Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian
Padewasan berasal dari kata “dewasa” mendapat awalan pa- dan akhiran - an (pa-dewasa-an).
Dewasa artinya hari pilihan, hari baik. Padewasan berati ilmu tentang hari yang baik.Dewasa
Ayu artinya hari yang baik untuk melaksanakan suatu.
Selanjutnya kata “Divesa”(Sansekerta) berasal dari akar kata “div” yang artinya Sinar.Dari kata
div lalu menjadi divesa yang berati sorga, langit, hari. Dari uraian tersebut dapatlah diketahui
bahwa kiranya kata divesa itulah mengalami peluluhan pengucapan menjadi kata “dewasa” yang
berati hari pilihan atau hari yang baik.
Kata wariga dalam bahasa Bali, memiliki hubungan genetik dengan bahasa Sansekerta dan
Jawa Kuna. Dalam bahasa Sansekerta dikenal sebuah kata ‘vara’ yang artinya terbaik, berharga,
terbaik diantara, lebih baik dari pada. Kata vara dalam bahasa Sansekerta kemuadian menjadi
wara dalam bahasa Jawa Kuna, yang berati pilihan, harapan, anugrah, hadiah, kemurahan hati;
terpilih, berharga, bernilai, terbaik paling unggul diantara. Dalam bahasa Jawa Kuna juga dikenal
kata wara yang memakai ā dirgha (panjang) mempunyai arti waktu yang telah ditetap untuk
sesuatu.
Jadi berdasarkan beberapa uraian dapat dijelaskan wariga dalam pengertian bahasa Bali adalah
ajaran mengenai sistem kelender/tarikh tradisional Bali, terutama dalam menentukan
diwasa/dewasa (baik-buruknya hari) terkait kepentingan masyarakat. Jadi Padewasan dapat
ditentukan dengan menggunkan wariga.
Pedewasan adalah Pembagian waktu untuk membina dan menuntun masyarakat supaya hidup
seimbang dan harmonis serta rukun demi dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahtraan lahir
batin Secara umum yang dikenal adalah hari saptawara atau weekday yang nama-namanya
diambil dari nama-nama benda ruang angkasa seperti matahari, bulan, dan planet-planet yang
mempunyai pengaruh baik buruknya terhadap kehidupan di bumi. Wariga Dewasa yaitu
pemilihan hari baik untuk menuju jalan yang mulia berdasarkan peredaran benda-benda langit
di ruang angkasa.

B. Funsi Wariga antara lain :


Memberi pedoman dalam memperhitungkan baik buruknya hari. (halaayuning dewasa)
dalam melakukan sesuatu kegiatan/yadnya
Memberi Pedoman sistim pembagian waktu dalam merencanakan mempersiapkan dan
melaksanakan sesuatu kegiatan/yadnya

C. Sumber ajaran wariga : Bersumber dari Weda


Maha Rsi Manu membagi jenis isi Weda itu kedalam dua kelompok besar yang disebut.
1. Weda Sruti menurut Bhagawan Manu merupakan Weda yang sebenarnya ada weda
orisinal.
Menurut sifat isinya weda ini dibagi atas tiga bagian yaitu:
1) Bagian Mantra
2) Bagian Brahmana (Karma Kanda)
3) Bagian Upanisad/ Arnyaka (Jnana Kanda)
2. Weda Smrti kitab suci veda yang ditulis berdasarkan ingatan oleh para Maharesi dari
wahyu sang Hyang widhi / Tuhan Yang Maha Esa.
I. Kitab Wedangga antara lain :
1. Siksa (Phonetika).isinya menguraikan tentang petunjuk-petunjuk tata cara mengucapkan
mantra yang tepat sesuai dengan tinggi-rendahnya tekanan suara.
2. Wyakarana (Tata Bahasa) isinya menguraikan tentang tata bahasa, untuk dapat menghayati
Veda dengan benar,
3. Chanda (Lagu) cabang Veda yang secara khusus membicarakan tentang aspek ikatan bahasa
dalam Veda yang disebut lagu.
4. Nirukta berisikan tentang penafsiran otentik yang berhubungan dengan kata-kata yang terdapat
dalam Veda.
5. Jyotisa (Antronomi) isinya yang terutama adalah menguraikan tentang peredaran tata surya,
 Kitab Kalpa sutra terdiri dari :
a). Bidang Srauta isinya memuat berbagai macam ajaran mengenai tata cara melakukan yadnya.
b). Bidang Grhya isinya menguraikan pelaksanaan yadnya yang mesti dilaksanakan oleh masyarakat
(umat Hindu) yang telah berumah tangga.
c). Bidang Dharma isinya menguraikan tentang peraturan hidup bermasyarakat dan bernegara.( Tata
Hukum Negara )
d) Bidang Suliwa, isinya memuat tentang tata cara membuat tempat suci untuk beribadat (Pura,
Candi),dan bangunan lain yang berhubungan dengan arsitektur.
II. Kelompok Upaveda
Upaveda berasal dari bahasa Sanskerta, yang terdiri dari dua kata, yaitu : kata upa dan veda. Kata
"upa" dapat diartikan ,,dekat,, dan kata "veda" berarti "pengetahuan suci (kitab suci). Upaweda
berarti dekat dengan Veda (Pengetahuan suci). Upaweda juga diartikan Veda tambahan. Kitab
Upaweda memiliki fungsi sama pentingnya dengan kitab-kitab Smrtti
Beberapa Kitab Upaweda, antara lain :
1. Ltihasa
2. Purana
3. Ayur Weda
4. Gandhanva
5. Kama Sastra

Padewasan
Dalam lontar-lontarWariga terdapat rumusan :
 Wewaran alah dening Wuku
 Wuku alah dening Tanggal Panglong
 Tanggal Panglong alah dening Sasih
 Sasih alah dening Dawuh
 Dawuh alah dening Sang medue yadnya/Sanghyang Triodasa Saksi

Rumusan tersebut dapat dimaknai antara lain :


 Dalam pedewasan dina (sedina) berpedoman pada Wewaran dan Wuku sedangkan untuk padewasan
inti, mempertimbangkan wewaran, Wuku, Tanggal panglong sasih dan dawuh
 Kekuatan tertinggi,terletak pada Sanhyang Triodasa saksi Hal ini menghisyaratkan
pentingnya “Catur dewasa” pemarisuda halaning dewasa, untuk menetralisir pengaruh
dewasa yang buruk karena disadari tidak ada dewasa yang benar-benar baik
Dewsa ayu, apabila unsure baiknya diatas 50%
Dewsa Hala,apabila unsure baiknya dibawah 50%

 Hakikat dan tujuan Padewasan


Dewasa sebagai suatu kebutuhan dalam pelaksanaan aktifitas hidup umat Hindu bertujuan
memberikan rambu-rambu kemungkinan-kemungkinan pengaruh baik-buruk hari terhadap
berbagai usaha manusia. Secara hakikat seperti yang dijelaskan pada maksud dan tujuan
Wariga dan Dewasaadalah :
1) Memberi ukuran atau pedoman yang perlu dilakukan oleh yang akan melaksanakan suatu
pekerjaan berdasarkan ajaran agama Hindu dengan harapan bisa berhasil dengan baik
2) Untuk memberi penjelasan tentang berbagai kemungkinan akibat yang timbul akibat pemilihan
hari yang dipilih sehingga memberikan alternatif lain yang akan di pilih.
3) Sebagai suplemen dalam mempelajari Veda dan agama Hindu sehingga dalam menjalankan
ajarannya bisa dilaksanakan secara tepat sesuai pengaruh waktu dan planet-planet yang
berpengaruh pada waktu-waktu tertentu.
Memahami pemahaman tentang Wariga
Mengerti wewaran dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
Mengetahui mitologi ,urip,tempat, dan pedewasan yang muncul dari wuku
Menghayati timbulnya tanggal pangelong hingga muncul pedewasan
Mengerti akan adanya sasih yang mempengaruhi alam beserta isinya
Memahami peranan dawuh padewasaan

1. Cara-Cara Menentukan Padewasan


Ada lima pokok yang harus dipahami dalam menentukan padewasan yaitu Wewaran,
Wuku, Penanggal Panglong, Sasih dan Dauh.
a. Wewaran
Wewaran adalah bentuk jamak dari kata wara yang berati hari.Wewaran (Sansekerta) dari
akar kata wara (diduplikasikan/dwipura) dan mendapat akhiran – an (we + wara + an)
sehingga menjadi wewaran, yang berati istimewa, terpilih, terbaik, tercantik, mashur,
utama, hari. Jadi wewaran adalah hari yang baik atau hari yang utama untuk melakukan
suatu hal atau suatu pekerjaan.
Pertemuan Tri Wara dan Panca Wara
a. Hari Kliwon datangnya setiap lima hari sekali, sebagai hari suci pemujaan ke hadapan Sang
Hyang Śiva. Pada hari Kliwon Bhatara Śiva beryoga di pusat bumi, menciptakan air suci guna
meruwat kotoran yang ada di bumi. Sehingga pada saat ini umat Hindu mengadakan penyucian
diri dari berbagai kotoran.
b. Kajeng Kliwon, diyakini sebagai hari yang sakral karena merupakan pertemuan hari terakhir dari
Tri Wara dan Panca Wara. Kajeng Kliwon adalah simbol pikiran bersih dan suci, pelebur
kepapaan, petaka, noda, bencana ataupun segala kotoran duniawi melalui dhyana semadhi.
Pada hari ini Sang Hyang Mahadewa melakukan yoga semadi, sehingga pada sat ini umat Hindu
melakukan persembahyangan memuja kebesaran Dewi Durga dengan menghaturkan segehan.
Hari Suci yang didasarkan atas Pertemuan Sapta Wara dan Panca Wara
a. Anggara Kliwon disebut pula Anggara Kasih, sebagai hari beryoganya Sang Hyang Rudra untuk
melebur penderitaan, kejahatan, kotoran dunia. Hari ini merupakan hari yang baik untuk
meruwat dan memusnahkan bencana yang dapat menimpa.
b. Buddha Wage, hari ini disebut pula Buddha Céméng sebagai hari pemujaan kehadapan Sang
Hyang Bhatari Sri atau Dewi Padi dan Bhatari Manik Galih atau Dewi Beras, sebagai manifestasi
Tuhan yang memberikan kesuburan dan kemakmuran.
c. Buddha Kliwon, namanya disesuaikan dengan wukunya. Hari Buddha Kliwon adalah hari pemujaan Sang
Hyang Hayu atau memuja Hyang Mami Nirmalajati,harapan memohon keselamatan ketiga dunia .
d. Saniścara Kliwon, yang disebut dengan Tumpek, namanya disesuaikan dengan nama wukunya. Pemujaan
ditujukan kehadapan Sang Hyang Paramawisesa atau Tuhan Yang Maha Kuasa.

Anda mungkin juga menyukai