Anda di halaman 1dari 23

Tugas Makalah Diskusi Kelompok Pendidikan Pancasila

HUBUNGAN ANTARA IPTEK, NILAI BUDAYA DAN

AGAMA DALAM KONTEKS PANCASILA SEBAGAI

DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU

PENGETAHUAN

Disusun Oleh: KELOMPOK 5

M. Alifkah HS (44419010)

Muhammad Fachrul Husaini (44419015)

Putu Herdy Kurniawan (44419020)

Sri Nur Haslinda (44419024)

D4 TEKNIK MEKATRONIKA 1A
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2019

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil

menyelesaikan tugas makalah ini yang Alhamdulillah selesai tepat pada

waktunya.

Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi salah satu syarat

penilaian mata kuliah Pendidikan Pancasila dengan makalah yang berjudul

“hubungan antara iptek, nilai budaya dan agama dalam konteks Pancasila

sebagai dasar nilai perkembangan ilmu pengetahuan’’. Semoga makalah ini

bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Tidak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, kami mohon maaf

atas segala kekurangannya. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari

dosen dan teman – teman demi lebih baiknya makalah ini.

Sekian yang dapat kami sampaikan, Semoga Tuhan Yang Maha

Pengasih dan Maha Penyayang selalu memberikan petunjuk kepada kita.

Makassar, 15 Oktober 2019

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.. ..............................................................................3

2.1 Tinjauan Pustaka................................................................................3

A. Pengertian Dasar Negara...................................................................3

B. Manfaat Dan Fungsi Dasar Negara.....................................................3

2.2 Analisis Masalah. ...............................................................................5

A. Pancasila Sebagai Dasar Negara. ...................................................5

B. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa

Dan Bernegara..................................................................................7

BAB III PENUTUP......................................................................................14

3.1 Kesimpulan........................................................................................14

3.2 Saran.................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................15

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.. ............................................................................1

1.1 Latar Belakang. ..................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................4

2.1 Tinjauan Pustaka................................................................................4

A. Landasan pengemban Ilmu................................................................4

B. Hubungan Pancasila Dengan Pengemban Ilmu Pengetahuan.......5

2.2 Analisis Masalah.................................................................................6

A. konsep dan urgensipancasila sebagai dasar pengemban ilmu........6

B. Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Pengemban Ilmu................8

BAB III PENUTUP......................................................................................11

3.1. Kesimpulan.......................................................................................11

ii
3.2. Saran................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA. .................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman modern seperti sekarang ini dimana ilmu

pengetahuan dan globaliasi berkembang sangat pesat, nilai-nilai

Pancasila mulai tergeser. Banyak masyarakat Indonesia yang mulai

meninggalkan nilai-nilai pencasila dan tidak lagi menerapkan nilai-nilai

Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat sekarang

beranggapan bahwa Pancasila sangat kaku dan normatif sehingga

tidak sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta tidak

dapat mengikuti arus globalisasi.

Anggapan ini timbul karena mereka tidak memahami Pancasila

sepenuhnya bahwa pada hakikatnya Pancasila bersifat terbuka. Justru

nilai-nilai Pancasila yang perlu dipegang teguh oleh masyarakat

Indonesia agar tidak terkena dampat buruk perkembangan zaman

agar Indonesia akan tetap kokoh.

Berkaitan dengan perkembangan ilmu, Pancasila juga memiliki

peran menjadi dasar pengembangan ilmu. Maka, anggapan bahwa

Pancasila tidak dapat mengikuti perkembangan ilmu dapat dibantah.

iv
Dari hal inilah perlu dibenahi bahwa tidak ada alasan lagi untuk

meninggalkan Pancasila demi keutuhan negara Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengapa Pancasila dijadikan sebagai dasar nilai perkembangan ilmu

pengetahuan?

2. Apa Peran Pancasila dalam menghadapi dinamika dan tantangan

sebagai dasar nilai ilmu pengetahuan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pentingnya memahami nilai – nilai yang terkandung dalam

pancasila sebagai dasar nilai perkembangan ilmu pengetahuan.

2. Mengetahui apa saja yang menjadi tantangan dan mengkaji solusi yang

dapat diberikan untuk menghadapi tantangan Pancasila sebagai dasar

nilai perkembangan ilmu pengetahuan.

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan pustaka

a. Ilmu Pengetahuan

Secara etimologi ilmu berasal dari bahasa arab ilm yang berarti

memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya,

ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan. Misalnya

ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan

sebagainya.

Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus

tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah

sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu

banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu,

antara lain:

a.) Objektif, Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu

golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar

maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau

mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam

mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian

antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan

subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.

vi
b.) Metodis, adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi

kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.

Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian

kebenaran.

c.) Sistematis, Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan

menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam

hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem

yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu

menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya.

d.) Universal, Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran

universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu).

Menurut Notoatmodjo 2007, Pengetahuan adalah merupakan hasil

dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Jenis- Jenis Pengetahuan

a) Pengetahuan Implisit

Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam

dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang

tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip.

vii
b) Pengetahuan Eksplisit

Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah

didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata berupa media

atau semacamnya. Dia telah diartikulasikan ke dalam bahasa formal

dan bisa dengan relatif mudah disebarkan secara luas.

c) Pengetahuan Empiris

Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan

pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau

pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan

melakukan pengamatan yang dilakukan secara empiris dan rasional.

d) Pengetahuan Rasionalisme

Pengetahuan rasionalisme adalah pengetahuan yang

diperoleh melalui akal budi.

HUBUNGAN ILMU (SCIENCE) DAN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE).

Ilmu (Science) berhubungan dengan pengetahuan (knowledge). Setiap

ilmu merupakan pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan adalah ilmu.

Hal ini disebabkan karena adanya pengetahuan-pengetahuan yang tidak

ilmiah, misalnya mitos. Contohnya: mitos orang Jawa tentang peristiwa

terjadinya pelangi yang dikatakan sebagai tangga menuju pemandian bagi

dewi-dewi khayangan.

viii
b. Dinamika pancasila sebagai dasar perkembangan ilmu

pengetahuan.

Pancasila sebagai pengembangan ilmu belum dibicarakan

secara eksplisit oleh para penyelenggara negara sejak Orde Lama sampai

era Reformasi. Para penyelenggara negara pada umumnya hanya

menyinggung masalah pentingnya. Namun pada kurun waktu akhir-akhir ini,

belum ada lagi suatu upaya untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila

dalam kaitan dengan pengembangan Iptek di Indonesia.

1. Kapitalisme yang sebagai menguasai perekonomian dunia,

termasuk Indonesia. Akibatnya, ruang bagi penerapan nilai-nilai

Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu menjadi terbatas. 

2. Globalisasi yang menyebabkan lemahnya daya saing

bangsa Indonesia dalam pengembangan iptek sehingga Indonesia

lebih berkedudukan sebagai konsumen daripada produsen

dibandingkan dengan negara-negara lain

3. Konsumerisme menyebabkan negara Indonesia menjadi pasar bagi

produk teknologi negara lain yang lebih maju ipteknya.

4. Pragmatisme yang berorientasi pada tiga ciri, yaitu: workability

(keberhasilan), satisfaction (kepuasan), dan result (hasil) (Titus, dkk.,

1984) mewarnai perilaku kehidupan sebagian besar masyarakat

Indonesia.

ix
2.2 Analisis masalah

a) Pancasila sebagai dasar perkembangan ilmu pengetahuan

Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat

mengacu pada beberapa jenis pemahaman. Pertama, bahwa setiap ilmu

pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dikembangkan di Indonesia

haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam

Pancasila. Kedua, bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia

harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal

pengembangan iptek itu sendiri. Ketiga, bahwa nilai-nilai Pancasila

berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek di Indonesia,

artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan

cara bertindak bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, beberapa alasan Pancasila diperlukan sebagai

dasar nilai pengembangan iptek dalam kehidupan bangsa Indonesia

meliputi hal-hal sebagai berikut.

Pertama, kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh iptek, baik

dengan dalih percepatan pembangunan daerah tertinggal maupun upaya

peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu mendapat perhatian yang

serius. Penggalian tambang batubara, minyak, biji besi, emas, dan lainnya

di Kalimantan, Sumatera, Papua, dan lain-lain dengan menggunakan

teknologi canggih mempercepat kerusakan lingkungan. Apabila hal ini

x
dibiarkan berlarut-larut, maka generasi yang akan datang, menerima resiko

kehidupan yang rawan bencana lantaran kerusakan lingkungan dapat

memicu terjadinya bencana.

Kedua, penjabaran sila-sila Pancasila sebagai dasar nilai

pengembangan iptek dapat menjadi sarana untuk mengontrol dan

mengendalikan kemajuan iptek yang berpengaruh pada cara berpikir dan

bertindak masyarakat yang cenderung pragmatis. Artinya, penggunaan

benda-benda teknologi dalam kehidupan masyarakat Indonesia dewasa ini

telah menggantikan peran nilai-nilai luhur yang diyakini dapat menciptakan

kepribadian manusia Indonesia yang memiliki sifat sosial, humanis, dan

religius. Selain itu, sifat tersebut kini sudah mulai tergerus dan digantikan

sifat individualistis, dehumanis, pragmatis, bahkan cenderung sekuler.

Ketiga, nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di

berbagai daerah mulai digantikan dengan gaya hidup global, seperti:

budaya gotong royong digantikan dengan individualis yang tidak patuh

membayar pajak dan hanya menjadi free rider di negara ini, sikap

bersahaja digantikan dengan gaya hidup bermewah-mewah.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dewasa ini

mencapai kemajuan pesat sehingga peradaban manusia mengalami

perubahan yang luar biasa. Pengembangan iptek tidak dapat terlepas dari

situasi yang melingkupinya, artinya iptek selalu berkembang dalam suatu

ruang budaya. Perkembangan iptek pada gilirannya bersentuhan dengan

xi
nilai-nilai budaya dan agama sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat

objektivitas, di pihak lain iptek perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya

dan agama dalam pengembangannya agar tidak merugikan umat manusia.

Relasi antara iptek dan nilai budaya, serta agama dapat ditandai

dengan beberapa kemungkinan sebagai berikut. Pertama, iptek yang gayut

dengan nilai budaya dan agama sehingga pengembangan iptek harus

senantiasa didasarkan atas sikap human-religius. Kedua, iptek yang lepas

sama sekali dari norma budaya dan agama sehingga terjadi sekularisasi

yang berakibat pada kemajuan iptek tanpa dikawal dan diwarnai nilai

human-religius. Hal ini terjadi karena sekelompok ilmuwan yang meyakini

bahwa iptek memiliki hukum-hukum sendiri yang lepas dan tidak perlu

diintervensi nilai-nilai dari luar. Ketiga, iptek yang menempatkan nilai

agama dan budaya sebagai mitra dialog di saat diperlukan.

Dalam hal ini, ada sebagian ilmuwan yang beranggapan bahwa

iptek memang memiliki hukum tersendiri (faktor internal), tetapi di pihak lain

diperlukan faktor eksternal (budaya, ideologi, dan agama) untuk bertukar

pikiran, meskipun tidak dalam arti saling bergantung secara ketat.

Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kristalisasi nilai-nilai

budaya dan agama dari bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi

bangsa Indonesia mengakomodir seluruh aktivitas kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, demikian pula halnya dalam

aktivitas ilmiah. Oleh karena itu, perumusan Pancasila sebagai paradigma

xii
ilmu bagi aktivitas ilmiah di Indonesia merupakan sesuatu yang bersifat

niscaya. Sebab, pengembangan ilmu yang terlepas dari nilai ideologi

bangsa, justru dapat mengakibatkan sekularisme, seperti yang terjadi pada

zaman Renaissance di Eropa.

Bangsa Indonesia memiliki akar budaya dan religi yang kuat dan

tumbuh sejak lama dalam kehidupan masyarakat sehingga manakala

pengembangan ilmu tidak berakar pada ideologi bangsa, sama halnya

dengan membiarkan ilmu berkembang tanpa arah dan orientasi yang jelas.

b.) Peran pancasila dalam menghadapi dinamika dan tantangan

sebagai dasar nilai perkembangan ilmu pengetahuan.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

senantiasa berorientasi pada nilai-nilai Pancasila. Pancasila dituntut terbuka

dari kritik, bahkan ia merupakan kesatuan dari perkembangan ilmu yang

menjadi tuntutan peradaban manusia. Peran Pancasila sebagai paradigma

pengembangan ilmu harus sampai pada penyadaran bahwa fanatisme

kaidah kenetralan keilmuan atau kemandirian ilmu hanya akan menjebak

manusia dalam masalah-masalah yang tidak dapat diatasi dengan semata-

mata berpegang pada kaidah ilmu sendiri, khususnya mencakup

pertimbangan etis, religius, dan nilai budaya yang bersifat mutlak bagi

kehidupan manusia yang berbudaya.

xiii
Peran Pancasila dalam pengembangan ilmu dapat ditinjau dari masing-

masing nilai-nilai Pancasila sebagai berikut :

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Melengkapi ilmu pengetahuan dengan menciptakan

perimbangan antara yang rasional dan irasional, antara rasa dan akal.

Sila ini menempatkan manusia dalam alam sebagai bagiannya dan

bukan pusatnya. Dalam hal ini memberi batasan bahwa bukan

manusia yang menguasai atau mengontrol alam.

2. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Memberi arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan. Ilmu

dikembalikan pada fungsinya semula, yaitu untuk kemanusiaan, tidak

hanya untuk kelompok atau lapisan tertentu. Pancasila sebagai kontrol

agar tidak ada diskriminasi dalam pengembangan ilmu.

3. Sila Persatuan Indonesia

Pancasila menjamin pengembangan ilmu untuk memenuhi

kebutuhan individu dan merangkulnya agar tidak mengancam

integritas dan keutuhan bangsa Indonesia.

4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan dan perwakilan.

xiv
Mengimbangi otodinamika ilmu pengetahuan dan teknologi

berevolusi sendiri dengan leluasa. Eksperimentasi penerapan dan

penyebaran ilmu pengetahuan harus demokratis dapat

dimusyawarahkan secara perwakilan, sejak dari kebijakan, penelitian

sampai penerapan massal.

5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Keadilan sosial juga menjaga keseimbangan antara

kepentingan individu dan masyarakat, karena kepentingan individu

tidak boleh terinjak oleh kepentingan semu. Pancasila berperan agar

pengembangan ilmu dapat mencipatakan pemerataan dan keadilan

sosial.

Peran Pancasila secara umum sebagai dasar pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan iptek diarahkan untuk mencapai kebahagian lahir

batin, memenuhi kebutuhan material dan spiritual.

2. Pengembangan iptek mempertimbangkan aspek estetik dan moral.

3. Pengembangan iptek pada hakekatnya tidak boleh bebas nilai tetapi

terikat pada nilai-nilai yang berlaku di masyarakat

4. Pembangunan iptek mempertimbangkan akal, rasa dan kehendak

xv
5. Pembangunan iptek bukan untuk kesombongan melainkan untuk

peningkatan kualitas manusia, peningkatan harkat dan martabat

manusia.

xvi
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pancasila sebagai dasar nilai perkembangan ilmu

Pancasila dijadikan sebagai dasar perkembangan ilmu karena

setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dikembangkan di

Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung

dalam Pancasila. Kedua, bahwa setiap iptek yang dikembangkan di

Indonesia harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal

pengembangan iptek itu sendiri. Ketiga, bahwa nilai-nilai Pancasila

berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek di Indonesia,

artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan

cara bertindak bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kristalisasi nilai-nilai

budaya dan agama dari bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi

bangsa Indonesia mengakomodir seluruh aktivitas kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, demikian pula halnya dalam

aktivitas ilmiah. Oleh karena itu, perumusan Pancasila di ambil dari nilai –

nilai kebiasaan, adat istiadat, seni budaya, dan agama, sehingga tidak

mungkin pancasila bertentangan dengan masyarakat indonesia.

xvii
2. Peran pancasila dalam menghadapi dinamika dan tantangan

sebagai dasar nilai perkembangan ilmu pengetahuan.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

senantiasa berorientasi pada nilai-nilai Pancasila. Pancasila dituntut

terbuka dari kritik, bahkan ia merupakan kesatuan dari perkembangan

ilmu yang menjadi tuntutan peradaban manusia.

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Melengkapi ilmu pengetahuan dengan menciptakan

perimbangan antara yang rasional dan irasional, antara rasa

dan akal.

2. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Memberi arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan.

Pancasila sebagai kontrol agar tidak ada diskriminasi dalam

pengembangan ilmu.

3. Sila Persatuan Indonesia

Pancasila menjamin pengembangan ilmu untuk

memenuhi kebutuhan individu dan merangkulnya agar tidak

mengancam integritas dan keutuhan bangsa Indonesia.

xviii
4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan dan perwakilan.

Mengimbangi otodinamika ilmu pengetahuan dan teknologi

berevolusi sendiri dengan leluasa. Eksperimentasi penerapan dan

penyebaran ilmu pengetahuan harus demokratis dapat

dimusyawarahkan secara perwakilan, sejak dari kebijakan, penelitian

sampai penerapan massal.

5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Pancasila berperan agar pengembangan ilmu dapat

mencipatakan pemerataan dan keadilan sosial.

3.2 Saran

Setelah kami menyusun makalah ini, saran yang dapat kami berikan

terkait dengan hubungan iptek, seni budaya dan agama dalam konteks

pancasila sebagai dasar nilai perkembangan ilmu pengetahuan adalah kita

sebagai masyarakat Indonesia harus memiliki rasa cinta terhadap bangsa

Indonesia (nasionalis), sera harus memfilter ilmu apa saja yang tidak

bertentangan dengan pancasila, seni budaya, dan agama.

xix
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, fatoni. 2019. Pancasila menjadi dasar pengembangan ilmu.

Bakhtiar, Amsal. 2011. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Press

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan DIKTI. (2016), Pendidikan


Pancasila. Jakarta: DIKTI. (diakses 29 oktober 2019).

Hatta, Mohammad. 1960. Alam Pikir Yunani, I dan II. Jakarta: Tintamas

Surajiyo. 2019. Pancasila sebagai dasar nilai perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi di indonesia. (diakses : 01 desember
2019).

xx

Anda mungkin juga menyukai