DISUSUN OLEH:
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2023
KATA PENGANTAR
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................... … 1
B. Rumusan Masalah……………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………….. 4
C. Alasan ..........................................................................… 7
B. Saran ..................................................................... …. 18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terpisahkan karena setiap sila dalam Pancasila mengandung empat sila lainnya
dan kedudukan dari masing- masing sila tersebut tidak dapat ditukar tempatnya
atau dipindah-pindahkan. Hal ini sesuai dengan susunan sila yang bersifat
Pancasila tidak dapat ditafsirkan oleh sembarang orang karena akan dapat
yang pernah terjadi di masa lalu. Untuk itu, kita sebagai generasi penerus,
nilai-nilai Pancasila sehingga apa yang terjadi di masa lalu tidak akan terjadi di
Pancasila digali dan diambil dari budaya bangsa Indonesia itu sendiri,
maka Pancasila mempunyai fungsi dan peranan yang sangat luas dalam
1
terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Itulah sebabnya, Pancasila
suatu pangkal sudut pandangan dari subjek ilmu pengetahuan dan juga
B. Rumusan Masalah
pengetahuan?
ilmu?
2
C. Tujuan Penulisan Makalah
pengembangan ilmu.
menjadi dasar nilai pengembangan ilmu. Selain itu juga, pembaca dapat
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengantar
dari lima prinsip, yakni Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Keadilan dan
fenomena dan fakta-fakta dalam dunia ini. Ini adalah upaya sistematis untuk
berbagai aspek kehidupan, alam, budaya, atau bidang lainnya. Ilmu melibatkan
metode ilmiah, pengumpulan data, analisis, dan penyajian temuan yang dapat
pengetahuan yang dihasilkan akan lebih sejalan dengan kepentingan dan nilai-
inklusif.
4
B. Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
1. Konsep
nilai Pancasila sebagai faktor internal pengembangan iptek itu sendiri. Ketiga,
tidak keluar dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia. Keempat,
bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi
bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi
yang terkandung dalam Pancasila mengandung asumsi bahwa iptek itu sendiri
5
Pengertian ketiga bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif
bagi pengembangan iptek mengasumsikan bahwa ada aturan main yang harus
disepakati oleh para ilmuwan sebelum ilmu itu dikembangkan. Namun, tidak
ada jaminan bahwa aturan main itu akan terus ditaati dalam perjalanan
pengembangan iptek itu sendiri. Sebab ketika iptek terus berkembang, aturan
dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri sebagai proses indegenisasi
di Indonesia.
2. Urgensi
berbagai persoalan hidup dan kehidupan yang dihadapi, tetapi di pihak lain
yang pernah terjadi adalah ketika bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan
6
secara universal. Nilai kemanusiaan bukan milik individu atau sekelompok
keputusan nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Kedua, dampak
dalam titik nadir yang membahayakan eksistensi hidup manusia di masa yang
akan datang. Oleh karena itu, diperlukan tuntunan moral bagi para ilmuwan
royong, solidaritas, musyawarah, dan cita rasa keadilan. Oleh karena itu,
diperlukan orientasi yang jelas untuk menyaring dan menangkal pengaruh nilai-
nilai global yang tidak sesai dengan nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia.
C. Alasan
Indonesia. Oleh karena itu, beberapa alasan Pancasila diperlukan sebagai dasar
7
nilai pengembangan IPTEK dalam kehidupan bangsa Indonesia meliputi hal-hal
sebagai berikut:
maka generasi yang akan datang, menerima resiko kehidupan yang rawan
masyarakat Indonesia dewasa ini telah menggantikan peran nilai nilai luhur
sifat sosial, humanis, dan religius. Selain itu, sifat tersebut kini sudah mulai
cenderung sekuler.
mulai digantikan dengan gaya hidup global, seperti: budaya gotong royong
digantikan dengan individualis yang tidak patuh membayar pajak dan hanya
menjadi free rider di negara ini, sikap bersahaja digantikan dengan gaya hidup
8
semangat individualistis, musyawarah untuk mufakat digantikan dengan voting,
dan seterusnya.
a) Sumber Historis
1945. Sumber historis dapat ditelusuri dalam berbagai diskusi dan seminar di
sambutannya, Rektor Universitas Gadjah Mada pada waktu itu, Prof. Dr.
sejalan dengan Pasal 2 Statuta Universitas Gadjah Mada yang disitirnya dalam
9
pelestarian dan pengembangan secara ilmiah unsur-unsur dan seluruh
b) Sumber Sosiologis
tenaga nuklir di semenanjung Muria beberapa tahun yang lalu. Kedua isu
bising, getaran, debu, melainkan juga dampak yang bersifat khusus, seperti
rasa cemas, khawatir dan takut yang besarnya tidak mudah dikuantifikasi.
akal dan pertimbangan moral sehingga kepekaan nurani menjadi sarana untuk
pengembangan IPTEK.
10
c) Sumber Politis
Indonesia dapat dirunut ke dalam berbagai kebijakan yang dilakukan oleh para
penyelenggara negara.
dasar nilai pengembangan atau orientasi ilmu, antara lain dapat dilihat dari
pidato Soekarno ketika menerima gelar Doctor Honoris Causa di UGM pada
11
“Ilmu pengetahuan dan teknologi harus diabdikan kepada manusia dan
pengetahuan dan teknologi yang ingin kita kuasai dan perlu kita
12
kepada presiden, untuk ikut memastikan bahwa sistem inovasi nasional
dapat berkembang dan berjalan dengan baik. Semua ini penting kalau
bahwa sumber politis dari Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan IPTEK
1. Dinamika
eksplisit oleh para penyelenggara negara sejak Orde Lama sampai era
pengembangan ilmu baru mendapat perhatian yang lebih khusus dan eksplisit
13
tentang Pancasila sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan dan
Pembangunan Nasional, 2006. Namun pada kurun waktu akhir-akhir ini, belum
2. Tantangan
sistem ekonomi Pancasila yang pernah dirintis Prof. Mubyarto pada 1980-
dan menyaingi sistem ekonomi yang berorientasi pada pemilik modal besar.
negara lain.
pengembangan ilmu baru pada taraf wacana yang belum berada pada
14
F. Esensi dan Urgensi
1. Esensi
bahwa manusia hidup di dunia ibarat sedang menempuh ujian dan hasil ujian
bukan untuk membuat kerusakan di bumi. Tuntunan sikap pada kode etik ilmiah
baik sesuai dengan tuntunan sikap tersebut berarti menyukuri anugrah Tuhan
baik bersifat universal maupun khas terhadap ilmuwan dan ahli teknik di
Notonagoro, yaitu terdiri atas jiwa dan raga (susunan kodrat), makhluk individu
15
dan sosial (sifat kodrat), dan makhluk Tuhan dan otonom (kedudukan kodrat)
kemanusiaannya.
ilmuwan dan ahli teknik Indonesia perlu menjunjung tinggi asas Persatuan
adalah olleh dan untuk semua rakyat Indonesia. Setiap warga negara
mempunyai hak dan kewajiban yang sama terhadap negara. Demikian pula
halnya dengan ilmuwan dan ahli teknik wajib memberikan kontribusi sebesar-
besarnya sesuai kemampuan untuk kemajuan negara. Sila keempat ini juga
regional maupun lingkup yang lebih sempit (Wahyudi, 2006: 68). Manajemen
yang lebih baik karena dapat melibatkan semua pihak dengan penuh kerelaan.
16
antara angsa Indonesia. Ilmuwan dan ahli teknik yang mengelola industri perlu
kelestarian lingkungan. Situasi timpang ini disebabkan oleh pola kerja yang
dapat menjadi pemicu aksi protes yang justru merugikan pihak perusahaan itu
sendiri.
2. Urgensi
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
sumber nilai, kerangka berpikir serta asas moralitas bagi pembangunan ilmu
harus terbuka untuk masyarakat lebih yang memiliki dampak langsung kepada
B. Saran
Dengan memahami dan menguasai tentang apa itu Pancasila dan apa
18
DAFTAR PUSTAKA
19