Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AGAMA HINDU

PANCA MAHABHUTA

OLEH:
NAMA : I KADEK SIKA JAYA WIGUNA
NO : 04
KELAS : VIII D

SMP NEGERI 2 BANGLI


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul “Panca Mahabhuta sebagai Pembentuk
Alam Semesta” ini dapat tersusun tepat waktu. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga tulisan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca agar ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.           
Akhir kata kami sampaikan terimakasih.

Bangli, 13 Februari 2023

Penulis,

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................1

BAB II Pembahasan
A. Alam Semesta.................................................................................................2
B. Panca Mahabhuta...........................................................................................3
C. Bagian-bagia Panca Mahabhuta.....................................................................5
D. Contoh-contoh Panca Mahabhuta..................................................................6

BAB III Penutup


A. Kesimpulan.....................................................................................................8
B. Saran...............................................................................................................8

Daftar Pustaka.................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan alam semesta ini “ Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit “ tidak dapat
terlepas dari keberadaan Brahmana. Kurun waktu Brahmana menciptakan semua
semua yang ada dimulai pada masa srsti. Suatu saat bila beliau menghendaki maka
yang semua ada ini kembali kepada asalnya.

Periode ini disebut dengan istilah pralaya. Kapan semuanya itu terjadi, tidak
seorang pun dapat mengetahui secara pasti. Brahmana yang tunggal dan mengetahui
semuanya ini sering disebut Sang Hyang Widhi Wasa. Beliau juga disebut dengan
panggilan Tuhan Yang Maha Esa.

Umat hindu menyakini sepenuhnya bahwa Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan
Yang Maha Esa bersifat maha pencipta, pengasih dan pemurah. Beliau telah
menciptakan alam semesta berserta isinya termasuk manusia. Dengan sifatnya yang
maha pengasih,beliau memelihara semua yang ada ini.Dan dengan sifatnya yang
pemurah, beliau selalu mengampuni ciptaan-Nya yang selalu sujud dan bhakti. Pada
alam semesta” Bhuwana Agung” semua jenis mahluk hidup termasuk
manusia”bhuwana alit”hidup dan berkehidupan secara alami.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana alam semesta terbentuk?

2. Jelaskan Yang Dimaksud dengan Panca Mahabhuta!

3. Jelaskan Bagian-bagian Panca Mahabhuta!

4. Sebutkan contoh-contoh Panca Mahabhuta!

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui terbentuknya alam semesta

2. Untuk mengetahui tentang Panca Mahabhuta

3. Untuk mengetahui tentang Panca Mahabhuta

4. Untuk mengetahui tentang contoh-contoh Panca Mahabhuta

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Alam Semesta

1. Bhuana Agung.

Keberadaan alam semesta atau jagat raya ini diciptakan oleh Brahman. Proses
penciptaan Jagat Raya ini terjadi pada masa Srsti. Istilah lain yang sering terpakai untuk
menyebutkan Bhuwana Agung adalah alam raya, alam semesta, jagat raya, alam besar,
Brahmanda, dan macrocosmos. Bhuwana Agung adalah semua gugusan antara lain :
matahari, bintang, planet, bumi, bulan, dan yang menjadi isi alam semesta ini. Pada saat
alam semesta ini mengada disebut dengan masa Srsti atau Brahmadiwa (siang hari
Brahman). Sedangkan ketika alam semesta ini meniada disebut dengan Pralaya atau
Brahmanakta (malam hari Brahman). Dalam perhitungan satu kali Brahmadiwa dan
satu kali Brahmanakta disebut dengan satu hari Brahman atau satu Kalpa.

Kapan sesungguhnya alam semesta ini tercipta, sangat sulit dipastikan, mengingat
keterbatasan kemampuan dan umur manusia. Beberapa peneliti dan ilmuwan mencoba
untuk membuat teori tentang penciptaan alam semesta tetapi tidak satu pun dapat
memastikan kapan alam ini tercipta. Menurut susastra suci Hindu teori penciptaan
jagat raya banyak diuraikan yang jika dicermati dan dipelajari dengan penuh keyakinan
maka alam semesta ini mengalami keadaan dimana jagat raya ini pernah tidak ada, lalu
ada, kemudian tidak ada lagi, demikian seterusnya berulang-ulang. Proses dari tidak
ada menjadi ada alam semesta ini berlangsung secara berjenjang, dari jenjang yang
amat halus dan tidak berwujud ( gaib / niskala ) sampai pada jenjang yang berwujud
dan sangat kasar ( nyata / sekala ). Alam semesta ini mengada melalui proses evolusi
yang sangat panjang.

2. Terjadinya Bhuana Agung (Alam Semesta)

Bhuana Agung diciptakan secara bertahap. Berawal dari Brahman melalui


kekuatan tapa-Nya, terciptalah dua kekuatan yang disebut Purusa dan Pradhana.
Selanjutnya dari pertmuan Purusa dan Pradhana munculah zat yang sangat halus yang
disebut dengan “citta”. Citta yang terpengaruh oleh kekuatan Tri Guna yaitu Sattwam,
Rajas, dan Tamas terciptalah unsur Buddhi, Manah dan Ahamkara. Tahapan berikutnya
setelah muncul Tri Guna terciptalah Dasaindrya daripadaya muncul Panca Tan Matra
yaitu lima unsur zat yang bersifat halus. Dari unsur-unsur Panca Tan Matra inilah
2
muncul Panca Maha Bhuta yaitu lima macam unsur zat alam. Dari Panca Maha Bhuta
berevolusi serta menyempurnakan bentuknya dan terciptalah Brahmanda-Brahmanda,
salah satunya adalah Bumi.

3. Bhuana Alit

Bhuwana alit adalah alam kecil yaitu isi dari jagat raya atau alam semesta ini.
Kitab Sveta Svatara Upanisad menjelaskan, sebagai berikut : Rudra setelah
menciptakan bumi dengan segala isinya, lalu memberi tangan kepada manusia dan
memberi sayap kepada burung-burung. Beliau juga menjadi mata dari semua makhluk,
menjadi wadah/muka semua makhluk, menjadikan tangan dari semua makhluk, bahkan
menjadi kaki dari semua makhluk.

B. Panca Mahabhuta

Kalau kita perhatikan segala sesuatu yang ada di sekitar kita maka beraneka ragam
benda, pemandangan yang indah dan mahluk hidup yang dapat kita lihat. Kesemuanya itu
merupakan isi alam semesta atau Buana Agung yang dapat menimbulkan sebuah
pertanyaan sederhana yang selalu menggelitik hati kita yaitu "Dari manakah asal mula
segala sesuatu yang ada di alam semesta ini atau lebih sederhana lagi dari mana asal mula
alam semesta ini yang dikenal pula sebagai Buana Agung alam Agama Hindu?".

Sejauh ini sains (ilmu pengetahuan modern) telah mempelajari segala sesuatu yang
ada di alam raya ini (Bhuana Agung) dari berbagai aspek tapi belum dapat menjawab
pertanyaan sederhana tersebut di atas. Telah dikemukaan berbagai teori tentang
terbentuknya alam raya dan asal mahkluk hidup. Seperti Big Bong, Teori Generasio
Spontania dan lain sebagainya, semuanya itu juga tidak dapat menjawab pertanyaan di
atas.

Segala sesuatu yang ada dan yang akan ada di alam raya ini semuanya bersumber
atau disebabkan oleh penyebab pertama atau sering disebut causa prima, itulah yang
dipercaya sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Sada Siwa Tattwa bahwa Sada Siwa
merupakan kesadaran kedua setelah Paramasiwa, ia bersifat wyapara yang berstana dalam
padmasana yang disebut cadhusakti, dengan saktinya ia menciptakan seluruh alam semesta
beserta isinya. Jadi causa prima itu adalah Sada Siwa.

Alam raya atau Bhuana Agung ini disusun dari anasir dasar Panca Mahabhuta, yaitu
prethiwi, apah, teja, bayu dan akasa, yang menentukan keberadaan alam semesta beserta
isinya. Penciptaan Panca Mahabhuta
3
Panca Mahabhuta sebagai penyusun alam semesta (Buana Agung) bersumber dari
dua azas yang sangat sukma, gaib dan abadi yaitu Cetana dan Acetana yang juga disebut
sebagai sebab mula terciptanya segala yang ada (causa prima). Cetana berkedudukan di
atas, berwujud kesadaran tertinggi dan Acetana berkedudukan di bawah berwujud maya
(lupa). Azas yang di atas dapat masuk menyusupi dan melingkupi azas yang di bawah.
Pertemuan Cetana dan Acetana menciptakan Purusa dan Pradana yang merupakan sumber
roh dan materi. Pertemuan Purusa dan Pradana menghasilkan (menciptakan) Citta-Guna.

Citta merupakan perwujudan dari Purusa dan Guna perwujudan dari Pradana, Guna
sebagai sifat Citta dan tiga yaitu : satwam, rajas dan tamas. Akibat ketertarikan Citta pada
Guna maka terciptalah Buddhi. Buddhi demikian banyaknya dalam rupa yang beraneka
sifatnya seperti Catur Aiswarya, Astuti, Asthasiddhi, kebalikan Catur Aiswarya dan Panca
Wretaya Citta yang begitu lekat dengan sifatnya maka terbentuklah Ahengkara.
Ahengkara yang merupakan ego atau kekuatan bertemu bertemu dengan gunanya (Tri
Guna) maka menjadi tiga yaitu Si Wekreta, Si Tejasa dan Si Bhutadi.

Si Bhutadi yaitu merupakan pertemuan buddhi dengan tamah dapat menciptakan


Panca Tan Matra merupakan lima keadaan yang sangat halus yaitu:

1. Sabda tan matra

2. Sparsa tan matra

3. Rupa tan matra

4. Rasa tan matra

5. Ganda tan matra

Yang merupakan badan atma yang berwujud wasana. Dari Panca Tan Matra
melahirkan Panca Mahabhuta yaitu:

1. Akasa lahir dari sabda tan matra melalui manah

2. Bayu lahir dari soarsa tan matra melalui akasa

3. Teja lahir dari rupa tan matra melalui bayu

4. Apah lahir dari rasa tan matra melalui teja

5. Perthhvi lahir dari ganda tan matra melalui apah

4
C. Bagian-bagian Panca Mahabhuta

1. Akasa

Akasa paling diatas merupakan Panca Mahabhuta yang paling halus berupa
ruang kosong yang hampa, sunya tidak berwujud dan tidak tampak. Akasa sebagai
anasir dasar penyusun alam semesta berperan sebagai ruang wahana atau tempat
keberadaan segala yang ada dan terjadi di alam semesta ini.

Alam raya ini terbentuk dari satu ruang yang kosong yang hampa yang tak
terbatas luasnya dimana semua isi alam semesta ini seperti planet-planet dan
mataharinya, semua materi atau benda-benda yang ada dan semua mahluk hidup
berada di dalamnnya. Akasa merupakan ruang kosong pembentuk alam semesta.

2. Bayu

Bayu inipun masih halus, karena rupa,tapi ada tanda-tanda yang dapat
menerangkannya misalnya, benda bergerak maka gerakan benda itu sendiri adalah
tanda adanya bayu dalam benda itu. Dibandingkan dengan akasa bayu lebih kasar
karena letaknya lebih di bawah.

Bayu sebagai anasir dasar penyusun alam semesta berperan sebagai tenaga
penggerak (energi) semua peroses yang terjadi dan segala sesuatu yang ada di alam
semesta ini, seperti benda-benda yang ada di sekitar kita sampai benda planet yang
ada diluar angkasa semua bergerak tidak ada yang diam. Gerakannya bermacam-
macam ada gerak rotasi, gerak translasi, gerak vibrasi dan sebagainya. Semua gerakan
itu disebabkan oleh bayu sebagai tenga penggeraknya.

3. Teja

Teja berada di bawah bayu maka lebih kasar daripada bayu. Teja keberadaannya
berupa sinar atau cahaya yang tiak berwujud sehingga tidak dapat disentuh jadi masih
halus tapi sudah tampak atau dapat dilihat sedangkan bayu keberadaanna tidak dapat
dilihat.

Teja sebagai anasir dasar membentuk alam semesta berperan sebagai pembentuk
sinar yang menyinari segala benda atau isi alam materi yang ada di alam ini dapat
dilihat (tampak) dengan mata. Segala sesuatu yang dapat bersinar di alam ini dominan
sebagai pembentuk alam ini, misalnva matahari yang bersinar terang merupakan

5
benda (isi) alam semesta yang dapat mengeluarkan teja yang amat besar dari dalam
dirinya demikian juga isi alam lainnya yang besinar.

4. Apah/Jala

Apah sudah kasar karena sudah dapat berwujud walau wujudnya dapat berubah-
ubah sesuai dengan tempatnya. Apah sebagai anasir dasar penyusun alam semesta
berperan sebagai pembentuk cairan yang menyusun alam semesta beseta isinya.
Segala yang cair seperti air, minyak, alkohol, cairan pada tubuh dan lain-lain yang
berada di alam ini merupakan peran apah sebagai pembentuk alam semesta.

5. Perthiwi

Perthhvi paling bawah sehingga paling kasar, wujudnya sudah tetap (padat).
Perthhvi sebagai anasir dasar paling kasar penyusun alam semesta keberadaannya
berperan untuk menentukan wujud benda-benda atau isi alam dan wujudnya padat
yang tetap.

Demikian alam semesta ini disusun dari lima anasir dasar Panca Mahabhuta,
tetapi yang paling dominan adalah perthiwi sehingga batu itu padat, air juga demikian
yang paling dominan anasir dasar Panca Mahabhuta adalah apah, matahari anasir
Panca Mahabhuta yang dominan adalah teja, udara anasir Panca Mahabhuta yang
dominan adalah akasa dan bayu dan sebagainya.

Kandungan akasa yang dominan menyebabkan keberadaan sesuatu dalam


bentuk ruang, menyebar. Kandungan bayu yang dominan menyebabkan keberadaan
sesuatu dalam bentuk gerak atau benda bergerak, kandungan apah yang dominan
menyebabkan keberadaan sesuatu dalam bentuk benda padat.

D. Contoh-contoh Panca Mahabhuta

Contoh-contoh Panca Maha Bhuta pada Alam Semesta

Unsur-unsur panca maha bhuta merupakan unsur dasar pembentuk benda-benda


yang ada pada alam semesta, seperti bulan, bintang, pohon, hujan dan yang lainnya.
Dalam agama Hindu, makhluk hidup ciptaan Sang Hyang Widhi dikelompokkan
menjadi 3 yaitu sebagai berikut :

6
1. Kelompok Eka Pramana adalah, makhluk hidup yang hanya memiliki satu
kekuatan hidup, yaitu kekuatan vàyu. Adapun makhluk hidup yang tergolong eka
pramana adalah :

a. Trana adalah bangsa rumput yang hidup di darat maupun di air. Contohnya :
rumput ilalang, rumput teki dan rumput gajah.

b. Lata adalah bangsa tumbuh-tumbuhan yang menjalar pada pohon dan tanah.
Contohnya : rotan, semak, dan labu-labuan.

c. Taru adalah bangsa semak dan pepohonan. Contohnya : seruni, meniran, dan
daun encok.

d. Gulma adalah bangsa pohon yang bagian dalamnya berongga. Contohnya :


mawar, kaktus, teratai.

e. Janggama adalah bangsa tumbuhan yang hidupnya menumpang pada


tumbuhan yang lain. Contohnya : mawar, kaktus, dan teratai.

2. Kelompok Dwi Pramana adalah, makhluk hidup yang dihidupi oleh dua unsur
kekuatan yaitu vàyu dan sabda. Adapun makhluk yang tergolong dwi pramana
adalah :

a. Swedaya adalah bangsa binatang yang bersel satu yang hidup di air maupun
di darat. Contohnya : amoeba, plasmodium sp, dan balantiduim coli.

b. Andaya adalah bangsa binatang yang bertelur yang biasanya hidup di air
maupun di darat. Contohnya : ayam, buaya, dan ikan.

c. Jarayudha adalah bangsa binatang yang menyusui. Contohnya : sapi, kucing,


dan kuda.

3. Kelompok Tri Pramana adalah, makhluk hidup yang memiliki tiga kekuatan
hidup yaitu vàyu, sabda, dan idep. Adapun makhluk yang tergolong tri premana
adalah :

a. Nara Marga adalah manusia setengah binatang.

b. Wamana adalah manusia kerdil.

c. Jatma adalah manusia yang paling sempurna.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Panca Mahabhuta sebagai penyusun alam semesta (Buana Agung) bersumber


dari dua azas yang sangat sukma, gaib dan abadi yaitu Cetana dan Acetana yang juga
disebut sebagai sebab mula terciptanya segala yang ada (causa prima). Cetana
berkedudukan di atas, berwujud kesadaran tertinggi dan Acetana berkedudukan di
bawah berwujud maya (lupa). Azas yang di atas dapat masuk menyusupi dan
melingkupi azas yang di bawah. Pertemuan Cetana dan Acetana menciptakan Purusa
dan Pradana yang merupakan sumber roh dan materi. Pertemuan Purusa dan Pradana
menghasilkan (menciptakan) Citta-Guna.

Citta merupakan perwujudan dari Purusa dan Guna perwujudan dari Pradana,
Guna sebagai sifat Citta dan tiga yaitu : satwan, rajas dan tamas. Akibat ketertarikan
Citta pada Guna maka terciptalah Buddhi. Buddhi demikian banyaknya dalam rupa
yang beraneka sifatnya seperti Catur Aiswarya, Astuti, Asthasiddhi, kebalikan Catur
Aiswarya dan Panca Wretaya Citta yang begitu lekat dengan sifatnya maka
terbentuklah Ahengkara. Ahengkara yang merupakan ego atau kekuatan bertemu
bertemu dengan gunanya (Tri Guna) maka menjadi tiga yaitu Si Wekreta, Si Tejasa
dan Si Bhutadi.

B. Saran

Adapun saran dari makalah ini adalah dalam makalah ini masih banyak
kesalahan dalam penyusunan. Sehingga, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat
diharapkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.jotform.com/id/form-templates/panca-maha-bhuta-sebagai-unsur-pembentuk-
alam-semesta

https://brainly.co.id/tugas/37318493

https://www.academia.edu/10432666/Makalah_Bhuana_Agung_dan_Bhuana_Alit

https://www.makalah.asia/2020/03/makalah-agama-hindu-panca-mahabhuta.html

Anda mungkin juga menyukai