala lain seperti mual, muntah, sakit kepala, nyeri pada
punggung, dan diare. Para ahli menyebut kondisi ini dengan dismenorea.

4. Mengalami Perdarahan di antara Masa Menstruasi

Jangan remehkan kondisi yang satu ini. Kata ahli, menstruasi yang tidak normal
dapat ditandai dengan perdarahan di antara masa menstruasi. Sebaiknya, bertanyalah
pada ahli untuk mendeteksi kemungkinan adanya gangguan. Misalnya, seperti luka
pada vagina, hingga penyakit yang lebih serius seperti kanker Nah, yang perlu
diketahui, nyeri berlebihan saat haid ini dapat menjadi indikasi adanya penyakit
tertentu. Misalnya, fibroid dan endometriosis. Sebenarnya kamu bisa meminum obat-
obatan antiinflamasi untuk mencegah produksi prostaglandin sebagai penyebab nyeri.
Namun, agar lebih aman sebaiknya kamu perlu memeriksakan diri ke dokter.

5. Berlangsung Lama

Umumnya, menstruasi berlangsung selama 5-7 hari. Andaikan dirimu mengalami


haid lebih dari tujuh hari, mungkin ada sesuatu yang tidak beres. Masa haid yang
berlangsung lama bisa menandai gejala menorrhagia, yaitu kondisi meningkatnya
volume darah menstruasi.

BAB III
PENUTUP
3.3 Simpulan

Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
secara utuh, tidak sama-sama bebas dari penyakit atau kecatatan, dalam semua hal yang
berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Kesehatan reproduksi
mencangkup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir sampai manusia tersebut mati,
secara nasional terdapat empat komponen prioritas dalam kesehatan reproduksi, yaitu
kesehatan ibu dan bayi baru lahir, keluarga berencana, pencegahan dan penanganan
penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDSS, dan kesehatan reproduksi remaja
(DepKes,2001

3.2 Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini adalah:


a. Kepada setiap perempuan, agar menegtahui tentang pentingnya pendidikan kesehatan
tantang haid
b. Untuk menghindari terjadinya permasalahan terhadap haid/menstruasi.
c. Kepada setiap orang tua, terutama orang tua perempuan agar dapat menjelaskan
tentang haid kepada anak-anaknya sedini mungkin untuk mengurangi rasa takut yang
sering dialami oleh anak-anak ketika menghadapi menarche (haid yang pertama kali
datang).
Kepada tenaga kesehatan, agar dapat menjelaskan mengenai segala hal yang
berhubungan dengan haid, terutama gangguan-gangguan selama haid.

DAFTAR PUSTAKA
Pinem, Saroha. Kesehatan Reproduksi dan Kontrsepsi. Jakarta; Trans Info Media.2009

https://www.halodoc.com diakses pada tanggal 26 desember 2019 Jam 21:22 WIB

Surhatini.2010. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Syindrom Pra Menstruasi.


Sukoharjo.

Anda mungkin juga menyukai