Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AGAMA HINDU

DEWA YADNYA

OLEH :
1. I Gede Wahyu Semara Dewa (05)
2. I Wayan Arsana Ardiantara (18)
3. Ni Komang Sari Gita Laksmi (25)
4. Ni Komang Wiyanti (27)
5. Ni Luh Ayu Ratih (28)
6. Ni Luh Elviani (29)
7. Ni Luh Peli (32)
8. Ni Luh Putu Ulandari (34)
9. Ni Made Febri (35)
10. Ni Wayan Sutriani (36)

KELAS : XI MIPA 2

SMA NEGERI 3 AMLAPURA


2021/2022
KATA PENGANTAR

Om Suastyastu
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa , Tuhan Yang
Maha Esa karena atas berkat rahmat beliau penulis dapat menyelesaikan Tugas Agama ini
Yang berjudul dewa yadnya .Tujuan penulis selain untuk membuat tugas secara berkelompok
juga untuk dapat menambah pemahaman penulis mengenai dewa yadnya dan
menginformasikan kepada pembaca agar dapat lebih memahami mengenai yadnya .
Seperti kata pepatah “Tak Ada Gading yang Tak Retak “ ,penulis menyadari bahwa
hasil penulisan makalah ini masih belum sempurna.Oleh karena itu saran dan kritik sangat
penulis harapkan demi menyempurnakan makalah ini. Di dalam penyusunan makalah ini,
penulis telah banyak mendapat petunjuk dari berbagai pihak dan media.Oleh karena itulah,
penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
yang membantu dalam makalah ini. Demikianlah sepatah pengentar kami ,semoga dapat
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca . Dan atas perhatiannya penulis ucapkan
terimakasih.

Om Santih ,Santih ,Santih Om

Amlapura, 20 Januari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Judul...........................................................................................................................
Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3 Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3
2.1 Pengertian dan Hakekat Dewa Yadnya.................................................... 3
2.2 Tujuan Dewa Yadnya.............................................................................. 3
2.3 Sumber dan Dasar Hukum Yadnya.......................................................... 4
2.4 Tingkatan Pelaksanaan Dewa Yadnya..................................................... 4
2.5 Syarat-syarat Pelaksanaan Yadnya.......................................................... 5
2.6 Pelaksanaan Yadnya Dalam Kehidupan Sehari-hari............................... 6
BAB III PENUTUP................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 7
3.2 Saran........................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 8
LAMPIRAN............................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hakekat Dewa Yadnya Dalam kehidupan,setiap orang wajib melakukan
pengorbanana kepada sang hyang widhi ,sesama,dirinya,dan lingkunganya.berkobanan dalam
ajaran agama hindu di sebut yajna.secara ethimologi kata yajna berasal dari bahasa sanskerta
yaitu dari kata “yaj” yang artinya pemujaan atau memberi penghormatan atau dijadikan suci .
kemudia ,dari urat kata “yaj” , timbul katak –kata yaja yang artinya kata –kata dalam
pemujaan ,yajata artinya layak memperoleh penghormatan , yajus artinya
sakral,retus,agama,dan yajna artinya pemujaan, doa persembahan .yajna yang harus kita
laksanakan dalam kehidupan ini dilandasi oleh hutang manusia yang dibawa sejak lahirkan ke
dunia ini , hutang manusia ada 3 banyaknya yang disebut Tri Rna.
Adapun hutang –hutang yang di maksud antara lain seperti berikut . 1. Deva Rna
adalah hutang hidup kepada sang hyang widhi yang telah menciptakan alam semesta,
termasuk diri kita . untuk semua ini wajib membayar hutang kepada sang hyang widhi
dengan melaksanakan deva yajna dan butha yajna.
Contoh pelaksaanaan deva yajna seperti berdoa kepada sang hyang widhi dan
melaksanakan dharma. Contoh pelaksanaan butha yajna memelihara alam lingkungan sebagai
tempat kehidupan semua mahluk. 2. Rsi Rna hutang kepada para rsi yang mengorbankan
kehidupannya untuk memberikan bimbingan dan tuntunan kepada manusia sehingga
mendapatkan pencerahan melalui ajaran –ajaranya . Rsi Rna di bayar dengan melaksanakan
rsi yajna. 3. Pitra Rna adalah hutang kepada orang tua atau leluhur . leluhur dan orang tua
sangat berjasa dan memiliki peranan besar atas kehidupan kita saat ini. Karma leluhur dan
orang tua berpengaruh terhadap keberadaan setiap orang. Oleh karenanya , menjadi
kewajiban kita untuk membalas jasa –jasa leluhur dan orang tua kita. Membayar hutang
kepada orang tua dan leluhur dapat dilaksanakan dengan melaksanakan Pitra Yajna dan
Manusa Yajna.
Dari tiga hutang dasar manusia tersebut muncul lima cara untuk membayar hutang.
Membayar hutang kita melalui melakukan pengorbanan kepada sang hyang widhi , orang
suci, orang tua, sesama, serta mahluk yang lebih rendah dari manusia. Yajna dalam agama
Hindu ada lima yakni : 1. Deva Yajna 2. Rsi Yajna 3. Pitra Yajna 4. Manusa Yajna 5. Bhuta
Yajna
1.2 Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang kami jadikan sebagai acuan dalam
pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Pengertian dan hakekat dewa yajna
2. Tujuan dewa yajna
3. Sumber dan dasar hukum yajna
4. Tingkatan pelaksanaan dewa yajna
5. Syarat –syarat melaksanakan dewa yajna
6. Pelaksanaan dalam kehidupan sehari –hari

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk memahami pengertian dari Dewa Yadnya


2. Untuk memahami proses palksanaan DewaYadnya
3. Untuk dijadikan bahan pedoman pelaksanaan Dewa Yadnya dalam kehidupan sehari-
hari
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Hakekat Dewa Yadnya

Pengertian dan Hakekat Deva Yajna Dewa yajna berasal dari bahasa sanskerta “Div”
yang artinya sinar suci dan “Yaj” yang artinya pemujaan atau memberi penghormatan atau
menjadikan suci. Jadi dewa yajna yaitu korban suci / persembahan suci kepada sang hyang
widhi wasa dan seluruh manifestasi –nya yang terdiri dari dewa brahma ( selaku pencipta )
dewa wisnu (pemelihara ) dewa siwa ( pelebur ) adanya pemujaan kehadapan dewa – dewi /
para dewa karena beliau telah di anggap mempengaruhi dan mengatur gerak kehidupan di
dunia ini.

Hakekat yajna Bhagavadgita 3 14 menyatakan bahwa “ Yajna berasal dari karma “ ini
berati bahwa dalam yajna perlu adanya kerja , karena dalam yajna menurut adanya perbuatan
tuhan menciptakan alam beserta isinya diciptakan dengan yajna maka patutlah manusia pun
melaksanakan yajna untuk memelihara kehidupan didunia ini. Tanpa adanya yajna maka
perputaran roda kehidupan akan berhenti. Yajna merupakan salah satu wujud dari Tri
Kerangka Agam Hindu yaitu termasuk 5dalam upacara ritual hal ini dikarenakan penerapan
yajna di kaitkan dengan upacara agama hindu yaitu dalam bentuk ritual.

2.2 Tujuan Dewa Yadnya

Dalam banyak sloka dari berbagai kitab menyatakan bahwa alam semesta beserta
isinya termasuk manusia ; diciptakan , dikembangkan melalui yajna. Oleh karena itu yajna
yang dilakukan oleh manusia tentu bertujuan untuk mencapai tujuan hidup manusia menurut
konsep hindu yakni mokshartam jagat hita ( kebagian sekala dan niskala ).

Dalam rangka mencapai tujuan tertinggi tersebut manusia harus melakukan aktivitas
dan berkarma. Paling tidak 4 hal yang harus dilakukan yaitu:

1. Penyucian diri untuk mencapai kebahagiaan maka hidup ini harus suci
2. Peningkatan kualitas diri, meningkatkan kualitas jiwatman sehingga tujuan tertinggi
yaitu bersatunya atman dengan brahman ( brahman atman aikyam ) dapat tercapai.
3. Sebagai sarana menghubungkan diri dengan tuhan oleh karena itu manusia dalam
rangka mencapai tujuan tidak akan lepas dari tuntunan atau kekuasaan tuhan.
4. Sebagai ungkapan rasa terima kasih ,manusia memiliki rasa dan pikiran dan dalam
tatanan kehidupan sosial terikat pada aturan susila dan moral. Dengan olah rasa yang
baik maka rasa syukur merupakan salah satu motivasi utama untuk selalu berbuat
kebaikan.

2.3 Sumber dan Dasar Hukum Yadnya

Dasar pelaksanaan upacara yajna adalah Tri Rna. Weda mengajarkan tuhan
menciptakan alam semesta ini berdasarkan yajna, karena itu menurut ajaran rna alam ini
berhutang kepada tuhan untuk melepaskan diri dari keterikatan akan hutang itu , umat hindu
melaksanakan yajna salah satunya berupa upacara dengan memakai sarana upakara / banten.
Dalam lontar agastya parwa ini dibagi menjadi lima bagian berikut :

1. Dewa yajna yaitu mempersembahkan minyak, biji –bjian kepada dewa siwa agni
ditempat pemujaan dewa .
2. Rsi yajna yaitu menghormati pendeta dan membaca –baca kitab suci.
3. Pitra yajna yaitu upacara kematian agar roh mencapai alam siwa.
4. Bhuta yajna yaitu mensejahterahkan tumbuh –tumbuhan dan menyelenggarakan
upacara tawur agung dan panca wali krama.
5. Manusa yajna yaitu memberi makanan kepada masyarakat .

2.4 Tingkatan Pelaksanaan Dewa Yadnya

Tingkatan yajna didasari oleh besar kecil nya upakara yang dipersembahkan dan di
bedakan menjadi tingkatan yaitu :

1. Kanista

2. Madyama

3. Utama

Masing –masing dari ketiga tingkatan di atas dapat di bedakan dalam 3 tingkatan lagi
didasarkan dari kecilnya upakara yang menjadi sarana persembahannya yaitu :

1. Nistaning Nista
2. Nistaning madya
3. Nistaning Utama
4. Madyaning Nista
5. Madyaning Madya
6. Madyaning Utama
7. Utamaning Nista
8. Utamaning Madya
9. Utamaning Utama

Perbedaan tingkatan yajna disesuaikan dengan tingkatan kemampuan umat yang akan
melaksanakan karena bertujuan yajna yang menuju kesejahteraan dan kebahagiaan tidak
memberikan penderitaan bagi umat dan dari segi kualitas kesembilan tingkatan yajna tersebut
tidak lah ada perbedaan sepanjang di laksanakan dengan rasa bhakti dan ketulusan dan
kesucian hati.

2.5 Syarat-Syarat Pelaksanaan Yadnya

1. Sradha artinya pelaksanaan yajna hendaknya dengan keyakinan penuh diyakini


kebenarannya yang bersifat mutlak
2. Lascarya artinya suatu pengorbanan atau persembahan besar atau kecil sedikit
ataupun banyak dari ukuran materi hendaknya dengan penuh keiklasan .
3. Sastra artinya beryajna harus lah dilaksanakan berdasarkan petunjuk sastra kata sastra
dalam hal ini adalah peraturan atau ketentuan hukum yang bersumber dari kitab suci.
4. Daksina artinya suatu penghormatan dan penghargaan dalam bentuk harta benda atau
uang yang dihaturkan secara tulus iklas kepada pemimpin upacara ( pandita ,
pemangku, ) yang telah berjasa sehingga upacara berjalan dengan aman, lancar dan
sukses .
5. Mantra artinya setiap pelaksanaan upacara keagamaan yang berkualitas unsur mantra
atau gita nyanyian ke –tuhanan adalah sangat penting lagu –lagu suci
untuk tujuan pemujaan diucapkan umat pinandita , dan pandita sesuai dengan
ketentuan dan aturanya .
6. Anna sewana artinya jamuan makan atau minum kepada tamu upacara. Atithi yadnya
sesuai dengan kemampuan masing-masing juga salah satu syarat yadnya yang baik.
Namun demikian jamuan ini tidak boleh dipaksakan kalau dipaksakan bukanllah
disebut yadnya yang sattwika.
7. Nasmuta artinya suatu upacara agama hendaknya tidak dilangsungkan dengan tujuan
pamer, kemewahan, atau pamer kekayaan dengan maksud tamu dan tetangga
berdecak kagum tetapi bukan berrati yang mammpu tidak boleh menampilkan
kemewahan dan keindahan dalam upacara yadnya,asalkan kemewahan dan keindahan
yang dihadirkan itu hanya pantas dilangsungkan dengan tujuan mengagunggkan nama
tuhan. Atau dengan kata lain tidak menekan semata-mata aspek ritual dan seremonila
belaka.

2.6 Pelaksanaan Yadnya Dalam Kehidupan Sehari-hari

Adanya pemujaan upacara pemujaan serta persembahan suci tulus iklas kepada tuhan
dan sinar suciNya yang disebut dewa –dewi adanya peujaan kehadapan Dewa/Dewi para
dewa karena beliau dianggap mempengaruhi dan mengatur gerak kehidupan di dunia ini.
Salah satu dari upacara yadnya sperti upacara hari raya Saraswati yaitu upacara suci yang
dilaksanakan oleh umat hindu untuk memperingati hari turunnya illmu pengetahuan yang
jatuh pada hri sabtu , yang dalam kalender bali disebut umanis wuku watugunung pemujaan
ditunjjukkan kehadapan tuhan sebagai sumber illmu pengetahuan dan dipersonifikasikan
sebagai wanita cantik bertangan empat,memegang wima(sejenis alat music), genitri
(semacam tasbih), pusaka lontar bertuliskan sastra Ilmu Pengetahuan di dalam kotak kecil
serta bunga tertai yang melambangkan kesucian.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari pembahasan makalah ini adalah Dewa Yadnya adalah
persembahan yang tulus ikhlas kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta segala bentuk
manifestasi-Nya. Dewa berasal dari kata : Div yang artinya sinar atau cahaya suci.
Pelaksanaan Dewa Yadnya memiliki tujuan antara lain untuk menyatakan rasa terimakasih
kepada Tuhan, sebagai ungkapan rasa bhakti kepada Sang Hyang Widhi Wasa, sebagai jalan
untuk memohon perlindungan dan waranugraha serat permohonan pengampunan atas segala
dosa, sebagai pengejawantahan ajaran wega.

Jadi yadnya yang kita persembahkan adalah sebagai wujud balas budi serta wujud
bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi atas segala karunia-Nya. Pelaksanaan dari Dewa
Yadnya dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu : Pemujaan yang dilakukan
setiap hari (Nitya), seperti : Tri Sandya, menghaturkan canang di setiap pelinggih pada pagi
atau sore hari, ngejot dan mesaiban. Upacara yadnya tergolong upacara peringatan hari-hari
suci (Naimitika) tertentu seperti purnama, Tilem, Tumpek, Anggara kasih, Galungan,
Kuningan, Saraswati, Siwaratri, dan sebagainya berdasarkan Pawukon, atau pertemuan
Saptawara dan Pancawara serta upacara yang terkait dengan tempat-tempat suci seperti
melaspas, Pujawali, Piodalan, Upacara pada waktu dan hari yang khusus seperti Ngusaba,
Ngaci-aci, Melasti

3.2 Saran

Sebagai umat hindu sepatutnya kita melaksanakan yajna karena manusia


memiliki tiga hutang yang yang disebut dengan tri rna yaitu 1. Dewa yajna adalah hutang
kepada tuhan atau para dewa . 2. Pitra rna yaitu hutang kepada leluhur atau orang tua. 3. Rsi
rna yaitu hutang kepada para rsi atau guru. Jadi ketiga hutang tersebut dapat dibayar dengan
melakukan yajna
DAFTAR PUSTAKA

https://adoc.pub/tugas-agama-dewa-yadnya.html

Mas Mt Putra, Ny. I G. A. 1998. Panca Yadnya. Surabaya : ParamitaPemprop Bali. 2003.
Panca Yadnya.Sanjaya, Putu. 2010. Acara Agama Hindu. Surabaya :
Paramitahttp://www.hindubatam.com/upacara/dewa-yadnya/hari-purnama-dan-tilem.html
LAMPIRAN

Gambar pelaksanaan Upacra Dewa Yadnya

Anda mungkin juga menyukai