Periodisasi
Sastra Indonesia terbagi menjadi 2
bagian besar, yaitu:
lisan
tulisan
Pujangga Lama …
Salah satu halaman Hikayat Abdullah
Sejarah …
Syair …
Syair Bidasari
Syair Hukum Nikah karya Raja Ali Haji
Syair Ken Tambuhan
Syair Siti Shianah karya Raja Ali Haji
Syair Sultan Abdul Muluk karya Raja Ali
Haji
Syair Suluh Pegawai karya Raja Ali Haji
Syair Raja Mambang Jauhari
Syair Raja Siak
Gurindam …
Gurindam Dua Belas karya Raja Ali
Haji
Kitab agama …
Merari Siregar
Azab dan Sengsara (1920)
Binasa kerna Gadis Priangan (1931)
Cinta dan Hawa Nafsu
Marah Roesli
Siti Nurbaya (1922)
La Hami (1924)
Anak dan Kemenakan (1956)
Muhammad Yamin
Tanah Air (1922)
Indonesia, Tumpah Darahku (1928)
Kalau Dewi Tara Sudah Berkata
Ken Arok dan Ken Dedes (1934)
Nur Sutan Iskandar
Apa Dayaku karena Aku Seorang
Perempuan (1923)
Cinta yang Membawa Maut (1926)
Salah Pilih (1928)
Karena Mentua (1932)
Tuba Dibalas dengan Susu (1933)
Hulubalang Raja (1934)
Katak Hendak Menjadi Lembu
(1935)
Tulis Sutan Sati
Tak Disangka (1923)
Sengsara Membawa Nikmat (1928)
Tak Membalas Guna (1932)
Memutuskan Pertalian (1932)
Djamaluddin Adinegoro
Darah Muda (1927)
Asmara Jaya (1928)
Abas Sutan Pamuntjak Nan Sati
Pertemuan (1927)
Abdul Muis
Salah Asuhan (1928)
Pertemuan Djodoh (1933)
Aman Datuk Madjoindo
Menebus Dosa (1932)
Si Cebol Rindukan Bulan (1934)
Sampaikan Salamku Kepadanya
(1935)
Pujangga Baru …
Sutan Takdir Alisjahbana pelopor Pujangga Baru
Angkatan 1945 …
Chairil Anwar pelopor Angkatan 1945
Chairil Anwar
Kerikil Tajam (1949)
Deru Campur Debu (1949)
Asrul Sani, bersama Rivai Apin dan
Chairil Anwar
Tiga Menguak Takdir (1950)
Idrus
Dari Ave Maria ke Djalan Lain ke
Roma (1948)
Aki (1949)
Perempuan dan Kebangsaan
Achdiat K. Mihardja
Atheis (1949)
Trisno Sumardjo
Katahati dan Perbuatan (1952)
Utuy Tatang Sontani
Suling (drama) (1948)
Tambera (1949)
Awal dan Mira - drama satu babak
(1962)
Suman Hs.
Kasih Ta' Terlarai (1961)
Mentjari Pentjuri Anak Perawan
(1957)
Pertjobaan Setia (1940)
Telegram Ismail
(1973) Marahimin
Dan Perang
Stasiun (1977)
Pun Usai
Pabrik
(1979)
Gres
Wisran Hadi
Bom
Empat
Orang
Melayu
Jalan Lurus
Angkatan 1980 - 1990an …
Angkatan Reformasi …
Angkatan 2000-an …
Revitalisasi sastra
pedalaman
Revitalisasi sastra pedalaman atau lebih
dikenal dengan singkatan RSP adalah
gerakan kesusastraan Indonesia yang
dilakukan pada dasawarsa 1990-an,
dipelopori oleh beberapa sastrawan
antara lain Triyanto Triwikromo,
Sosiawan Leak, Kusprihyanto Namma,
Beno Siang Pamungkas, Wijang Wharek
Al-Mauti, dan Bagus Putu Parta. [5][6][7]
Revitalisasi sastra pedalaman mencakup
tiga hal, yaitu menghindari pemusatan
sosialisasi nilai-nilai sastra hanya pada
Jakarta, surat kabar bukan menjadi satu-
satunya alternatif dalam melakukan
sosialisasi sastra, dan membentuk
jaringan serta komunikasi/kantung-
kantung budaya di mana saja, dan
dengan siapa saja. Salah satu aktivitas
RSP adalah menerbitkan Jurnal Revitali
Sastra Pedalaman yang terbit sampai
edisi ke-3, pada tahun 1995.
Angkatan Kosong-kosong
Angkatan Kosong-kosong adalah nama
gerakan kesusasteraan Indonesia yang
dimulai di Kota Tegal pada tahun 2010,
dengan mengambil tema Membongkar
Politisasi Kesusasteraan Indonesia. Tiga
hal penting yang diangkat dalam gerakan
tersebut antara lain: tidak adanya
angkatan dalam kesenian indonesia,
tidak perlu adanya pembedaan antara
pusat dan daerah, dan menolak
anggapan bahwa masyarakat tidak tahu
seni. Istilah "Angkatan Kosong-kosong"
kali pertama dicetuskan oleh W.S.
Rendra yang memberikan gelar
kepenyairan kepada penyair Tegal,
Widjati.[8]
Cybersastra
Era internet memasuki komunitas sastra
di Indonesia. Banyak karya sastra
Indonesia yang tidak dipublikasi berupa
buku namun termaktub di dunia maya
(Internet), baik yang dikelola resmi oleh
pemerintah, organisasi nirlaba, maupun
situs pribadi. Medy Loekito telah
mengawali era ini pada awal dasawarsa
2000-an, dengan mengelola laman
sastra www.cybersastra.net yang
sekarang sudah tidak beroperasi lagi.
Temu sastra
Sejak dasawarsa 1980-an, para
sastrawan Indonesia sudah mulai
menyelenggarakan temu sastra dalam
bentuk gerakan kesusastraan, kemah
sastra, kajian sastra, dan peluncuran
buku-buku sastra. Sastra kontekstual
merupakan perintis gerakan kesusatraan
yang diselenggarakan di Surakarta, Jawa
Tengah, pada tahun 1984, dipelopori oleh
Ariel Heryanto, Arief Budiman,
Murtidjono, dan Halim HD, yang
menyorot perkembangan sastra modern
Indonesia yang memiliki kecenderungan
yang kebarat-baratan. Gerakan ini
menolak nilai universal dalam ranah
sastra dan membebaskan nilai itu
tumbuh dan berubah sepanjang sejarah
yang berbeda dari suatu tempat dan
waktu, dari kelompok ke kelompok
lainnya.
Selanjutnya, pada dasawarsa 1990-an,
muncul pula Revitalisasi sastra
pedalaman yang lebih mengutamakan
pemasyarakatan karya secara langsung
kepada publik dengan cara pembacaan
karya dan penyelenggaraan berbagai
macam pertunjukan seni. Gerakan ini
dirintis oleh Triyanto Triwikromo,
Sosiawan Leak, Wijang Wharek,
Kusprihyanto Namma, dan Beno Siang
Pamungkas.
Penghargaan di bidang
kesusastraan
Dalam rangka memberikan apresiasi
sebagai tanda penyemangat bagi para
sastrawan Indonesia atas prestasi
mereka, beberapa lembaga nirlaba telah
menyelenggarakan perhelatan tahunan
berupa penganugerahan penghargaan di
bidang kesusastraan, antara lain:
Referensi
1. ^ Ricklefs, M.C. (1991). A History of
Modern Indonesia 1200-2004.
London: MacMillan. hlm. 117.
2. ^ Mahayana, Maman S, Oyon Sofyan
(1991). Ringkasan dan Ulasan Novel
Indonesia Modern. Jakarta:
Grasindo. hlm. 370.
3. ^ Yudiono (2007). Pengantar
Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta:
Grasindo. hlm. 167.
4. ^ The Jakarta Post: Ariel Heryanto,
Valuing popular culture , diakses 6
Maret 2015
5. ^ Salihara: SUARA-SUARA DARI
TEPIAN NEGERI , diakses 24
Februari 2017
6. ^ Google Books: Leksikon
Kesusastraan Indonesia , diakses
24 Februari 2017
7. ^ Komunitas Sastra: TENTANG
“SASTRA PEDALAMAN” ITU ,
diakses 24 Februari 2017
8. ^ Pantura News: Sejumlah Penyair
Hadiri Diskusi Angkatan Kosong-
kosong , diakses, 21 Maret 2017
9. ^ Kompas: Sekjen MPR Apresiasi
Sastrawan Negeri Poci , diakses 28
Maret 2017
10. ^ Badan Bahasa Kemdikbud:
Musyawarah Nasional Sastrawan
Indonesia diakses 15 Juli 2017
11. ^ Badan Bahasa Kemdikbud: Munsi
II diakses 17 Juli 2017
Lihat pula …
Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Sastra_Indonesia&oldid=16477412"