Anda di halaman 1dari 11

LITERASI KEBAHASAAN DAN

SASTRA INDONESIA PENDAS


“ PERIODISASI SASTRA “

OLEH
KELOMPOK 2
KADEK DWI RAHAYU WIDIARTHA 2029042013
NI WAYAN BUDI ARTINI 2029042023
I DEWA AYU TINI UDAYANI 2029042026
PERIODERISASI SASTRA BAHASA INDONESIA

• Periodisasi sastra adalah pembagian perkembangan kesusastraan yang pengelompokkannya berdasarkan pada
periode waktu tertentu, dimana dalam periode tersebut sastra memiliki ciri khas yang serupa.

• Periodisasi merupakan pembabakan sejarah perkembangan kesusastraan menurut kriteria yang ditentukan
oleh sudut pandang peneliti. Kriteria atau dasar penggolongan periodisasi itu bermacam-macam, misalnya
berdasarkan masa penerbitan karya sastra, pertimbangan intrinsik karya sastra, pertimbangan ekstrinsik karya
sastra, dan berdasarkan pada perbedaan norma umum dalam sastra sebagai pengaruh situasi zaman.

Periode sastra membahas mengenai perkembangan sastra dari masa ke masa.


Di Indonesia, periodisasi sastra secara umum dibagi menjadi :
1. KESUSASTRAAN LAMA

MASA KESUSASTRAAN PURBA MASA KESUSASTRAAN PENGARUH HINDU MASA KESUSASTRAAN PENGARUH ARAB

Kesusastraan purba merupakan Masuknya agama Hindu ke Indonesia ikut Masuknya ajaran Islam ke Indonesia
mempengaruhi perkembangan sasatra melayu purba turut menambah khasanah kesusastraan
kesusastraan melayu sebelum
dan kesusastraan daerah. Agama Hindu Melayu dan daerah. Ajaran islam
masuknya pengaruh Hindu dan Arab. memunculkan dongeng-dongeng yang berhubungan mempengaruhi munculnya sastra dalam
Pada masa ini kesusastraan masih dengan dewa-dewa dan kepercayaan lain seperti
bentuk prosa dan puisi yang khas
bersifat lisan atau leluri, karena masih cerita Mahabharata dan Ramayana, dan dalam puisi
kesusastraan Arab dan Persia.
muncul bentuk gurindam. Sejak masa kesusastraan
banyak yang tidak mengenal tulisan Contohnya dalam bentuk puisi adalah
yang dipengaruhi hindu ini mulai dikenal
atau aksara. Karangan, baik berupa syair, rubai, nazam, dan gazal,
kesusastraan tertulis yang dibuktikan dari banyaknya
sedangkan contoh dalam bentuk prosa
puisi atau pun prosa disampaikan ditemukan prasasti-prasasti dalam tulisan India
(tulisan Pallawa), meskipun penyampaian sastra
dikenal hikayat seperti Hikayat 1001
mulut ke mulut oleh seorang yang
melalui lisan juga masih banyak. malam dan dongeng Abu Nawas
disebut tukang cerita atau pelipur lara.
CIRI – CIRI KESUSASTRAAN LAMA

a. Karya sastra disampaikan secara lisan (leluri)


d. Isi cerita bersifat khayalan fantastis yang tidak
masuk akal
b. Tidak diketahui siapa pengarangnya

c. Isi karangan istana sentris atau selalu e. Isi cerita mengandung pengaruh agama dan
menceritakan kehidupan raja, istana dan kepercayaan Hindu dan Arab
putra-putri raja
2. KESUSASTRAAN PERALIHAN / MASA
ABDULLAH
Kesusastraan masa peralihan juga disebut dengan masa Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi. Abdullah adalah
seorang tokoh sastra yang mempengaruhi perubahan dalam karya sastra melayu lama yang awalnya bersifat
khayal, fantastis dan istana sentris menjadi karya sastra yang lebih bersifat objektif dan membahas masalah
kehidupan sehari-hari. Misalnya seperti kisah yang menceritakan perjalanan hidupnya dalam karya Hikayat
Abdullah. Jasa-jasa Abdullah dalam perkembangan kesusastraan yakni:

a. Membawa perubahan baru bagi kesusastraan Melayu dengan mengenalkan karya yang bersifat biografi.

b. Menerjemahkan kitab suci Al-Qur’an ke dalam bahasa Melayu.

c. Ikut serta dalam menyusun buku sejarah Melayu


3. KESUSASTRAAN BARU

MASA BALAI PUSTAKA MASA PUJANGGA BARU MASA ANGKATAN ‘45

Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-
Angkatan Balai Pusataka merupakan
banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai budaya telah mewarnai karya sastrawan Angkatan
karya sastra di Indonesia yang terbit Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada ’45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik
sejak tahun 1920, yang dikeluarkan masa tersebut, terutama terhadap karya sastra dibanding karya Angkatan Pujangga baru yang
romantik-idealistik. Karya-karya sastra pada
oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa yang menyangkut rasa nasionalisme dan
angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan
(roman, novel, cerita pendek dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru
merebut kemerdekaan seperti halnya puisipuisi
adalah sastra intelektual, nasionalistik dan
drama) dan puisi mulai menggantikan Chairil Anwar. Sastrawan angkatan ’45 memiliki
elitis. Pada masa itu, terbit pula majalah
kedudukan syair, pantun, gurindam konsep seni yang diberi judul “Surat Kepercayaan
Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir
Gelanggang”. Konsep ini menyatakan bahwa para
dan hikayat dalam khazanah sastra di Alisjahbana, beserta Amir Hamzah dan Armijn
sastrawan angkatan ’45 ingin bebas berkarya
Indonesia pada masa ini. Pane. sesuai alam kemerdekaan dan hati nurani.
3. KESUSASTRAAN BARU
MASA ANGKATAN 1950 – 1960-AN MASA ANGKATAN 1966 – 1970-AN MASA ANGKATAN 1980 – 1990-AN

Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah
Angkatan ini ditandai dengan terbitnya
sastra Kisah asuhan H.B. Jassin. Ciri angkatan ini tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman
adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita Horison (majalah sastra) pimpinan
percintaan, dengan sastrawan wanita yang
pendek dan kumpulan puisi. Majalah tersebut Mochtar Lubis. Semangat avant-garde menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya
bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan
sangat menonjol pada angkatan ini. sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar
majalah sastra lainnya, Sastra. Pada angkatan ini
luas diberbagai majalah dan penerbitan umum.
muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang Banyak karya sastra pada angkatan ini
Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan
bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat yang sangat beragam dalam aliran sastra dekade 1980-an ini antara lain adalah: Remy Sylado,
(Lekra) yang berkonsep sastra realisme-sosialis.
dengan munculnya karya sastra beraliran Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno
Timbullah perpecahan dan polemik yang
surealistik, arus kesadaran, arketip, dan Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi,
berkepanjangan di antara kalangan sastrawan di
Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby,
Indonesia pada awal tahun 1960; menyebabkan absurd. Penerbit Pustaka Jaya sangat
mandegnya perkembangan sastra karena masuk Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani,
banyak membantu dalam menerbitkan dan Tajuddin Noor Ganie.
kedalam politik praktis dan berakhir pada tahun
1965 dengan pecahnya G30S di Indonesia. karya-karya sastra pada masa ini.
3. KESUSASTRAAN BARU
MASA ANGKATAN 1980 – 1990-AN MASA ANGKATAN 1966 – 1970-AN MASA ANGKATAN 1980 – 1990-AN

Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah
Angkatan ini ditandai dengan terbitnya
sastra Kisah asuhan H.B. Jassin. Ciri angkatan ini tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman
adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita Horison (majalah sastra) pimpinan
percintaan, dengan sastrawan wanita yang
pendek dan kumpulan puisi. Majalah tersebut Mochtar Lubis. Semangat avant-garde menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya
bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan
sangat menonjol pada angkatan ini. sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar
majalah sastra lainnya, Sastra. Pada angkatan ini
luas diberbagai majalah dan penerbitan umum.
muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang Banyak karya sastra pada angkatan ini
Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan
bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat yang sangat beragam dalam aliran sastra dekade 1980-an ini antara lain adalah: Remy Sylado,
(Lekra) yang berkonsep sastra realisme-sosialis.
dengan munculnya karya sastra beraliran Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno
Timbullah perpecahan dan polemik yang
surealistik, arus kesadaran, arketip, dan Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi,
berkepanjangan di antara kalangan sastrawan di
Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby,
Indonesia pada awal tahun 1960; menyebabkan absurd. Penerbit Pustaka Jaya sangat
mandegnya perkembangan sastra karena masuk Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani,
banyak membantu dalam menerbitkan dan Tajuddin Noor Ganie.
kedalam politik praktis dan berakhir pada tahun
1965 dengan pecahnya G30S di Indonesia. karya-karya sastra pada masa ini.
3. KESUSASTRAAN BARU
G. MASA ANGKATAN REFORMASI

Seiring terjadinya pergeseran kekuasaan politik dari tangan Soeharto ke B.J. Habibie lalu KH Abdurahman
Wahid (Gus Dur) dan Megawati Sukarnoputri, muncul wacana tentang “Sastrawan Angkatan Reformasi”.
Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel, yang
bertema sosial-politik, khususnya seputar reformasi. Di rubrik sastra harian Republika misalnya, selama
berbulan-bulan dibuka rubrik sajak-sajak peduli bangsa atau sajaksajak reformasi. Berbagai pentas
pembacaan sajak dan penerbitan buku antologi puisi juga didominasi sajak-sajak bertema sosial-politik.
3. KESUSASTRAAN BARU
H. MASA ANGKATAN 2000-AN

Setelah wacana tentang lahirnya sastrawan Angkatan Reformasi muncul, namun tidak berhasil dikukuhkan
karena tidak memiliki juru bicara, Korrie Layun Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tentang
lahirnya “Sastrawan Angkatan 2000″. Sebuah buku tebal tentang Angkatan 2000 yang disusunnya
diterbitkan oleh Gramedia, Jakarta pada tahun 2002. Seratus lebih penyair, cerpenis, novelis, eseis, dan
kritikus sastra dimasukkan Korrie ke dalam Angkatan 2000, termasuk mereka yang sudah mulai menulis
sejak 1980-an, seperti Afrizal Malna, Ahmadun Yosi Herfanda dan Seno Gumira Ajidarma, serta yang
muncul pada akhir 1990-an, seperti Ayu Utami dan Dorothea Rosa Herliany.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai