Oleh :
NPM : 1741121088
Kelas : B1
PENDAHULUAN
Nelu Bulanin atau Upacara Tiga Bulanan bayi termasuk salah satu upacara untuk
bayi yang baru lahir, upacara nelu bulanin perlu dilaksanakan karena di dalam
upacara tersebut bayi akan diupacarai yang dengan keyakinan umat hindu dapat
berguna untuk melindungi anak dari pengaruh panca indria dan sebagai bentuk
syukur atas kelahiran anak tersebut.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Upacara Tiga Bulanan atau Nelu Bulanin adalah upacara yang dilakukan pada
saat bayi berumur 105 hari, atau tiga bulan dalam hitungan pawukon.
Upacara tiga bulanan dan otonan sebaiknya dilaksanakan tepat pada harinya, yaitu
: untuk tiga bulan, pada hari ke 105 setelah kelahiran. Upacara otonan pertama
setelah berumur 6 bulan kalender Bali : 6x35 hari = 210 hari setelah kelahiran.
Ketika berusia 105 hari organ tubuh bayi sudah sempurna dalam arti panca
indranya sudah aktif, peredaran darah dan pencernaannya sudah normal. Aktifnya
panca indra membawa dampak positif dan negatif pada kesucian atman (roh).
2.3 Prosesi
1. Sarana
a) Upakara kecil : panglepasan, penyambutan, jejanganan, banten kumara
dan tataban.
b) Upakara besar: panglepasan, penyambutan, jejanganan, banten
kumara, tataban, pula gembal, banten panglukatan, banten turun tanah
2. Waktu
Upacara ini dilakukan pada saat anak berusia 105 hari. Bila keadaan tidak
memungkinkan, misalnya, keluarga itu tinggal di rantauan dan ingin
upacaranya dilangsungkan bersama keluarga besar sementara si anak terlalu
kecil untuk dibawa pergi jauh, upacara bisa ditunda. Biasanya digabungkan
dengan upacara 6 bulan.
3. Tempat
Seluruh rangkaian upacara bayi tiga bulan dilaksanakan di lingkungan rumah.
4. Pelaksana
5. Tata cara
6. Urutan Upacara
7. Symbol
Symbol (niyasa) yang digunakan dalam upacara Tiga Bulanan yaitu :
a) Regek yaitu anyaman 108 helai daun kelapa gading berbentuk
manusia, sebagai symbol Nyama Bajang.
b) Papah yaitu pangkal batang daun kelapa gading sebagai symbol ari-ari.
c) Pusuh yaitu jantung pisang sebagai symbol getih (darah).
d) Batu sebagai symbol yeh-nyom.
e) Blego sebagai symbol lamas.
f) Ayam sebagai symbol atma.
g) Sebuah periuk tanah yang pecah sebagai symbol kandungan yang
sudah melahirkan bayi.
h) Lesung batu sebagai symbol kekuatan Wisnu.
i) Pane symbol Windu (Hyang Widhi).
j) Air dalam pane symbol akasa.
k) Tangga dari tebu kuning sepanjang satu hasta diberi palit (anak
tangga) tiga buah dari kayu dapdap sebagai symbol Smara-Ratih
(Hyang Widhi yang memberi panugrahan kepada suami-istri).
8. Mantram
Mantram 1 :
Artinya :
Mantram 2 :
Artinya :
Artinya :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Upacara nelu bulanin sangat perlu dilakukan karena dari bayi masih di dalam
kandungan, sudah terdapat upacara untuk menyucikan diri bayi tersebut, terbukti
dari prosesi acara tersebut, bayi diberikan tirta serta mantram mantram yang suci,
rangkaian upacara tersebut salah satunya adalah upacara nelu bulanin atau tiga
bulanan bayi.
3.2 Saran
Dewasa ini banyak orang tua yang melewatkan upacara-upacara untuk anak
mereka tidak terkecuali upacara nelu bulanin ini, perkembangan teknologi dan
jaman modern tidak boleh menghalangi orang tua dalam melaksanakan upacara-
upacara untuk anak mereka
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/search?
biw=1366&bih=630&ei=W4thWoHeDsL18gW2s6zQCg&q=sejarah+nelu+bulanin&
oq=sejarah+nelu+bulanin&gs_l=psy-
ab.3...3230804.3240564.0.3241276.20.20.0.0.0.0.0.0..0.0....0...1c.1.64.psy-
ab..20.0.0....0.gAYmhNTBTDA
http://ibn.adreach.co/ads-request?
j=9&i=178191854&t=2&s=I04132151634535377669&a=http://agussumaastika.blog
spot.com/2016/12/upacara-nyambutin-tiga-bulanan-dalam.html