Oleh :
Nama : Ni Luh Putu Vanesha Axelia Damayanti
No : 21
Kelas : XII MIPA 1
i
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Atas Asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa)
saya telah dapat menyusun/menyelesaikan makalah Agama Hindu ini. Adapun tujuan judul
makalah yang kami sajikan ini adalah “Tantra, Yantra dan Mantra”.
Semoga kehadiran makalah ini akan memberikan nuansa baru dalam pengajaran khususnya
agama Hindu. Sudah tentu kehadiran makalah ini banyak terdapat kelemahan dan
kekurangannya. Tegur sapa dan kritik yang membangun sangat saya harapkan demi
sempurnanya makalah ini semoga bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 6
3.2 Saran........................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Yantra adalah alat atau symbol-simbol keagamaan yang diyakini memiliki kekuatan spiritual
untuk meningkatkan kesucian. Tantra adalah kekutan suci dalam diri yang dibangkitkan
dengan cara-cara yang ditetepkan dalam kitab suci.
Mantra adalah doa-doa yang harus diucapakan oleh umat hindu kebanyakan, pinandita,
pandita, sesuai dengan berbasiskan ketulus-ikhlasan sehingga membangun suatu aktifitas
yang disebut yajna. Tantra, yantra, dan mantra memiliki bentuk yang berbeda-bedan serta
cara mempraktikan yang berbeda pula. Hal itu akan kita bahas sekarang.
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
a. Tantra
Tantra dapat diartikan yaitu kekuatan suci dalam diri yang dibangkitkan dengan cara-cara
yang ditetapkan dalam kitab suci. Tantra adalah konsep pemujaan Ida Sanghyang Widhi
Wasa di mana manusia kagum pada sifat-sifat kemahakuasaan-Nya, sehingga ada keinginan
untuk mendapatkan sedikit kesaktian.
b. Yantra
Yantra adalah bentuk “niyasa” (= simbol = pengganti yang sebenarnya) yang diwujudkan
oleh manusia untuk mengkonsentrasikan baktinya ke hadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa,
misalnya dalam perpaduan warna, kembang, banten, gambar, arca, dan lain-lain.
c. Mantra
Secara etimologi Mantra berasal dari suku kata Man (Manana) dan kata Tra (Trana) yang
berarti pembebasan dari ikatan samsara atau dunia fenomena ini. Dari kombinasi Man dan
Tra itulah disebut mantra yang berarti dapat memanggil datang (Amantrana). Arti mantra
yang lebih rendah adalah rumusan gaib untuk melepaskan berbagai kesulitan atau untuk
memenuhi bermacam-macam keinginan duniawi, tergantung dari motif pengucapan mantra
tersebut.
Mantra adalah sebuah kekuatan kata yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan keinginan
spiritual atau keinginan material, yang dapat dipergunakan demi kesejahteraan ataupun
penghancuran diri seseorang.
2
kalap, bingung, emosi, dan dapatmenyadarkan/menetralisir orang yang kesurupan
(trance).
Merasakan peningkatan pengalaman spiritual dalam kehidupan yanganda jalani
sekarang maupun pada tingkat dimensi yang lebih subtle dantinggi.
2. Yantra
Fungsi dan manfaat Yantra, dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu bagi umat
sedharma adalah:
3. Mantra
Fungsi dan manfaat mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu bagi umat
sedharma adalah:
Dalam ajaran Agama Hindu, Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai
pencipta semua yang ada ini. Beliaulah menyebabkan semua yang ada ini menjadi hidup.
Tanpa bantuan beliau semuanya ini tidak akan pernah ada. Kita patut bersyukur kehadapan-
Nya dengan memuja-Nya, sebagaimana diajarkan oleh agama yang tersurat dan tersirat dalam
kitab suci ‘veda’.
b. Memohon kesucian.
Tuhan Yang Maha Esa bersifat Mahasuci. Bila kita ingin memperoleh kesucian itu,
dekatkanlah diri ini kepada-Nya. Dengan kesucian hati menyebabkan seseorang memperoleh
kebahagiaan, menghancurkan pikiran atau perbuatan jahat. Orang yang memiliki kesucian
hati mencapai surga dan bila ia berpikiran jernih dan suci maka kesucian akan
mengelilinginya. Kesucian atau hidup suci diamanatkan sebagai sarana untuk mendekatkan
diri dengan Tuhan Yang Maha Esa.
c. Memohon keselamatan.
Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk memohon keselamatan dan
kebahagiaan melalui berbagai jalan yang telah ditunjukkannya dalam kitab suci menjadi
kewajiban umat sedharma. Keselamatan dalam hidup ini merupakan sesuatu yang sangat
penting. Dalam keadaan selamat kita dapat melaksanakan pengabdian hidup ini menjadi lebih
baik. Tuhan Yang Maha Esa , pengasih dan penyayang selalu menganugerahkan pertolongan
kepada orang-orang-Nya. Orang-orang yang bijaksana sesudah kematiannya memperoleh
keselamatan dan kebahagiaan yang sejati.
3
Dalam kitab Nirukta Vedangga, mantra dapat dibagi menjadi 3 sesuai dengan tingkat
kesukarannya, seperti: Paroksa Mantra, yaitu mantra yang memiliki tingkat kesukaran yang
paling tinggi. Hal ini disebabkan mantra jenis ini hanya dapat dijangkau arti dan maknanya
kalau diwahyukan oleh Tuhan. Tanpa sabda Tuhan mantra ini tidak mungkin dapat dipahami;
Adyatmika Mantra, yaitu mantra yang memiliki tingkat kesukaran yang lebih rendah dari
Paroksa Mantra.
Mantra ini dapat dicapai maknanya melalui proses pensucian diri. Orang yang rohaninya
masih kotor, tidak mungkin dapat memahami arti dan fungsi jenis mantra ini; Pratyāksa
Mantra, yaitu mantra yang lebih mudah dipahami dibandingkan dengan Paroksa Mantra dan
Adyatmika Mantra. Untuk menjangkau makna mantra ini dapat hanya mengandalkan
ketajaman pikiran dan indriya.
2.3 Bentuk-bentuk Tantra, Yantra, dan Mantra yang dipergunakan dalam Praktik
Kehidupan Sesuai Ajaran Agama Hindu.
1. Tantra
Secara umum dapat dinyatakan bahwa yantra adalah bentukbentuk ajaran tantra yang sudah
dilaksanakan oleh masyarakat pengikutnya guna memuja kebesaran Tuhan sebagai pencipta,
pemelihara dan pelebur semua yang ada ini. Namun demikian pelaksanaannya masih perlu
disesuaikan dengan kemampuan dan keadaan pelaksananya, sehingga mereka dapat terhindar
dari sesuatu yang tidak kita inginkan bersama.
2. Yantra
Adapun bentuk-bentuk yantra yang dapat dikemukakan dalam tulisan ini adalah;
a. Banten
Banten adalah salah satu bentuk Yantra, sebagaimana dinyatakan dalam Lontar Yadnya
Parakerti. Banten itu memiliki arti yang demikian dalam dan universal. Banten dalam upacara
agama Hindu adalah wujudnya sangat lokal, namun di dalamnya terkandung nilai-nilai yang
universal.
b. Susastra
4
Dalam tradisi Hindu, yantra umumnya digunakan untuk melakukan upakara puja dengan
mengikut-sertakan bija mantra sesuai yantra tersebut. Banyaknya jenis puja dan setiap puja
menggunakan yantra maka penggunaan mantra juga menjadi berbeda. Adapun bentuk-bentuk
yantra dalam kesusteraan Hindu antara lain:
1. Bhu Pristha yantra; adalah yantra yang biasanya dibuat secara timbul atau dipahat
pada suatu bahan tertentu. Bhu Pristha yantra biasanya hanya ditulis pada selembar
kertas atau kain.
2. Meru Pristha yantra; adalah yantra yang berbentuk seperti gunung atau piramid
dimana di bagian dasar penampangnya dibuat lebar atau besar semakin keatas
semakin mengecil misalnya bentuk meru pada bangunan pelinggih yang ada di Bali.
3. Meru parastar yantra; adalah bentuk yantra yang dipotong sesuai garis yantra tersebut
atau dipotong bagian tertentu.
4. Ruram Pristha yantra; adalah yantra dimana bagian dasarnya membentuk mandala
segi empat dan diatasnya dibentuk sebuah bentuk tertelungkup atau seperti pundak
kura-kura.
5. Patala yantra: adalah yantra yang di bagian atas bentuknya lebih besaran dari pada
bentuk bagian bawahnya yang ‘kecil’. Bentuk ini kebalikan dari meru Pristha yantra.
3. Mantra
Mantra-mantra digambarkan dalam bentuk yang sangat halus dari sesuatu, bersifat abadi,
berbentuk formula yang tidak dapat dihancurkan yang merupakan asal dari semua bentuk
yang tidak abadi. Bahasa yang pertama diajarkan oleh Manu adalah bahasa awal dari
segalanya, bersifat abadi, penuh makna. Bahasa Sansekerta diyakini sebagai bahasa yang
langsung barasal dari bahasa yang pertama, sedang bahasa-bahasa lainnya dianggap
perkembangan dari bahasa Sansekerta (Majumdar, 1916, p.603).
Sebagai asal dari bahasa yang benar, merupakan ucapan suci yang digunakan dalam
pemujaan disebut mantra. Kata mantra berarti “bentuk pikiran”. Seseorang yang mampu
memahami makna yang terkandung di dalam mantra dapat merealisasikan apa yang
digambarkan di dalam mantra itu (Danielou, 1964, 334).
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut : bentuk ajaran tantra adalah yantra
dan mantra yang telah dilaksanakan oleh masyarakat. Kemudian yantra, bentuk ajaran ini
berupa banten dan susastra. Sedangkan mantra yang memiliki arti bentuk pikiran maknanya
sesesorang yang mampu memahami makna yang terkandung dalam mantra dapat
merealisasikan apa yang digambarkan didalam mantra itu.
3.2 Saran
Saran kami kepada para pembaca ialah agar selalu melaksankana tindakan berdasarkan
dharma dan menjalankan ajaran tanta, yantra dan matra.
6
DAFTAR PUSTAKA
https://yudetandewi10.blogspot.com/2018/02/agama-hindu-mantra-yantra-dan-tantra.html
http://blogkaryasiswa.blogspot.com/2015/11/makalah-bentuk-dan-cara-mempraktikan.html