Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 2

PENGARUH EPOS INDIA DALAM


KESUSASTRAAN MELAYU DAN
WAYANG

Della Vebriani (1210618065)


Luthfiah ElKhairunnisa (1210618070)
Epos merupakan cerita kepahlawanan
yang memuat banyak pesan moral di
dalamnya. Dalam kesusastraan Indonesia
kuno, ada dua epos dari India yang terkenal
hingga sekarang. Yaitu, Ramayana dan
Mahabharata. Kedua kisah ini sering dijadikan
alur cerita pada pertunjukan wayang,
khususnya wayang kulit. Selain ceritanya
menarik, kisahnya juga memiliki pesan moral
yang bisa kita contoh.
Epos Ramayana dan Mahabharata sangat
terkenal di India. Epos ini banyak dipengaruhi
oleh nilai religiusitas umat Hindu. Ramayana
dan Mahabharata masuk ke Nusantara
bersamaan dengan masuknya agama Hindu
ke Indonesia. Kisah ini juga dibawa oleh para
pedagang India yang datang ke Nusantara
sejak 2.000 tahun lalu. 
A.   Ramayana
1. Pengertian Ramayana
Ramayana berasal dari bahasa Sansekerta , Rāmâyaṇa yang berasal dari
kata Rāma dan Ayaṇa yang berarti "Perjalanan Rama", adalah sebuah cerita epos dari India
 yang digubah oleh Walmiki (Valmiki) atau Balmiki. Cerita epos lainnya adalah Mahabharata.
Ramayana terdapat pula dalam khazanah sastra Jawa dalam bentuk kakawin Ramayana
, dan gubahan-gubahannya dalam bahasa Jawa Baru yang tidak semua berdasarkan kakawin
 ini.
Dalam bahasa Melayu didapati pula Hikayat Seri Rama yang isinya berbeda dengan kakawin
Ramayana dalam bahasa Jawa kuna.

2.      Kitab-Kitab Ramayana
Di India dalam bahasa Sansekerta, Ramayana dibagi menjadi tujuh kitab
 atau kanda sebagai berikut:

a.         Balakanda
Kitab Balakanda merupakan awal dari kisah Ramayana. Kitab Balakanda menceritakan Prabu 
Dasarata yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: Kosalya, Kekayi, dan Sumitra. Prabu Dasarata
berputra empat orang, yaitu: Rama, Bharata, Lakshmana dan Satrughna. Kitab Balakanda juga
menceritakan kisah Sang Rama yang berhasil memenangkan sayembara dan memperistri Sita,
puteri Prabu Janaka.
b.      Ayodhyakanda
Kitab Ayodhyakanda berisi kisah dibuangnya Rama ke hutan bersama Dewi Sita dan 
Lakshmana karena permohonan Dewi Kekayi. Setelah itu, Prabu Dasarata yang sudah
tua wafat. Bharata tidak ingin dinobatkan menjadi Raja, kemudian ia menyusul Rama.
Rama menolak untuk kembali ke kerajaan. Akhirnya Bharata memerintah kerajaan atas
nama Sang Rama.
c.       Aranyakanda
Kitab Aranyakakanda menceritakan kisah Rama, Sita, dan Lakshmana di tengah hutan
selama masa pengasingan. Di tengah hutan, Rama sering membantu para pertapa
yang diganggu oleh para rakshasa. Kitab Aranyakakanda juga menceritakan kisah Sita
diculik Rawana dan pertarungan antara Jatayu dengan Rawana.
d.      Kiskindhakanda
Kitab Kiskindhakanda menceritakan kisah pertemuan Sang Rama dengan Raja kera 
Sugriwa. Sang Rama membantu Sugriwa merebut kerajaannya dari Subali, kakaknya.
Dalam pertempuran, Subali terbunuh. Sugriwa menjadi Raja di Kiskindha. Kemudian
Sang Rama dan Sugriwa bersekutu untuk menggempur Kerajaan Alengka
e.       Sundarakanda
Kitab Sundarakanda menceritakan kisah tentara Kiskindha yang membangun jembatan 
Situbanda yang menghubungkan India dengan Alengka. Hanuman yang menjadi duta
Sang Rama pergi ke Alengka dan menghadap Dewi Sita. Di sana ia ditangkap namun
dapat meloloskan diri dan membakar ibukota Alengka.
f.       Yuddhakanda
Kitab Yuddhakanda menceritakan kisah pertempuran antara laskar kera Sang Rama
 dengan pasukan rakshasa Sang Rawana. Cerita diawali dengan usaha pasukan Sang
Rama yang berhasil menyeberangi lautan dan mencapai Alengka. Sementara itu 
Wibisana diusir oleh Rawana karena terlalu banyak memberi nasihat. Dalam
pertempuran, Rawana gugur di tangan Rama oleh senjata panah sakti. Sang Rama
pulang dengan selamat ke Ayodhya bersama Dewi Sita.
g.      Uttarakanda
Kitab Uttarakanda menceritakan kisah pembuangan Dewi Sita karena Sang Rama
 mendengar desas-desus dari rakyat yang sangsi dengan kesucian Dewi Sita.
Kemudian Dewi Sita tinggal di pertapaan Rsi Walmiki dan melahirkan Kusa dan Lawa.
Kusa dan Lawa datang ke istana Sang Rama pada saat upacara Aswamedha. Pada saat
itulah mereka menyanyikan Ramayana yang digubah oleh Rsi Walmiki.
B. MAHABARATA

1. Pengertian
Mahabharata adalah sebuah karya sastra kuno yang
konon ditulis oleh Begawan Byasa atau Vyasa dari India. Buku
ini terdiri dari delapan belas kitab, maka
dinamakan Astadasaparwa (asta = 8, dasa = 10, parwa =
kitab). Namun, ada pula yang meyakini bahwa kisah ini
sesungguhnya merupakan kumpulan dari banyak cerita yang
semula terpencar-pencar, yang dikumpulkan semenjak abad
ke-4 sebelum Masehi.
2. Pengaruh dalam Budaya
Selain berisi cerita kepahlawanan (wiracarita),
Mahabharata juga mengandung nilai-nilai Hindu, mitologi dan
berbagai petunjuk lainnya. Oleh sebab itu kisah Mahabharata
ini dianggap suci, teristimewa oleh pemeluk agama Hindu.
Kisah yang semula ditulis dalam Bahasa Sansekerta ini
kemudian disalin dalam berbagai bahasa, terutama mengikuti
perkembangan peradaban Hindu pada masa lampau di Asia,
termasuk di Asia Tenggara.
Yang terlebih populer dalam masa-masa kemudian adalah
penggubahan cerita itu dalam bentuk kakawin, yakni puisi
lawas dengan metrum India berbahasa Jawa Kuno.
Di samping itu, mahakarya sastra tersebut juga berkembang dan memberikan inspirasi
bagi berbagai bentuk budaya dan seni pengungkapan, terutama di Jawa dan Bali, mulai
dari seni patung dan seni ukir (relief) pada candi-candi, seni tari, seni lukis hingga seni
pertunjukan seperti wayang kulit dan wayang orang. Di dalam masa yang lebih
belakangan, kitab Bharatayuddha telah disalin pula oleh pujangga
kraton Surakarta Yasadipura ke dalam bahasa Jawa modern pada sekitar abad ke-18.
Dalam dunia sastera popular Indonesia, cerita Mahabharata juga disajikan melalui
bentuk komik yang membuat cerita ini dikenal luas di kalangan awam. Salah satu yang
terkenal adalah karya dari R.A. Kosasih.

3. Versi-versi Mahabharata
Di India ditemukan dua versi utama Mahabharata dalam bahasa Sansekerta yang agak
berbeda satu sama lain. Kedua versi ini disebut dengan istilah "Versi Utara" dan "Versi Selatan".
Biasanya versi utara dianggap lebih dekat dengan versi yang tertua.

4. Daftar kitab
Mahābhārata merupakan kisah epik yang terbagi menjadi delapan belas kitab atau sering
disebut Astadasaparwa. Rangkaian kitab menceritakan kronologi peristiwa dalam kisah
Mahābhārata, yakni semenjak kisah para leluhur Pandawa dan Korawa (Yayati, Yadu, Puru, Kuru, 
Duswanta, Sakuntala, Bharata) sampai kisah diterimanya Pandawa di surga. Berikut daftar kitab
mahabarata:
Adiparwa
Kitab Adiparwa berisi berbagai cerita yang bernafaskan Hindu
Sabhaparwa
Kitab Sabhaparwa berisi kisah pertemuan Pandawa dan 
Korawa di sebuah balairung untuk main judi, atas rencana 
Duryodana.
Wanaparwa
Kitab Wanaparwa berisi kisah Pandawa selama masa 12 tahun
pengasingan diri di hutan.
Wirataparwa
Kitab Wirataparwa berisi kisah masa satu tahun penyamaran
Pandawa di Kerajaan Wirata setelah mengalami pengasingan
selama 12 tahun. 
Udyogaparwa
Kitab Udyogaparwa berisi kisah tentang persiapan perang
keluarga Bharata (Bharatayuddha). 
Bhismaparwa
Kitab Bhismaparwa merupakan kitab awal yang menceritakan
tentang pertempuran di Kurukshetra.
Dronaparwa
Kitab Dronaparwa menceritakan kisah pengangkatan
Bagawan Drona sebagai panglima perang Korawa. Drona
berusaha menangkap Yudistira, namun gagal.
Karnaparwa
Kitab Karnaparwa menceritakan kisah pengangkatan Karna
 sebagai panglima perang oleh Duryodana setelah gugurnya Bhisma, 
Drona, dan sekutunya yang lain. Dalam kitab tersebut diceritakan
gugurnya Dursasana oleh Bhima.
Salyaparwa
Kitab Salyaparwa berisi kisah pengangkatan Sang Salya sebagai
panglima perang Korawa pada hari ke-18. Pada hari itu juga, Salya
gugur di medan perang. Setelah ditinggal sekutu dan saudaranya, 
Duryodana menyesali perbuatannya dan hendak menghentikan
pertikaian dengan para Pandawa.
Sauptikaparwa
Kitab Sauptikaparwa berisi kisah pembalasan dendam Aswatama
kepada tentara Pandawa. Pada malam hari, ia bersama Kripa dan 
Kertawarma menyusup ke dalam kemah pasukan Pandawa dan
membunuh banyak orang, kecuali para Pandawa.
Striparwa
Kitab Striparwa berisi kisah ratap tangis kaum wanita yang
ditinggal oleh suami mereka di medan pertempuran. 
Santiparwa
Kitab Santiparwa berisi kisah pertikaian batin Yudistira karena
telah membunuh saudara-saudaranya di medan pertempuran.
Anusasanaparwa
Kitab Anusasanaparwa berisi kisah penyerahan diri Yudistira kepada 
Resi Bhisma untuk menerima ajarannya.
Aswamedhikaparwa
Kitab Aswamedhikaparwa berisi kisah pelaksanaan upacara 
Aswamedha oleh Raja Yudistira.
Asramawasikaparwa
Kitab Asramawasikaparwa berisi kisah kepergian Drestarastra, 
Gandari, Kunti, Widura, dan Sanjaya ke tengah hutan, untuk
meninggalkan dunia ramai.
Mosalaparwa
Kitab Mosalaparwa menceritakan kemusnahan bangsa Wresni.
Mahaprastanikaparwa
Kitab Mahaprastanikaparwa menceritakan kisah perjalanan
Pandawa dan Dropadi ke puncak gunung Himalaya, sementara tahta
kerajaan diserahkan kepada Parikesit, cucu Arjuna.
Swargarohanaparwa
Kitab Swargarohanaparwa menceritakan kisah Yudistira yang
mencapai puncak gunung Himalaya dan dijemput untuk mencapai 
surga oleh Dewa Indra.

Anda mungkin juga menyukai