MAKALAH
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya sehingga makalah
kelompok kami yang berjudul ”Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu" dapat
selesai dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Pancasila. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pancasila
Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ahmad Samawi, Mhum selaku dosen
pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan kami terkait dengan topik yang diberikan. Kami juga mengucapkan terima kasih yang
sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik serta saran apabila menemukan kesalahan dalam
makalah ini. Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………....i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….ii
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………......1
B. Rumusan Makalah1
C. Tujuan1
BAB IIPEMBAHASAN
A. Kesimpulan7
D. Saran7
DAFTAR PUSTAKA……...……………………………………………………………………..8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman modern seperti sekarang ini dimana ilmu pengetahuan dan globaliasi
berkembang sangat pesat, nilai-nilai Pancasila mulai tergeser. Banyak masyarakat Indonesia
yang mulai meninggalkan nilai-nilai pencasila dan tidak lagi menerapkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari. Padahal jika ditilik dari sejarah bangsa Indonesia, Pancasila
merupakan wujud dari kerja keras dan pengorbanan para pendiri bangsa yang sangat
diperhitungkan dengan matang.
Masyarakat sekarang beranggapan bahwa Pancasila sangat kaku dan normatif sehingga tidak
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta tidak dapat mengikuti arus globalisasi.
Padahal hal ini merupakan sebuah kekeliriuan yang sangat disayangkan. Anggapan ini timbul
karena mereka tidak memahami Pancasila sepenuhnya bahwa pada hakikatnya Pancasila bersifat
terbuka. Pancasila bersifat terbuka dan fleksibel yang artinya dapat mengikuti perkembangan
zaman. Justru nilai-nilai Pancasila inilah yang perlu dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia
agar tidak terkena dampat buruk perkembangan zaman sehingga Indonesia akan tetap kokoh
berdiri.
Seperti yang kita tahu bahwa Pancasila merupakan dasar negara. Berkaitan dengan
perkembangan ilmu, Pancasila juga memiliki peran menjadi dasar pengembangan ilmu. Maka,
anggapan bahwa Pancasila tidak dapat mengikuti perkembangan ilmu dapat dibantah. Dari hal
inilah perlu dibenahi bahwa tidak ada alasan lagi untuk meninggalkan Pancasila demi keutuhan
negara Indonesia. Oleh karena itu, makalah ini akan dibahas mengenai “Pancasila Menjadi Dasar
Pengembangan Ilmu
B. Rumusan Makalah
a. Bagaimana Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu ?
b. Bagaimana Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu?
c. Bagaimana Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai
Dasar Nilai Pengembangan Ilmu di Indonesia ?
d. Bagaiaman Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai
Dasar Nilai Pengembangan Ilmu ?
C. Tujuan
a. Mengetahui Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilm
b. Mengetahui Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
c. Mengetahui Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu di Indonesi
d. Mengetahui cara Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila
sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pengembangan iptek tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupinya, artinya iptek
selalu berkembang dalam suatu ruang budaya. Perkembangan iptek pada gilirannya bersentuhan
dengan nilai-nilai budaya dan agama sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat objektivitas, di
pihak lain iptek perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalam
pengembangannya agar tidak merugikan umat manusia. Kuntowijoyo dalam konteks
pengembangan ilmu menengarai bahwa kebanyakan orang sering mencampuradukkan antara
kebenaran dan kemajuan sehingga pandanganseseorang tentang kebenaran terpengaruh oleh
kemajuan yang dilihatnya.
Kuntowijoyo menegaskan bahwa kebenaran itu bersifat non-cumulative (tidak
bertambah) karena kebenaran itu tidak makin berkembang dari waktu ke waktu. Adapun
kemajuan itu bersifat cumulative (bertambah), artinya kemajuan itu selalu berkembang dari
waktu ke waktu. Agama, filsafat, dan kesenian termasuk dalam kategori non-cumulative,
sedangkan fisika, teknologi, kedokteran termasuk dalam kategori cumulative (Kuntowijoyo,
2006: 4). Oleh karena itu, relasi iptek dan budaya merupakan persoalan yang seringkali
mengundang perdebatan.
Dilihat dari pengertian filsafat, bahwa Pancasila merupakan suatu tatanan untuk mengatur
bagaimana seharusnya setiap insan Indonesia, mencari dan menemukan kebenaran hakiki sebatas
kemampuan manusia yang selalu berkembang dalam mewujudkan makna hidup dan
kehidupannya yang sekaligus sebagai perwujudan insan Indonesia sebagai mahluk ciptaan yang
harus mengabdi kepada Allah SWT – Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, nilai – nilai
Pancasila sesungguhnya merupakan repleksi, implementasi dan aktualisasi nilai – nilai religius
yang merupakan saripati dari berbagai agama / dan keyakinan / kepercayaan yang dianut oleh
insan Indonesia sejak dahulu sampai masa kini dan masa yang akan datang.
Relasi antara iptek dan nilai budaya, serta agama dapat ditandai dengan beberapa
kemungkinan sebagai berikut. Pertama, iptek yang gayut dengan nilai budaya dan agama
sehingga pengembangan iptek harus senantiasa didasarkan atas sikap human-religius. Kedua,
iptek yang lepas sama sekali dari norma budaya dan agama sehingga terjadi sekularisasi yang
berakibat pada kemajuan iptek tanpa dikawal dan diwarnai nilai human-religius. Hal ini terjadi
karena sekelompok ilmuwan yang meyakini bahwa iptek memiliki hukumhukum sendiri yang
lepas dan tidak perlu diintervensi nilai-nilai dari luar. Ketiga, iptek yang menempatkan nilai
agama dan budaya sebagai mitra dialog di saat diperlukan. Dalam hal ini, ada sebagian ilmuwan
yang beranggapan bahwa iptek memang memiliki hukum tersendiri (faktor internal), tetapi di
pihak lain diperlukan faktor eksternal (budaya, ideologi, dan agama) untuk bertukar pikiran,
meskipun tidak dalam arti saling bergantung secara ketat.
Alasan Pancasila diperlukan sebagai dasar nilai pengembangan iptek dalam kehidupan
bangsa Indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut. Pertama, kerusakan lingkungan yang
ditimbulkan oleh iptek, baik dengan dalih percepatan pembangunan daerah tertinggal maupun
upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu mendapat perhatian yang serius. Penggalian
tambang batubara, minyak, biji besi, emas, dan lainnya di Kalimantan, Sumatera, Papua, dan
lain-lain dengan menggunakan teknologi canggih mempercepat kerusakan lingkungan. Apabila
hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka generasi yang akan datang, menerima resiko kehidupan
yang rawan bencana lantaran kerusakan lingkungan dapat memicu terjadinya bencana, seperti
longsor, banjir, pencemaran akibat limbah, dan seterusnya.
Kedua, penjabaran sila-sila Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dapat
menjadi sarana untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan iptek yang berpengaruh pada
cara berpikir dan bertindak masyarakat yang cenderung pragmatis. Artinya, penggunaan benda-
benda teknologi dalam kehidupan masyarakat Indonesia dewasa ini telah menggantikan peran
nilainilai luhur yang diyakini dapat menciptakan kepribadian manusia Indonesia yang memiliki
sifat sosial, humanis, dan religius. Selain itu, sifat tersebut kini sudah mulai tergerus dan
digantikan sifat individualistis, dehumanis, pragmatis, bahkan cenderung sekuler.
Ketiga, nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai daerah
mulai digantikan dengan gaya hidup global, seperti: budaya gotong royong digantikan dengan
individualis yang tidak patuh membayar pajak dan hanya menjadi free rider di negara ini, sikap
bersahaja digantikan dengan gaya hidup bermewah-mewah, konsumerisme; solidaritas sosial
digantikan dengan semangat individualistis; musyawarah untuk mufakat digantikan dengan
voting, dan seterusnya.
2. 3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu di Indonesia
Sebagai dasar negara pancasila merupakan landasan dan pandangan hidup dari
seluruh elemen kehidupan bangsa indonesia. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan
ilmu menjiwai isi dari pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi :
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."
Dalam rangka mencerdaskan bangsa, maka hal ini memungkinkan akan ada
banyak ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi yang masuk ke Indonesia. Peran pancasila
disini ialah sebagai kerangka acuan mengenai tentang bagaimana ilmu-ilmu itu dapat
berkembang akan tetapi tetap sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam pancasila. Ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut diharapkan dapat berkembang di Indonesia guna
mencerdaskan bangsa sesuai dengan apa yang terkandung dalam pancasila yakni ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut dapat membentuk manusia Indonesia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
b. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Sosiologi adalah ilmu tentang interaksi antar manusia. Sosiologi mengkaji tentang
latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan kelompok
masyarakat, disamping juga mengkaji masalah-masalah sosial, perubahan dan
pembaharuan dalam masyarakat. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
pengetahuan jika dilihat dari sudut pandang sosiologi berarti ilmu pengetahuan itu
digunakan untuk mengkaji struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-perubahan
sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan menggunakan
standar nilai-nilai yang mengacu kepada nilai-nilai Pancasila. Dalam hal ini kehidupan
sosiologis bangsa indonesia sangat berkaitan dengan nilai ketuhanan dan kemanusiaan.
Bangsa indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius serta selalu ramah
terhadap semua orang. Maka cukuplah semua nilai-nilai itu menjadi rambu-rambu jika
pengembangan ilmu pengetahuan harus sesuai dengan keadaan sosiologis bangsa
indonesia serta haruslah memegang teguh nilai-nilai pancasila. Secara sosiologis, nilai-
nilai pancasila timbul dari hasil interaksi antar masyarakat indonesia. Nilai-nilai tersebut
kemudian hadir sebagai buah dari pemikiran, penelitian kritis dan hasil refleksi bangsa
Indonesia.
Nilai-nilai bangsa Indonesia merupakan kebenaran bagi bangsa Indonesia yang
tampil sebagai norma dan moral kehidupan bangsa Indonesia yang juga sebagai
pelaksanaan sistem nilai budaya bangsa Indonesia.
4
nasional dapat berkembang dan berjalan dengan baik. Semua ini penting kalau kita
sungguh ingin Indonesia menjadi knowledge society. Strategi yang kita tempuh untuk
menjadi negara maju, developed country, adalah dengan memadukan pendekatan sumber
daya alam, iptek, dan budaya atau knowledge based, Resource based and culture based
development” (Yudhoyono, 2010).
Habibie dalam pidato 1 Juni 2011 menegaskan bahwa penjabaran Pancasila
sebagai dasar nilai dalam berbagai kebijakan penyelenggaraan negara merupakan suatu
upaya untuk mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan (Habibie, 2011: 6).
Berdasarkan pemaparan isi pidato para penyelenggara negara tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa sumber politis dari Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek
lebih bersifat apologis karena hanya memberikan dorongan kepada kaum intelektual
untuk menjabarkan nilai-nilai Pancasila lebih lanjut.
2.4 Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu
Pancasila sebagai pengembangan ilmu belum dibicarakan secara eksplisit oleh para
penyelenggara negara sejak Orde Lama sampai era Reformasi. Para penyelenggara negara pada
umumnya hanya menyinggung masalah pentingnya keterkaitan antara pengembangan ilmu dan
dimensi kemanusiaan (humanism). Seminar Nasional tentang Pancasila sebagai pengembangan
ilmu, 1987 dan Simposium dan Sarasehan Nasional tentang Pancasila sebagai Paradigma Ilmu
Pengetahuan dan Pembangunan Nasional, 2006. Namun pada kurun waktu akhir-akhir ini, belum
ada lagi suatu upaya untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kaitan dengan
pengembangan Iptek di Indonesia. Ada beberapa bentuk tantangan terhadap Pancasila sebagai
dasar.
Pengembangan Iptek di Indonesia:
a. Kapitalisme yang sebagai menguasai perekonomian dunia, termasuk Indonesia.
Akibatnya, ruang bagi penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu
menjadi terbatas. Upaya bagi pengembangan sistem ekonomi Pancasila yang pernah
dirintis Prof. Mubyarto pada 1980-an belum menemukan wujud nyata yang dapat
diandalkan untuk menangkal dan menyaingi sistem ekonomi yang berorientasi pada
pemilik modal besar.
b. Globalisasi yang menyebabkan lemahnya daya saing bangsa Indonesia dalam
pengembangan iptek sehingga Indonesia lebih berkedudukan sebagai konsumen daripada
produsen dibandingkan dengan negaranegara lain.
c. Konsumerisme menyebabkan negara Indonesia menjadi pasar bagi produk teknologi
negara lain yang lebih maju ipteknya. Pancasila sebagai pengembangan ilmu baru pada
taraf wacana yang belum berada pada tingkat aplikasi kebijakan negara.
d. Pragmatisme yang berorientasi pada tiga ciri, yaitu: workability (keberhasilan),
satisfaction (kepuasan), dan result (hasil) (Titus, dkk., 1984) mewarnai perilaku
kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu sangat penting untuk disosialisasikan
kepada seluruh masyarakat. Pengamalan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
tersebut dapat direalisasikan melalui mata kuliah pendidikan Pancasila di perguruan tinggi.
Apabila pemahaman akan Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu ini memudar, maka ikut
memudar pula etika dan norma dalam pengembangan ilmu di Indonesia. Oleh karena itu, penting
bahwa pengembangan ilmu di Indonesia ini didasari dengan Pancasila.
Kita sebagai warga negara yang baik harus memahami dan juga berusaha mengamalkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi di era globalisasi ini, dimana banyak
budaya yang masuk secara bebas di Indonesia. Kemajuan Iptek sangat penting bagi suatu negara,
tetapi alangkah baiknya lebih selektif dan disesuaikan dengan dasar Pancasila
B. Saran
Saran dari penulis untuk pembaca yaitu jadikanlah Pancasila sebagai dasar di era
pengembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini, agar sesuai dengan norma dan etika yang
tertuang dalam Pancasila. Dalam makalah ini masih terdapat kesalahan sehingga kami
mengaharap kritik konstruktif dari pembaca untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://fatonikeren.blogspot.com/2019/09/pancasila-menjadi-dasar-pengembangan.html
https://repository.unikom.ac.id/66355/1/Pendidikan%20Pancasila%20%20%28KELAS%20TE-
2%20S1%20SMT%20VIII%29%20%28PERTEMUAN%20KE%2012%29.pdf
file:///C:/Users/ajeng/Documents/KULIAH/PPKN/8.%20PENDIDIKAN%20PANCASILA.pdf
https://id.scribd.com/document/395625573/DINAMIKA-DAN-TANTANGAN-PANCASILA-
SEBAGAI-DASAR-PENGEMBANGAN-ILMU-PENGETAHUAN-docx