BUDAYA
Dosen Pengampu: Ratika Sekar Ajeng A.,M.Pd
Disusun Oleh:
Ayu Hartina Sari 18882030017
A'yun Latifah Hanum 1888203012
Mochamad Buqori Muslim 1855201033
Dhea Sagita Putri 1844201025
Dian aprilia Briliani 1888203013
Dwi Cahya Puspita 1844201031
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA IPTEK, SENI
DAN BUDAYA”. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak serta berbagai sumber sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
belum sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
dan menambah pengetahuan serta pengalaman bagi para pembaca.
Halaman Judul
Kata Pengantar…………………………………………………………….
Daftar isi…………………………………………………………………...
BAB I ( PENDAHULUAN )
A. Latar Belakang……………………………………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………………...
C. Tujuan Pembahasan………………………………………………
BAB II ( PEMBAHASAN )
I.Pancasila Sebagai Paradigma Iptek
A. Pengertian Pancasila ..……………………….
B. Pengertian Paradigma ………… ..…........
C. Sejarah Ilmu Pengetahuan ………………………………
D. Perkembangan Iptek …………………………..
E. Definisi Teknologi ………………………..
F. Definisi Ilmu Pengetahuan ……………………..
G. Perkembangan IPTEK di Indonesia berdasarkan Pancasila ...
H. Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK ……….
I. Teknologi sebagai Bom Waktu ………………………..
Daftar Pustaka………………………………………………………….….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila
Pancasila adalah sebuah dasar negara yang dimiliki oleh negara Republik
Indonesia, pancasila juga dikenal sebagai dasar falsafah negara dan juga ideologi
negara. Dalam penggunaanya, Pancasila merupakan sebuah dasar dalam
pemerintahanan negara Republik Indonesia. Pancasila juga digunakan sebagai
dasar dalam mengatur seluruh penyelnggaraan negara Rebublik Indonesia. Dalam
pembukaan UUD 1945 Aliena ke-4 jelas digambarkan jika Pancasila adalah dasar
negara Republik Indonesia, berikut adalah bunyi dari Pembukaan UUD 1945
Aliena ke-4 tersebut :
“Kemudian dari pada itu untuk dapat membentuk suatu pemerintahan negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia serta seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, serta ikut dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi serta keadilan sosial maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang suatu Dasar
Negara Indonesia yang berbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang adil serta beradab, Persatuan Indonesia, serta
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, serta untuk mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.”
Yang dimaksud dalam hal ini adalah semua yang memiliki hubungan
dengan pelaksanaan kenegaraan harus selalu berlandaskan Pancasila. Selain itu
dalam seluruh pembentukan suatu peraturan dan juga peraturan yang telah berlaku
di negara Republik Indonesia juga harus belandaskan kepada Pancasila. Jadi dapat
dikatakan pancasila merupakan landasan/yang mengatur berbagai aspek tak
terkecuali dalam aspek perkembangan IPTEK, yang bertujuan dalam
perkembangannya IPTEK tidak melanggar nilai-nilai sila pancasila yang
merupakan sebuah dasar negara Republik Indonesia.Pancasila memiliki fungsi
utama sebagai sumber dari segala sumber hukum di negara Repbulik Indonesia,
yang membuat peraturan perundang-undangan yang ada di negara Republik
Indonesia haruslah berlandaskan kepada Pancasila dan tidak boleh bertentangan
dengan Pancasila. Adapun fungsi-fungsi lain dari Pancasila adalah sebagai berikut:
7. Merupakan perjanjian luhur, dalam hal ini Pancasila sudah disepakati secara
nasional pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang PPKI dimana pancasila
disepakatkan untuk menjadi dasar negara Repbulik Indonesia
Sebagai dasar untuk mewujudkan cita-cita dan juga tujuan yang ingin
diraih oleh bangsa Indonesia, adapun cita-cita tersebut adalah dapat terciptanya
masyarakat yang adil serta makmur dan juga terpenuhnya segala materi dan
spiritual.
B. Pengertian Paradigma
d) Tokoh atau ilmuwan masa yunani kuno antara lain: Thales, yang
mempelajari astronomi dan topik-topik pengetahuan termasuk fisika. Dan sebagian
sarjana mengakuinya pula sebagai ilmuwan pertama di dunia. Thales
mempertanyakan asal mula, sifat dasar dan struktur komposisi alam, yang
menurutnya semuanya berasal dari air sebagai materi daasar kosmis.
Bani Umayyah sebagai salah satu contohnya telah menemukan suatu cara
pengamatan astronomi pada abad 7 Masehi, yaitu sekitar 8 abad sebelum Galileo
Galilei dan Copernicus. Sedangkan kebudayaan Islam yang menaklukkan Persia
abd 8 Masehi telah mendirikan sekolah kedokteran di Jundishapur. Pada zaman
keemasan kebudayaan Islam dilakukan penerjemahan berbagai karya Yunani dan
bahkan Kholifah Al Makmun telah mendirikan Rumah kebajikan (House
Wisdom) pada abad 9 Masehi. Itu artinya bahwa perjalanan peradaban islam sudah
jauh lebih dulu terbentuk dibandingkan peradaban Barat.
Perang Salib (1100-1300) yang terulang sebanyak enam kali tidak hanya
menjadi ajang peperangan fisik, namun juga menjadikan para tentara atau
serdadu Eropa yang berasal dari berbagai negara itu menyadari kemajuan
negara-negara Islam, sehingga mereka menyebarkan ajaran
pengalaman mereka itu sekembalinya di negara masing-masing.
Pada tahun 1453 Istambul jatuh ke tangan Bangsa Turki, sehingga para
pendeta atau sarjana mengungsi ke Italia atau negara-negara lain. Mereka ini
menjadi pioner-pioner bagi pengembangan ilmu di Eropa.
Tokoh yang terkenal sebagai bapak Filsafat modern adalah Rene Descrates.
Ia telah mewariskan suatu metode berfikir yang menjadi landasan berfikir dalam
ilmu pengetahuan modern. Langkah-langkah descrates adalah sebagai berikut:
Tidak menerima apapun sebagai hal yang benar kecuali kalau diyakini
sendiri bahwa itu memang benar.
Diantara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan para filsuf, maka bidang fisika
menempati kedudukan yang paling tinggi. Menurut Root Fisika dipandang sebagai
ilmu pengetauan yang subjek materinya mengandung unsur-unsur fundamentasil
yang membentuk alam semesta.
Disamping teori tentang fisika, teori alam semesta dan lain-lain, maka
zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih.
Teknologi komunikasi dan informasi termasuk salah satu yang mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Mulai dari penemuan computer, berbagai satelit
komunikasi, internet dan lain sebagainya. Mobilitas manusia yang sangat tinggi
saat ini merupakan pengaruh teknologi komunikasi dan informasi. Dalam
pertengahan abad ini, dapat pula disaksikan lahirnya serangkaian ilmu antar
disiplin misalnya ilmu perilaku (behavioral science) yang menggabungkan ilmu
psikologi dengan berbagai cabang ilmu sosial seperti sosiologi , antropologi untuk
menelaah tingkah laku manusia. Contoh lain ilmu antar disiplin ialah Anatomi
Sosial manusiawi (Human Social anatomy) yang memadukan anatomi, ilmu fosil,
antropologi Ragawi, dan Etopologi studi tentang pola perilaku organisme).
D. Perkembangan Iptek
E. Definisi Teknologi
Akan tetapi, dijelaskan oleh Capra (107) teknologi jauh lebih tua daripada
sains. Asal-usulnya pada pembuatan alat berada jauh di awal spesies manusia,
yaitu ketika bahasa, kesadaran reflektif dan kemampuan membuat alat berevolusi
bersamaan. Sesuai dengannya, spesies manusia pertama diberi nama Homo habilis
(manusia terampil) untuk menunjukkan kemampuannya membuat alat-alat canggih.
Ilmu atau sains adalah pengetahuan tentang fakta baik itu yang bersifat
natural maupun sosial yang berlaku umum dan sistematis atau pengetahuan yang
sudah diatur menurut urutan dan arti serta menyeluruh dan sistematis. Bahasa ialah
ilmu, maka bahasa berlaku untuk umum dan sistematis. Siapa pun, kapan pun, di
mana pun, jika ingin mempelajari suatu bahasa, harus melalui tahap berbicara,
mendengar, membaca, dan menulis. Hal ini membuktikan bahwa bahasa adalah
ilmu yang mempunyai sifat umum dan sistematis yang dijadikan dasar/acuan.
1) Definisi menurut para ahli :
-) Moh. Hatta :
2) Syarat-syarat ilmu
-) Objektif :
Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah
yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam.
Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji
keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni
persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan
subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
-) Metodis
-) Sistematis
Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu
objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis
sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu ,
dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya.
Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat
merupakan syarat ilmu yang ketiga.
-) Universal
Akal
rasa
Contoh perkembangan IPTEK dari sila ketuhanan yang maha esa adalah
ditemukannya teknologi transfer inti sel atau yang dikenal dengan teknologi
cloning yang dalam perkembangannya pun masih menuai kotroversi. Persoalannya
adalah terkait dengan adanya “intervensi penciptaan” yang semestinya dilakukan
oleh Tuhan YME.
Contoh dari sila kelima ini adalah ditemukannya varietas bibit unggul padi
Cilosari dari teknik radiasi. Penemuan ini adalah hasil buah karya anak bangsa.
Diharapkan dalam perkembangan swasembada pangan ini nantinya akan
mensejahterakan rakyat Indonesia dan memberikan rasa keadilan setelah
ditingkatkannya jumlah produksi sehingga pada perjalanannya rakyat dari berbagai
golongan dapat menikmati beras berkualitas dengan harga yang terjangkau.
Dengan begitu Iptek pada hakekatnya tidak bebas nilai namun terikat
oleh nilai. Dan dalam pengembangannya juga dapat membawa dampak
positif yaitu memberikan kemudahan bagi kehidupan manusia. Contohnya yang
tadinya berhubungan menggunakan surat dengan adanya kemajuan IPTEK,
berhubungan jarak jauh bisa menggunakan telepon,jika dulunya membajak sawah
menggunakan alat tradisional kini bisa menggunakan peralatan dari mesin karena
kemajuan IPTEK. Selain itu juga mempermudah meluasnya berbagai informasi.
Serta bertambahnya pengetahuan dan wawasan karena dulu komputer, internet
dan handphone merupakan peralatan yang sangat canggih dimana hanya orang –
orang tertentu yang mampu membelinya dan menggunakannya, namun karena
perkembangan IPTEK peralatan elektronik tersebut menjadi benda yang menjamur
dimana tidak hanya orang – orang tertentu yang mampu menggunakannya bahkan
anak – anak dibawah umurpun menggunakannya.
Kita juga harus waspada dan memiliki sikap positif terhadap Pancasila
agar kita dapat menyaring dan memilih mana yang baik untuk dicontoh dan
menghindari yang buruk. Karena dengan perkembangan komunikasi memudahkan
hubungan antarbangsa di dunia dengan intensitas yang cukup tinggi sehingga
menyebabkan proses akulturasi dan saling mempengaruhi antara nilai – nilai dan
kebudayaan antarbangsa.
Oleh karena itu dalam menonton harus didampingi oleh orang tua agar anak
tersebut diarahkan ke hal yang positif sehingga nantinya anak itu tidak terjerumus
ke pergaulan bebas. Sebab sekarang ini banyak anak – anak dan remaja yang
terjerumus pergaulan bebas hanya karena terpengaruh temannya, tidak adanya
bimbingan dan perhatian dari orang tuanya atau bisa juga karena mendapat kiriman
video porno melalui handphone sehingga ada keinginan untuk menirukan apa yang
ada di video tersebut. Apalgi diperkuat oleh rayuan temannya yang sudah
terjerumus ke hal yang negatif.
Untuk itu anak – anak maupun remaja boleh – boleh saja di beri handphone,
tetapi harus selalu dikontrol agar dengan adanya handphone tersebut tidak untuk
hal – hal yang buruk tetapi untuk digunakan hal – hal yang positif seperti untuk
alat komunikasi sebagaimana mestinya.
Pancasila bukan merupakan ideologi yang kaku dan tertutup, namun justru
bersifat reformatif, dinamis, dan antisipatif. Dengan demikian Pancasilan mampu
menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) yaitu dengan tetap memperhatikan dinamika aspirasi
masyarakat. Kemampuan ini sesungguhnya tidak berarti Pancasila itu dapat
mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung, tetapi lebih menekan pada
kemampuan dalam mengartikulasikan suatu nilai menjadi aktivitas nyata dalam
pemecahan masalah yang terjadi (inovasi teknologi canggih). Kekuatan suatu
ideologi itu tergantung pada kualitas dan dimensi yang ada pada ideologi itu
sendiri.
Dengan memasuki kawasan IPTEK yang diletakan diatas Pancasila sebagai
paradigmanya, perlu dipahami dasar dan arah peranannya, yaitu :
1) Aspek ontologi
Bahwa hakekat IPTEK merupakan aktivitas manusia yang tidak mengenal titik
henti dalam upayanya untuk mencari dan menentukan kebenaran dan kenyataan.
5. Sila Keadilan sosial, memperkuat keadilan yang lengkap dalam alokasi dan
perlakuan, dalam pemutusan, pelaksanaan,perolehan hasil dan pemikiran
resiko, dengan memaksimalisasi kelompok-kelompok minimum dalam
pemanfaatan pengembangan teknologi.
Kita ketahui bahwa sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia
sudah menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia
berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih
aman dan sebagainya. Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang
menggunakan akalnya dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang
dihadapinya.
Indonesia memiliki budaya yang unik dan berbeda-beda. Namun tanpa alat
pemersatu bangsa yaitu Pancasila, maka perbedaan tersebut akan membuat bangsa
Indonesia terpecah belah. Oleh karena itu Pancasila dijadikan sebagai paradigma
pengembangan kebudayaan Indonesia. Artinya, Pancasila dijadikan asumsi-asumsi
dasar dalam pengembangan kebudayaan Indonesia. Sehingga Pancasila merupakan
inti kebudayaan Indonesia yang mengandung nilai-nilai budaya Indonesia.
Oleh sebab itu Moral Pancasila adalah juga dasar atau landasan ideal
pengembangan kebudayaan nasional Indonesia. Sesuai dengan itu dalam GBHN
1978 “Kebudayaan nasional terus dibina atas dasar norma – norma Pancasila dan
diarahkan pada penerapan nilai – nilai yang tetap mencerminkan kepribadian
bangsa dan meningkatkan nilai – nilai luhur”.
Pertama – tama hal itu berarti bahwa Moral Pancasila merupakan pedoman
evaluasi dan seleksi atau penyaringan unsur- unsur budaya yang digunakan untuk
menyusun dan mengembangkan kebudayaan kita. Unsur – unsur dari kebudayaan
daerah yng bertentangan dengan Pancasila harus ditolak dan disingkirkan secara
berangsur – angsur, sedangkan unsur – unsurnya yang sesuai dengan sila – silanya
dipelihara dan dikembangkan. Oleh sebab itu ditandaskan dalam GBHN bahwa
“perlu ditiadakan dan dicegah nilai – nilai sosial budaya yang bersifat feudal dan
kedaerahan yang sempit”. Hal itu juga berlaku bagi unsur – unsur kebudayaan –
kebudayaan asing. Dalam pembentukan kebudayaan nasional Indonesia kita harus
terbuka. Dalam penjelasan pasa 32 UUD1945 ditandaskan bahwa usaha
kebudayaan kita “tidak menolak bahan – bahan baru dari kebudayaan asing yang
dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia”. Dengan perkataan lain, kita
harus menolak unsur – unsur yang bertentangan dengan Pancasila tetapi bersedia
menyerap unsur – unsur positif yang sesuai dengan sila – silanya. Sehubungan
dengan itu dalam GBHN 1978 ditandaskan “Dengan tumbuhnya kebudayaan
nasional yang berkeribadian dan berkesadaran maka sekaligus dapat ditanggulangi
pengaruh kebudayaan asing yang negatif, sedang di lain pihak ditumbuhkan
kemampuan masyarakat untuk menyaring dan menyerap nilai – nilai dari luar yang
positif dan yang memang diperlukan bagi pembaharuan dalam proses
pembangunan.
Semuanya itu berarti bahwa kita harus terbuka untuk akulturasi. Dari sejarah
kita tahu bahwa kebudayaan yang menutup dirinya dan menolak pertukaran
dengan kebudayaan – kebudayaan lain biasanya macet dan ketinggalan jaman.
Akulturasi adalah perlu bagi setiap kebudayaan, tidak hany untuk berkembang
tetapi juga untuk bertahan. Pancasila adalah hasil akulturasi serupa itu seperti
ditandaskan oleh Presiden Soeharto pada Hari Ulang Tahun ke-24 Parkindo di
Surabaya tanggal 15 Nopember 1969: “Pancasila sebenarnya bukan lahir secara
mendadak pada tahun 1945, melainkan telah melalui proses yang panjang,
dimatangkan oleh sejarah perjuangan Bangsa kita sendiri, melihat pengalaman
bangsa – bangsa lain, diilhami oleh ide – ide besar dunia, dengan tetap berakar
pada kepribadian Bangsa kita sendiri dan ide besar Bangsa kita sendiri”. Dengan
perkataan lain, Pancasila adalah pusaka lama yang tumbuh dari jiwa dan
kebudayaan bangsa Indonesia, tetapi telah berkembang di bawah ilham ide – ide
besar dunia sehingga dapat menjadi dasar falsafat negara modern, lagi pula
berfungsi sebagai pangkal pembaruan lebih lanjut untuk membangun masadepan
bangsa yang lebih baik. Pancasila menolak pendirian sempit yang enggan
mengambil unsur – unsur asing, tetapi juga menolak pendirian ekstrem lainnya,
yang terlalu bersemangat untuk meniru segala sesuatu yang dating dari dunia Barat
dan mengacaukan modernisasi dengan westernisasi. Hal ini ditandaskan oleh
Presiden Soeharto pada Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-25 Univesitas
Gajah Mada tanggal 19 Desember 1974 sebagai berikut: “Dan jika dikatakan
bahwa pembangunan memerlukan pembaharuan, maka pembaharuan”
Sila ketiga, Persatuan Indonesia juga merupakan salah satu puncak kebudayaan
yang mencerminkan nilap budaya yang menjadi kebulatan tekad masyarakat
majemuk di kepulauan Nusantara untuk mempersatukan diri mereka sebagai satu
bangsa yang berdaulat.
Sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia tidak perlu
dijelaskan lagi, betapa sesungguhnya nilai-nilai keadilan itu menjadi landasan yang
membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan, kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial
Dari waktu ke waktu budaya barat semakin marak dan diserap dengan mudah
oleh masyarakat kita. Tidak peduli budaya itu merusak ataukah tidak, namun
nampaknya masyarakat kita lebih suka menghadapi budaya-budaya luar itu
daripada melestarikan budaya tanah airnya sendiri. Hal ini harus bisa disikapi
dengan seksama karena bila kebiasaan ini terus berlangsung tanpa proses
penyaringan dan pengontrolan, maka dapat dipastikan bahwa budaya Indonesia
akan hilang lenyap tinggal nama.
Permasalahan ini timbul bukan karena faktor luar, namun timbul dari diri
pribadi masing-masing warga masyarakat yang seakan malu dan menganggap kuno
budayanya sendiri. Beberapa contoh budaya asing yang sangat negatif namun telah
marak di Indonesia yaitu freesex, pengkonsomsian narkoba, dan abortus. Freesex
ini bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa saja, namun dari golongan remajalah
yang sekarang ini marak diberikan misalnya saja kasus Itenas 1). Pengkonsomsian
narkoba dilakukan orang barat untuk merilekskan pikiran mereka dari berbagai
macam kerumitan hidup, untuk menambah stamina, semangat, dan kreatifitas saat
bekerja itupun dengan dosis aman bagi mereka. Namun di Indonesia
mengkonsumsi narkoba adalah ajang coba-coba dan cara menghilangkan stres
tanpa mengetahui kandungan zat berbahaya yang ada di dalamnya. Sehingga tidak
jarang kasus kematian, tindak kriminal dan kenakalan remaja yang disebabkan
benda haram tersebut. Kasus abortus ini sebenarnya tidak terlalu jauh hubungannya
dengan kasus freesex inilah banyak kaum wanita yang hamil di luar nikah dan
karena rasa malu kebanyakan para wanita itu melakukan aborsi. Selain dibenci
oleh Tuhan, kegiatan ini dapat mencelakai pihak wanita itu sendiri. Namun, selain
mempunyai sisi negatif budaya barat juga memnpunyai pengaruh positif pada
budaya Indonesia, misalnya dalam bidang IPTEK, pembangunan, dsb, yang
tentunya kesemuanya itu tidak terlepas dari pengawasan Pancasila sebagai
paradigma kehidupan di Indonesia 2).
Konflik perlu dimaknai sebagai suatu jalan atau sarana menuju perubahan
masyarakat. Keterbukaan dan keseriusan dalam mengurai akar permasalahan
konflik dan komunikasi yang baik dan terbuka antarpihak yang berkepentingan
merupakan cara penanganan konflik yang perlu dikedepankan. Adanya data dan
informasi yang jujur dan dapat dipahami oleh semua pihak yang berkepentingan
merupakan syarat bagi terjalinnya komunikasi di atas. Keragaman budaya yang ada
bisa juga berarti keragaman nilai-nilai. Keragaman nilai bangsa kita seharusnya
dipandang sebagai modal bangsa, bukan sebagai sumber konflik.
Pancasila yang digali dan dirumuskan para pendiri bangsa ini adalah sebuah
rasionalitas kita sebagai bangsa majemuk, multi agama, multi bahasa, multi budaya,
dan multi ras, yang bergambar dalam Bhineka Tunggal Ika. Kebinekaan Indonesia
harus dijaga sebaik mungkin. Kebhinekaan yang kita inginkan adalah kebhinekaan
yang bermartabat. Untuk menjaga kebhinekaan yang bermartabat itulah, maka
berbagai hal yang mengancam kebinekaan harus ditolak. Namun dengan
kebhinekaan tersebut hingga saat ini bangsa Indonesia belum memiliki identitas
kebudayaan yang jelas. Selama ini Indonesia hanya memiliki identitas semu yang
belum mantap tetapi dipaksakan seolah-olah menjadi ciri khas kebudayaan. Hal
inilah yang mengakibatkan peselisihan dan menimbulkan konflik.
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA