Anda di halaman 1dari 5

ERA SASTRA JAWA DI INDONESIA (ABAD KE-19 HINGGA AWAL ABAD KE-20

Pengertian

Era sastra jawa merupakan priode di mana sastra di wilayah Nusantara terutama di
fokuskan dalam Bahasa jawa. Hal ini adalah zaman dimana banyak karya sastra jawa yang
lahir dengan mengangkat tema-tema lokal, kehidupan sehari-hari dan nilai-nilai budaya
jawa.

Sastra jawa secara global bisa dibagi menjadi 2 kategori yaitu baik yang ditulis dalam
bentuk prosa maupun puisi. Dalam bentuk prosa biasannya di sebut dengan gancaran
sedangkan dalam bentuk puisi di sebut dengan tembang.

Ciri Khas Di Era Sastra Jawa :


1). Penggunaan Bahasa Jawa.

Era ini dicirikan oleh pengunaan Bahasa jawa sebagai medium utama dalam karya sastra.
Bahasa jawa juga menjadi sarana yang kuat untuk menyamapaikan nilai-nilai budaya serta
ide yang ada di Masyarakat.

2). Cerita-cerita Lokal Dalam Kehidupan Sehari-hari.

Karya sastra dalam era banyak mengangkat cerita-cerita lokal dan kisah tentang kehidupan
sehari-hari Masyarakat jawa. Karya tersebut mencerminkan nilai-nilai adat, kearifan lokal
dan pandangan tentang kehidupan.

3). Gaya Bahasa Yang Santun.


Gaya penulisan dalam sastra jawa cenderung menggunakan Bahasa yang santun dan
bermakna. Gaya Bahasa ini membantu menghidupkan suasana dalam cerita dan
mencerminkan nuansa khas jawa.

4). Pengaruh Wayang Dan Kesenian Tradisional.

Kesenian tradisional wayang dan kesenian tradisional kulit memiliki pengaruh besar
terhadao sastra pada masa ini. Karya-karya sastra sering kali terinspirasi dari cerita-cerita
yang di perankan dalam pertunjukan wayang.

Dari kesenian tersebut setidaknya masih tampak jejak karya yang beberbentuk sastra lisan.
Contoh karya sastra didalam bentuk lisan yaitu matera-mantera karya ini masih sering
diajarkan oleh guru atau maupun dukun-dukun yang mengajarkan ilmu (ngelmu) yang
sifatnya prelogic.

Contoh Karya Dan Pengaruh Budaya.


1). Serat Centhini (Suluk Tembangraras).

Karya ini adalah salah satu contoh penting di era sastra jawa. Serat centhini merupakan
Kumpulan cerita dan nasihat tentang kehidupan sehari-hari, perkawinaan adat dan religius.

Karya ini di tulis dalam bahasa dan tulisan jawa dalam bentuk tembang macapai oleh 3
punjangga dari Kerajaan Surakarta yakni Ranggasutrasna, Yasadipura dan R. Ng. karya ini

mencerminkkan budaya dan pandangan Masyarakat jawa pada zamannya.


2). Babad Tanah Jawi.

Babad tanah jawi merupakan sastra berbentuk tembang macapat berbahasa jawa yang
mencatat Sejarah jawa dari masa hindhu-budha hingga masuknya islam. Teks ini juga
memuat silsilah raja-raja jawa dari Nabi Adam, dewa dewi dim hindhu, toakoh-tokoh dalam
mahabarata. Karya ini menunjukan betapa pentingnya penulisan dalam menjaga dan
menyebarkan warisan budaya serta Sejarah.

 Contoh Karya Sastra Jawa Kuno Dalam Bentuk Prosa :

1. Candakarana
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:149) Candakarana adalah buku
peodoman karang-mengarang tertua dalam ernam jawa kuno (berasal dari 778
Masehi, berisi pelajaran ernama kakawin dan kamus).

2. Kanjarakarna
Kuñjarakarna adalah sebuah teks prosa Jawa Kuno yang menceritakan
seorang yaksa, semacam raksasa yang ernama Kunjarakarna.

3. Adiparwa
Adiparwa (bahasa Sanskerta: आदिपर्व) yaitu buku pertama atau ronde (parwa)
pertama dari kisah Mahabharata. Pada dasarnya ronde ini mengandung ringkasan
semuanya kisah Mahabharata, kisah-kisah tentang latar belakangan ceritera, nenek
moyang keluarga Bharata, sampai masa muda Korawa dan Pandawa).

4. Bhismaparwa
Bhismaparwa merupakan bagian terpenting dalam kisah Mahabharata karena
dalam Parwa ini kitab Bhagawad Gita diturunkan.
5. Wirataparwa
Kitab Wirataparwa merupakan kitab keempat dari seri Astadasaparwa. Kitab ini
menceritakan kisah penyamaran para Pandawa beserta Drupadi di Kerajaan Wirata.

6. Uttrakanda
Uttarakanda adalah kitab ke-7 Ramayana. Diperkirakan kitab ini merupakan
tambahan. Kitab Uttarakanda dalam bentuk prosa ditemukan pula dalam bahasa
Jawa Kuno. Isinya tidak diketemukan dalam Kakawin Ramayana. Di permulaan versi
Jawa Kuno ini ada referensi merujuk ke prabu Dharmawangsa Teguh.

 Contoh Karya Sastra Jawa Kuno Dalam Bentuk Puisi :

1. Kakawin Ramayana
Kakawin Rāmāyaṇa ( Jawa: ꦏꦏꦮꦶꦤꦿꦴꦩꦴꦪꦟ) adalah kakawin (syair) berisi
cerita Ramayana.

2. Kakawin Hariwangsa
Kakawin Hariwangsa adalah sebuah karya sastra Jawa Kuno. Cerita yang dikisahkan
dalam bentuk kakawin ini adalah cerita ketika sang prabu Kresna, titisan
batara Wisnu ingin menikah dengan Dewi Rukmini, dari negeri Kundina, putri prabu
Bismaka. Rukmini adalah titisan Dewi Sri.

3. Kakawin Sutasoma
Kakawin Sutasoma merupakan kitab yang dikutip oleh pendiri bangsa Indonesia
dalam merumuskan semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu “Bhinneka
Tunggal Ika”. Kutipan frase “Bhinneka Tunggal Ika” terdapat pada pupuh 139 bait 5,
yang petikannya sebagai berikut: “Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa Bhinneki
rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal,
Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa”.

4. Kakawin Nitisastra.
Kakawin Nitisastra itu berisi tentang ilmu kepemimpinan yang bisa digunakan dan
diterapkan dalam ketatanegaraan juga bisa kita terapkan dalam kehidupan di
masyarakat, dalam pendidikan. Setiap karya sastra kakawin memiliki atau terdapat
wirama-wirama di setiap Babnya.

Kesimpulan : Era sastra jawa ini mencerminkan perkembangan Masyarakat jawa pada saat
itu dan bagaimana sastra menjadi sarana untuk memperkarya identitas budaya.

Anda mungkin juga menyukai