PANCA YADNYA I
OLEH :
i
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................. i
3.2 SARAN................................................................................................................ 9
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kadang kala masih banyak orang yang bertanya mengapa kita harus melakukan yadnya.
Jawaban dari pertanyaan itu tentulah karena kita memiliki tiga hutang yang disebut Tri Rna.
Adapun bagian-bagiannya antara lain : Dewa Rna (hutang yang patut kita bayar kepada Sang
Pencipta), Pitra Rna (hutang yang patut kita bayar kepada orang tua yang sudah meninggal
maupun tidak), dan Rsi Rna (hutang yang patut kita bayar kepada Rsi, Sulinggih atau guru).
Ketiga hutang tersebut yang menjadi dasar atau landasan pelaksanaan yadnya yang kita
warisi sampai sekarang. Disamping itu dasar pelaksanaan yadnya adalah Bhakti. Bhakti adalah
bentuk penghormatan yang tulus ikhlas dan merupakan dasar utama pelaksaan Yadnya. Bhakti
tidak memerlukan kecerdasan tinggi, melainkan Bhakti memerlukan kesetiaan, ketulusan,
keikhlasan, dan kesabaran.
Umat Hindu sudah kenal akan keberadaan lima yadnya. Lima yadnya tersebut sudah kita
kenal dengan Panca Yadnya. Tanpa kita sadari Panca Yadnya sudah kita lakukan dari kecil
hingga sekarang. Berarti dari kecil hingga akhir ayat, kita tidak bisa lepas dari Panca Yadnya.
Bagi penulis manfaat yang dapat diperoleh antara lain menambah wawasan dan
mengingat-ingat materi yang sudah diperoleh di sekolah dasar.
b. Bagi pembaca
Bagi pembaca manfaat yang dapat diperoleh antara lain menambah wawasan dan
menumbuhkan rasa kesadaran pentingnya yadnya dalam kehidupan umat Hindu.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Panca Yadnya
Panca dalam bahasa Sansekerta berarti lima. Yadnya berasal dari bahasa Sansekerta yang
berakar dari kata Yaj yang artinya persembahan, pemujaan, penghormatan dan korban suci.
Jadi pengertian dari Panca Yadnya adalah lima korban suci yang tulus ikhlas tanpa pamrih.
Tujuan dari Panca Yadnya adalah menghubungkan rasa bhakti dan asih manusia sehingga
mendapatkan kebahagiaan, kesejahteraan, kedamaian hidup lahir batin.
2.2 Jenis-jenis Panca Yadnya
2.2.1 Dewa Yadnya
Dewa Yadnya adalah korban suci yang tulus ikhlas yang dipersembahkan pada Hyang
Widhi beserta manifestasi-Nya. Tujuan dari pelaksanaan Dewa Yadnya yaitu untuk
membayar hutang yang kita miliki ke hadapan Sang Hyang Widhi sebagai serta segala
manifestasi-Nya (Dewa Rna) yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Contoh
pelaksanaan Dewa Yadnya secara Nitya Karma (sehari-hari) antara lain : melaksanakan puja
Tri Sandhya, melaksanakan Yadnya Sesa, dan berdoa. Sementara contoh pelaksanaan secara
Naimitika Karma (pada waktu tertentu) antara lain : mendirikan tempat suci, melaksanakan
pujawali, dan merayakan hari keagamaan.
Upacara Pecaruan.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Manusia melakukan yadnya karena memiliki tiga hutang yang disebut Tri Rna. Adapun
bagian-bagiannya antara lain : Dewa Rna (hutang yang patut kita bayar kepada Sang
Pencipta), Pitra Rna (hutang yang patut kita bayar kepada orang tua yang sudah
meninggal maupun tidak), dan Rsi Rna (hutang yang patut kita bayar kepada Rsi,
Sulinggih atau guru). Ketiga hutang tersebut yang menjadi dasar atau landasan
pelaksanaan yadnya yang kita warisi sampai sekarang. Disamping itu dasar pelaksanaan
yadnya adalah Bhakti. Bhakti adalah bentuk penghormatan yang tulus ikhlas dan
merupakan dasar utama pelaksaan Yadnya. Bhakti tidak memerlukan kecerdasan tinggi,
melainkan Bhakti memerlukan kesetiaan, ketulusan, keikhlasan, dan kesabaran.
2. Panca dalam bahasa Sansekerta berarti lima. Yadnya berasal dari bahasa Sansekerta yang
berakar dari kata Yaj yang artinya persembahan, pemujaan, penghormatan dan korban
suci. Jadi pengertian dari Panca Yadnya adalah lima korban suci yang tulus ikhlas tanpa
pamrih. Tujuan dari Panca Yadnya adalah menghubungkan rasa bhakti dan asih manusia
sehingga mendapatkan kebahagiaan, kesejahteraan, kedamaian hidup lahir batin.
3. Jenis-jenis Panca Yadnya antara lain : Dewa Yadnya, Pitra Yadnya, Rsi Yadnya, Manusa
Yadnya, Bhuta Yadnya.
4. Dewa Yadnya adalah korban suci yang tulus ikhlas yang dipersembahkan pada Hyang
Widhi beserta manifestasi-Nya. Tujuan dari pelaksanaan Dewa Yadnya yaitu untuk
membayar hutang yang kita miliki ke hadapan Sang Hyang Widhi sebagai serta segala
manifestasi-Nya (Dewa Rna) yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Contohnya
upacara piodalan.
5. Pitra Yadnya adalah korban suci yang merupakan bentuk rasa hormat dan terima kasih
kepada para pitara atau leluhur karena telah berjasa ketika masih hidup melindungi kita.
Kewajiban setiap orang yang telah dibesarkan oleh orang tua (leluhur) adalah untuk
memberikan persembahan yang terbaik secara tulus ikhlas. Ini sangat sesuai dengan
ajaran suci Weda agar umat Hindu selalu saling memberi demi menjaga keteraturan.
Tujuan dari pelaksanaan Pitra Yadnya adalah untuk membayar hutang kehadapan para
leluhur (Pitra Rna) yang merawat dan membesarkan kita. Contohnya upacara
pengabenan.
6. Rsi Yadnya yaitu korban suci yang tulus ikhlas yang dipersembahkan kepada para Rsi.
Yadnya ini dilaksanakan karena para Rsi sudah menuntun masyarakat dan melakukan
Puja Surya Sewana setiap hari. Para Rsi telah mendoakan keselamatan dunia alam
semesta beserta isinya. Bukan itu saja, ajaran Weda juga pada mulanya disampaikan oleh
para Rsi. Para Rsi dalam hal ini adalah orang yang disucikan oleh masyarakat. Ada yang
sudah melakukan upacara Dwijati (Madiksa) disebut Pandita dan ada yang melaksanakan
upacara Eka Jati (Mawinten) disebut Pinandita atau Pemangku. Tujuan pelaksanaan Rsi
Yadnya adalah untuk membayar hutang yang kita miliki ke hadapan Sulinggih, para Rsi,
9
atau para guru (Rsi Rna) yang merupakan bentuk terima kasih kita atas petunjuk, nasihat,
dan ilmu pengetahuan yang diberikan kepada kita. Contohnya Upacara Madiksa
sulinggih.
7. Manusa Yadnya adalah pengorbanan untuk manusia, terutama bagi mereka yang
memerlukan bantuan. Umpamanya ada musibah banjir dan tanah longsor. Banyak
pengungsi hidup menderita. Dalam situasi begini, umat Hindu diwajibkan untuk
melakukan Manusa Yadnya dengan cara memberikan sumbangan makanan, pakaian
layak pakai, dan sebagainya. Bila perlu terlibat langsung menjadi relawan yang
membantu secara sukarela. Dengan demikian, memahami Manusa Yadnya tidak hanya
sebatas melakukan serentetan prosesi keagamaan, melainkan juga kegiatan kemanusiaan
seperti donor darah dan membantu orang miskin juga termasuk Manusa Yadnya.
Contohnya potong gigi (Mapandes).
8. Bhuta Yadnya adalah korban suci yang tulus ikhlas tanpa pamrih pada makhluk bawahan
(para Bhuta), termasuk para Bhuta sekala maupun Niskala yang ada di sekitar kita. Para
Bhuta ini cenderung memiliki kekuatan kekuatan yang tidak baik, suka mengganggu.
Tujuan pelaksanan Bhuta Yadnya yang kita laksanakan adalah untuk membayar hutang
yang kita miliki kepada para Bhuta seperti alam semesta, makhluk hidup, yang
merupakan ciptaan Sang Hyang Widhi. Jadi Bhuta Yadnya yang kita lakukan adalah
untuk membayar hutang kepada Sang Hyang Widhi (Dewa Rna). Contohnya pecaruan.
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah agar kita selalu melaksanakan yadnya karena sekecil
apapun sebuah yadnya dilakukan, dampaknya sangat luas dan mempengaruhi aspek kehidupan.
Umpamanya, kalau kita melaksanakan upacara potong gigi, maka semua akan ikut terlibat dan
kena dampak. Namun hal itu juga disesuaikan dengan desa (tempat dilaksanakan), kala (waktu),
patra (kemampuan).