Oleh kelompok 6
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu
melimpahkan rahmatnya tak lupa solawat serta salam kita curahkan kepada Nabi
besar nabi Muhammad SAW kepada keluarganya, sahabatnya, dan semoga sampai
kepada kita selaku umatnya hingga akhir zaman.
Walaupun demikian, kami sangat sadar bahwa dalam menyusun makalah ini
masih banyak kekurangan. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
1.1Latar belakang...............................................................................................................
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................
3.2 Saran.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia yang secara resmi
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam berita Republik Indonesia tahun II
No.7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945 .
Dampak yang cukup serius atas manipulasi pancasila oleh parapenguasa pada
masa lampau, dewasa ini banyak kalangan elit politik serta sebagian masyarakat
beranggapan bahwa Pancasila merpakan label politik orde baru. sehingga
menggembangkan serta mengkaji Pancasila di anggap akan mengembalikan
kewibawaan orde baru. pandangan yang sinis serta upaya melemahkan peranan
ideology Pancasila pada era reformasi deewasa ini akan sangat berakibat patal bagi
bangsa Indonesia yaitu melemahnya kepercayaan rakyat terhadap ideologi negara
yang kemdian pada gilirannya akan mengancam persatuan dan Kesatuan bangsa
Indonesia yang telah lama di bina , di pelihara serta di dambakan bangsa Indonesia
sejak dahulu.
Bukti yang secara objektif dapat disaksikan adalah terhadapa hasil reformasi
yang telah empat tahun berjalan, belum menampakan hasil yang dapat di nikmati
oleh rakyat, nasionalisme bangsa rapuh,sehingga martabat bangsa Indonesia di
pandang rendah di masyarakat internasional.
Bedasarkan alasan serta kenyataan objektif terebut di atas maka sudah menjadi
tanggung jawab kita bersama sebagai warga negara untuk mengembangkan serta
mengkaji Pancasila sebagai suatu hasil karya besar bangsa kita yang setingkat
dengan paham atau isme-isme besar dunia dewasa ini seperti misalnya di
beralisme, sosialisme, komunisme. Upaya untuk mempelajari serta mengkaji
Pancasila tersebut terutama dalam kaitannya dengan tugas besar bangsa Indonesia
untuk mengembalikan tatanan negara kita yang porak poranda dewasa ini.
Reformasi kearah terwujudnya masyarakat dan bangsa yang sejahtera tidak cukup
hanya dengan menggembangkan dan membesarkan kebencian, menggobarkan
sikap dan kondisi konflik antar elit politik, melaikan dengan segala kemampuan
dan intelektual serta sikap moral yang arif demi perdamaina dan kesejahteraan
bangsa dan negara sebagai mana yang telah diteladankan oleh para pendiri negara
kita dahulu.
Jikalau jujur sebenarnya dewasa ini banyak tokoh serta elit politik yang kurang
memahami filsafat hidup serta pandangan hidup bangsa kita Pancasila namun
bersikap seakan-akan memahaminnya akibatnya dalam proses reformasi dewasa
ini di artikan kebebasan memilih ideologi di negara kita, kemudia pemikiran
apapun yang di pandang menguntungkan demi kekuasaan dan kedudukan di
paksakan untuk di adopsi dalam sistem kenegaraan kita. Misalnya seperti
kebebasan pada masa reformasi dewasa ini yang jelas-jelas tidak sesuai dengan
nilai-nilai yang kita miliki dipaksakan pada rakyat sehingga akibatnya dapat kita
lihat sendiri sebagai macam gerakan massa secara brutal tanpa mengindahkan
kaidah-kaidah hukum yang belaku melakukan aksinya,
menjarah,merusak,menganiaya,bahkan menteror nampakanya dianggap sah-sah
saja. Negara melalui aparat keamanan tidak mampu berbuat banyak karena akan
berbahadapan dengan penegak HAM yang mendapat dukungan kekuatan
internaisional. Bahkan anehnya banyak tokoh-tokoh politik, elit politik dan
kelompok yang menamakan Lembaga Swadaya Masyarakat yang mendapat
dukungan dana internaisional dengan alasan menegakkan HAM tidak segan-segan
meneyeret saudara sendiri kemahkamah internaisional dengan kesalahan yang
tidak sepadan, dengan tanpa meperhitungkan solidaritas kebangsaan Indonseia.
Oleh karena itu kiranya merupakan tugas berat kalangan intelektual untuk
mengembalikan persepsi rakyat yang keliru tersebut kearah cita-cita bersama bagi
bangsa Indonesia dalam hidup bernegara.
BAB II
PEMBAHASAN
Pancasila dan badan bidang politik yang harus mendasarkan pada dasar
adalah subjek negara. Oleh karena itu kehidupan politik dalam negara harus
benar-benar untuk merealisasikan tujuan demi herkat dan martabat manusia.
Negara pada hakikatnya adalah suatu masyarakat hukum. Demi tegaknya hak-
hak warga negara maka diperlukan perundang-undangan negara. Dalam mengatur
ketertiban warga dalam rangka melindungi hak-hak warganya. Oleh karena itu
negara bertujuan melindungi segenap wilayah dan bangsanya. Adapun demi
tegaknya integritas seluruh masyarakat diperlukan suatu pertahanan negara dan
aparat hukum negara.
2.3 Kampus sebagai sumber moral force pengembangan Hukum dan Ham
PENUTUP
3.1KESIMPULAN
3.2SARAN
Demikian materi yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini semoga dapat
bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi pendengar atau pembaca. Kami sadar
bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan dalam makalah ini. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca dan pendengar.
DAFTAR PUSTAKA
Armanyuni.blogspot.com