Anda di halaman 1dari 19

SASTRA SUNDA

Seperti halnya suku dan bangsa lain, masyarakat Sunda juga


memiliki kekayaan budaya dalam bentuk karya sastra. Sejak abad
ke 14, sudah ditemukan kebudayaan Sunda yang bekenaan
dengan kesusastraan, misalnya saja bentuk karya sastra Carita
Pantun.Kemudian keberadaan dan kehidupan karya sastra Sunda
berkembang hingga saat ini. Banyak sekali sastrawan Sunda yang
masih aktif menulis karya sastra Sunda (terutama Carita
Pondok/Ceritra Pendek dan sajak), dan dipublikasikan melalui
media massa serta dicetak dan diterbitkan melalui buku. Bahkan
ada sebagian sastrawan yang juga mempublikasikannya melalui
media online dunia maya (jaringan internet).
MACAM-MACAM JENIS
SASTRA SUNDA

01.Cerita Pantun 04.Sisindiran

02.Dongeng 05.Cerita Pendek

03.Mantra 06.Sajak

07.Novel
01
CERITA PANTUN
Carita Pantun adalah bentuk karya sastra lama asli milik masyarakat Sunda, arti
bentuk sastra ini tidak ditemukan di daerah lain. Carita pantun adalah bentuk karya
sastra lisan yang sangat panjang, karena kalau diceritrakan biasanya memakan waktu
hingga semalam suntuk. Juru Pantun adalah orang yang memiliki keahlian mantun,
berceritra secara lisan, bagian-bagian narasi, dialog dan juga ngahaleuang(menyanyi).
Pagelaran Carita Pantun biasa diiringi dengan alat musik kacapi.
Carita Pantun biasanya berisi tentang kisah para satria putra raja yang dibebani tugas
berat, yang berjuang mengalahkan musuh-musuhnya sambil mengarungi berbagai
halangan dan rintangan. Biasanya ceitra diakhiri dengan kisah bahagia; sang satria
berhasil mengalahkan musuh-musuhnya dan berhasil mengemban tugas beratnya.
Setting tempat dan waktu Carita Pantun biasanya dikisahkan pada jaman kerajaan
Sunda; Galuh dan Pajajaran (yang hidup dari abad ke-13 hingga abad ke-16).
Isi Carita Pantun biasanya terdiri dari bagian; Rajah pembuka, isi dan rajah penutup
Sedangkan contoh Carita Pantun yang terkenal adalah : 1) Lutung Kasarung, 2) Ciung
Wanara, 3) Mundinglaya Dikusumah.
02
DONGENG
Seperti hanya di daerah lain, di Daerah Sunda ada bentuk
karya sastra yang disebut dongeng. Dongeng adalah jenis
ceritra yang umumnya berbentuk pendek. Ciri yang menonjong
dari karya dongeng adalah adanya ceritra yang mustahil terjadi,
baik dari jalan ceitranya, tokohnya maupun tempat dan waktu
terjadinya ceritra. Dilihat dari bentuknya, dongeng termasuk
jenis karya sastra Prosa (ugeran) walaupun ada kalanya
dongeng juga mengandung bentuk karya sastra puisi, yang
biasa disebut kawih.
Kalau dilihat isinya, dongeng dapat dibagi jadi beberapa bagian :

• Dongeng yang menceritakan tentang kisah, ceritra dan sejarah


seseorang, misalnya para raja, tokoh, nabi, wali, serta manusia
biasa. Contoh Dongeng “Prabu Siliwangi”, “Kean Santang”, “Si
Kabayan”, dll. (Disebut Dongeng Farabel)
• Dongeng yang menceritakan kehidupan binatang, seperti dongeng:
“Kuya Monyet”, “Peucang”, dll. (Disebut dongeng fabel)
• Dongeng yang menceritakan asal-usul satu tempat, benda, gunung,
sungai. Contohnya: dongeng “Sasakala Gunung Tangkuban
Parahu”, “Asal Mula Nagara Baduy”, dll. (Disebut dongeng
Sasakala/Legenda).
• Dongeng yang menceritakan makhluk gaib, hantu, siluman, dll.
(Disebut dongeng Tungau).
03
MANTRA
Mantra adalah salah satu bentuk karya sastra
Sunda lama yang berbentuk puisi.
Puisi dahulu mantra dianggap memiliki
kekuatan gaib. Diucapkan untuk memenuhi
suatu tujuan tertentu. Jenis-jenis mantra
diantaranya : asihan, jangjawokan, ajian,
singlar, rajah dan jampe.
04
SISINDIRAN
Sisindiran adalah bentuk karya sastra Sunda yang
berbentuk puisi (berrupa bait dan baris). Dalam
sastra Indonesia, sisindiran sanma dengan pantun.
Yakni puisi yang terdiri dari bagian
sampiran/cangkang, dan bagian isi/eusi. Ada dua
jenis sisindiran, yakni sisindiran Paparikan dan
sisindiran Rarakitan.
Bedanya, dalam sisindiran paparikan hanya ada persamaan
bunyi, contoh:
Meuncit meri dina rakit
Boboko wadah bakatul
Lain nyeri ku panyakit
Kabogoh direbut batur.
Sedangkan dalam sisindiran rarakitan, ada bagian
cangkang/sampiran, diulang di bagian isi/eusi, contoh :
Sok hayang nyaba ka Bandung
Hayang nyaho nanjakna
Sok hayang nanya nu pundung
Hayang nyaho nyentakna
05
CARITA PONDOK
Carita Pondok atau Carpon adalah salah satu bentuk karya sastra
Sunda modern yang ditulis dalam bentuk prosa. Cerita pendek
termasuk bentuk karya sastra modern, karena mulai dikenal dalam
sastra Sunda sekitar tahun 1929. Carita Pondok ditulis dan
disebarluaskan melalui media buku, koran dan majalah hingga saat
ini. Kumpulan Carita Pondok pertama dalam sastra Sunda terbit
tahun 1930 yang berjudul “Dogdog Pangrewong” Karangan GS,
sedangkan kumpulan cerpen dalam sastra Indonesia baru terbit tahun
1936, yaitu “Teman Duduk” karya Muh. Kasim.

Hingga saat ini carpon dalam sastra sunda masih terus ditulis oleh
para sastrawan sunda. Dimuat dalam bentuk buku, dimuat dalam
koran, majalah, bahkan media online (internet).
06
SAJAK
Sajak dulu disebut puisi bebas, karena sajak
memang karya sastra yang ditulis dalam bentuk puisi
(bait dan baris), yang tidak memiliki kaidah jumlah
bait, baris serta persamaan bunyi. Sajak adalah puisi
yang ditulis secara bebas.

Seperti juga carpon, sajak ditulis dan


disebarluaskan oleh para penyair Sunda hingga saat
ini. Dimuat dalam bentuk buku, dimuat di majalah
koran bahkan media online.
07
NOVEL
Novel adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk prosa yang
panjang. Jalan ceritanya banyak bagian-bagiannya. Begitu pula dengan
tokoh yang diceriterakannya. Novel diterbitkan dalam bentuk buku.
Dalam novel sejarah Sunda sudah ditulis dan dibukukan sejak tahun
1914. Novel pertama dalam sastra Sunda; “ Baruang Kanu
Ngarora/Racun Untuk Kaum Muda ”, karangan DK. Ardiwinata
diterbitkan tahun 1914, enam tahun lebih dahulu dibandingkan dengan
novel dalam sastra Indoensia, yaitu “ Azab Dan Sengsara” karangan
Merari Siregar yang baru terbit pada tahun 1920.

Novel dalam sastra Sunda terus berkembang dan ditulis serta


diterbitkan hingga saat ini.

Anda mungkin juga menyukai