(Pengertian Upaveda,
Kedudukan Upaveda, Itihasa,
dan Purana)
Oleh : Kelompok 3
Veda ruti dan Veda Smr ti adalah merupakan dua jenis kitab suci agama Hindu, yang
dijadikan sebagai pedoman dalam penyebaran dan pengamalan ajaran-ajarannya.
Kelompok Veda ruti isinya memuat dan menguraikan tentang wahyu Tuhan. Sedangkan
kelompok Smr ti memuat tentang kehidupan manusia dalam bermasyarakat, bernegara
dan semua didasarkan atas hukum yang juga disebut Dharma stra. Dharma berarti
hukum, stra berarti ilmu.
Smr ti adalah kitab suci Veda yang ditulis berdasarkan ingatan oleh para Mahars i yang
bersumber dari wahyu Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu
kedudukannya sama dengan kitab Veda ruti.
Menurut tradisi dan lazim telah diterima dibidang ilmiah istilah Smr ti adalah untuk
menyebutkan jenis kelompok Veda yang disusun kembali berdasarkan ingatan.
Penyusunan ini didasarkan atas pengelompokan isi materi secara lebih sistematis manurut
bidang profesi.
Kedudukan Upaveda dalam Veda
Mengenai kedudukan Upaveda dalam Veda, dilihat dari materi isinya
sudahlah jelas sesuai arti dan tujuannya serta apa yang menjadi bahan
kajian dalam kitab Upaveda itu, maka Upaveda pada dasarnya
dinyatakan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Veda.
Tiap buku merupakan pengkhususan dalam memberi keterangan yang
sangat diperlukan untuk diketahui dalam Veda itu. Jadi kedudukannya
sama dengan apa yang kita lihat dengan Vedngga.
Kalau kita pelajari secara mendalam, maka beberapa materi kejadian
yang dibahas di dalam Purna dan Vedngga maupun apa yang terdapat
dalam Itihsa, banyak dibahas ulang di dalam kitab Upaveda dengan
penajamam-penajaman untuk bidang-bidang tertentu.
C. Itihasa
Dalam kitab Upaveda, Itihasa merupakan kelompok kitab jenis epos, wiracerita atau
cerita tentang kepahlawanan. Pada umumnya pengertian Itihasa adalah nama sejenis
karya sastra sejarah agama Hindu. Itihasa adalah sebuah epos yang menceritakan sejarah
perkembangan raja-raja dan kerajaan Hindu dimasa silam. Kata Itihasa terdiri atas tiga
kata, yaitu iti-ha-asa, sesungguhnya kejadian itu begitulah nyatanya.
Walaupun Itihasa merupakan kitab sejarah agama, namun secara materiil sangat sulit
untuk dijadikan pembuktian sejarah. Sebagai kitab sejarah banyak memuat hal-hal yang
menurut fakta sejarah masih dapat dibuktikan, termasuk sosial politik, pertentangan
berbagai suku bangsa yang ada antara berbagai kerajaan yang kontemporer pada masa
itu. Oleh karena itu Itihasa tidak dapat diabaikan begitu saja. Ketika hendak mempelajari
veda dan perkembangannya, mempelajari sejarah agama Hindu dan kebudayaannya,
berbagai konsep politik dan ideology yang relevan, maka kitab Itihasa sangat penting
artinya untuk dipelajari.
1. Ramayana
Cerita Ramayana dalam sari patinya mengandung nilai-nilai pendidikan tentang moral dan
etika yang mengacu nilai-nilai agama atau nilai tentang kebenaran agamayang hakiki yang
artinya mengandung nilai-nilai kebenaran yang bersifat kekal dan abadi. Cerita Ramayana
dapat dibedakan menjadi 7 bagian yang disebut Sapta Kanda. Ramayana adalah sebuah epos
yang menceritakan riwayat perjalanan Rama dalam hidupnya di dunia ini. Rama adalah tokoh
utama dalam epos Ramayana yang disebutkan sebagai awatara Visnu. Kitab Purana
menyebutkan ada sepuluh awatara Visnu, satu diantaranya adalah Rama.
Kitab Ramayana adalah hasil karya besar dari Maharsi Valmiki. Hasil penelitian yang telah
dilakukan menyatakan bahwa Ramayana tersusun atas 24.000 stansa yang dibagi atas 7
bagian yang setiap bagiannya disebut Kanda. Ketujuh dari Kanda Ramayana itu merupakan
suatu cerita yang menarik dan mengasyikkan, karena ceritannya disusun dengan sangat
sistematis yang isinya mengandung arti yang sangat dalam.
Adapun isi singkat dari tiap-tiap kanda dari kitab Ramayana dapat diuraikan sebagai berikut :
Nama Kitab Keterangan
Kitab Bala kanda merupakan awal dari kisah Ramayana. Kitab Bala kanda
menceritakan PrabuDasaratayang memiliki tiga permaisuri, yaitu:Kosalya,
Bala Kekayi, danSumitra. Prabu Dasarata berputra empat orang,
Agni Purna
Bhgawata Purna
Brahmnda Purna
Garuda Purna
Brahmawaiwarta Purna
Padma Purna
Mrkandeya Purna
Warha Purna
Bhawisya Purna
Matsya Purna
Wmana Purna
Karma Purna
Brahama Purnaatau
Lingga Purna
AdhiPurna
Siwa Purna
Wisnu Purna
Skanda Purna
Nrada Purna
2. Pembagian Jenis Purna
Kitab Purana secara menyeluruh dapat dikelompokkan menjadi 3
kelompok yang didasarkan pada isinya. Kitab Purana menonjolkan sifat ke
sekteannya. Untuk tujuan penonjolan madzab-madzab itu, tiap madzab
pada umumnya memperlihatkan kekhususannya di bidang theologi dan
sangat fanatik dalam mempertahankan pendiriannya. Akibat sifat ke-
fanatikan itu jika diperhatikan secara keseluruh Purana sebagai sumber
ajaran theologi, tampak kepada kita seakan-akan adanya polytheisme
karena setidak-tidaknya akan terlihat adanya tiga wujud sifat kekuasaan
yang umum kita kenal dengan Tri Murti. Akibat hakikat itu, Purana
seluruhnya dikelompokan menjadi 3 macam kelompok, yaitu :
Kelompok Satwika Kelompok Rajasika Kelompok Tamasika
Purana Purana Purana
Kelompok yang ketiga
Kelompok yang ketiga
Dalam kelompok ini terdiri atas enam
Rajasika ini, Dewa buah kitab Purana juga,
Kelompok Purana ini
Brahma merupakan yaitu Matsya Purana,
mengutamakan Wisnu
Dewatanya yang paling Kurma Purana, Lingga
sebagai Dewatanya.
utama. Termasuk Purana, Siwa Purana,
Kelompok kitab ini
dalam kelompok ini Skanda Purana, dan
diwakili oleh enam
terdiri atas enam buah Agni Purana.menurut
buah buku Purana,
kitab Purana juga, yaitu isinya, kitab Purana ini
yaitu Visnu Purana,
Brahmanda Purana, banyak memuat
Narada Purana,
Brahmawaiwasta penjelasan Dewa Siwa
Bhagawata Purana,
Purana, Markandeya dengan segala
Garuda Purana,
Purana, Bhawisya Awataranya, di
Padma Purana, dan
Purana, Wamana samping disana sini
Waratha Purana.
Purana, dan Brahma terdapat pula Dewa
Purana. Wisnu, seperti dalam
Kurma Purana.
3. Kitab Upa Purana
Di samping ke-delapan belas Purana pokok itu, kita banyak
mencatat adanya jenis-jenis kitab Purana yang lebih kecil dan
suplemeter sifatnya. Kelompok itu kita kenal dengan nama Upa
Purana. Umunya jenis kitab Upa Purana ini banyak ditulis oleh
Bhagawan Wyasa isinya sangat singkat dan pendek. Di samping itu
materi isinya yang terbatas menyebabkan bentukanya lebih kecil.
Adapun nama-nama yang tercatat sebagai Upa Purana, yaitu
Sanat Kumara, Marasimha, Brhannaradiya, Siswarahasiya, durwasa,
Kapila Wamana, Bhargawa, Waruna, Kalika, Simba, Nandi, Surya,
Parasasra, Waistha, Dewi-Bhagawata, Ganesa, dan Hamsa.
Sekian dan Terima Kasih