Sastra lama, sering juga di sebut dengan kesusastraan klasik atau tradisional (sastra Melayu). Zaman
berkembangnya kesusastraan klasik ini ialah sebelum masuknya pengaruh Barat ke Indonesia atau
bersamaan dengan masuknya agama Islam pada abad ke-13. Peninggalan sastra lama terlihat pada dua
bait syair pada batu nisan seorang muslim di Minye Aceh. Bentuk-bentuk kesusastraan yang
berkembang adalah dongeng, mantra, pantun, dan sejenisnya.
1. Anonim.
Semua sastra lama yang terdapat di Indonesia tidak ada nama pengarangnya. Siapa yang tahu
pengarang ataupun pencipta legenda maling kundang? Siapa yang tahu pengarang legenda
tangkuban perahu? Siapa yang tahu pengarang cerita si kadang kuya dan si kadang monyet?
Bisa dipastikan tidak ada orang yang tahu siapa pengarangnya.
2. Istana sentries.
Mayoritas sastra lama banyak berkisah tentang cerita-cerita di sekitar lingkungan kerajaan.
Ini tidak mengherankan, karena pada masa lalu, banyak kerajaan yang berjaya di Indonesia.
3. Tema karangan bersifat fantastis.
4. Karangan berbentuk tradisional.
Sastra lama muncul berdasarkan adat kepercayann masyarakat pada masa lalu. Adat
kepercayaan setiap suku dan daerah berbeda, oleh karena itu banyak timbul dongengdongeng
maupun legenda (keduanya termasuk jenis sastra lama) yang berbeda di setiap daerah
5. Proses perkembangannya statis. (Disebarkan Secara lisan).
Seperti yang telah dijelaskan mengenai pengertian sastra lama, yaitu sastra yang berbentuk
cerita lewat lisan. Maka penyebarannya pun lewat lisan melalui cerita-cerita yang
disampaikan masyarakat secara turun temurun.
6. Bahasa klise.
1. Mantra
Mantra merupakan karya sastra lama yang berisi pujian-pujian terhadap sesuatu yang ghaib atau yang
dikeramatkan, seperti dewa, roh dan binatang. Mantra biasanya diucapkan oleh pawang atau dukun
sewaktu melakukan upacara keagamaan ataupun ketika berdoa. Contohnya mantra bertanam padi.
2. Pantun.
Pantun merupakan puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam satu baitnya. Baris pertama dan
kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempatnya adalah isi. Bunyi terakhir pada
kalimat-kalimanya berpola a-b-a-b.
Dengan demikian, bunyi akhir pada kalimat ketiga dan bunyi akhir kalimat kedua sama dengan bunyi
akhir pada kalimat keempat.
3. Gurindam
Gurindam disebut juga sajak peribahasa atau sajak dua seuntai. Gurindam memiliki beberapa
persamaan dengan pantun yakni pada isinya. Gurindam banyak mengandung nasihat atau pendidikan,
terutama yang berkaitan dengan masalah keagamaan. Gurindam terdiri atas dua kalimat. Kalimat
pertama berhubungan langsung dengan kalimat keduanya. Kalimat pertama selalu menyatakan pikiran
atau peristiwa, sedangkan kalimat keduanya menyatakan keterangan atau penjelasannya. Pengarang
terkenal gurindam adalah Raja Ali Haji.
4. Syair
Syair adalah bentuk puisi klasik yang merupakan pengaruh kebudayaan Arab. Dilihat dari jumlah
barisnya, syair hampir sama dengan pantun, yakni sama-sama terdiri atas empat baris. Perbedaannya
terletak pada persajakan. Pantun bersajak a-b-a-b, sedangkan syair bersajak a-a-a-a. Selain itu, pantun
memiliki sampiran, sedangkan syair tidak memilikinya.
5. Dongeng binatang
Dongeng binatang atau fabel adalah cerita yang tokoh-tokohnya berupa binatang dengan peran
layaknya manusia. Binatang-binatang itu dapat berbicara makan, minum, berkeluarga sebagaimana
halnya dengan manuia. Fabel tidak hanya dikenal di masyarakat nusantara, melainkan hampir dikenal di
seluruh dunia. Bila pelaku popular fabel pada masyarakat Melayu itu adalah kancil, maka di Jawa Barat
adalah kera, di Eropa adalah serigala dan di Kamboja adalah kelinci.
6. Legenda
Legenda atau dongeng tentang asal-usul, terbagi ke dalam tiga jenis, yakni sebagai berikut.
Cerita asal-usul tumbuh-tumbuhan, misalnya asal usul padi, asal-usul pohon jagung, asal-usul
pohon pisang.
Cerita asal-usul binatang, contohnya asal usul pertengkaran kucing dengan anjing, asal-usul kuda
tidak bertanduk, asal-usul ikan berdarah merah.
Cerita asal-usul terjadinya suatu tempat, misalnya asal-usul dari gunung Tangkuban Perahu, dan
asal-usul danau Toba.
7. Dongeng pelipur lara
Dongeng pelipur lara ini bersifat komedi, isinya dipenuhi dengan kisah-kisah lucu.
8. Hikayat
Hikayat berasal dari India dan Arab. Hikayat berisikan cerita para dewa, peri pangeran, putri, ataupun
kehidupan para bangsawan. Hikayat banyak dipenuhi cerita-cerita ghaib dan berbagai kesaktian.
Karena tokoh da latarnya banyak yang mengambil dai sejarah, cerita terselubung sering disebut cerita
sejarah.
Sejarah dalam sastra lama ini terbagi atas sejarah balai pustaka, sejarah angkatan 45 dan sejarah
pujangga