Masyarakat Indonesia sudah akrab dengan Epos India ini, demikian juga di belahan dunia
lain, mungkin banyak yang belum menyadari bahwa dalam Mahabharata banyak sekali
penjabaran Veda yang termuat dalah dialog para okoh cerita. dan Bhagavad Gita yang jadi
pedoman utama umat Hindu ada dalam kisah Epos ini
Mahābhārata merupakan kisah epik yang terbagi menjadi delapan belas kitab atau sering
disebut Astadasaparwa.
Thread ini bertujuan memperdalam pemahamn kita terhadap Mahabharata dan mengambil
pelajaran yang berharga yang terkandung didalamnya
secara singkat berikut disajikan ringkasan sederhana masing2 Parwa dari 18 Parwa
Mahabharata
Adiparwa
Kisah para leluhur Pandawa dan Korawa, kisah kelahiran Rsi Byasa, kisah masa kanak-kanak
Pandawa dan Korawa dan juga kisah kelahiran radheya ( karna ) ,
untuk menhindari perselisihan atas tahta antara Pandawa dengan Kaurawa maka Hastina
d i b a g i m e n j d i d u b gi n y a i tu H a s ti n a p u r
K a n d a v a .. . l a l u P and aw a m e n b an g u n k e r aj a an
a n w i la y a h H s ti a y a n g b e r u pa H tan,
d i sa n a d i n am ak a n In d r a pr a s th a la lu mengadakan
Aswamedha yajna (upacara Kuda utk meluaskan pengaruh kerajaan dan eksistensi Raja di
Raja ), kemudian dilanjut dengan Rajasuya ( penobatan seorang Maharaja
).
keberhasilan Pandawa melaksankan Aswamedha dan Rajasuya lah yang makin memicu
kebencian dan irihati Duryodhana ( ini merupakan salah satu hal pokok dlm keseluruhan
Mahabharata)
Sabhaparwa
Kitab Sabhaparwa berisi kisah pertemuan Pandawa dan Korawa di sebuah sabha (balai
pertemuan) bernama Jayanta untuk main ####, atas rencana Duryodana. Karena usaha licik
Sangkuni, permainan dimenangkan selama dua kali oleh Korawa sehingga sesuai perjanjian,
Pandawa harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun dan setelah itu melalui masa
penyamaran selama 1 tahun.
Wanaparwa
Kitab Wanaparwa berisi kisah Pandawa selama masa 12 tahun pengasingan diri di hutan.
Dalam kitab tersebut juga diceritakan kisah Arjuna bertapa digunung Indrakila bukan
Himalaya ( Himalaya yg kita tau merupakan sebutan untuk Gunung Kailasa tempat bersthana
Deva Siva ) untuk memperoleh anugerah Pasupata dari Siva ( Pasopati) serta astra Devata
lainnya (aindraastra= senjata Indra, agneastra= senjata Agni Vaywaastra= senjata Vayu dll...)
sebagai alat utk memenangkan perang dengan Kaurawa bila nanti Perang pecah, oh ya
Arjunawiwaha pun memiliki banyak perbedaan dengan kisah aslinya di Wanaparwa
Wirataparwa
Kitab Wirataparwa berisi kisah masa satu tahun penyamaran Pandawa di Kerajaan Wirata
setelah mengalami pengasingan selama 12 tahun. Yudistira menyamar sebagai ahli agama,
Bhima sebagai juru masak, Arjuna sebagai guru tari, Nakula sebagai penjinak kuda,
Sahadewa sebagai pengembala, dan Dropadi sebagai penata rias.
kisah pernikahan Abhimanyu dengan Uttari ( putri Wirata ) sehingga tercipta hubungan
kekeluargaan antara Pandawa dgn Wirata, hal ini penting disampaikan karena Wirata
merupakan sekutu Pandawa terpenting disamping Pancala ( kerajaan Drupada ayah Drupadi )
dalam Perang Besar
Udyogaparwa
Kitab Udyogaparwa berisi kisah tentang persiapan perang keluarga Bharata (Bharatayuddha).
Khrisna yang bertindak sebagai Duta perdamaian gagal merundingkan perdamaian dengan
Kaurawa. Pandawa dan Kaurawa pun mencari pendukung sebanyak-banyaknya di seluruh
penjuru , dan hampir seluruh Kerajaan dari segala penjuru terbagi menjadi dua kelompok.
tambahan....
Kaurawa mempunyai 11 auksahuni Pandawa hanya 7 Aukhsahini, perlu juga disajikan
tentang keberpihakan Salya pada Kaurawa, juga tentang pembicaraan Khrisna dengan
Radheya yg mengungkap jadi diri Radheya ( Karna ), juga kunjungan Kunti pada Radheya
dimana Radheya berjanji tidak akan membunuh Pandawa kecuali Arjuna. kemudian tentang
Khrisna yg menawarkan pilihan , dirinya atau pasukan Narayana ( pasukan elit bangsa
Whrisni ) kepada Duryodhana dan Arjuna saat keduanya meminta bantuan pada Khrisna
juga
sikap Netral Balarama ( Baladewa ). hal2 diatas penting disampaikan karena merupakan
sebab2 penting dari Parwa2 selanjutnya
Bhismaparwa
Kitab Bhismaparwa merupakan kitab awal yang menceritakan tentang pertempuran di
Kurukshetra. Dalam beberapa bagiannya terselip suatu percakapan suci antara Kresna dan
Arjuna menjelang perang berlangsung. Percakapan tersebut dikenal sebagai kitab Bhagavad
Gītā. Dalam kitab Bhismaparwa juga diceritakan gugurnya Bhisma pada hari kesepuluh
karena usaha Arjuna yang dibantu oleh Shikandin.
Sikhandin ( kakak Drupadi dan Dhristadyumna ) merupakan titisan Amba (seorang putri yang
ditolak oleh Bhisma menjadi istri, lalu bersumpah akan balas dendam atas penderitaannya
yang disebabkan oleh Bhisma) tapi dia terlahir sebagai Wanita lalu bertukar kelamin deng
seorang Yaksha ( mahluk surgawi ) sehingga menjadi laki-laki tulen, tapi Bhisma
(Devavrata) tetap mengenali Sikhandi sebagai titisan Amba
Dronaparwa
Kitab Dronaparwa menceritakan kisah pengangkatan Bagawan Drona sebagai panglima
perang Kaurawa. Drona berusaha menangkap Yudistira, namun gagal. Drona gugur di
medan perang karena dipenggal oleh Drestadyumna ketika melakukan yoga untuk
meninggalkan tubuh maya nya setelah kebohongan Yudhisthira tentang kematian
Aswatthama. Dalam kitab tersebut juga diceritakan kisah gugurnya Abimanyu dan Gatotkaca.
Karnaparwa
Kitab Karnaparwa menceritakan kisah pengangkatan Karna sebagai panglima perang oleh
Duryodana setelah gugurnya Bhisma, Drona, dan sekutunya yang lain. Dalam kitab tersebut
diceritakan gugurnya Dussasana oleh Bhima. Salya menjadi kusir kereta Karna, kemudian
terjadi pertengkaran antara mereka. namun akhirnya setelah melihat keksatriaan dan sifat
agung Karna, Salya memutuskan menjadi kusir karna dengan sepenuh hati. karna gugur
sewaktu berusaha mengangkat roda keretanya yg terbenam dalam lumpur akibat kutukan
seorang Bhrahmana.
Salyaparwa
Kisah diangkatnya Salya, Raja Madra menjadi panglima pihak Kaurawa, dalam parva inilah
peperangan mencapai batas akhir. setelah gugurnya Salya dan Sakuni berlanjut dengan
Gadayudha antara Bhima dan Duryodhana. hingga akhirnya Kaurawa hanya tinggal Kripa
Aswatthama dan Krtawarman.
Sauptikaparwa
Kitab Sauptikaparwa berisi kisah pembalasan dendam Aswatama kepada tentara Pandawa.
Pada malam hari, ia bersama Kripa dan Krtawarman menyusup ke dalam kemah pasukan
Pandawa dan membunuh banyak orang termasuk Lima putra Pandawa Dhristayudmna
,Shikandin dan Pahlawan Pancala lainnya. Setelah itu ia melarikan diri ke pertapaan Vyasa.
yang kemudian disusul oleh Pandawa dan terjadi pertarungan Aswatthama dengan Arjuna.
Vyasa dan Khrisna dapat menyelesaikan permasalahan itu.Aswatthama dikutuk oleh Khrisna
Striparwa
‘”””Kitab Striparwa berisi kisah ratap tangis kaum wanita yang ditinggal oleh suami mereka
di medan pertempuran. Yudistira menyelenggarakan upacara pembakaran jenazah bagi
mereka yang gugur dan mempersembahkan air suci kepada leluhur. Pada hari itu pula Dewi
Kunti menceritakan kelahiran Karna yang menjadi rahasia pribadinya.
di Parwa inilah Gandhari ( setelah meratapi mayat Duryodhana ) mengutuk Khrisna bahwa
36 Tahun setelah perang ini. Bangsa Yadawa akan mengalami kehancuran yang sama karena
perang saudara antara sepupu.
Santiparwa
Kitab Santiparwa berisi kisah pertikaian batin Yudisthira karena telah membunuh saudara-
saudaranya di medan pertempuran. Akhirnya ia diberi wejangan suci oleh Rsi Vyasa dan Rsi
Narada memang memberikan wejangan pada Yudhisthira karena menyesali pembunuhan
sepupunya, terutama pembunuhan Radheya ( karna ) saudara tertua mereka.
Anusasanaparwa
Kitab Anusasanaparwa berisi kisah penyerahan diri Yudisthira kepada Bhisma untuk
menerima ajarannya. Bhisma mengajarkan tentang ajaran Dharma, Artha, aturan tentang
berbagai upacara, kewajiban seorang Raja, dan sebagainya (atas ijin dari Khrisna). Akhirnya,
Bhisma meninggalkan dunia dengan tenang.
Aswamedhikaparwa
Kitab Aswamedhikaparwa berisi kisah pelaksanaan upacara Aswamedha oleh Raja
Yudisthira. Kitab tersebut juga menceritakan kisah pertempuran Arjuna dengan para Raja di
dunia, kisah kelahiran Parikhesit yang semula tewas dalam kandungan karena senjata
Brahmasirsa Aswatama, namun dihidupkan kembali oleh Sri Khrisna.
Asramawasikaparwa
Kitab Asramawasikaparwa berisi kisah kepergian Dhrstarastra, Gandhari, Kunti, Widura, dan
Sanjaya ke tengah hutan, untuk meninggalkan dunia ramai. Mereka menyerahkan tahta
sepenuhnya kepada Yudisthira. Akhirnya Rsi Narada datang membawa kabar bahwa mereka
telah pergi ke surga karena dibakar oleh api sucinya sendiri.
Mosalaparwa
Kitab Mosalaparwa menceritakan kemusnahan bangsa Whrisni. Khrisna meninggalkan
kerajaannya lalu pergi ke tengah hutan. Arjuna mengunjungi Dwarawati dan mendapati
bahwa kota tersebut telah kosong. Atas nasihat Rsi Vyasa, Pandawa dan Draupadi menempuh
hidup sanyasin atau mengasingkan diri dan meninggalkan kehidupan duniawi.
Mahaprastanikaparwa
Kitab Mahaprastanikaparwa menceritakan kisah perjalanan Pandawa dan Draupadi ke puncak
gunung Himalaya, sementara tahta kerajaan diserahkan kepada Parikhesit, cucu Arjuna.
Dalam pengembaraannya, Draupadi dan para Pandawa kecuali Yudisthira, tewas dalam
perjalanan.
Swargarohanaparwa
Kitab Swargarohanaparwa menceritakan kisah Yudisthira yang mencapai puncak gunung
Himalaya dan dijemput untuk mencapai surga oleh Dewa Indra. Dalam perjalanannya, ia
ditemani oleh seekor anjing yang sangat setia. Ia menolak masuk surga jika disuruh
meninggalkan anjingnya sendirian. Si anjing menampakkan wujudnya yang sebenanrnya,
yaitu Dewa Dharma.
gambar Rama, Laksamana, Dewi Sita dan
Ramayana adalah sebuah cerita tentang riwayat perjalanan Sri Rama di dunia. Sri Rama
sebagai pemeran utama dalam cerita ini sebagai penyelamat dunia dari ancaman adharma
yang diperankan Rahwana. Sri Rama dikenal dalam purana sebagai ” Awatara Wisnu yang
ke-7 ” . Awatara adalah wujud turunnya Dewa Wisnu untuk menyelamatkan dunia.
Ramayana karya sastra yang ditulis oleh Maharsi Walmiki, terdiri dari 24.000 stansa / sloka,
terbagi menjadi 7 ( tujuh ) bagian dengan istilah ” Sapta Kanda ” bagian-bagiannya antara
lain :
1. Bala kanda
Dalam cerita ini mengisahkan Sang Prabu Dasarata mempunyai 3 ( tiga ) orang istri /
permaisuri beserta dengan anak-anaknya yaitu :
2. Ayodya kanda
Setelah Sang Ramadewa berhasil memperistri Dewi Sita, maka sepulang dari Matila Prabhu
Dasarata ingin menyeraikan kerajaan ayodya kepada Ramadewa , tetapi terhalang oleh Dewi
Kekayi mengingat janjinya di tengah hutan terdahulu . Karena bijaksananya Ramadewa
keesokan harinya perggi ke hutan dengan istrinya ( Dewi Sita ), diikuti oleh adiknya ” Sang
Laksamana “. Pada saat itu pula terdengar oleh Sang Bharata, akhirboya Bharata menolak
permintaan ibunya, langsung ke hvan mencari Ramadewa, karena satya wacana ( setia pada
perkataannya ) akhirnya Rama dewa menyerahkan terompah ( alas kaki ) sebagai simbul
Sang Rama selama perjalanan ke hutan pertapa.
3. Aranya kanda
Setelah sampai di hutan Citra Kuta , sering dikunjungi para pertapa untuk meminta bantuan
dari gangguan raksasa. Sempat pula diganggu oleh raksasa surpanaka karena melihat
ketampanan rama dan laksamana, karena tidak sabar mendapatkan godaan, hidung
surpanaka dipotong oleh Laksamana. Karena kesalnya Surpanaka melapor kepada kakaknya
yaitu Rahwana. Akhirnya rahwana mengutus Marica untuk mematai-matai Rama dengan
berubah wujud menjadi Kijang mas. Sempat Ramadewa terseret oleh tipuan marica, karena
permintaan Sita yang menginginkan kijang itu, sedangkan Sita dijaga oleh Laksamana .
Karena tipuan marica juga membua Sita panik dan menyuruh Laksamana membantu
Ramadewa, ditinggalkah Sita sendiri tetapi dengan kekuatannya Laksamana sempat
membuat sengker / garis dengan kekuatan pelindung, sipapun tidak akan bisa melewati
termasuk dewa. Karena itu Rahwana berubah wujud menjadi Bhiku untuk menarik simpati
Sita. Akhirnya Sita keluar dari pelindung yang dibuat Laksamana kemudian diculiklah Sita
dan dibawa ke Alengka.
4. Kiskinda kanda
Setelah Sita dilarikan oleh oleh Rahwana ke Alengka, Rama dan Laksamana begitu tidak
melihat Sita di pasraman langsung mencasinya ke tengah hutan. Sampai di perjalanan
bertemu dengan Burung Jatayu dalam keadaan luka parah pada saat bertempur untuk merebut
dan menolong Sita dari tangan Rahwana. Akhirnya Jatayu memilih untuk mati, karena
kebaikannya dia diberi pengentas ke sorga oleh Ramadewa dengan sebuah panahnya.
Kemudian melanjutkan perjalanannya, bertemu Sugriwa untuk meminta banduan agar dapat
mengalahkan Subali dalam memperebutkan Dewi Tara. Ramadewa kemudian mebantu
Sugriwa untuk mengalahkan Subali dan dapat dikalahkan. Sugriwa setelah aman kemudian
membantu untuk membalas jasa, Rama dalam mencari Dewi Sita.
5. Sundara kanda
Dalam pencarian Sita, Anoman diutus sebagai duta untuk menyelidiki Sita ke Alengka, dia
berhasil menemui Sita dan memberi cerita bahwa segera dijemput ke Alengka. Selesai
bercerita dengan Sita, anoman sempat ditangkap tetapi dengan kesaktianya melepaskan diri
dan sempat membakar Alengka sampai hangus.
Kemudian Anoman kembali melaporkan keadaan Sita kepada Rama. Sugriwa langsung
menyusun siasat agar dapat menyebrangi lautan ke Alengka dengan membuat jembatan yang
disebut dengan Titi Banda.
6. Yudha kanda
Setelah jembatan Banda berhasil dibuat / dibangun, Sugriwa mengerahkan pasukan keranya
untuk menggempur Alengka. Pertempuran yang sengit antara kedua pasukan, dan
pertempupan yang hebat terjadi antara Rama dan Rahwana , tetapi dimenangkan oleh Rama.
Wibisana juga membantu. Mengingat jasa Wibisana sangat besar akhirnya diangkat menjadi
raja Alengka. Kemudian Rama, Sita, dan Laksamana diiringi oleh tentara kera kembali ke
Ayodya. Setibanya di Ayodyapura disambut oleh sang Bharata dan langsung dinobatkan
sebagai raja Ayodya.
7. Uttara kanda
Setibanya di kerajaan dan sudah lama memerintah ada seorang rakyat menyangsikan
keberadaan Sita waktu disekap oleh Rahwana. Akhirnya Ramadewa menyuruh Laksamana
untuk mengantarkan Sita ke hutan dan dipungut oleh Maharesi Walmiki dalam keadaan
mengandung.
Akhirnya tidak begitu lama Dewi Sita melahirkan dua orang anak laki-laki kembar diberi
nama Kura dan Lawa. Setelah besar dididik oleh Maharesi Walmiki ilmu perang, ilmu
pemerintahan, dan nyanyian Ramayana. Setelah Kusa dan Lawa dewasa terdeogar di Ayodya
diselenggarakan upacara ” Aswameda ” yaitu pelepasan kuda berhias diiringi oleh prajurit,
setiap yang berani menghalangi perjalanan akan berhadapan dengan Ramadewa. Tanpa
disadari kuda itu melewati tempat Kusa dan Lawa. Kemudian melihat kuda berhias
dipeganglah kuda itu dan ditangkapnya . Terjadilah pertempuram sengit antara Ramadewa
dan Kusa Lawa, dan tidak ada yang menang atau kalah. Hal ini terliiat lalu dihentikan oleh
walmiki. Barulah diceritakan bahwa mereka berdua adalah anak Rama. Diajaklah ke Ayodya
dan dinobatkan sebagai raja Ayodya. Setelah beberapa lama Ramadewa kembali ke
Wisnuloka dan Sita kembali ke Ibu Pertiwi.
Daftar kitab
Mahābhārata merupakan kisah epik yang terbagi menjadi delapan belas kitab atau sering
AKeswesaotkaamnahdaerinngyaaniaAdrjiusnuasu.
lBoylaesha PdaanndKarweasndaadnatpearjtamdiepneyreklelsaahikiaann antara
permasalahan itu. Akhirnya Aswatama menyesali perbuatannya dan menjadi
Striparwa pertapa.
Kitab Striparwa berisi kisah ratap tangis kaum wanita yang ditinggal oleh
suami mereka di medan pertempuran. Yudistira menyelenggarakan upacara
pembakaran jenazah bagi mereka yang gugur dan mempersembahkan air
suci kepada leluhur. Pada hari itu pula Dewi Kunti menceritakan kelahiran
Karna yang menjadi rahasia pribadinya.
Ramayana (dari bahasa Sanskerta: रररररर, Rāmâyaṇa; yang berasal dari kata Rāma dan Ayaṇa
yang berarti "Perjalanan Rama") adalah sebuah cerita epos dari India yang digubah oleh
Walmiki (Valmiki) atau Balmiki. Cerita epos lainnya adalah Mahabharata. Ramayana terdapat
pula dalam khazanah sastra Jawa dalam bentuk kakawin Ramayana, dan gubahan-
gubahannya dalam bahasa Jawa Baru yang tidak semua berdasarkan kakawin ini. Dalam
bahasa Melayu didapati pula Hikayat Seri Rama yang isinya berbeda dengan kakawin
Ramayana dalam bahasa Jawa kuna. Di India dalam bahasa Sanskerta, Ramayana dibagi
menjadi tujuh kitab atau kanda
DbeirIiknudti:a dalam bahasa Sanskerta, Ramayana dibagi menjadi tujuh kitab atau kanda
sebagai
1. Balakanda
2. Ayodhyakanda
3. Aranyakanda
4. Kiskindhakanda
5. Sundarakanda
6. Yuddhakanda
7. Uttarakanda
2. AYODHYA KANDA
Ayodhyakanda adalah kitab kedua epos Ramayana dan menceritakan sang Dasarata yang
akan menyerahkan kerajaan kepada sang Rama, tetapi dihalangi oleh Dewi Kekayi. Katanya
beliau pernah menjanjikan warisan kerajaan kepada anaknya. Maka sang Rama disertai oleh
3. ARANYAKA KANDA
Aranyakanda adalah kitab ke tiga epos Ramayana. Dalam kitab ini diceritakanlah bagaimana
sang Rama dan Laksamana membantu para tapa di sebuah asrama mengusir sekalian raksasa
yang datang mengganggu. Lalu Laksamana diganggu oleh seorang raksasi yang bernama
Surpanaka yang menyamar menjadi seorang wanita cantik yang menggodanya. Tetapi
Laksamana menolak dan hidung si Surpanaka terpotong. Ia mengadu kepada suaminya sang
Trisira. Kemudian terjadi perang dan para bala raksasa mati semua. Maka si Surpanaka
mengadu kakaknya sang Rawana sembari memprovokasinya untuk menculik Dewi Sita yang
katanya sangat cantik. Sang Rawanapun pergi diiringi oleh Marica. Marica menyamar
menjadi seekor kijang emas yang menggoda Dewi Sita. Dewi Sita tertarik dan memminta
Rama untuk menangkapnya. Dewi Sita ditinggalkannya dan dijaga oleh si Laksamana.
4. KISKINDHA KANDA
Kiskindhakanda adalah kitab keempat epos Ramayana. Dalam kitab ini diceritakan
bagaimana sang Rama amat berduka cita akan hilangnya Dewi Sita. Lalu bersama
Laksamana ia menyusup ke hutan belantara dan sampai di gunung Resimuka. Maka di sana
berkelahilah sang kera Subali melawan Sugriwa memperebutkan dewi Tara. Sang Sugriwa
kalah lalu mengutus abdinya sang Hanuman meminta tolong kepada Sri Rama untuk
membunuh Bali, Rama setuju dan si Bali mati. Maka Sugriwa berterima kasih dan ingin
membantunya dengan mencari Dewi Sita.
5. SUNDARA KANDA
Sundarakanda adalah kitab kelima Ramayana. Dalam kitab ini diceritakan bagaimana sang
Hanuman datang ke Alengkapura mencari tahu akan keadaan Dewi Sita dan membakar kota
Alengkapura karena iseng.
6. YUDDHA KANDA
Yuddhakanda adalah kitab keenam epos Ramayana dan sekaligus klimaks epos ini. Dalam
kitab ini diceritakan sang Rama dan sang raja kera Sugriwa mengerahkan bala tentara kera
menyiapkan penyerangan Alengkapura. Karena Alengka ini terletak pada sebuah pulau,
sulitlah bagaimana mereka harus menyerang. Maka mereka bersiasat dan akhirnya
memutuskan membuat jembatan bendungan (situbanda) dari daratan ke pulau Alengka. Para
bala tentara kera dikerahkan. Pada saat pembangunan jembatan ini mereka banyak diganggu
tetapi akhirnya selesai dan Alengkapura dapat diserang.
Syahdan terjadilah perang besar. Para raksasa banyak yang mati dan prabu Rawana gugur di
tangan sri Rama. Lalu Dewi Sita menunjukkan kesucian dan kesetiaannya terhadap Rama
dengan dibakar di api, ternyata ia tidak apa-apa. Setelah itu sang Rama, Sita, Laksamana
pulang ke Ayodhyapura, disertai para bala tentara kera yang dipimpin oleh Sugriwa dan
Hanuman. Di Ayodhyapura mereka disambut oleh prabu Baratadan ia menyerahkan
kerajaannya kepada sang Rama. Sri Rama lalu memerintah di Ayodhyapura dengan
bijaksana.
7. UTTARA KANDA
Uttara Kanda dibuat terakhir yang memuat tentang Cerita Rahwana, Terjadinya para raksasa,
nenek moyang Rahwana atau Rawana, Cerita Serat Arjunasasrabahu, Cerita Dewi
Sita, Pembuangan Sita di hutan, karena sudah lama tidak di sisi Rama,Kelahiran Kusa dan
Lawa di pertapaan di hutan,"Kematian" Sita
Daftar kitab
Wiracarita Ramayana terdiri dari tujuh kitab yang disebut Saptakanda. Urutan kitab
menunjukkan kronologi peristiwa yang terjadi dalam Wiracarita Ramayana. Lihat di bawah
ini :
Kitab Ayodhyakanda berisi kisah dibuangnya Rama ke hutan bersama Dewi Sita
dan Lakshmana karena permohonan Dewi Kekayi. Setelah itu, Prabu Dasarata
Ayodhyakanda yang sudah tua wafat. Bharata tidak ingin dinobatkan menjadi Raja, kemudian ia
menyusul Rama. Rama menolak untuk kembali ke kerajaan. Akhirnya Bharata
memerintah kerajaan atas nama Sang Rama.
Kitab Kiskindhakanda menceritakan kisah pertemuan Sang Rama dengan Raja kera
Sugriwa. Sang Rama membantu Sugriwa merebut kerajaannya dari Subali,
Kiskindhakandakakaknya. Dalam pertempuran, Subali terbunuh. Sugriwa menjadi Raja di Kiskindha.
Kitab Uttarakanda menceritakan kisah pembuangan Dewi Sita karena Sang Rama
mendengar desas-desus dari rakyat yang sangsi dengan kesucian Dewi Sita.
Uttarakanda Kemudian Dewi Sita tinggal di pertapaan Rsi Walmiki dan melahirkan Kusa dan
Lawa. Kusa dan Lawa datang ke istana Sang Rama pada saat upacara Aswamedha.
Pada saat itulah mereka menyanyikan Ramayana yang digubah oleh Rsi Walmiki.