Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AGAMA HINDU

BENTUK PENERAPAN BHAKTI SEJATI DALAM


KEHIDUPAN

OLEH TIM AHLI D


XI MIPA 2

Nama Anggota Kelompok:


1. I Gde Made Hanura (03)
2. I Gusti Ayu Nency Candraningsih (09)
3. I Putu Lanang Prayoga (17)
4. Ni Komang Ayu Juliana (22)
5. Ni Luh Putu Ema Pratiwi (24)
6. Ni Made Dila Swandari (29)
7. Ni Nyoman Winantri Yulia Darma (30)
8. Putu Wahyu Eka Putra (35)

SMA NEGERI 1 TABANAN


TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

           Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
“Bentuk Penerapan Bhakti Sejati dalam Kehidupan” ini dengan tepat waktu.
Penulis juga berterima kasih kepada Ibu guru Ni Wayan Kurnia Wagiswari,
S.Ag., M.Pd., selaku guru mata pelajaran Agama Hindu yang telah memberikan
tugas ini kepada kami sehigga dapat menambah wawasan kami mengenai “Bentuk
Penerapan Bhakti Sejati dalam Kehidupan” sebagai materi pembelajaran pada bab
kelima Agama Hindu.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis maupun
orang yang membaca ini nantinya. Sebelumnya, penulis memohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan ataupun kesalahan lainya,
serta penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa
depan.

Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam


pengembangan ilmu pengetahuan dan bagi pihak-pihak yang memerlukannya.
Atas perhatiannya, terima kasih.

Tabanan, 10 Februari 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................ 1

KATA PENGANTAR......................................................................................... 2

DAFTAR ISI........................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4

1.1 Latar Belakang...................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 4

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 5

2.1 Bentuk-Bentuk Penerapan Ajaran Bhakti Sejati Dalam Kehidupan.....5

BAB III SIMPULAN DAN SARAN..................................................................13


3.1 Simpulan................................................................................................13
3.2 Saran ......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bhakti sejati adalah sujud, memuja, hormat setia, taat, memperhambakan
diri dan kasih sayang, sebenarnya, tekun, sungguh-sungguh berdasarkan rasa,
cinta, dan kasih yang mendalam memuja Ida Sang Hyang Widhi atau yang
dipujanya. Bhakti sejati merupakan pemujaan yang dilakukan seseorang kepada
yang dipujanya dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa hormat, cinta kasih yang
mendalam untuk memohon kerahayuan bersama. Sebagai umat beragama Hindu
hendaknya kita selalu menerapkan Bhakti Sejati dalam kehidupan, oleh karena itu
kita perlu mengetahui apa sajakah bentuk-bentuk penerapan bhakti sejati dalam
kehidupan itu sendiri.

Dalam Kitab Bhagavata Purana VII.5.23 menyebutkan ada 9 jenis bhakti


kehadapan Ida Sang Hyang Widhi/Tuhan Yang Maha Esa, yang disebut dengan
istilah Nawa Widha Bhakti dimana penerapannya sangat penting dilaksanakan
sehingga Sewaka Dharma dalam proses perjalanannya dapat membantu
membentuk karakter atau kepribadian yang berkualitas, berkepribadian, mawas
diri,berbesar hati, membuka diri, dan berbagi, santun, ramah, arif, bijaksana,,
toleran, memiliki cinta kasih sayang, dan harmonis.

1.2 Rumusan Masalah


Apa sajakah bentuk-bentuk penerapan ajaran bhakti sejati dalam kehidupan?

1.3 Tujuan Pembahasan


Melalui penugasan dan kerjasama tim, siswa dapat memahami materi tentang
“Bentuk Penerapan Bhakti Sejati dalam Kehidupan.”

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bentuk-Bentuk Penerapan Ajaran Bhakti Sejati Dalam Kehidupan

Berikut ini dapat dipaparkan bentuk-bentuk penerapan ajaran Bhakti


Sejati, sebagai berikut:

A. Mendengarkan sesuatu dengan baik “Srawanam”

Arah gerak vertikal dari bhakti adalah umat mau dan mampu mendengar.


Dalam hal ini masyarakat hendaknya meyakini dan mendengarkan sabda-sabda
suci dari Tuhan baik yang tersurat maupun tersirat dalam kitab suci atau aturan-
aturan keimanan, aturan kebajikan dan aturan upacara.

Sedangkan arah gerak horizontal, bhakti untuk mendengar ini hendaknya


masyarakat dalam hidup dan kehidupannya selalu menanamkan rasa bhakti
untuk mau belajar mendengarkan nasehat dan menghormati pendapat orang
lain serta belajar untuk menyimak atau mendengarkan pewartaan tentang
sesamanya dan lingkungannya.  

Sifat dan sikap ini akan dapat menumbuhkan karakter Ketuhanan di


lingkungan keluarga itu, seperti; sifat, sikap dan karakter saling hormat-
menghormati, sujud, cinta kasih sayang, pengabdian, pelayanan, berfikir yang
baik dan suci, berkata yang baik dan suci, berbuat yang baik dan suci serta
teguh dalam melaksanakan disiplin spiritual.  

B. Bersyukur  (mensyukhuri atas anugrah-Nya) “Vedanam”

Dalam ajaran ini Vedanam berarti bagaimana cara kita bersyukur terhadap


keberadaan diri kita. Maksudnya disini, kita hidup di dunia ini adalah sebagai

5
ciptaan Tuhan yang lahir karena karma yang kita buat terdahulu. Umat Hindu
telah meyakini hal tersebut. Jadi bagaimanapun keadaan kita dilahirkan di
Bumi ini, kita harus tetap bersyukur dan bhakti kepada-Nya. Kita anggap apa
saja yang kita miliki, kita punya, nikmati dll, itu semua adalah atas karunianya.
Sehingga jika semua umat menyadari hal ini yaitu ajaran Vedanam, niscaya
kehidupannya yang dijalani akan terasa indah dan tanpa beban. Ingat kita
terlahir menjadi manusia adalah utama, yang artinya kita bisa memperbaiki dan
menyelamatkan diri kita sendiri dari perputaran kelahiran kembali/punarbhawa.

C. Menembangkan, melantumkan, menyanyikan gita/kidung “Kirtanam”

Kirtanam, adalah bhakti dengan jalan melantunkan Gita (nyayian atau


kidung suci memuja dan memuji nama suci dan kebesaran Tuhan), bhakti ini
juga di arahkan menjadi dua arah gerak vertical maupun arah gerak horizontal.
Arah gerak vertical melakukan bhakti kirtanam untuk menumbuhkan dan
membangkitkan nilai-nilai spiritual yang ada dalam jiwa setiap individu
manusia, dengan bangkitnya spiritual dalam setiap individu akan dapat
meredam melakukan pengendalian diri dengan baik, jiwa lebih tenang, tentram
dan tercerahi, sistuasi dan kondisi ini akan dapat membantu keluar dari
kekusutan mental dan kegelapan jiwa. Sehingga dapat dijadikan modal dasar
untuk menciptakan kesalehan dan keharmonisan individual yang damai dan
bahagia.

Arah gerak horizontal masyarakat manusia berusaha selalu untuk


melantunkan bhakti kirtanam yang dapat menyejukan perasaan hati orang lain
dan lingkungannya. Kepada sesama atau anggota masyarakat yang lainnya
tidak hanya melantunkan atau melontarkan kritikan dan cemohan tetapi selalu
belajar untuk melatih diri untuk memberikan saran, solusi yang terbaik bagi
kepentingan bersama dalam keberagamaan, kehidupan sehari-hari tentang
kemanusiaan, kebersamaan, persatuan dan perdamaian, serta memberikan

6
pengakuan dan penghargaan atau pujian akan keberhasilan dan prestasi yang
telah dicapai terhadap sesama atau anggota masyarakat manusia yang lain

D. Selalu mengingat nama Tuhan “Smaranam”

Smaranam, adalah bhakti dengan jalan mengingat. Arah gerak vertical dari
bhakti ini adalah dalam menjalani dan menata kehidupan ini masyarakat
manusia sepatutnya selalu melatih diri untuk mengingat, mengingat nama-nama
suci Tuhan dengan segala Kemahakuasaaannya, dan selalu untuk melatih diri
untuk mengingat tentang intruksi dan pesan atau amanat dari sabda suci Tuhan
kepada umat manusia yang dapat dijadikan sebagai pedoman atau pegangan
hidup dalam hidup di dunia dan di alam sunya (akhirat) nanti.

Arah gerak secara horizontal dari bhakti ini apabila dikaitkan dengan isu-
isu pluralisme, kemanusiaan, perdamaian, demokrasi dan gender maka
sepatutnya masyarakat manusia selalu berusaha untuk mengingat kembali
tragedi dan penderitaan kemanusiaan, musibah dan bencana alam, dll, yang
diakibatkan oleh konflik-konflik atau pertikaian, kesewenang-wenangan,
diskriminasi, dan tindakan kekerasan yang lainnya antara individu yang satu
dengan individu yang lain ataupun antara kelompok yang satu dengan
kelompok yang lain yang tidak atau kurang memahami dan menghargai
indahnya sebuah kebhinekaan dan pluralisme.

Harapannya dengan mengingat tragedi, penderitaan, musibah dan bencana


yang diakibatkan itu masyarakat manusia selalu mewartakan dan mengingatnya
sebagai bekal untuk mengevaluasi dan merepleksi diri akan indahnya
kebhinekaan dan pluralisme apabila masyarakat manusia mampu
mengkemasnya dalam satu bingkai yaitu bingkai kebersamaan, persatuan dan
kedamaian. Iklim saling bhakti Smaranam ini sangat dibutuhkan oleh
masyarakat manusia yang ditanamkan di awali dilingkungan keluarga sehingga
tumbuh karakter Ketuhanan dalam setiap anggota keluarga sebagai modal dasar

7
guna mewujudkan kesalehan dan keharmonisan sosial dalam kehidupan sosial
kemasyarakatannya.

E. Menyembah, sujud, hormat di Kaki Padma “Padasevanam”

Padasevanam artinya “melayani”. Dalam artian bagaimana cara kita


melayani mahkluk lain. Padasevanam meyakini bahwa mahkluk lain yang ada
ini adalah sebagai perwujudan Tuhan. Misalkan saja jika kita dapat melayani
orang lain baik itu orang yang lagi sakit, tertimpa musibah, dan orang yang lagi
membutuhkan sebuah pertolongan, itu sudah disebut dengan Padasevanam.
Dalam kehidupan ini masih ada orang yang belum bisa dan belum dapat
mengaplikasikan ajaran Nawa Wida Bakti yang di sebut
dengan Padasevanam ini.

Padasevanam, adalah bhakti dengan jalan menyembah, sujud, hormat di


Kaki Padma. Arah gerak vertikal dalam bhakti ini masyarakat manusia dalam
menjalani dan menata kehidupannya sepatutnya selalu sujud dan hormat
kepada Tuhan, hormat dan sujud terhadap intruksi dan pesan/amanat dari
hukum Tuhan (rtam). Arah gerak horizontal masyarakat manusia untuk selalu
belajar dan menumbuhkan kesadaran untuk menghormati para pahlawan dan
pendahulunya, pemerintah dan peraturan perundang-undangan yang telah
dijadikan dan disepakati sebagai sumber hukum, para pemimpin, para orang tua
dan yang tidak kalah penting juga hormat/sujud kepada ibu pertiwi. Karena
dengan adanya kesadaran untuk saling menghormati inilah kita akan bisa hidup
berdampingan dalam kebhinekaan dan pluralisme, sehingga terwujud
kebersamaan, perastuan, kesalehan dan keharmonisan sosial. Iklim saling
bhakti padasevanam ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita sehingga sejak
dini semestinya ditanamkan untuk menumbuhkan karakter Ketuhanan di
lingkungan keluarga sebagai modal dasar guna mewujudkan kesalehan dan
keharmonisan sosial dalam kehidupan sosial kemasyarakatannya.

8
F. Bersahabat dengan Tuhan “Sukhyanam”
Sakhyanam, adalah tahapan atau bagian ke-8 dalam ajaran Nawa Widha
Bhakti yang artinya itu adalah, memperlakukan pujaannya/Tuhan sebagai
sahabat dan keluarga. Di sini kalau kita cari intinya sekali bahwa jika kita
menganggap Tuhan itu adalah teman atau keluarga, pasti rasa hormat dan
bhakti yang kita miliki menjadi lebih besar. Ini menumbuhkan rasa senang dan
rasa memiliki yang sangat besar terhadap-Nya. Dengan rasa senang dan rasa
memiliki Tuhan, kita akan terus menerus setiap saat akan memuja keagungan
dan kemurahan beliau.
Kita akan merasa lebih dekat dengan-Nya, jadi jika hal ini kita aplikasikan,
Tuhan itu akan disadari selalu ada didalam kegiatan keseharian kita. Penerapan
semua jalan Nawa Wida Bhakti ini bisa menjadi proses penyatuan atau proses
kembalinya kita ke asal semula yaitu Tuhan.
Sakhyanam, adalah bhakti dengan jalan kasih persahabatan, mentaati
hukum dan tidak merusak sistim hukum. Baik arah gerak vertikal dan
horizontal, baik dalam kehidupan matrial dan spiritual (jasmani dan rohani)
masyarakat manusia agar selalu berusaha melatih diri untuk tidak merusak
sistem hukum, dan selalu dijalan kasih persahabatan. Iklim saling bhakti
Sukhanyam ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita untuk menumbuhkan
karakter Ketuhanan mulai dari lingkungan keluarga dan selanjutnya dapat
dijadikan sebagai matra dan sebagai modal dasar guna mewujudkan kesalehan
dan keharmonisan sosial dalam kehidupan sosial kemasyarakatannya.

G. Berpasrah Diri Memuja Para Bhatara-Bhatari dan Para Dewa sebagai


Manifestasi Tuhan “Dahsyam”

Berpasrah diri dihadapan para bhatara-bhatari sebagai pelindung dan para


dewa sebagai sinar suci Tuhan untuk memohon keselamatan dan sinarnya
disetiap saat adalah sifat dan sikap yang sangat baik. Dahsyam, adalah bhakti
dengan jalan mengabdi, pelayanan, dan cinta kasih sayang dengan tulus ikhlas
terhadap Tuhan.

9
Arah gerak vertical dari bahkti ini masyarakat manusia dalam menjalani
dan menata kehidupannya, untuk selalu melatih diri dan secara tulus ikhlas
untuk mengahturkan mengabdikan, pelayanan kepada Tuhan, karena hanya
kepada Beliaulah umat manusia dan seluruh sekalian alam beserta isinya
berpasrah diri memohon segalanya apa yang harapkan untuk mencapai
kebahagian di dunia dan di akhirat. Arah gerak horizontal masyarakat manusia
kepada sesama dan lingkungan hidupnya untuk selalu mengabdi, memberikan
pelayanan dan cinta kasih sayang dengan tulus ikhlas untuk kepentingan
bersama tentang kemanusiaan, kelestarian lingkungan hidup dan kedamaian di
tengah-tengah kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Iklim saling
bhakti Dasyam ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat manusia baik
dilingkungan keluarga lebih-lebih dikehidupan sosial kemasyarakatannya.

Dahsyam artinya menganggap pujaannya sebagai tamu, majikan dan kita


sebagai pelayan. Dahsyam meyakini bahwa tamu yang hadir dihadapannya atau
yang ada ini adalah sebagai perwujudan Tuhan. Didalam menempuh kehidupan
yang tentunya sangat utama ini, jika kita tidak menyadari “Dahsyam”,
sepertinya rasa bhakti yang kita miliki terhadap-Nya itu sangat kecil dan hanya
seberapa saja. Mestinya jika kita yakin bahwa kita adalah ciptaan-Nya, kita
juga harus bisa menyadari Tuhan itulah yang harus kita layani dan sembah.
Pelayanan tulus iklas dengan perasaan tunduk hati kepada Tuhan pahalanya
sangat besar. Mulai saat ini kita harus yakin bahwa apapun yang kita kerjakan
dan apapun yang kita miliki itu semua adalah dinikmati oleh Tuhan itu sendiri.
Jadi dengan jalan bhakti terhadap-Nya kita bisa melakukan Pelayanan yang
bersifat rohani. Seperti misalnya contoh umum kita lihat pada asram-asram
pemujaan Tuhan itu sendiri dalam wujud personifikasi yang diyakini sebagai
personalitas tertinggi Tuhan, yang didalamnya terdapat orang-orang yang
sedang melakukan Pelayanan dan mempelajari Kitab Sucinya. Kalau bisa kita
telusuri Pelayanan bhaktinya sangat tinggi terhadap Arca, Guru Kerohanian,
Penyembah Tuhan dll. Itulah perlu kita tingkatkan pada masa hidup dijaman
Kaliyuga ini

10
H. Memuja Tuhan dengan Sarana Arca “Arcanam”

Arcanam, adalah bhakti dengan jalan perhormatan terhadap simbol-simbol


atau nyasa Tuhan seperti membuat Pura, Arca, Pratima, Pelinggih, dll, bhakti
penguatan iman dan taqwa, menghaturkan dan pemberian persembahan
terhadap Tuhan.

Arah gerak vertikal masyarakat manusia dalam menjalani dan menata


kehidupannya untuk selalu menghaturkan dan menunjukan rasa hormat, sujud,
cintakasih sayang, pelayanan, pengabdian kepada Tuhan dengan iman dan
taqwa kuat dan teguh dengan jalan menghaturkan sebuah persembahan sebagai
bentuk ucapan terimakasih atas tuntunan, bimbingan, perlindungan, kekuatan,
kesehatan dan setiap anugrah yang diberikan Tuhan kepada seluruh sekalian
alam.

Arah gerak horizontal masyarakat manusia terutama kepada sesama dan


lingkungannya dalam kehidupannya untuk selalu belajar untuk memberikan
pelayanan, pengabdian, cinta kasih sayang, penguatan dan pemberian
penghargaan kepada orang lain. Contoh, Pemerintah, pemimpin dan atau
anggota masyarakat hendaknya memberikan pengabdian, pelayanan, cinta
kasih sayang dan penghargaan kepada pemerintah dan pemimpinnya demikian
pula sebaliknya kepada dan oleh rakyatnya yang telah menunjukan dedikasinya
tinggi terhadap segala aspek kehidupan demi kemajuan dan perbaikan situasi
dan kondisi bersama dan sekalian alam tentang kemanusiaan, kelestarian
lingkungan dan perdamaian. Karena pemimpin yang baik menghargai
rakyatnya, demikian juga sebaliknya. Iklim saling bhakti Arcanam ini sangat
dibutuhkan oleh masyarakat manusia di lingkungan keluarga dan dikehidupan
masyarakat umum. Hal ini akan dapat menumbuhkan karakter Ketuhanan mulai
dari lingkungan keluarga dan selanjutnya dapat dijadikan sebagai matra dan
sebagai modal dasar guna mewujudkan kesalehan dan keharmonisan sosial
dalam kehidupan sosial kemasyarakatannya.

11
Arcanam ini artinya “bhakti dengan memuja Arca”. Maksudnya disini
yakni bhakti dengan cara memuja pratima sebagai media penghubung dan
penghayatan kepada Tuhan. Kita ketahui bersama bahwa Tuhan itu bersifat
abstrak/nirguna, susah kita menebak dan menghayalkan perwujudan tuhan
karena sesungguhnya tuhan itu tak berwujud. Jadi untuk menguatkan keyakinan
kita kehadapannya, kita diberi jalan memuja-Nya dengan mewujudkan beliau
ataupun manifestasi beliau dengan Arca. Dengan jalan ini, jika rasa bhakti yang
kita miliki untuk-Nya sangatlah besar tidak dipungkiri lagi kita melayani dan
menyembah Tuhan melalui perwujudan suci yang disebut dengan Arca akan
menjadi lebih nyata dan memberikan perasaan rohani yang sangat dalam.

I. Berpasrah Total kepada Tuhan “Sevanam atau Atmanividanam”

Sevanam atau Atmanividanam adalah bhakti dengan jalan berlindung dan


penyerahan diri secara tulus ikhlas kepada Tuhan. Arah gerak vertikal dan
horizontal dari bhakti ini masyarakat kita selalu berpasrah diri dengan
kesadaran dan keyakinan yang mantap untuk selalu berjalan di jalan Tuhan,
berlindung dan penyerahan diri secara tulus ikhlas kepada Tuhan, sesama dan
lingkungan hidupnya atau kepada ibu pertiwi, baik dalam kehidupan duniawi
(nyata) maupun kehidupan sunya (niskala). Iklim saling bhakti Atmanivedanam
ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat manusia baik dalam kehidupan sosial
dan kehidupan spiritualnya.

Atmanividanam yang artinya bhakti dengan kepasrahan total kepada


Tuhan. Tahapan ini adalah tahapan terakhir dalam ajaran suci Nawa Wida
Bhakti. Dalam perjalanan kehidupan manusia pada zaman Kali Yuga ini, jalan
Atmanividanam yang dianggap sulit untuk diaplikasikan karena kuatnya ikatan
material yang mengikat dirinya. Mulailah kita melakukan pelayanan dan
mempersembahkan apapun yang kita miliki, kita terima, nikmati dan lain-
lain itu hanya untuk-Nya. Karena hanya beliaulah yang pada akhirnya sebagai
penikmat segalanya. Baik itu adalah kebahagiaan dan penderitaan kita harus
bisa mempersembahkannya untuk-Nya.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa


bentuk bentuk penerapan bhakti sejati dalam kehidupan antara lain:
Mendengarkan sesuatu dengan baik “Srawanam”, Bersyukur (mensyukhuri
atas anugrah-Nya) “Vedanam” , Menembangkan, melantumkan, menyanyikan
gita/kidung “Kirtanam”, Selalu mengingat nama Tuhan “Smaranam”,
Menyembah, sujud, hormat di Kaki Padma “Padasevanam”, Bersahabat dengan
Tuhan “Sukhyanam”, Berpasrah Diri Memuja Para Bhatara-Bhatari dan Para
Dewa sebagai Manifestasi Tuhan “Dahsyam”, Memuja Tuhan dengan Sarana
Arca “Arcanam”, Berpasrah Total kepada Tuhan “Sevanam atau
Atmanividanam”.

3.2 Saran

Sebaiknya, kita sebagai umat Hindu lebih bisa memahami dan menerapkan
bentuk- bentuk ajaran bhakti sejati di kehidupan. Mengingat bhakti sejati
merupakan bagian penting dari umat Hindu serta banyaknya manfaat yang bisa
didapat apabila mengamalkan bentuk-bentuk penerapan bhakti sejati dalam
kehidupan sehingga juga dapat mendekatkan diri kita kepada Tuhan Yang
Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Mudana, I Nengah dan I GN Dwaja. 2016. Pendidikan Agama Hindu dan


Budi Pekerti Kelas XI. Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud: Jakarta.

Adhi Ketut. 2017. Bhakti Sejati Dalam Ramayana.


http://wisdanarananda.blogspot.com/2017/04/bhakti-sejati-dalam-
ramayana.html?m=1. Diakses pada Rabu, 10 Februari 2021.

14

Anda mungkin juga menyukai