Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Siklus Haid

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Olahraga Lansia dan Wanita

Disusun Oleh:

Jorge valdano

20089118

DEPARTEMEN KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat merancang dan menyelesaikan makalah yang berjudul Sistem Reproduksi Wanita
tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Olahraga Lansia dan Wanita.

Penulis berharap makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun penulis
menyadari bahwa susunan dan materi yang terkandung di dalam makalah ini belumlah
sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan saran, kritik dan masukan yang sifatnya
membangun dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
membawa pemahaman, pengetahuan dan wawasan untuk kita semua, Aamiin.

Padang, 5 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 3
A. Hubungan antara Siklus Ovarium dengan Siklus Endometrium....................................................... 3
B. Jenis Hormon yang Mempengaruhi Siklus Haid .............................................................................. 4
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................................... 8
A. Kesimpulan ....................................................................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 9

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi
secara berkala yang dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode menstrusi sangat
penting dalam kesehatan reproduksi, periode tersebut bisa terjadi setiap bulan antara usia
pubertas dan berhenti bereproduksi. Siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari.
Siklus menstruasi idealnya teratur setiap bulan dengan rentang waktu antara 21-35 hari
setiap kali periode menstruasi. Siklus mensturasi tidak selalu normal yang setiap bulan
mengalami menstruasi, banyak wanita yang mengalami gangguan. Siklus menstruasi
yang biasa dialami oleh wanita, yaitu siklus memanjang atau lebih dari 35 hari
(oligomenore), siklus menstruasi yang pendek kurang dari 21 hari (polimenore) bahkan
tidak menstruasi selam 3 bulan (amenore) berturut-turut
Gangguan menstruasi merupakan indikator penting dalam kesehatan fungsi sistem
reproduksi karena berkaitan erat dengan tingkat fertilitas. Gangguan-gangguan proses
menstruasi seperti lamanya siklus menstruasi dapat menimbulkan risiko penyakit kronis.
Oleh sebab itu diperlukan pengetahuan dan evaluasi secara dini terkait gangguan
menstruasi ini. Jika gangguan tidak ditangani, dapat memengaruhi kualitas hidup karena
menyebabkan ketidaknyamanan dalam aktivitas sehari-hari dan mungkin dapat menjadi
masalah serius. Dampak dari gangguan menstruasi yang kronis dapat menyebabkan
infertilitas, atau anemia bila didapatkan perdarahan yang hebat dan osteoporosis dini
Penyebab gangguan menstruasi dapat dikarenakan kelainan biologik dan kelainan
psikologik. Faktor-faktor lain yang berpengaruh dalam gangguan menstruasi yaitu stress,
status gizi, usia, dan aktivitas fisik. Adanya ketidakseimbangan dalam hormonal, alat
reproduksi yang belum matur, dan perkembangan psikis yang masih labil, hal ini lebih
rentan terjadi pada remaja wanita sehingga gangguan menstruasi lebih umum dialami.
Remaja merupakan masa transisi dari anak menuju dewasa, dimana pada masa-masa ini
mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan secara fisik maupun psikis.
Ketidaksiapan remaja menghadapi perubahan pada dirinya sendiri, mengakibatkan
gangguan psikis yang akhirnya menyebabkan gangguan fisiknya

1
Perubahan emosional seperti stres, dimana dalam prosesnya melibatkan system
neuroendokrin yang dapat memicu terjadinya gangguan menstruasi. Stres psikologis
menyebabkan perubahan sistemik dalam tubuh, yaitu terjadinya peningkatan
Corticotropic Releasing Hormone (CRH) sehingga menghambat stimulus sekresi GnRH
oleh hipotalamus dan memengaruhi proses menstruasi. Selain itu juga, adanya pengaruh
gizi terhadap pertumbuhan dan perkembangan fungsi reproduksi. Jika terdapat gangguan
pada gizi yaitu gizi yang kurang atau berlebih akan mengganggu fungsi reproduksi,
fungsi ovulasi, perubahan kadar hormon steroid serta gangguan pematangan folikel yang
berdampak pada gangguan haid

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan antara siklus ovarium dengan siklus endometrium?
2. Jenis hormon apa saja yang mempengaruhi siklus haid?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan antara siklus ovarium dengan siklus endometrium
2. Untuk mengetahui hormon yang mempengaruhi siklus haid

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Hubungan antara Siklus Ovarium dengan Siklus Endometrium


Produksi siklus bulanan berulang dari estrogen dan progesteron oleh ovarium
berkaitan dengan siklus endometrium pada pelapisan uterus yang bekerja melalui
tahapan: proliferasi endometrium uterus, perubahan sekretoris pada endometrium dan
deskuamasi endometrium, yang dikenal sebagai menstruasi.
Pada fase proliferasi, sebagian besar endometrium telah terdeskuamasi akibat
menstruasi. Sesudah menstruasi, hanya selapis tipis stroma endometrium yang tertinggal
dan sel-sel epitel yang tertinggal adalah yang terletak di bagian lebih dalam yang tersisa
dari kelenjar dan kripta endometrium. Di bawah pengaruh estrogen yang disekresi dalam
jumlah yang meningkat oleh ovarium selama bagian pertama siklus ovarium bulanan, sel-
sel stroma dan sel epitel berproliferasi dengan cepat. Permukaan endometrium akan
mengalami epitelisasi kembali dalam waktu 4 sampai 7 hari sesudah terjadinya
menstruasi. Kemudian, selama satu setengah minggu berikutnya yaitu sebelum terjadi
ovulasi, ketebalan endometrium sangat meningkat karena jumlah sel stroma bertambah
banyak dan karena pertumbuhan kelenjar endometrium serta pembuluh darah baru yang
progresif ke dalam endometrium
Fase sekretorik pada sebagian besar paruh akhir siklus bulanan setelah ovulasi
terjadi, progesteron dan estrogen bersama-sama disekresi dalam jumlah besar oleh korpus
luteum. Estrogen menyebabkan sedikit proliferasi sel tambahan pada endometrium pada
fase siklus ini, sedangkan progesterone menyebabkan pembengkakan yang nyata dan
perkembangan sekretorik dari endometrium (Hall, 2011). Kelenjar semakin berkelok-
kelok, kelebihan substansi sekresinya bertumpuk di dalam sel epitel kelenjar. Selain itu,
sitoplasma sel-sel stroma meningkat, simpanan lipid dan glikogen sangat meningkat
dalam sel stroma, 14 dan suplai darah ke dalam endometrium meningkat lebih jauh
sebanding dengan perkembangan aktivitas sekresi, dengan pembuluh darah yang menjadi
sangat berkelok-kelok. Perubahan endometrium ini adalah untuk menghasilkan
endometrium yang sangat sekretorik, yang mengandung sejumlah besar cadangan nutrien
untuk menyiapkan kondisi yang cocok untuk implantasi ovum yang sudah dibuahi selama
paruh akhir siklus bulanan

3
Fase menstruasi, jika ovum tidak dibuahi, kira-kira 2 hari sebelum akhir siklus
bulanan, korpus luteum di ovarium tiba-tiba berinvolusi, dan hormonhormon ovarium
(estrogen dan progesteron) menurun sampai kadar sekresi yang rendah. Menstruasi
disebabkan oleh berkurangnya estrogen dan progesteron, terutama progesteron, pada
akhir siklus ovarium bulanan. Efek pertama adalah penurunan rangsang terhadap sel-sel
endometrium oleh kedua hormon in diikuti dengan cepat oleh involusi endometrium
menjadi kira-kira 65 persen dari ketebalan semula. Kemudian, selama 24 jam sebelum
terjadinya menstruasi, pembuluh darah yang berkelok-kelok, yang mengarah ke lapisan
mukosa endometrium menjadi vasospastik, mungkin disebabkan oleh efek involusi,
seperti pelepasan bahan vasokonstriktor kemungkinan salah satu tipe vasokonstriktor
prostaglandin yang terdapat dalam jumlah sangat banyak

B. Jenis Hormon yang Mempengaruhi Siklus Haid


1. Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH), Follicle Stimulating Hormonedan
Lutheineizing Hormone (LH)
Hipothamalus mengeluarkan GnRH dengan proses sekresinya setlap 90-120
menit melalui aliran portal hipothalamohipofisial. Setelah sampai di hipofise anterior,
GnRH akan mengikat sel gonadotrop dan merangsang pengeluaran FSH (Follicle
Stimulating Hormone) dan LH (LutheinizingHormone)
Waktu paruh LH kurang lebih 30 menit sedangkan FSH sekitar 3 jam. FSH
dan LH berikatan dengan reseptor yang terdapat pada ovarium dan testis, serta
mempengaruhi fungsi gonad dengan berperan dalam produksi hormon seks steroid
dan gametogenesis.
Pada wanita selama masa ovulasi GnRH akan merangsang LH untuk
menstimulus produksi estrogen dan progesteron. Peranan LH pada siklus pertengahan
(midcycle) adalah ovulasi dan merangsang korpus luteum untuk menghasilkan
progesteron. FSH berperan akan merangsang perbesaran folikel ovarium dan
bersama-sama LH akan merangsang sekresi estrogen dan ovarium.
Selama siklus menstruasi yang normal, konsentrast FSH dan LH akan mulai
meningkat pada hari-hari pertama. Kadar FSH akan lebih cepat meningkan
dibandingkan LH dan akan mencapai puncak pada fase folikular, tetapi akan menurun
sampai kadar yang yang terendah pada fase preovulasi karena pengaruh peningkatan

4
kadar estrogen lalu akan meningkat kembali pada fase ovulasi. Regulasi LH selama
siklus menstruasi, kadarnya akan meninggi di fase folikular dengan puncaknya pada
midcycle, bertahan selama 1-3 hari, dan menurun pada fase luteal
Tujuan pemeriksaan FSH dan LH adalah untuk melihat fungsi sekresi hormon
yang dikeluarkan oleh hipotalamus dan mekanisme fisiologis umpan balik dari organ
target yaitu testis dan ovarium (3) Kadar FSH akan meningkat pada hipogonadism,
pubertas prekoks, menopause, kegagalan diferensiasi testis, orchitis, seminoma,
acromegall, sidroma Turner. Serta menurun pada keadaan insufisiensi hipotalamus,
disfungsi gonad, anovulasi, insufisiensi hipofise, dan tumor ovanium. Faktor yang
mempengaruhi kadarnya adalah obat-obatan seperti steroid, kontrasepsi oral,
progesteron, estrogen, dan testoteron
2. Estrogen
Estrogen terdiri dari tiga jenis hormon yang berbeda, yaitu estron, estradiol,
dan estriol. Pada wanita normal, estrogen banyak diproduksi oleh folikel selama
proses ovulasi dan korpus luteum selama keharmilan
Pada saat keluar dari sirkulasi, hormon steroid berikatan dengan protein
plasma. Estradiol berikatan dengan transpor globulin yang dikenal dengan seks
hormonebinding globulin (SHBG) dan berikatan lemah dengan albumin,
sedangkanestrone berikatan kuat dengan albumin. Sirkulasi estradiol secara cepat
diubah menjadi estron di hepar dengan bantuan hidroksisteroid dehidrogenase.
Sebagian estrone masuk kernball ke sirkulasi, dan sebagian lagi dimetabolisme
menjadi - hidroksiestrone yang dikonversi menjadi estriol
Pada awal siklus ovulasi produksi estradiol akan menurun sampai titik
terendah, tetapi karena pengaruh hormon FSH estradiol akan mulai meningkat.
Sebelum fase mid cycle kadar estradiol dibawah 50 pg/mL, tetapi akan terus
meningkat sejalan dengan pematangan ovum. Estradiol akan mencapai puncaknya
sebesar 250-500 pg/mL pada hari ke 13-15 siklus ovulasi. Pada fase luteal, kadar
estrogen akan menurun sampai 125 pg/mL. Progesteron yang dihasilkan oleh korpus
luteum bersarna-sarna dengan estrogen akan memberikan umpanbalik negative pada
hipotalamus dan hipofise antenior. Kadar dibawah 30 pg/mL menunjukan keadaan
oligomenore atau amenore sebagai indikasi kegagalan gonad. Hormon estradiol

5
dipenganihi oleh ritme sirkadian yaitu adanya variasi diurnal pada wanita pasca
menopause yang diperkirakan. karena adanya variasi pada kelenjar adrenal
Hormon estrogen yang dapat diperiksa yaitu estrone (El), estradiol (E2), dan
estriol (E3). Pemeriksaan estadiol dipakal , untuk mengetahui aksis hipotalamus-
hipofise-gonad (ovarium dan testis), penentuan waktu ovulasi, menopause dan
monitoring pengobatan fertilitas. Waktu pengambilan sampel untuk pemeriksaan
estradiol adalah pada fase folikular (preovulasi) dan fase luteal
Kadar estrogen meningkat pada keadaan ovulasi, kehamilan, pubertas
prekoks, ginekomastia, atropi testis, tumor ovarium., dan tumor adrenal. Kadarnya
akan menurun pada keadaan menopause, disfungsi ovarium, infertilitas, sindroma
turner, amenorea akibat hipopituitari, anoreksia nervosa, keadaan stres, dan sindroma
testikular ferninisas pada wanita. Faktor interfensir yang meningkatkan estrogen
adalah preparat estrogen, kontrasepsi oral, dan kehamilan. Serta yang menurunkan
kadarnya yaitu obat clomiphene
3. Progesteron
Progesteron bersama-sama dengan estrogen memegang peranan penting di
dalam regulasi seks hormon wanita. Pada wanita, pregnenolon diubah menjadi
progesterone atau hidroksipregnenolone dan perubahan ini tergantung dari fase
ovulasi dimana progesteron disekresi oleh korpus luteum dalam jumlah yang besar.
Progesteron juga merupakan prekursor untuk testoteron dan estrogen, pada saat
terjadi. metabolisme 17α-hidroksiprogesteron menjadi dehidroepiandrosteron yang
dikonversi menjadi 4 androstenedion dengan bantuan enzim 17α hidroksilase
pregnenolon
Pada awal menstruasi dan fase folikular kadar progesteron sekitar 1 ng/mL.
Pada saat sekresi LH, konsentrasi progesteron dapat bertahan selama 4-5 hari di
dalam plasma dan mencapai puncaknya yaitu sebesar 10-20 ng/mL selama fase luteal.
Pengukuran progesterone di dalam plasma dapat digunakan ntuk memonitor keadaan
ovulasi. Jika konsentrasi progesteron lebih dari 4-5 ng/mL mungkin sudah terjadi
ovulasi
Progesteron berperan di dalam organ reproduksi termasuk kelenjar mamae
dan endometrium serta peningkatkan suhu tubuh manusia. Organ target progesteron

6
yang lain adalah uterus, dimana progesterone membantu implantasi ovum. Selama
kehamilan progesterone mempertahankan plasenta, menghambat kontraktilitas uterus
dan mempersiapkan mamae untuk proses laktasi

7
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Produksi siklus bulanan berulang dari estrogen dan progesteron oleh ovarium
berkaitan dengan siklus endometrium pada pelapisan uterus yang bekerja melalui
tahapan: proliferasi endometrium uterus, perubahan sekretoris pada endometrium dan
deskuamasi endometrium, yang dikenal sebagai menstruasi. Hormon yang mempengaruhi
siklus haid wanita yaitu Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH), Follicle Stimulating
Hormonedan Lutheineizing Hormone (LH), Estrogen, dan Progesteron

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis sadar masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan. Hanya inilah yang dapat penulis jelaskan, lebih dan kurang
penulis mohon maaf. Oleh karena itu penulis sangat membutuhkan kirtik serta saran
untuk dijasikan sebagai evaluasi bagi makalah selanjutnya

8
DAFTAR PUSTAKA
Amir, F. 2017. Analisis Pengaruh Luteinizing Hormone (Lh) Terhadap Kejadian Premenstrual
Syndrome Pada Remaja Putri Di Pesantren Darul Arqam Makassar 2017. Sekolah Pasca
Sarjana Fakultas Kedokteran. Program Studi Magister Kebidanan. Universitas
Hasanuddin

Rahmanisa, S. (2014). Steroid Sex Hormone And It’s Implementation to Reproductive Function.
JUKE, Volume 4 (7)

Supatmi. 2020. Hubungan Durasi Tidur Dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswi Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Surabaya

Anda mungkin juga menyukai