1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
“Bentuk Penerapan Bhakti Sejati dalam Kehidupan” ini dengan tepat waktu.
Penulis juga berterima kasih kepada Ibu guru Ni Wayan Kurnia Wagiswari,
S.Ag., M.Pd., selaku guru mata pelajaran Agama Hindu yang telah memberikan
tugas ini kepada kami sehigga dapat menambah wawasan kami mengenai “Bentuk
Penerapan Bhakti Sejati dalam Kehidupan” sebagai materi pembelajaran pada bab
kelima Agama Hindu.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................ 1
KATA PENGANTAR......................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 5
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bhakti sejati adalah sujud, memuja, hormat setia, taat, memperhambakan
diri dan kasih sayang, sebenarnya, tekun, sungguh-sungguh berdasarkan rasa,
cinta, dan kasih yang mendalam memuja Ida Sang Hyang Widhi atau yang
dipujanya. Bhakti sejati merupakan pemujaan yang dilakukan seseorang kepada
yang dipujanya dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa hormat, cinta kasih yang
mendalam untuk memohon kerahayuan bersama. Sebagai umat beragama Hindu
hendaknya kita selalu menerapkan Bhakti Sejati dalam kehidupan, oleh karena itu
kita perlu mengetahui apa sajakah bentuk-bentuk penerapan bhakti sejati dalam
kehidupan itu sendiri.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
ciptaan Tuhan yang lahir karena karma yang kita buat terdahulu. Umat Hindu
telah meyakini hal tersebut. Jadi bagaimanapun keadaan kita dilahirkan di
Bumi ini, kita harus tetap bersyukur dan bhakti kepada-Nya. Kita anggap apa
saja yang kita miliki, kita punya, nikmati dll, itu semua adalah atas karunianya.
Sehingga jika semua umat menyadari hal ini yaitu ajaran Vedanam, niscaya
kehidupannya yang dijalani akan terasa indah dan tanpa beban. Ingat kita
terlahir menjadi manusia adalah utama, yang artinya kita bisa memperbaiki dan
menyelamatkan diri kita sendiri dari perputaran kelahiran kembali/punarbhawa.
6
pengakuan dan penghargaan atau pujian akan keberhasilan dan prestasi yang
telah dicapai terhadap sesama atau anggota masyarakat manusia yang lain
Smaranam, adalah bhakti dengan jalan mengingat. Arah gerak vertical dari
bhakti ini adalah dalam menjalani dan menata kehidupan ini masyarakat
manusia sepatutnya selalu melatih diri untuk mengingat, mengingat nama-nama
suci Tuhan dengan segala Kemahakuasaaannya, dan selalu untuk melatih diri
untuk mengingat tentang intruksi dan pesan atau amanat dari sabda suci Tuhan
kepada umat manusia yang dapat dijadikan sebagai pedoman atau pegangan
hidup dalam hidup di dunia dan di alam sunya (akhirat) nanti.
Arah gerak secara horizontal dari bhakti ini apabila dikaitkan dengan isu-
isu pluralisme, kemanusiaan, perdamaian, demokrasi dan gender maka
sepatutnya masyarakat manusia selalu berusaha untuk mengingat kembali
tragedi dan penderitaan kemanusiaan, musibah dan bencana alam, dll, yang
diakibatkan oleh konflik-konflik atau pertikaian, kesewenang-wenangan,
diskriminasi, dan tindakan kekerasan yang lainnya antara individu yang satu
dengan individu yang lain ataupun antara kelompok yang satu dengan
kelompok yang lain yang tidak atau kurang memahami dan menghargai
indahnya sebuah kebhinekaan dan pluralisme.
7
guna mewujudkan kesalehan dan keharmonisan sosial dalam kehidupan sosial
kemasyarakatannya.
8
F. Bersahabat dengan Tuhan “Sukhyanam”
Sakhyanam, adalah tahapan atau bagian ke-8 dalam ajaran Nawa Widha
Bhakti yang artinya itu adalah, memperlakukan pujaannya/Tuhan sebagai
sahabat dan keluarga. Di sini kalau kita cari intinya sekali bahwa jika kita
menganggap Tuhan itu adalah teman atau keluarga, pasti rasa hormat dan
bhakti yang kita miliki menjadi lebih besar. Ini menumbuhkan rasa senang dan
rasa memiliki yang sangat besar terhadap-Nya. Dengan rasa senang dan rasa
memiliki Tuhan, kita akan terus menerus setiap saat akan memuja keagungan
dan kemurahan beliau.
Kita akan merasa lebih dekat dengan-Nya, jadi jika hal ini kita aplikasikan,
Tuhan itu akan disadari selalu ada didalam kegiatan keseharian kita. Penerapan
semua jalan Nawa Wida Bhakti ini bisa menjadi proses penyatuan atau proses
kembalinya kita ke asal semula yaitu Tuhan.
Sakhyanam, adalah bhakti dengan jalan kasih persahabatan, mentaati
hukum dan tidak merusak sistim hukum. Baik arah gerak vertikal dan
horizontal, baik dalam kehidupan matrial dan spiritual (jasmani dan rohani)
masyarakat manusia agar selalu berusaha melatih diri untuk tidak merusak
sistem hukum, dan selalu dijalan kasih persahabatan. Iklim saling bhakti
Sukhanyam ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita untuk menumbuhkan
karakter Ketuhanan mulai dari lingkungan keluarga dan selanjutnya dapat
dijadikan sebagai matra dan sebagai modal dasar guna mewujudkan kesalehan
dan keharmonisan sosial dalam kehidupan sosial kemasyarakatannya.
9
Arah gerak vertical dari bahkti ini masyarakat manusia dalam menjalani
dan menata kehidupannya, untuk selalu melatih diri dan secara tulus ikhlas
untuk mengahturkan mengabdikan, pelayanan kepada Tuhan, karena hanya
kepada Beliaulah umat manusia dan seluruh sekalian alam beserta isinya
berpasrah diri memohon segalanya apa yang harapkan untuk mencapai
kebahagian di dunia dan di akhirat. Arah gerak horizontal masyarakat manusia
kepada sesama dan lingkungan hidupnya untuk selalu mengabdi, memberikan
pelayanan dan cinta kasih sayang dengan tulus ikhlas untuk kepentingan
bersama tentang kemanusiaan, kelestarian lingkungan hidup dan kedamaian di
tengah-tengah kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Iklim saling
bhakti Dasyam ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat manusia baik
dilingkungan keluarga lebih-lebih dikehidupan sosial kemasyarakatannya.
10
H. Memuja Tuhan dengan Sarana Arca “Arcanam”
11
Arcanam ini artinya “bhakti dengan memuja Arca”. Maksudnya disini
yakni bhakti dengan cara memuja pratima sebagai media penghubung dan
penghayatan kepada Tuhan. Kita ketahui bersama bahwa Tuhan itu bersifat
abstrak/nirguna, susah kita menebak dan menghayalkan perwujudan tuhan
karena sesungguhnya tuhan itu tak berwujud. Jadi untuk menguatkan keyakinan
kita kehadapannya, kita diberi jalan memuja-Nya dengan mewujudkan beliau
ataupun manifestasi beliau dengan Arca. Dengan jalan ini, jika rasa bhakti yang
kita miliki untuk-Nya sangatlah besar tidak dipungkiri lagi kita melayani dan
menyembah Tuhan melalui perwujudan suci yang disebut dengan Arca akan
menjadi lebih nyata dan memberikan perasaan rohani yang sangat dalam.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Sebaiknya, kita sebagai umat Hindu lebih bisa memahami dan menerapkan
bentuk- bentuk ajaran bhakti sejati di kehidupan. Mengingat bhakti sejati
merupakan bagian penting dari umat Hindu serta banyaknya manfaat yang bisa
didapat apabila mengamalkan bentuk-bentuk penerapan bhakti sejati dalam
kehidupan sehingga juga dapat mendekatkan diri kita kepada Tuhan Yang
Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi.
13
DAFTAR PUSTAKA
14