Anda di halaman 1dari 24

Sejarah Agama

Hindu di Asia

I KADEK SURYA NEGARA


8A - 13
Sub-Bab 01
Perkembangan Agama
Om Hindu di Asia
Swastyastu 02
Masuknya Agama
Hindu di Indonesia
03
Hikmah Kejayaan dan
Keruntuhan Kerajaan Hindu
04
Upaya-upaya Melestarikan
Kerajaan Hindu
01. Perkembangan
Agama Hindu di Asia
Awal Mula
Awal Mula Agama Hindu berkembang dimulai dari India sejak ± 2000 SM
Saat itu, penduduk asli yang mendiami India adalah bangsa Dravida
yang secara fisik berkulit hitam, hidung pesek, dan pendek. Mereka
bermukim di dataran tinggi Dekkan dan mendiami daerah sepanjang
sungai Sindhu yang subur. Kehidupannya masih sangat sederhana.
Sekitar tahun 1500 SM, bangsa Arya tiba di India dari barat laut India.
Bangsa Arya berasal dari daerah Iran (Persia) yang secara fisiknya
berkulit putih, berhidung mancung, dan tinggi. Pada zaman itu, mereka
sudah memiliki kebudayaan yang tinggi, walaupun hidupnya nomaden
(tidak menetap). Bangsa Arya inilah yang dianggap sebagai pembawa
dan penyebar Agama Weda di India.
Jadi istilah Hindu yang digunakan sebagai sebuah agama merujuk pada
orang-orang yang mendiami daerah Lembah Sungai Sindhu, termasuk
agama dan kebudayaan yang mereka anut.
Fase Perkembangan Agama Hindu di India
Perkembangan agama Hindu di India dibagi menjadi 3 fase,
yakni:

a. Zaman Weda (2.000 SM-1.000 SM)


Zaman ini dimulai pada saat bangsa Arya tinggal di Lembah
Sungai Sindhu. Bangsa Arya masuk ke India melalui daerah
dua aliran sungai yaitu lembah Sungai Gangga dan lembah
Sungai Yamuna (Doab). Kedatangan mereka tidak disambut
peperangan karena pada awal kedatangan Bangsa Arya di
Punjab, Bangsa Dravida telah dikalahkan oleh Bangsa Arya.
Bangsa Dravida menyingkir ke sebelah Selatan sampai ke
Dataran Tinggi Dekkan.
Fase Perkembangan Agama Hindu di India
b. Zaman Brahmana (1.000 SM-300 M)
Pengaruh kaum Brahmana sangat besar pada kehidupan keagamaan.
Hanya kaum Brahmana yang berhak mengantarkan persembahan kepada
para Deva. Zaman ini ditandai pula dengan tata cara upacara beragama
yang teratur. Kitab Brahmana adalah kitab-kitab yang menguraikan
tentang saji dan upacaranya. Penyusunan tata cara upacara agama
berdasarkan wahyu-wahyu Tuhan yang termuat dalam kitab suci Weda.

c. Zaman Upanisad (300 M-700 M)


Pada zaman ini yang dipentingkan tidak hanya upacara dan saji saja,
tetapi lebih meningkat pada pengetahuan batin yang lebih tinggi, yang
dapat membuka tabir rahasia alam. Zaman upanisad adalah zaman
pengembangan dan penyusunan falsafah agama. Pada zaman ini,
muncullah ajaran filsafat, Darsana, Itihasa dan Purana, dan pemujaan
Tuhan sebagai Tri Murti menjadi umum.
Agama Hindu juga berkembang di berbagai
Perkembangan tempat di Asia, di antaranya di Afganistan,
Agama Hindu Nepal, Kamboja, Vietnam, Indonesia, dll.
di Asia a. Afganistan
Perkembangan agama Hindu di Afganistan
diperkirakan ketika India masih berlangsung
zaman Weda, dalam cerita Mahabharata
dikisahkan bahwa Sangkuni adalah penguasa
kerajaan yang berwilayah pada masa kini
diperkirakan berada Kandahar, Afghanistan.
Peninggalan kebudayaan Hindu di Afghanistan
ialah ditemukannya arca Ganesa dari abad ke-
5 Masehi dan koin emas bergambarkan Dewa
Siwa.
Perkembangan
Agama Hindu b. Nepal
Di Nepal Agama Hindu diperkirakan telah
di Asia masuk ke Nepal sebelum abad ke-5 Masehi,
ditandai dengan berdirinya kerajaan Hindu,
Kerajaan Licchavi yang menjadi bibit
berdirinya Kerajaan Nepal. Peninggalan
Agama Hindu di Nepal adalah Arca Dewa
Ganesa (Heramba), yaitu menggambarkan
Dewa Ganesa memiliki lima kepala dan
menunggangi Singa.
Perkembangan Agama Hindu
di Asia Tenggara
c. Kamboja (1 M)
Agama Hindu berkembang ditandai dengan berdirinya Kerajaan
Funan yang terletak di sepanjang Sungai Mekong antara Chaudoc
dan Phom Penh. Ibu kota Funan bernama Vyadhapura (kota
pemburu) yang terletak di bukit Ba Phnom dan Desa Banam di
Provinsi Prei Weng, Kamboja. Kerajaan ini didirikan oleh seorang
Brahmana Kaundiya, Kaundiya sendiri merupakan nama klan
Brahmana di India Utara.
Hasil peninggalan yang ditemukan di Funan, antara lain sebuah
medali besar dari Kaisar Romawi, Antonius Pius tahun 1502 Masehi,
stempel stempel berbahasa Sanskerta.
Perkembangan Agama Hindu
di Asia Tenggara
d. Vietnam
Agama Hindu di Vietnam berkembang dari Kerajaan Champa. Raja
Champa yang pertama, yaitu Bhadrawarman telah membangun
tempat pemujaan yang dipersembahkan kepada Dewa Siwa di
daerah Pegunungan Mison, yang kemudian menjadi pusat
pemujaan raja selanjutnya. Ibu kota Champa berwilayah di Tra-
Kieu. Hal ini dapat diketahui dengan ditemukannya prasasti yang
dibuat dalam bahasa Sanskerta dan Champa. Pada saat itu, agama
yang dominan di Champa adalah Siwaisme, dan budaya Champa
sangat dipengaruhi oleh India yang dibuktikan dengan nama-nama
kota di wilayah Champa menyerupai nama-nama Kota India kuno
seperti Indra Pura, Vijaya, dan lainnya.
02.
Masuknya
Agama
Hindu di
Indonesia
Teori Masuknya Agama Hindu
di Indonesia
Para ahli menyatakan beberapa teori masuknya Agama Hindu ke
Indonesia, yakni

a. Teori Wesya
C.C Berg Mookerjee, menyatakan pengaruh Agama Hindu masuk ke
Indonesia dibawa oleh para pedagang dengan armada-armada besar
yang keluar dari daratan India setelah menyebrangi lautan, lalu
menetap di pulau Jawa.

b. Teori Wesya
NJ Krom, sarjana Belanda dengan teori Wesya dalam bukunya Hindu
Javance Gesehhidenis menyebutkan masuknya Hindu di Indonesia
melalui penyusupan dengan jalan damai yang dilakukan oleh
pedagang (Waisya) India.
Teori Masuknya Agama Hindu
di Indonesia
c. Teori Kesatria
J.L Moens, sarjana Belanda menyatakan peranan kaum Ksatrya
sangat besar dalam proses kolonisasi dalam penyebaran agama
hindu.

d. Teori Kesatria
F.DK Bosch, sarjana Belanda menyatakan bahwa dalam penyebaran
kebudayaan Hindu ke Indonesia peranan kaum Ksatria yang sangat
besar. Meskipun unsur India merupakan zat penyubur kebudayaan.

e. I.B Mantra
Seorang sarjana Indonesia dengan teori gabungan menyatakan
bahwa masuknya pengaruh Hindu ke Indonesia dibawa oleh kaum
Brahmana dan Wesya.
Kerajaan Hindu Indonesia
1. Kerajaan Kutai (abad ke 4 Masehi).
Nama raja: Mulawarman dan keturunan.
Letak: Kalimantan Timur
Peninggalan: 7 buah Yupa, yaitu tiang batu yang bertuliskan huruf Palllawa
dan bahasa Sansekerta. Yupa didirikan untuk memperingati dan
melaksanakan yajña oleh raja Mulawarman. Keterangan lain menyebutkan
bahwa Raja Mulawarman beryajňa pada tempat suci untuk memuja Deva
Siva yang disebut Vaprakeswara.

2. Kerajaan Tarumanegara (sekitar abad ke 5)


Nama raja: Purnawarman
Letak: Jawa Barat, sekitar Bogor (Banten, Jakarta, dan Cirebon).
Peninggalan : Prasasti Ciaruteun (lukisan Tapak Kaki Raja Purnawarman
yang disamakan dengan tapak kaki Dewa Wisnu), Kebon Kopi, Jambu, Tugu,
Pasir Awi, Muara Cianten, dan Lebak. Prasasti-prasasti ini menggunakan
huruf Pallawa dengan bahasa Sansekerta.
Kerajaan Hindu Indonesia
3. Kerajaan Mataram Kuno (sekitar abad ke 8 Masehi)
Nama raja: Raja dari Keluarga Sanjaya dan Syailendra
Letak: Jawa Tengah
Peninggalan:
Hindu: Prasasti Canggal, Candi Prambanan (candi hindu terbesar di
nusantara), Arjona, Bhima, Sri Kandi, Sinta
Budha: Candi Kalasan, Mendut, Pawon, Borobudur (candi budha terbesar di
nusantara), Sewu, Plawosan

4. Kerajaan Medang Kemulan (abad ke-10)


Nama Raja: Mpu sindok (929-947). Dharmawangsa (991-1016), Airlangga (1019-
1041)
Letak: Jawa Timur
Peninggalan: Kitab Hukum UU Siwasasana, Mahabharata (dalam Jawa Kuno),
Pelabuhan Ujung Galuh, Tanggul waringin Pitu, Gubahan Arjuna Wiwaha (Mpu
Kanwa), Candi Lor, Gunung Gangsir, Songgoriti, dan Candi Sumber Nanas.
Kerajaan Hindu Indonesia
5. Kerajaan Kediri (berdiri sekitar abad ke 12)
Nama raja : Airlangga (Putra Udayana (raja Besar dari Bali))
Letak jawa Timur / 1042-1222M
Peninggalan : Candi Belahan, Calonarang, Bharata Yuddha, Hariwangsa
dan Gatot Kaca Sraya, Smaradana, Kekawin Lubdaka
Pada masa Kediri ini diyakini masyarakat berkeyakinan memuja Wisnu.

6. Kerajaan Singosari (berdiri sekitar abad ke 13)


Nama raja: Ken Arok, Anusapati, Wisnu Wardana, Kerta Negra
Letak: Jawa Timur
Peninggalan: Kitab Pararaton, Negara Kertagama, Berita cina, Prasasti
Mulama Lurung, Candi Kidal, Candi Jawi, Candi Jago dan Candi Singosari.
Masa Kejayaan kerajaan ini ketika dipimpin oleh Raja Kerta Negara,
dikarenakan dapat memperluas wilayah Singosari sampai ke Melayu,
Pahang (Malaysia), Sunda, Bakulapura (Kalimantan), Gurun (Indonesia
Timur).
Kerajaan Hindu Indonesia
7. Kerajaan Majapahit (berdiri pada abad ke-13 akhir)
Nama Raja: Raden Wijaya, Sri Jayanegara, Tribhuana Wuruk, Hayam
Wuruk, Wikramawardana.
Letak: Jawa Timur
Peninggalan: Prasasti Butak (peristiwa keruntuhan singosari dan
perjuangan Raden Wijaya untuk mendirikan majapahit), Kidung
Harsa Wijaya, Kitab Pararton, Negara Kertagama, Arjuna Wiwaha,
Sutasoma, Kitab Hukum Kutaramanawa, Candi Tikus, Candi
Penataran dll.

Majapahit merupakan kerajaan Hindu terbesar di Indonesia, Kerjaan


ini memiliki wilayah kekuasaan hingga hampir seluruh Indonesia,
Malaysia, Brunei, dan Filipina bagian Selatan.
Agama Hindu pun selanjutnya berkembang di Bali
Perkembangan yang diperkirakan datang pada abad ke-8.
Agama Hindu Beberapa hal yang menandai itu adalah dengan
adanya prasasti, juga adanya Arca Siwa dan Pura
di Bali Putra Bhatara Desa Bedahulu, Gianyar. Arca ini
bertipe sama dengan Arca Siwa di Dieng Jawa
Timur.

Tradisi Hindu di Bali sebelum mendapat pengaruh


Hindu dari India dan Jawa, yakni telah memiliki
sistem kepercayaan sebagai berikut :
a. Kepercayaan kepada gunung sebagai alam arwah
yaitu tempat bersemayam roh nenek moyang.
b. Kepercayaan adanya alam nyata dan alam tidak
nyata yang sebagai tempat roh orang meninggal.
c. Kepercayaan setelah mati ada kehidupan di alam
lain dan akan menjelma ke alam nyata.
d. Kepercayaan terhadap roh nenek moyang atau
leluhur yang akan dapat dimintai perlindungan.
Perkembangan Agama Hindu di Bali
Lontar Bhuwana Tattva Rsi Markandya menceritakan kedatangan
seorang Maharsi Markandya dengan para pengikutnya ke Bali dengan
tujuan membuka tanah pertanian di Desa Rendang. Maharsi
Markandya mendirikan Pura Besakih yang pertama (bentuk
sederhana), berupa Tugu lengkap dengan pedagingan berupa Panca
Datu (lima jenis logam). Selanjutnya disebutkan bahwa Maha Rsi
Markandya juga mendirikan sebuah pura yang bernama Pura Gunung
Raung di Desa Taro.
Perkembangan Agama Hindu selanjutnya terdapat pada Prasasti
Sukawana A dari tahun 882 Masehi menyebutkan tiga tokoh agama
(Bhiksu Ciwa Kangsita, Sivanirmala, dan Siwaprajna) membangun
pertapaan di Bukit Cintamani. Namun, belum jelas agama apa yang
dianut oleh ketiga tokoh tersebut mengingat adanya kata Bhiksu
(Budhis) dan Siwa (Hindu).
Perkembangan Agama Hindu di Bali
Lalu, berdasarkan Prasasti Blanjong yang diketemukan di Desa Sanur
(914 M) menyebutkan daerah Bali diperintah oleh raja yang bergelar
Warmadewa. Kerajaannya sangat terkenal dalam hubungan politik,
pemerintahan, agama, kebudayaan, sastra, maupun irigasi. Pada masa
pemerintahan raja yang keenam yaitu Dharma Udayana dan
permaisurinya bernama Mahendradata dari Jawa Timur, Raja
didampingi oleh seorang pendeta kerajaan bernama Mpu Kuturan, yang
sekaligus menjabat sebagai Mahapatih. Menurut uraian lontar- lontar
di Bali, Mpu Kuturan berperan sebagai pembaharu agama Hindu di Bali,
ke Bali pada abad ke-11.
Kedatangan Maharsi Kuturan membawa pembaharuan yang sangat
besar terhadap pemujaan melalui Kahyangan Tiga dan Sanggah
Kemulan seperti yang termuat dalam Lontar Usana Dewa, konsepsi
pemujaan terhadap Tri Murti dimasyarakatkan melalui Kahyangan
Desa, Pelinggih Menjangan Salwang, dan Pura Silayukti (Moksa).
3. Hikmah Kejayaan
dan Keruntuhan
Kerajaan Hindu di
Indonesia

4. Upaya Pelestarian
Peninggalan Agama
Hindu
Hikmah yang Dapat Diambil
1. Segi Agama
- Toleransi kehidupan antara dua agama yang berbeda, yaitu antar agama
Hindu & Buddha, dibuktikan masa kejayaan kerajaan Mataram Kuno (dua
dinasti) dgn agama berbeda berhasil membangun candi terbesar di Nusantara.

2. Segi Sosial dan Budaya


- Dibangunnya beberapa Candi (Siwa maupun Buddha)
- Digunakannya sistem kepemimpinan yang sangat memerhatikan rakyat
melalui penerapan ajaran Asta Bratha.
- Digunakan sistem kepemimpinan Catur Kotamaning Nrpati yang dapat
membuat Kerajaan Majapahit menjadi kerajaan terbesar di Nusantara.

3. Segi Ekonomi
- Banyaknya negara yang mengadakan hubungan perdagangan dengan
Kerajaan Hindu di Indonesia pada saat itu, seperti India dan Cina.
- Peninggalan-peninggalan kerajaan Hindu bisa dijadikan cagar budaya yang
berdampak pada perekonomian masyarakat melalui wisatawan yg berkunjung.
Runtuhnya kerajaan-kerajaan Hindu yang pernah
Upaya berjaya di Indonesia juga merupakan suatu siklus
Pelestarian peradaban suatu bangsa. Oleh karena itu, kita harus
melestarikan peninggalan-peninggalannya. Dengan
Peninggalan melestarikannya, kita akan mendapatkan manfaat,
pengetahuan, kekayaan dan kebudayaan hingga di
Agama Hindu masa depan, caranya antara lain

1. Memelihara, merawat, menjaga kebersihan, dan


menghindari penyebab kerusakan benda-benda
warisan sejarah budaya agama Hindu di Indonesia.
2. Menggunakan dan memanfaatkan benda-benda
warisan sejarah budaya agama Hindu sesuai
ketentuan yang berlaku.
3. Menaati tata tertib ketika mengunjungi tempat
pelestarian peninggalan sejarah dan budaya agama.
4. Sembahyang di pura-pura yang merupakan
tempat suci peninggalan sejarah dan budaya agama
Hindu di Indonesia.
Terima Kasih!
Om Santih, Santih, Santih Om

Anda mungkin juga menyukai