DEWA YADNYA
OLEH :
1. I Gede Wahyu Semara Dewa (05)
2. I Wayan Arsana Ardiantara (18)
3. Ni Komang Sari Gita Laksmi (25)
4. Ni Komang Wiyanti (27)
5. Ni Luh Ayu Ratih (28)
6. Ni Luh Elviani (29)
7. Ni Luh Peli (32)
8. Ni Luh Putu Ulandari (34)
9. Ni Made Febri (35)
10. Ni Wayan Sutriani (36)
KELAS : XI MIPA 2
Om Suastyastu
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa , Tuhan Yang
Maha Esa karena atas berkat rahmat beliau penulis dapat menyelesaikan Tugas Agama ini
Yang berjudul dewa yadnya .Tujuan penulis selain untuk membuat tugas secara berkelompok
juga untuk dapat menambah pemahaman penulis mengenai dewa yadnya dan
menginformasikan kepada pembaca agar dapat lebih memahami mengenai yadnya .
Seperti kata pepatah “Tak Ada Gading yang Tak Retak “ ,penulis menyadari bahwa
hasil penulisan makalah ini masih belum sempurna.Oleh karena itu saran dan kritik sangat
penulis harapkan demi menyempurnakan makalah ini. Di dalam penyusunan makalah ini,
penulis telah banyak mendapat petunjuk dari berbagai pihak dan media.Oleh karena itulah,
penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
yang membantu dalam makalah ini. Demikianlah sepatah pengentar kami ,semoga dapat
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca . Dan atas perhatiannya penulis ucapkan
terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Judul...........................................................................................................................
Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3 Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3
2.1 Pengertian dan Hakekat Dewa Yadnya.................................................... 3
2.2 Tujuan Dewa Yadnya.............................................................................. 3
2.3 Sumber dan Dasar Hukum Yadnya.......................................................... 4
2.4 Tingkatan Pelaksanaan Dewa Yadnya..................................................... 4
2.5 Syarat-syarat Pelaksanaan Yadnya.......................................................... 5
2.6 Pelaksanaan Yadnya Dalam Kehidupan Sehari-hari............................... 6
BAB III PENUTUP................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 7
3.2 Saran........................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 8
LAMPIRAN............................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Pengertian dan Hakekat Deva Yajna Dewa yajna berasal dari bahasa sanskerta “Div”
yang artinya sinar suci dan “Yaj” yang artinya pemujaan atau memberi penghormatan atau
menjadikan suci. Jadi dewa yajna yaitu korban suci / persembahan suci kepada sang hyang
widhi wasa dan seluruh manifestasi –nya yang terdiri dari dewa brahma ( selaku pencipta )
dewa wisnu (pemelihara ) dewa siwa ( pelebur ) adanya pemujaan kehadapan dewa – dewi /
para dewa karena beliau telah di anggap mempengaruhi dan mengatur gerak kehidupan di
dunia ini.
Hakekat yajna Bhagavadgita 3 14 menyatakan bahwa “ Yajna berasal dari karma “ ini
berati bahwa dalam yajna perlu adanya kerja , karena dalam yajna menurut adanya perbuatan
tuhan menciptakan alam beserta isinya diciptakan dengan yajna maka patutlah manusia pun
melaksanakan yajna untuk memelihara kehidupan didunia ini. Tanpa adanya yajna maka
perputaran roda kehidupan akan berhenti. Yajna merupakan salah satu wujud dari Tri
Kerangka Agam Hindu yaitu termasuk 5dalam upacara ritual hal ini dikarenakan penerapan
yajna di kaitkan dengan upacara agama hindu yaitu dalam bentuk ritual.
Dalam banyak sloka dari berbagai kitab menyatakan bahwa alam semesta beserta
isinya termasuk manusia ; diciptakan , dikembangkan melalui yajna. Oleh karena itu yajna
yang dilakukan oleh manusia tentu bertujuan untuk mencapai tujuan hidup manusia menurut
konsep hindu yakni mokshartam jagat hita ( kebagian sekala dan niskala ).
Dalam rangka mencapai tujuan tertinggi tersebut manusia harus melakukan aktivitas
dan berkarma. Paling tidak 4 hal yang harus dilakukan yaitu:
1. Penyucian diri untuk mencapai kebahagiaan maka hidup ini harus suci
2. Peningkatan kualitas diri, meningkatkan kualitas jiwatman sehingga tujuan tertinggi
yaitu bersatunya atman dengan brahman ( brahman atman aikyam ) dapat tercapai.
3. Sebagai sarana menghubungkan diri dengan tuhan oleh karena itu manusia dalam
rangka mencapai tujuan tidak akan lepas dari tuntunan atau kekuasaan tuhan.
4. Sebagai ungkapan rasa terima kasih ,manusia memiliki rasa dan pikiran dan dalam
tatanan kehidupan sosial terikat pada aturan susila dan moral. Dengan olah rasa yang
baik maka rasa syukur merupakan salah satu motivasi utama untuk selalu berbuat
kebaikan.
Dasar pelaksanaan upacara yajna adalah Tri Rna. Weda mengajarkan tuhan
menciptakan alam semesta ini berdasarkan yajna, karena itu menurut ajaran rna alam ini
berhutang kepada tuhan untuk melepaskan diri dari keterikatan akan hutang itu , umat hindu
melaksanakan yajna salah satunya berupa upacara dengan memakai sarana upakara / banten.
Dalam lontar agastya parwa ini dibagi menjadi lima bagian berikut :
1. Dewa yajna yaitu mempersembahkan minyak, biji –bjian kepada dewa siwa agni
ditempat pemujaan dewa .
2. Rsi yajna yaitu menghormati pendeta dan membaca –baca kitab suci.
3. Pitra yajna yaitu upacara kematian agar roh mencapai alam siwa.
4. Bhuta yajna yaitu mensejahterahkan tumbuh –tumbuhan dan menyelenggarakan
upacara tawur agung dan panca wali krama.
5. Manusa yajna yaitu memberi makanan kepada masyarakat .
Tingkatan yajna didasari oleh besar kecil nya upakara yang dipersembahkan dan di
bedakan menjadi tingkatan yaitu :
1. Kanista
2. Madyama
3. Utama
Masing –masing dari ketiga tingkatan di atas dapat di bedakan dalam 3 tingkatan lagi
didasarkan dari kecilnya upakara yang menjadi sarana persembahannya yaitu :
1. Nistaning Nista
2. Nistaning madya
3. Nistaning Utama
4. Madyaning Nista
5. Madyaning Madya
6. Madyaning Utama
7. Utamaning Nista
8. Utamaning Madya
9. Utamaning Utama
Perbedaan tingkatan yajna disesuaikan dengan tingkatan kemampuan umat yang akan
melaksanakan karena bertujuan yajna yang menuju kesejahteraan dan kebahagiaan tidak
memberikan penderitaan bagi umat dan dari segi kualitas kesembilan tingkatan yajna tersebut
tidak lah ada perbedaan sepanjang di laksanakan dengan rasa bhakti dan ketulusan dan
kesucian hati.
Adanya pemujaan upacara pemujaan serta persembahan suci tulus iklas kepada tuhan
dan sinar suciNya yang disebut dewa –dewi adanya peujaan kehadapan Dewa/Dewi para
dewa karena beliau dianggap mempengaruhi dan mengatur gerak kehidupan di dunia ini.
Salah satu dari upacara yadnya sperti upacara hari raya Saraswati yaitu upacara suci yang
dilaksanakan oleh umat hindu untuk memperingati hari turunnya illmu pengetahuan yang
jatuh pada hri sabtu , yang dalam kalender bali disebut umanis wuku watugunung pemujaan
ditunjjukkan kehadapan tuhan sebagai sumber illmu pengetahuan dan dipersonifikasikan
sebagai wanita cantik bertangan empat,memegang wima(sejenis alat music), genitri
(semacam tasbih), pusaka lontar bertuliskan sastra Ilmu Pengetahuan di dalam kotak kecil
serta bunga tertai yang melambangkan kesucian.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan makalah ini adalah Dewa Yadnya adalah
persembahan yang tulus ikhlas kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta segala bentuk
manifestasi-Nya. Dewa berasal dari kata : Div yang artinya sinar atau cahaya suci.
Pelaksanaan Dewa Yadnya memiliki tujuan antara lain untuk menyatakan rasa terimakasih
kepada Tuhan, sebagai ungkapan rasa bhakti kepada Sang Hyang Widhi Wasa, sebagai jalan
untuk memohon perlindungan dan waranugraha serat permohonan pengampunan atas segala
dosa, sebagai pengejawantahan ajaran wega.
Jadi yadnya yang kita persembahkan adalah sebagai wujud balas budi serta wujud
bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi atas segala karunia-Nya. Pelaksanaan dari Dewa
Yadnya dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu : Pemujaan yang dilakukan
setiap hari (Nitya), seperti : Tri Sandya, menghaturkan canang di setiap pelinggih pada pagi
atau sore hari, ngejot dan mesaiban. Upacara yadnya tergolong upacara peringatan hari-hari
suci (Naimitika) tertentu seperti purnama, Tilem, Tumpek, Anggara kasih, Galungan,
Kuningan, Saraswati, Siwaratri, dan sebagainya berdasarkan Pawukon, atau pertemuan
Saptawara dan Pancawara serta upacara yang terkait dengan tempat-tempat suci seperti
melaspas, Pujawali, Piodalan, Upacara pada waktu dan hari yang khusus seperti Ngusaba,
Ngaci-aci, Melasti
3.2 Saran
https://adoc.pub/tugas-agama-dewa-yadnya.html
Mas Mt Putra, Ny. I G. A. 1998. Panca Yadnya. Surabaya : ParamitaPemprop Bali. 2003.
Panca Yadnya.Sanjaya, Putu. 2010. Acara Agama Hindu. Surabaya :
Paramitahttp://www.hindubatam.com/upacara/dewa-yadnya/hari-purnama-dan-tilem.html
LAMPIRAN