Anda di halaman 1dari 4

Pembelajaran Sastra Sunda

October 15, 2016

Seperti hal-nya suku dan bangsa lain, masyarakat Sunda juga memiliki kekayaan budaya dalam
bentuk karya sastra. Sejak abad ke 14, sudah ditemukan kebudayaan Sunda yang bekenaan
dengan kesusastraan, misalnya saja bentuk karya sastra Carita Pantun. Kemudian keberadaan
dan kehidupan karya sastra Sunda berkembang hingga saat ini. Banyak sekali sastrawan Sunda
yang masih aktif menulis karya sastra Sunda (terutama Carita Pondok/Ceritra Pendek dan sajak),
dan dipublikasikan melalui media massa serta dicetak dan diedarkan melalui buku. Bahkan ada
sebagian sastrawan yang juga mempublikasikannya melalui media online dunia maya (jaringan
internet).

Berkenaan dengan perkembangan itu, maka banyak kritikus sastra Sunda yang kemudian
mengelempokan masa berkembangnya sastra Sunda ke dalam dua kelompok besar, yakni: 1)
Sastra (Sunda) Lama, dan 2) Sastra (Sunda) Modern. Ciri utama dari sastra Sunda lama menurut
periodesasi ini, ditandai dengan masanya; yaitu, jika sastra Lama lebih hidup ketika masa belum
mengenal media tulis, dan peredarannya memlalui tradisi lisan. Misalnya saja segala jenis bentuk
puisi mantra, jangjawokan, sisindiran, dll. Begitu pula dengan bentuk prosa, seperti dongeng, dll.
Sedangkan ciri dari sastra modern, adalah bentuk karya sastra yang hidup dan berkembang pada
masa media tulis/cetak, serta hidup dan berkembang melalui media massa cetak, buku dan media
modern lainnya. Misalnya saja karya sastra Ceritra Pendek/Carita Pondok, Novel, sajak, dll. Ciri
lain dari masa ini adalah adanya berbagai pengaruh luar/asing dalam bentuk dan isi karya sastra
yang ditulis para sastrawannya.

Sastra (Sunda) Lama

Carita Pantun

Carita Pantun adalah bentuk karya sastra lama asli milik masyarakat Sunda, arti bentuk sastra ini
tidak ditemukan di daerah lain. Carita pantun adalah bentuk karya sastra lisan yang sangat
panjang, karena kalau diceritrakan biasanya memakan waktu hingga semalam suntuk. Juru
Pantun adalah orang yang memiliki keahlian mantun, berceritra secara lisan, bagian-bagian
narasi, dialog  dan juga ngahaleuang(menyanyi). Pagelaran Carita Pantun biasa diiringi dengan
alat musik kacapi.

Carita Pantun biasanya berisi tentang kisah para satria putra raja yang dibebani tugas berat, yang
berjuang mengalahkan musuh-musuhnya seraya mengarungi berbagai halangan dan rintangan.
Biasanya ceitra diakhiri dengan kisah bahagia; sang satria berhasil mengalahkan musuh-
musuhnya dan berhasil mengemban tugas beratnya. Setting tempat dan waktu Carita Pantun
biasanya dikisahkan pada jaman kerajaan Sunda; Galuh dan Pajajaran (yang hidup dari abad ke-
13 hingga abad ke-16).
Isi Carita Pantun biasanya terdiri dari bagian; Rajah pembuka, isi dan rajah penutup. Sedangkan
contoh Carita Pantun yang terkenal adalah : 1) Lutung Kasarung, 2) Ciung Wanara, 3)
Mundinglaya Dikusumah.

Dongeng

Seperti hanya di daerah lain, di Daerah Sunda ada bentuk karya sastra yang disebut dongeng.
Dongeng adalah jenis ceritra yang umumnya berbentuk pendek. Ciri yang menonjong dari karya
dongeng adalah adanya ceritra yang mustahil terjadi, baik darijalan ceitranya, tokohnya maupun
tempat dan waktu terjadinya ceritra. Dilihat dari bentuknya, dongeng termasuk jenis karya sastra
Prosa (ugeran) walaupun ada kalanya dongeng juga mengandung bentuk karya sastra puisi, yang
biasa disebut kawih.

Kalau dilihat isinya, dongeng dapat dibagi jadi beberapa bagian :

 Dongeng yang menceritakan tentang kisah, ceritra dan sejarah seseorang, misalnya para
raja, tokoh, nabi, wali, serta manusia biasa. Contoh Dongeng “Prabu Siliwangi”, “Kean
Santang”, “Si Kabayan”, dll. (Disebut Dongeng Farabel)
 Dongeng yang menceritakan kehidupan binatang, seperti dongeng: “Kuya Monyet”,
“Peucang”, dll. (Disebut dongeng Fabel)
 Dongeng yang menceritakan asal-usul satu tempat, benda, gunung, sungai. Contohnya:
dongeng “Sasakala Gunung Tangkuban Parahu”, “Asal Mula Nagara Baduy”, dll.
(Disebut dongeng Sasakala/Legenda).
 Dongeng yang menceritakan mahluk gaib, hantu, siluman, dll. (Disebut dongeng Mite).

Mantra

Mantra adalah salah-satu bentuk karya sastra Sunda lama yang berbentuk puisi.

Puisi mantra dahulu dianggap memiliki kekuatan gaib. Diucapkan untuk memenuhi suatu tujuan
tertentu. Jenis-jenis mantra diantaranya : asihan, jangjawokan, ajian, singlar, rajah dan jampe.

Sisindiran

Sisindiran adalah bentuk karya sastra Sunda yang berbentuk puisi (berupa bait dan baris). Dalam
sastra Indonesia, sisindiran sanma dengan pantun. Yakni puisi yang terdiri dari bagian
sampiran/cangkang, dan bagian isi/eusi. Ada dua jenis sisindiran, yakni sisindiran Paparikan dan
sisindiran Rarakitan.

Bedanya, dalam sisindiran paparikan hanya ada persamaan bunyi, contoh:

Meuncit meri dina rakit

Boboko wadah bakatul

Lain nyeri ku panyakit


Kabogoh direbut batur.

Sedangkan dalam sisindiran rarakitan, ada bagian cangkang/sampiran, diulang di bagian isi/eusi,
contoh :

Sok hayang nyaba ka Bandung

Hayang nyaho nanjakna

Sok hayang nanya nu pundung

Hayang nyaho nyentakna

Sastra (Sunda) Modern

Carita Pondok/Cerita Pendek

Carita Pondok atau Carpon adalah salah-satu bentuk karya sastra Sunda modern yang ditulis
dalam bentuk prosa. Cerita pendek termasuk bentuk karya sastra moderen, karena mulai die
kenal dalam sastra Sunda sekitar tahun 1929. Carita Pondok ditulis dan disebarluaskan melalui
media buku, koran dan majalah hingga saat ini. Kumpulan Carita Pondok pertama dalam sastra
Sunda, diterbitkan tahun 1930, yang berjudul “Dogdog Pangrewong” Karangan GS, sedangkan
kumpulan cerpen dalam sastra Indonesia baru terbit tahun 1936, yaitu “Teman Duduk” karya
Muh. Kasim.

Hingga saat ini carpon dalam sastra Sunda masih terus ditulis oleh para sastrawan Sunda. Dimuat
dalam bentuk buku, dimuat dalam koran, majalah, bahkan media online (internet).

Sajak

Sajak dulu disebut puisi bebas, karena sajak memang karya sastra yang ditulisdalam bentuk puisi
(bait dan baris), yang tidak memiliki kaidah jumlah bait, baris serta persamaan bunyi. Sajak
adalah puisi yang ditulis secara bebas.

Seperti juga carpon, sajak ditulis dan disebar-luaskan oleh para penyair Sunda hingga saat ini.
Dimuat dalam bentuk buku, dimuat di majalah koran bahkan media online.

Novel

Novel adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk prosa yang panjang. Jalan ceritanya banyak
bagian-bagiannya. Begitu pula dengan tokoh yang diceritrakannya. Novel diterbitkan dalam
bentuk buku.

Dalam sejarah novel Sunda sudah ditulis dan dibukukan sejak tahun 1914. Novel pertama dalam
sastra Sunda; “Baruang Kanu Ngarora/Racun Untuk Kaum Muda”, karangan DK. Ardiwinata
diterbitkan tahun 1914, enam tahun lebih dahulu dibandingkan dengan novel dalam sastra
Indoensia, yaitu “Azab Dan Sengsara”  karangan Merari Siregar yang baru terbit pada tahun
1920.

Novel dalam sastra Sunda terus berkembang dan ditulis serta diterbitkan hingga saat ini.

Anda mungkin juga menyukai