sebagai zaman Siti Nurbaya, Sarwadi (2004:24) mengatakan bahwa nama Balai Pustaka merujuk pada dua pengertian, yaitu (1) sebagai nama penerbit, (2) sebagai suatu nama angkatan dalam sastra Indonesia.
Perhatikan pernyataan A. Teeuw, berikut ini: “Balai
Pustaka tidak saja mendorong para pengarang Indonesia supaya menciptakan roman dengan memfasilitasi penerbitan yang pada masa itu tidak diberikan oleh penerbit swasta, akan tetapi biro itu juga menjamin kepada mereka sidang pembaca yang lebih luas.” Jenis sastra periode ini terutama adalah roman, ada juga cerita pendek tetapi sedikit. Roman pada angkatan balai pustaka ini dipengaruhi oleh sastra terjemahan. Roman dalam sastra Indonesia diawali dengan penerbitan Azab dan Sengsara karya Merari Siregar. Roman Azab dan Sengsara buah tangan Merari Siregar merupakan kritik tak langsung kepada berbagai adat dan kebiasaan buruk kuna yang tidak lagi sesuai dengan zaman modern. Roman ini ialah roman yang pertama tentang kawin paksa yang kemudian untuk kurang lebih dua puluh tahun lamanya menjadi tema yang paling digemari dan paling banyak dikemukakan dalam roman-roman Indonesia. Pengarang dan Karya-Karyanya
Nur Sutan Iskandar :
a. Apa Dayaku Karena Aku Perempuan (roman; BP, 1923) b. Korban Karena Percintaan (roman; BP, 1924) c. Salah Pilih (roman; BP, 1928) Abdul Muis : Salah Asuhan Marah Rusli : Sitti Nurbaya M. Kasim : Muda Teruna Merari Siregar : Azab dan Sengsara I Gusti Njoman Pandji Tisna : Ni Rawit Ceti Penjual Orang HaturnuhunSyukronDankeArigato uKamsahamidaTerimakasihThank you