Anda di halaman 1dari 26

periodisasi karya

sastra di Indonesia
Menemukan
perbedaan
karakteristik angkatan
melalui membaca
karya sastra yang
dianggap penting
pada setiap periode
Secara garis besar, sastra Indonesia telah
mengalami tiga zaman. Yaitu sastra
lama, sastra zaman peralihan, dan satra
baru.

a. Sastra lama b. Sastra Baru


tema : isatana sentris tema: sosial sentris
perkembangan : statis perkembangan : dinamis
bahasa : variatif
bahasa : ekspresi
nama pengarang : ada
nama pengarang : anonim nama pengarang
akhir cerita : happy ending akhir cerita: bebas, variatif
pengaruh : sastra Hindu- pengaruh: sastra Barat
Budha
Menurut periodenya sastra dibagi
menjadi beberapa angkatan
 Angkatan pujangga lama
 Angkatan sastra melayu lama
Sastra lama
 Angkatan ’20-an / Angkatan Balai Pustaka
 Angkatan ’30-an /Angkatan Pujangga Baru
 Periode ’45
Sastra
 Angkatan ‘66 baru
 Angkatan ’70-an
 Angkatan ’80-an
 Angkatan Reformasi
 Angkatan 2000
Angkatan pujangga lama
 Pujangga lama merupakan bentuk
pengklasifikasian karya sastra di Indonesia
yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada
masa ini karya satra di dominasi oleh syair,
pantun, gurindam, dan hikayat.
Angkatan ’20-an atau Angkatan Balai Pustaka
Disebut Angkatan Dua Puluhan karna novel
yang pertama kali terbit adalah novel Azab
dan Sengsara yang diterbitkan pada tahun
1921 oleh Merari siregar. Disebut pula
sebagai Angkatan Balai Pustaka karna
karya-karya tersebut banyak diterbitkan
oleh penerbit Balai Pustaka.
 Ciri-ciri roman angkatan balai pustaka :
1. Bercorak romantisme sentimental (menyentuh
perasaan
2. Temanya adalah hal-hal yang berkaitan dengan
adat istiadat masyarakat setempat, misalnya
kawin paksa
Angkatan ’30-an atau Angkatan Pujangga
Baru
Istilah Angkatan Pujangga Baru untuk
karya-karya yang lahir tahun ’30-’40-an,
diambil dari majalah “Pujangga Baroe” yang
terbit tahun 1933. Disebut sebagai
Angkatan Tiga Puluhan sebab sngkatan ini
lahir pada tahun ’30-an.
 Ciri-ciri angkatan pujangga baru :
1. Romantisme idealis
2. Tema pada umumnya tentang emansipasi
wanita
3. Kesadaran akan perlunya semangat
pergerakan kebangsaan
4. Puisinya menyuarakan cinta tanah air dan
cinta kepada Tuhan
Periode ‘45
Disebut juga sebagai Angkatan Chairil
Anwar karena perjuangan Chairil Anwar
dalam melahirkan angkatan ’45 ini. Disebut
juga sebagai angkatan kemerdekaan karena
dilahirkan pada tahun Indonesia
memproklamirkan kemerdekaan.
 Ciri-ciri angkatan 45 :
1. Bercorak realistis
2. Temanya mengenai patriotisme, revolusi,
dan perlawanan terhadap penjajah
3. Puisinya bebas (tidak terikat seperti pantun)
4. Bentuk prosa menggunakan bahasa yang
ekonomis, kata-katanya padat dan pendek-
pendek
Angkatan ‘66
Nama Ankatan ’66 dicetuskan oleh Hans
Bague Jassin melalui bukunya yang berjudul
Angkatan ’66 bersamaan dengan kondisi
politik Indonesia yang tengah kacau akibat
PKI.
 Ciri-ciri angkatan 66 hingga sekarang
(2000’an)
1. Tema tentang kritik /protes sosial dan poitik
(untuk puisi)
2. Tema tentang kemanusiaan dan
kemasyarakatan secara umum (untuk prosa)
Angkatan ’70-an
Sekitar tahun ’70-an, muncul karya-karya
sastra yang lain dari sebelumnya yang
dimana tidak menekankan pada makna kata
yang kemudian digolongkan kedalam jenis
sastra kontemporer.
Angkatan ’80-an
Karya sastra Indonesia pada setelah tahun
1980 ditandai dengan banyaknya roman
pecintaan karya sastrawan wanita yang
menonjol pada masa tersebut.
Angkatan Reformasi
Munculnya angkatan ini ditandai dengan
dengan maraknya karya sastra yang
bertemakan seputar reformasi. Sastrawan
Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan
social dan politik yang terjadi pada akhir
tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya
Orde Baru.
Angkatan 2000
 Setelah wacana tentang lahirnya
sastrawan Angkatan Reformasi muncul,
namun tidak berhasil dikukuhkan karena
tidak memiliki juru bicara, Korrie Layun
Rampan pada tahun 2002 melempar wacana
tentang lahirnya "Sastrawan Angkatan 2000"

Anda mungkin juga menyukai