Anda di halaman 1dari 10

YANTRA, TANTRA, DAN MANTRA

Oleh :
Nama : Ni Luh Putu Vanesha Axelia Damayanti
No : 21
Kelas : XII MIPA 1

SMA NEGERI 1 GEROKGAK


TAHUN PELAJARAN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Atas Asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa)
saya telah dapat menyusun/menyelesaikan makalah Agama Hindu ini. Adapun tujuan judul
makalah yang kami sajikan ini adalah “Tantra, Yantra dan Mantra”.

Semoga kehadiran makalah ini akan memberikan nuansa baru dalam pengajaran khususnya
agama Hindu. Sudah tentu kehadiran makalah ini banyak terdapat kelemahan dan
kekurangannya. Tegur sapa dan kritik yang membangun sangat saya harapkan demi
sempurnanya makalah ini semoga bermanfaat bagi kita semua.

Om Santi Santi Santi Om.

Gerokgak, Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tantra, Yantra dan Mantra........................................................ 2


2.2 Fungsi dan manfaat Tantra, Yantra, Mantra............................................... 2
2.3 Bentuk-bentuk Tantra, Yantra, dan Mantra yang dipergunakan
      dalam Praktik Kehidupan Sesuai Ajaran Agama Hindu............................. 4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................. 6
3.2 Saran........................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Yantra adalah alat atau symbol-simbol keagamaan yang diyakini memiliki kekuatan spiritual
untuk meningkatkan kesucian. Tantra adalah kekutan suci dalam diri yang dibangkitkan
dengan cara-cara yang ditetepkan dalam kitab suci.

Mantra adalah doa-doa yang harus diucapakan oleh umat hindu kebanyakan, pinandita,
pandita, sesuai dengan berbasiskan ketulus-ikhlasan sehingga membangun suatu aktifitas
yang disebut yajna. Tantra, yantra, dan mantra memiliki bentuk yang berbeda-bedan serta
cara mempraktikan yang berbeda pula. Hal itu akan kita bahas sekarang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Tantra, Yantra dan Mantra?


2. Apa fungsi dan manfaat Tantra, Yantra, Mantra?
3. Bagaimana Bentuk-bentuk Tantra, Yantra, dan Mantra yang dipergunakan dalam
Praktik Kehidupan Sesuai Ajaran Agama Hindu?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Tantra, Yantra dan Mantra


2. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat Tantra, Yantra, Mantra
3. Untuk mengetahui Bentuk-bentuk Tantra, Yantra, dan Mantra yang dipergunakan
dalam Praktik Kehidupan Sesuai Ajaran Agama Hindu

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tantra, Yantra dan Mantra

a. Tantra

Tantra dapat diartikan yaitu kekuatan suci dalam diri yang dibangkitkan dengan cara-cara
yang ditetapkan dalam kitab suci. Tantra adalah konsep pemujaan Ida Sanghyang Widhi
Wasa di mana manusia kagum pada sifat-sifat kemahakuasaan-Nya, sehingga ada keinginan
untuk mendapatkan sedikit kesaktian.

b. Yantra

Yantra adalah bentuk “niyasa” (= simbol = pengganti yang sebenarnya) yang diwujudkan
oleh manusia untuk mengkonsentrasikan baktinya ke hadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa,
misalnya dalam perpaduan warna, kembang, banten, gambar, arca, dan lain-lain.

c. Mantra

Secara etimologi Mantra berasal dari suku kata Man (Manana) dan kata Tra (Trana) yang
berarti pembebasan dari ikatan samsara atau dunia fenomena ini. Dari kombinasi Man dan
Tra itulah disebut mantra yang berarti dapat memanggil datang (Amantrana). Arti mantra
yang lebih rendah adalah rumusan gaib untuk melepaskan berbagai kesulitan atau untuk
memenuhi bermacam-macam keinginan duniawi, tergantung dari motif pengucapan mantra
tersebut. 

Mantra adalah sebuah kekuatan kata yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan keinginan
spiritual atau keinginan material, yang dapat dipergunakan demi kesejahteraan ataupun
penghancuran diri seseorang.

2.2 Fungsi dan Manfaat Tantra, Yantra, Mantra


1. Tantra

 Menyeimbangkan keaktifan semua chakra.


 Memurnikan prana atau energi yang masuk ke dalam tubuh.
 Membantu bangkitnya kemampuan clairvoyance, yaitukemampuan dalam melihat dan
merasakan energi yang halus (subtleenergies) seperti : melihat aura, pancaran energi,
melihat chakra.
 Membantu bangkitnya kemampuan clairaudience, yaitu kemampuan dalam
mendengar dan memahami suara gaib, mendengar pesan dari alam atau dimensi lain.
 Membantu bangkitnya kemampuan psychometry, yaitu dapat mengetahui sejarah
suatu benda hanya dengan sentuhan saja.
 Membantu bangkitnya kemampuan clairsentience, yaitu kemampuan merasakan suatu
pikiran, emosi, aroma, dan sensasi fisik (emosi dan sakit yang diderita orang lain).
 Membantu bangkitnya kemampuan psychokinesis, yaitu kemampuan mempengaruhi
sikap, pikiran dan jiwa seseorang ke arah yanglebih baik, menenangkan orang yang

2
kalap, bingung, emosi, dan dapatmenyadarkan/menetralisir orang yang kesurupan
(trance).
 Merasakan peningkatan pengalaman spiritual dalam kehidupan yanganda jalani
sekarang maupun pada tingkat dimensi yang lebih subtle dantinggi.

2. Yantra

Fungsi dan manfaat Yantra, dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu bagi umat
sedharma adalah:

 Simbol sesuatu yang dihormati/dipuja.


 Sarana atau media mewujudkan tujuan hidup dan tujuan agama yang diyakininya.
 Media memusatkan pikiran.

3. Mantra

Fungsi dan manfaat mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu bagi umat
sedharma adalah:

a. Memuja Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam ajaran Agama Hindu, Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai
pencipta semua yang ada ini. Beliaulah menyebabkan semua yang ada ini menjadi hidup.
Tanpa bantuan beliau semuanya ini tidak akan pernah ada. Kita patut bersyukur kehadapan-
Nya dengan memuja-Nya, sebagaimana diajarkan oleh agama yang tersurat dan tersirat dalam
kitab suci ‘veda’.

b. Memohon kesucian.

Tuhan Yang Maha Esa bersifat Mahasuci. Bila kita ingin memperoleh kesucian itu,
dekatkanlah diri ini kepada-Nya. Dengan kesucian hati menyebabkan seseorang memperoleh
kebahagiaan, menghancurkan pikiran atau perbuatan jahat. Orang yang memiliki kesucian
hati mencapai surga dan bila ia berpikiran jernih dan suci maka kesucian akan
mengelilinginya. Kesucian atau hidup suci diamanatkan sebagai sarana untuk mendekatkan
diri dengan Tuhan Yang Maha Esa.

c. Memohon keselamatan.

Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk memohon keselamatan dan
kebahagiaan melalui berbagai jalan yang telah ditunjukkannya dalam kitab suci menjadi
kewajiban umat sedharma. Keselamatan dalam hidup ini merupakan sesuatu yang sangat
penting. Dalam keadaan selamat kita dapat melaksanakan pengabdian hidup ini menjadi lebih
baik. Tuhan Yang Maha Esa , pengasih dan penyayang selalu menganugerahkan pertolongan
kepada orang-orang-Nya. Orang-orang yang bijaksana sesudah kematiannya memperoleh
keselamatan dan kebahagiaan yang sejati.

d. Memohon Pencerahan dan kebijakan.

3
Dalam kitab Nirukta Vedangga, mantra dapat dibagi menjadi 3 sesuai dengan tingkat
kesukarannya, seperti: Paroksa Mantra, yaitu mantra yang memiliki tingkat kesukaran yang
paling tinggi. Hal ini disebabkan mantra jenis ini hanya dapat dijangkau arti dan maknanya
kalau diwahyukan oleh Tuhan. Tanpa sabda Tuhan mantra ini tidak mungkin dapat dipahami;
Adyatmika Mantra, yaitu mantra yang memiliki tingkat kesukaran yang lebih rendah dari
Paroksa Mantra.

Mantra ini dapat dicapai maknanya melalui proses pensucian diri. Orang yang rohaninya
masih kotor, tidak mungkin dapat memahami arti dan fungsi jenis mantra ini; Pratyāksa
Mantra, yaitu mantra yang lebih mudah dipahami dibandingkan dengan Paroksa Mantra dan
Adyatmika Mantra. Untuk menjangkau makna mantra ini dapat hanya mengandalkan
ketajaman pikiran dan indriya.

e. Melestarikan ajaran “dharma”.


Sumber ajaran Agama Hindu adalah Veda. Veda adalah wahyu Tuhan yang diterima oleh
para Maharsi baik secara langsung, maupun berdasarkan ingatannya. Diyakini bahwa pada
awalnya veda diajarkan secara lisan, hal ini memungkinkan karena pada saat itu manusia
masih mempolakan dirinya secara sederhana dan polos.

Setelah kebudayaan manusia semakin berkembang, peralatan tulis-menulis telah ditemukan


maka berbagai jenis mantra yang sudah ada dan yang baru diterima dituliskan secara baik
dalam buku, kitab, lontar yang disebut Varnātmaka Sabda, yang terdiri dari suku kata, kata
ataupun kalimat. Sedangkan mantra yang diucapkan disebut Dhvanyātma Sabda, yang
merupakan nada atau perwujudan dari pikiran melaui suara tertentu, yang dapat berupa suara
saja atau kata-kata yang diucapkan ataupun dilagukan dan setiap macamnya dipergunakan
sesuai dengan keperluan, kemampuan serta motif pelaksana.

2.3 Bentuk-bentuk Tantra, Yantra, dan Mantra yang dipergunakan dalam Praktik
Kehidupan Sesuai Ajaran Agama Hindu.

1. Tantra
Secara umum dapat dinyatakan bahwa yantra adalah bentukbentuk ajaran tantra yang sudah
dilaksanakan oleh masyarakat pengikutnya guna memuja kebesaran Tuhan sebagai pencipta,
pemelihara dan pelebur semua yang ada ini. Namun demikian pelaksanaannya masih perlu
disesuaikan dengan kemampuan dan keadaan pelaksananya, sehingga mereka dapat terhindar
dari sesuatu yang tidak kita inginkan bersama.

2. Yantra
Adapun bentuk-bentuk yantra yang dapat dikemukakan dalam tulisan ini adalah;

a. Banten
Banten adalah salah satu bentuk Yantra, sebagaimana dinyatakan dalam Lontar Yadnya
Parakerti. Banten itu memiliki arti yang demikian dalam dan universal. Banten dalam upacara
agama Hindu adalah wujudnya sangat lokal, namun di dalamnya terkandung nilai-nilai yang
universal.

b. Susastra

4
Dalam tradisi Hindu, yantra umumnya digunakan untuk melakukan upakara puja dengan
mengikut-sertakan bija mantra sesuai yantra tersebut. Banyaknya jenis puja dan setiap puja
menggunakan yantra maka penggunaan mantra juga menjadi berbeda. Adapun bentuk-bentuk
yantra dalam kesusteraan Hindu antara lain:

1. Bhu Pristha yantra; adalah yantra yang biasanya dibuat secara timbul atau dipahat
pada suatu bahan tertentu. Bhu Pristha yantra biasanya hanya ditulis pada selembar
kertas atau kain.
2. Meru Pristha yantra; adalah yantra yang berbentuk seperti gunung atau piramid
dimana di bagian dasar penampangnya dibuat lebar atau besar semakin keatas
semakin mengecil misalnya bentuk meru pada bangunan pelinggih yang ada di Bali.
3. Meru parastar yantra; adalah bentuk yantra yang dipotong sesuai garis yantra tersebut
atau dipotong bagian tertentu.
4. Ruram Pristha yantra; adalah yantra dimana bagian dasarnya membentuk mandala
segi empat dan diatasnya dibentuk sebuah bentuk tertelungkup atau seperti pundak
kura-kura.
5. Patala yantra: adalah yantra yang di bagian atas bentuknya lebih besaran dari pada
bentuk bagian bawahnya yang ‘kecil’. Bentuk ini kebalikan dari meru Pristha yantra.

3. Mantra
Mantra-mantra digambarkan dalam bentuk yang sangat halus dari sesuatu, bersifat abadi,
berbentuk formula yang tidak dapat dihancurkan yang merupakan asal dari semua bentuk
yang tidak abadi. Bahasa yang pertama diajarkan oleh Manu adalah bahasa awal dari
segalanya, bersifat abadi, penuh makna. Bahasa Sansekerta diyakini sebagai bahasa yang
langsung barasal dari bahasa yang pertama, sedang bahasa-bahasa lainnya dianggap
perkembangan dari bahasa Sansekerta (Majumdar, 1916, p.603). 

Sebagai asal dari bahasa yang benar, merupakan ucapan suci yang digunakan dalam
pemujaan disebut mantra. Kata mantra berarti “bentuk pikiran”. Seseorang yang mampu
memahami makna yang terkandung di dalam mantra dapat merealisasikan apa yang
digambarkan di dalam mantra itu (Danielou, 1964, 334).

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut : bentuk ajaran tantra adalah yantra
dan mantra yang telah dilaksanakan oleh masyarakat. Kemudian yantra, bentuk ajaran ini
berupa banten dan susastra. Sedangkan mantra yang memiliki arti bentuk pikiran maknanya
sesesorang yang mampu memahami makna yang terkandung dalam mantra dapat
merealisasikan apa yang digambarkan didalam mantra itu.

3.2 Saran

Saran kami kepada para pembaca ialah agar selalu melaksankana tindakan berdasarkan
dharma dan menjalankan ajaran tanta, yantra dan matra.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://yudetandewi10.blogspot.com/2018/02/agama-hindu-mantra-yantra-dan-tantra.html
http://blogkaryasiswa.blogspot.com/2015/11/makalah-bentuk-dan-cara-mempraktikan.html

Anda mungkin juga menyukai