GANGGUAN MENSTRUASI
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt. Atas berkat rahmatnya kami bisa
menyelesaikan makalah MATERNITAS 2 semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi kita semua.
Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga Allah swt. Memberikan imbalan yang setimpal pada mereka
yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah,
aamiin ya rabalalamin
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
a. Definisi ..........................................................................................................
b. Faktor risiko gangguan menstruasi................................................................
c. Siklus menstruasi............................................................................................
d. Gangguan pada siklus menstruasi .................................................................
e. Faktor yang mempengaruhi gangguan siklus menstruasi..............................
a. Kesimpulan ...................................................................................................
b. Saran ..............................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Gangguan menstruasi merupakan masalah yang cukup sering ditemukan pada
pelayanan kesehatan primer. Tahun-tahun awal menstruasi merupakan periode yang
rentan terhadap terjadinya gangguan. Tujuh puluh lima persen wanita pada tahap
remaja akhir mengalami gangguan yang terkait dengan menstruasi. Menstruasi yang
tertunda, tidak teratur, nyeri, dan perdarahan yang banyak pada waktu menstruasi
merupakan keluhan tersering yang menyebabkan remaja wanita menemui dokter.
Gangguan menstruasi memerlukan evaluasi yang seksama karena gangguan
menstruasi yang tidak ditangani dapat mempengaruhi kualitas hidup dan aktivitas
sehari-hari. Pada sebuah studi yang dilakukan terhadap mahasiswa didapatkan data
bahwa sindrom pramenstruasi (67%) dan dismenorea (33%) merupakan keluhan yang
dirasakan paling mengganggu. Efek gangguan menstruasi yang dilaporkan antara lain
waktu istirahat yang memanjang (54%) dan menurunnya kemampuan belajar (50%) ,
Oleh karena itu, penelitian ini dibuat untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik
mengenai prevalensi gangguan menstruasi pada wanita remaja di Indonesia.
B. Tujuan
1. Untuk mengtahui definisi menstruasi
2. Untuk mengtahui faktor risiko gangguan menstruasi
3. Untuk mengtahui tentang Siklus menstruasi
4. Untuk mengetahui Gangguan pada siklus menstruasi
5. Untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi gangguan siklus menstruasi
C. Manfaat
Untuk memahami lebih jelas lagi tentang gangguan menstruasi
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan (deskuamasi) endometrium. Proses terjadinya menstruasi ini terjadi melalui
empat tahap yaitu fasemenstruasi, fase ploriferasi,faseluteal/sekresi, dan fase
iskemik(Proverawati, 2009; Perry, 2010). Menstruasi atau haid adalah perubahan
fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh
hormon reproduksi. Periode menstruasi penting dalam reproduksi, periode ini
biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan menopause. Wanita mengalami
siklus menstruasi ratarata terjadi sekitar 28 hari (Tina,2009). Menstruasi merupakan
indikator kematangan seksual pada remaja putri. Menstruasi dihubungkan dengan
beberapa kesalahpahaman praktek kebersihan diri selama menstruasi yang dapat
merugikan kesehatan bagi remaja (Dasgupta, 2008). Keluhan gangguan menstruasi
pada remaja dan praktik higienis selama menstruasi yang salah dapat menyebabkan
gangguan kesehatan yang tidak diinginkan seperti penyakit radang panggul dan
bahkan infertilitas (El-Ganiya , 2005; Sharma, 2013).
Menstruasi merupakan perdarahan dari rahim yang berlangsung secara periodik dan
siklik. Hal tersebut akibat dari pelepasan (deskuamasi) endometrium akibat hormon
ovarium (estrogen dan progesteron) yang mengalami perubahan kadar pada akhir
siklus ovarium, biasanya dimulai pada hari ke-14 setelah ovulasi. Menstruasi
merupakan proses alamiah yang biasa dialami perempuan tetapi hal ini akan menjadi
masalah jika terjadi gangguan menstruasi.
C. Siklus menstruasi
Beberapa fase yang terjadi selama siklus enstruasi berlangsung menurut (Verrawaty,
2012;Perry, 2010):
1. Fase menstruasi merupakan fase pertama yaitu luruhnya sel ovum matang
yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat
diakibatkan juga oleh berhentinya sekresi hormone estrogendan progresteron
sehingga produksi hormon hormone estrogendan progresteron menurun.
2. Fase ploriferasi ditandai dengan menurunnya hormone progresteron sehingga
memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang follikel
dalam ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen diproduksi kembali.
Sel follikel berkembang menjadi follikel de graaf yang masak dan
menghasilkan hormone estrogenyang merangsang keluarnya LHdari hipofisis.
3. Faseluteal/sekresi Ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel
ovum pada hari ke 14 sesudah menstruasi pertama. Sel ovum yang matang
akan meninggalkan follikel dan follikel akan mengkerut dan berubah menjadi
corpus luteum. Dimana corpus luteum berfungsi menghasilkan hormone
progresteron yang berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang
kaya akan pembuluh darah.
4. Fase iskemik ditandai dengan corpus luteum yang mengecil dan rigit dan
berubah menjadi corpus albican yang berfungsi untuk menghambat sekresi
hormone estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresi FSH
dan LH. Dengan berhentinya sekresi progresteron maka penebalan dinding
endometrium akan berhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering
dan robek. Sehingga terjadilah fase perdaharan/ menstruasi kembali.
1) Amenorea primer
Amenorea primer yaitu tidak terjadinya menstruasi pada perempuan
yang mengalami amenorea.
2) Amenorea sekunder
Amenorea sekunder yaitu tidak terjadinya menstruasi yang diselingi
dengan perdarahan menstruasi sesekali pada perempuan yang
mengalami amenorea.
4. Hipermenorea
Hipermenorea adalah terjadinya perdarahan menstruasi yang terlalu banyak
dari normalnya dan lebih lama dari normalnya (lebih dari 8 hari).
5. Hipomenorea
Hipomenorea adalah perdarahan menstruasi yang lebih sedikit dari biasanya
tetapi tidak mengganggu fertilitasnya. Gangguan lain yang berhubungan
dengan menstruasi diantaranya yaitu:
6. Disminorea
Disminorea adalah gangguan aliran darah menstruasi atau nyeri menstruasi
(Proverawati dan Misaroh, 2009).
Dismenorea dibagi menjadi dua yaitu:
a. Dismenorea primer
Merupakan nyeri menstruasi yang diasosiasikan dengan siklus ovulasi dan
merupakan hasil dari kontraksi miometriumtanpa teridentifikasinya
kelainan patologik.Dismenorea primer umumnya terjadi 12-24 bulan
setelah menarche,ketika siklus ovulasi sudah terbentuk.
b. Dismenorea sekunder
Merujuk pada nyeri saat menstruasi yang diasosiasikan dengan kelainan
pelvis, seperti endometriosis, adenomiosis, mioma uterina dan lainnya.,
dismenorea sekunder umumnya berhubungan dengan gejala ginekologik
lain seperti disuria, dispareunia, perdarahan abnormal atau infertilita
7. Mastadinia
Nyeri pada payudara dan pembesaran payudara sebelum menstruasi.
8. Pramenstrual tension
Gangguan ini berupa ketegangan emosional sebelum haid, seperti gangguan
tidur, mudah tersinggung, gelisah, sakit kepala.
9. Mittelschmerz
Rasa nyeri saat ovulasi, akibat pecahnya folikel de Graff dapat juga disertai
dengan perdarahan/bercak (Prawirohardjo, 2008).
Prevalensi amenorea dan oligomenorea lebih tinggi pada pasien diabetes. Penyakit
polystic ovarium berhubungan dengan obesitas, resistensi insulin, dan
oligomenorea. Amenorea dan oligomenorea pada perempuan dengan penyakit
polystic ovarium berhubungan dengan insensitivitas hormone insulin dan
menjadikan perempuan tersebut obesitas. Hipertiroid berhubungan dengan
oligomenorea dan lebih lanjut menjadi amenorea. Hipotiroid berhubungan dengan
polimenorea dan menoraghia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan (deskuamasi) endometrium. Proses terjadinya menstruasi ini terjadi melalui
empat tahap yaitu fasemenstruasi, fase ploriferasi,faseluteal/sekresi, dan fase
iskemik(Proverawati, 2009; Perry, 2010).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya menstruasi antara lain :
Faktor enzi . vascular , prostaglandin
gangguan pada siklus menstruasi dibagi menjadi: polimenorea , oligomeneora
amenorea , hipermeneora , hipomeneora , disminorea , mastadinia , permenstrual
tension , mittelschmerz.
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca untuk memberikan keritik dan sarannya agar makalah
dikemudian hari bisa lebih baik dari makalah ini
DAFTAR PUSTKA
No Identitas buku/ jurnal (Nama Jurnal/ Buku, Penulis/ Link (URL) jika
Judul, volume, edisi, halaman, ISSN/ ISBN/ Pengarang online
DOI, penerbit, tanggal terbit dan tahun)
1 Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus Aesthetica https://jurnal.unim
menstruasi pada remaja putri / > Vol 7, No 1 Islamy, Farida us.ac.id/index.php
(2019) > Islamy Farida /JKJ/article/view/
4590
2 Kondisi Gangguan Menstruasi pada Pasien yang Dwi Rukma http://jurnalfpk.ui
Berkunjung di Klinik Pratama UIN Sunan Santi1, Eko nsby.ac,id/index.p
Ampel / Journal of Health Science and Teguh Pribadi2 hp/jhsp/article/do
Prevention, Vol.2(1), April 2018 ISSN 2549- wnload/104/88/
919X (online)
3 Sumber innformasi dan pengetahuan tentang Erni Gustina, http://journal.unne
menstrual hygiene pada remaja putri /KEMAS Sitti Nur Djannah s.ac.id/nju/index.p
10 (2) (2015) 147-152 hp/kemas
4 Premenstrual syndrome (PMS) / Vol 7, No 1 Mery ramadhani http://jurnal.fkm.u
(2012) > Ramadani
nand.ac.id/index.p
hp/jkma/article/vi
ew/103
5 Hubungan antara stres dan pola siklus 1Kevin C. https://media.nelit
menstruasi pada mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tombokan2Dama i.com/media/publi
Madya (co-assistant) di RSUP Prof. Dr. R. D. janty H. C. cations/66824-ID-
Kandou Manado/Jurnal e-Biomedik (eBm), Pangemanan2Joic hubungan-antara-
Volume 5, Nomor 1, Januari-Juni 2017 e N. A. Engka stres-dan-pola-
siklus-me.pdf
6 Ani https://aisyah.jour
Faktor Risiko Dismenore Primer pada Siswi
Sekolah Menengah Pertama (SMP X) Kristianingsih nalpress.id/index.
Kecamatan Natar Kabupaten Lampung php/jika/article/vi
Selatan / Vol 1, No 1 (2016) /DOI :
ew/AK
https://doi.org/10.30604/jika.v1i1.4
7 Faktor-faktor yang berhubungan dengan Tia Martha http://.unsoed.ac.i
kejadian dismenore pada mahasiswa semester
Pundati, Colti d/index.php/kesm
VIII universitas jendral soedirman purwokerto/
Volume 8 No 1, Januari 2016, Hal 40-48 Sistiarani, asindo/article
Bambang /download/140/
Hariyadi
8 Dampak faktor stres dan gangguan waktu Suparji Suparji http://ejournal.pol
menstruasi pada mahasiswa / Vol 10 No 1 tekkesternate.ac.id
(2017): Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, /ojs/index.php/juk
Bulan Mei 2017 e/article/view/31
9 Hubungan berat badan dengan keteraturan siklus NURFADJRINI https://jurnal.ums
mensttruasi pada mahasiswi tingkat III prodi LAKESUMA b.ac.id/index.php/
DIII kebidanan stikes mercubaktijaya Padang/ menarailmu/articl
Vol 11, No 77 (2017)/ DOI: e/view/364
https://doi.org/10.33559/mi.v11i77.364