Anda di halaman 1dari 43

SEJARAH

LEMBAGA KESEJAHTERAAN
SOSIAL ANAK (LKSA) ISTIQLAL
(Cikal Bakal Pondok Pesantren Istiqlal)

Oleh:
Amar Ma’ruf

@Agustus 2023

i
Sejarah LKSA Istiqlal
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah, penulisan Sejarah Panti Asuhan (PA)
Istiqlal atau Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)
Istiqlal ini sudah dapat dirampungkan. Sejarah singkat ini
tentu saja belum sepenuhnya dapat mengcover seluruh
perjalanan panjang dari lembaga yang merupakan cikal
bakal berdirinya Pondok Pesantren Istiqlal. Namun
setidaknya buku ini bisa memberikan informasi awal dan
pokok tentang lembaga ini.
Ucapan terimakasih yang tak terhingga kami ucapkan
kepada semua pihak yang telah membantu proses penulisan
buku ini, baik langsung atau tidak langsung. Saran dan
kritik sangat kami harapkan untuk penyempurnaan buku
ini dimasa yang akan datang.
Semoga buku ini bisa bermanfaat. Aamiin.

Patas, Agustus 2023


Amar Ma’ruf

ii
Sejarah LKSA Istiqlal
DAFTAR ISI

Halaman Judul, i
Kata Pengantar, ii
Daftar Isi, iii
BAB I MASA PERINTISAN (1983 – 1984), 1-20
A. Pengiriman Calon Santri, 1-4
B. Berdirinya P2AYFMI, 4-18
C. Berdirinya Yayasan, 18-20
BAB II MASA YAYASAN (1985 – 2003), 21-32
A. Perubahan Nama P2AYFMI, 21-23
B. Menjadi Panti Asuhan, 23-24
C. Pengurus, 24-25
D. Anak Asuh, 25-26
E. Sarana Prasarana, 27-32
F. Sumber Dana, 32
BAB III MASA PESANTREN (2004 – 2018), 33-39
A. Legalitas, 34
B. Pengurus, 34-37
C. Sarana Prasarana, 37-39
SUMBER DATA/INFORMASI, 40

iii
Sejarah LKSA Istiqlal
BAB I
MASA PERINTISAN (1983 -1984)
A. Pengiriman Calon Santri
Pada awal kurun waktu 1980-an, kondisi pendidikan
anak-anak di Desa Patas khususnya dan Kecamatan
Gerokgak umumnya masih sangat tertinggal. Mereka
banyak yang tidak bersekolah: ada yang bekerja membantu
pekerjaan rumah tangga keluarganya, ada yang bekerja di
luar rumah untuk menopang ekonomi keluarga, dan ada
juga yang hanya bermain-main sebagaimana layaknya anak-
anak seusianya.
Mereka tidak bersekolah disebabkan beberapa faktor:
pertama karena persoalan ekonomi (baca: kemiskinan)
sehingga tidak memiliki biaya untuk sekolah; kedua karena
kurangnya tanggungjawab dan kesadaran orang tua
terhadap kewajiban mendidik anak; ketiga kurangnya akses
terhadap pendidikan yang bisa dijangkau; dan keempat
kurangnya informasi dan motivasi dari kalangan tokoh
masyarakat. Disamping itu, lembaga pendidikan yang ada
di Kecamatan Gerokgak, tertutama lembaga pendidikan
Islam tingkat menengah masih sangat terbatas. Di desa
Patas baru ada 2 unit madrasah tingkat dasar yaitu MI
Nurul Falah di Dusun Yehbiu dan MI Mihtajul Ulum di
Dusun Tegalsasi, serta 1 unit madrasah /sekolah tingkat
menengah pertama yakni MTs/SMP Nurul Falah di Dusun
Yehbiu.

1
Sejarah LKSA Istiqlal
Salah satu solusi yang diupayakan pada saat itu adalah
mencarikan akses pendidikan di beberapa pesantren di
Jawa Timur, khususnya di daerah Tapal Kuda, mulai dari
Sukorejo, Asembagus, Paiton, Kraksaan, dll. Beberapa kyai
pengasuh pesantren yang dihubungi sangat mendukung
dan menyambut positif serta bersedia menerima beberapa
orang anak yang akan dititipan untuk modok/nyantri di
pesantrennya.
Dengan usaha dan perjuangan yang sungguh-sungguh
maka pada tanggal 18 Agustus 1983, untuk yang pertama
kali diberangkatkan calon santri sebanyak 31 orang dan
dititipkan di pesantren-pesantren yang sudah siap
menerima. Mereka ditempatkan di PP Darul Aitam Curah
Kalak Jangkar Situbondo asuhan KH. M. Ramli dan Taman
Pendidikan Islam (TPI) Nurul Ulum Asembagus Situbondo
asuhan KH. Shanwani Basuni, BA. Mereka berasal dari Desa
Gerokgak, Desa Patas (termasuk Dusun Yehbiu), dan Desa
Celukanbawang Kec. Gerokgak, serta dari Dusun Yehbau
Desa Tembok Kec. Tejakula Kab. Buleleng. Inilah awal
ikhtiar dan perjuangan panjang “memerdekakan” umat,
generasi muda harapan agama dan bangsa.
Tabel I.1 : Daftar Santri di PP Darul Aitam Tahun 1983/1984
No Nama Ortu/Wali Alamat
1 Moh. Said M. Saad Cel. Bawang
2 Ahmad Hilal Ramisah Cel. Bawang
3 Kamaludin Madali Cel. Bawang

2
Sejarah LKSA Istiqlal
4 Usman Matrawan Cel. Bawang
5 M. Maulidi Karam Cel. Bawang
6 Munir Abd. Rahim Yehbiu
7 Syahfudin Ismail Yehbiu
8 Ridwan Abd. Kadim Yehbiu
9 Mustain Muchsin Yehbiu
10 Sapurah Nahidin Yehbiu
11 Faridah Fahrudin Yehbiu
12 Siti Arah Basuni Yehbiu
13 Nur Aini Su’eb Yehbiu
14 Rohaniyah Mukarram Yehbiu
15 Nur Laila H. Abdullah Yehbiu
16 Musthafa Abu Husnan Sanggalangit
Sumber: Buku Agenda Harian 1984
Tabel I.2 : Daftar Santri di TPI Nurul Ulum Tahun 1983/1984
No Nama Ortu/Wali Alamat
1 Alimudin Dinah Tukad Luah
2 Daimin Sahudin Tukad Luah
3 Mahmudin Syamsuri Patas
4 M. Munir Abd. Salam Patas
5 Murtadah Aminudin Patas
6 Masyhuri Abd. Rasyid Patas
7 Awaludin Moh. Hasyim Patas
8 Siti Maimunah Wagiman Patas
9 Jaminah Jalaludin Patas
10 Hadijah Abd. Salam Patas
11 Nur Jannah Hasanudin Patas
12 Faridah M. Said Yehbiu
13 Nasruddin Idris Gerokgak

3
Sejarah LKSA Istiqlal
14 Syaifuddin Idris Gerokgak
15 Munawir Idris Gerokgak
Sumber: Buku Agenda Harian 1984
B. Berdirinya P2AYFMI
Jumlah santri yang ditempatkan di beberapa pesantren
cukup banyak, sehingga memerlukan pemikiran dan
penanganan yang lebih baik. Oleh karenanya pada hari
Jum’at 3 Pebruari 1984 M./1 Jumadil Awal 1404 H., diinisiasi
pembentukan satu lembaga untuk mewadahi dan
mengelola tugas mulia ini, lembaga tersebut diberi nama
Penyantun Pendidikan Anak Yatim dan Fakir Miskin
“Istiqlal” disingkat P2AYFMI, yang bertujuan memberikan
pelayanan santunan dan pendidikan bagi santri/ana-anak
yang sudah dan akan dititipkan di beberapa Pondok
Pesantren.
Selanjutnya pada hari Selasa (malam Rabu) 17 April
1984 M./15 Rajab 1404 H., penulis mengadakan temu
konsultasi (silaturrahim) di rumah Bapak Syahridin dan
dilanjutkan di rumah Bapak Jamaluddin untuk
mengukuhkan pendirian lembaga tersebut.
Dalam temu konsultasi tersebut juga ditetapkan
susunan Pengurus P2AYFMI Periode 1984–1986. Selanjutnya
Pengurus P2AYFMI menyampaikan surat permakluman
pembentukan /pendirian P2AYFMI kepada instansi terkait
dengan surat Nomor: PI-A/ip.2/13/V-84 tanggal 27 Sya’ban

4
Sejarah LKSA Istiqlal
1404/28 Mei 1984. Adapun susunan Pengurus P2AYFMI
Periode 1984- 1986 adalah sebagai berikut:
Badan Pengawas:
1. Jamaluddin
2. Syahridin
Badan Pengurus:
Ketua : Amar Ma’ruf
Wakil Ketua : Zainal Abidin
Sekretaris : M. Shaleh Abubakar
Wkl Sekretaris : Abd. Hamid Rasyid
Bendahara : M. Janur Jamal
Wkl Bendahara : Syamsuddin Samin
Pelaksana Harian di Buleleng:
Ketua : Zainal Abidin
Sekretaris : Abd. Hamid Rasyid
Bendahara : Syamsuddin Samin.
Profile masing-masing personalia dijajaran Badan
Pengawas sebagai berikut: Bapak Jamaluddin adalah Tokoh
Masyarakat dan anggota Veteran, yang menjabat sebagai
Kepala Dusun Tegalsari disamping juga sebagai Ketua
Pengurus Masjid Al-Muttaqien Patas; sedangkan Bapak
Syahridin juga sebagai Tokoh Masyarakat, anggota Veteran,
dan Ketua Pengrus MI Mihtajul-Ulum Patas.
Sedangkan dijajaran Badan Pengurus: Amar Ma’ruf
(penulis) pada saat itu masih sebagai mahasiswa tingkat II
Perguruan Tinggi Ilmu Dakwah (PTID) Nurul Jadid Paiton

5
Sejarah LKSA Istiqlal
Probolinggo; Zainal Abidin adalah guru honor MI Mihtajul
Ulum; Moeh. Saleh Abubakar adalah mahasiswa tingkat II
Fak. Syari’ah Perguruan Tinggi Nurul Jadid; Abd. Hamid
Rasyid merupakan alumni SMP Nurul Jadid; Muhammad
Janur masih menjadi siswa SMA Nurul Jadid; dan
Syamsudin Samin adalah warga Dusun Tegalsasi Desa
Patas.
Kepengurusan berkedudukan di Desa Patas Kecamatan
Gerokgak Buleleng, tetapi tiga orang personalia Badan
Pengurus - yakni Amar Ma’ruf, M. Shaleh Abubakar, dan M.
Janur Jamal - mukim di Pondok Pesantren Nurul Jadid
Paiton Probolinggo sebagai santri, jadi roda organisasi
dijalankan dan dikendalikan dari PP Nurul Jadid.
Sedangkan untuk operasional di Kabupaten Buleleng
dilaksanakan oleh Pengurus Harian.
Diantara Badan Pengurus dan Pengurus Harian
tersebut disepakati pembagian tugas sebagai berikut: tim di
Paiton bertanggung jawab atas seluruh manajemen, baik
dalam menjalankan roda organisasi secara administratif,
penggalian dana, serta pembinaan, pelayanan, dan
penanganan santri di pondok pesantren; sedangkan tim
yang di Buleleng bertugas membantu penggalian dana serta
memberikan pelayanan informasi dan memfasilitasi
keperluan santri dengan orang tua/wali santri.
Hari lahir P2AYFMI ditetapkan pada hari Rabu tanggal
17 Agustus 1983 M./8 Dzul Qa’dah 1403 H., karena pada

6
Sejarah LKSA Istiqlal
tanggal tersebut dimatangkan persiapan pemberangkatan
calon santri ke beberapa pesantren di Jawa Timur yang
kemudian esok harinya, tepatnya hari Kamis tanggal 18
Agustus 1983 M./9 Dzul Qa’dah 1403 H. dilaksanakan
pemberangkatan pertama sebanyak 31 orang.
Usaha pengiriman calon santri ke pesantren-pesantren
terus berlanjut. Sejak awal tahun 1984, penulis kembali
sowan kebeberapa kiyai pengasuh pesantren dalam rangka
penjajagan menitipkan santri. Kamis, 12 April 1984 M./10
Rajab 1404 H. sowan ke KHR As’ad Syamsul Arifin di PP
Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo dan beliau bersedia menerima
calon santri dari Bali. Senin, 23 April 1984 M./21 Rajab 1404
H. sowan ke KH. Sufyan Mifthaul Arifin di PP Sumber
Bunga Seletreng, tapi beliau saat itu belum berkenan
menerima titipan santri karena tenaga pengajar di
pesantren masih sangat terbatas. Rabu, 30 Mei 1984 M./29
Sya’ban 1404 H. ke PP Sidogiri Pasuruan, tapi belum sempat
bertemu dengan pengasuh. Hari itu juga sowan ke KH
Nurul Huda PP Subulussalam Kapasan Pajarakan, beliau
siap menerima 4 orang.
Pada hari Sabtu (malam Ahad) tanggal 7 Juli 1984 M./8
Syawal 1404 H., P2AYFMI menyelenggarakan acara Halal bi
Halal dan Pelepasan Santri/Anak Asuh Angkatan II ke
Pondok Pesantren. Acara tersebut dihadiri oleh Camat
Gerokgak yang diwakili Sekretaris Kecamatan (Sekcam) dan

7
Sejarah LKSA Istiqlal
Kasi Bimas Islam Kantor Depatemen Agama Kabupaten
Buleleng, H. Hadhori.
Hari Senin tanggal 9 Juli 1984 M./10 Syawal 1404 H.,
Pengurus P2AYMI memberangkatkan calon santri/anak
asuh ke Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, TPI
Nurul Ulum Asembagus, dan PP Darul Aitam Curah Kalak
Situbondo. Besoknya Selasa 10 Juli 1984 M./11 Syawal 1404
H. dilanjutkan ke PP Ihyaussunnah Sentong Kraksaan dan
PP Subulussalam Kapasan Pajarakan. Jumlah calon
santri/anak asuh yang diberangkatkan sebanyak 41 orang.
Tabel I.3 : Daftar Santri Baru di PP Salafiyah Syafi’iyah
Sukorejo Tahun 1984/1985
No Nama Ortu/Wali Alamat
1 Jamilah Madalil Cel. Bawang
2 Rohanah Syamsuri Patas
3 Saminah Sauddin Yehbiu
4 Abd. Mannan Juaini Gondol
5 Asirun Madsin Yehbau
6 Ahmad Imran Atinah Cel.ang
7 Mahyudin A. Khairani Yehbiu
8 Moh. Said Muhaji Cel. Bawang
9 M. Jamaludin Moh. Hasan Yehbiu
10 Asy’ari Hasan Cel. Bawang
Sumber: Buku Agenda Harian 1984
Tabel I.4 : Daftar Santri Baru di TPI Nurul Ulum
Asembagus Tahun 1984/1985
No Nama Ortu/Wali Alamat

8
Sejarah LKSA Istiqlal
1 Khairiyah M. Said Patas
2 Safinah M. Rasyad Patas
3 Marwiyah Sanusi Cel. Bawang
4 Sahabudin Sumaerah Patas
5 Syarifudin Moh. Ali Yehbiu
6 Abd. Halim M. Shaleh Yehbiu
7 Amirudin Madalil Cel. Bawang
8 Syamsuri Sabdullah Cel. Bawang
9 Mustajib Muhrim Gondol
10 Sahidin Hasan Gondol
11 Ahmad Jamil Husin Cel. Bawang
12 Juhairi Khairudin Patas
13 Bahtarim H. Acip Gondol
14 Ruhul Hamdi - Gondol
Sumber: Buku Agenda Harian 1984
Tabel I.5 : Daftar Santri Baru di PP Darul Aitam
Curah Kalak Tahun 1984/1985
No Nama Ortu/Wali Alamat
1 Syafi’ah Sumaerah Patas
2 Amnah Suhamu Patas
3 Khalidah Khalil Pengulon
4 Musrihan Moh. Said Pengulon
5 Abd. Hamid Sarmiji Cel. Bawang
6 Mustar Abd. Rahim Yehbau
7 Mu’min Husin Yehbau
8 Moh. Basri Abdillah Gondol
9 M. Khairani A. Jailani Gondol
10 Moh. Said Rujhan Tegallinggah
11 Masudin M. Suud Tegallinggah

9
Sejarah LKSA Istiqlal
12 Ainudin Hajri Yehbiu
13 Abd. Shamad H. Abdullah Yehbiu
14 Abd. Basith H. Abdullah Yehbiu
15 Nurul Huda H. Abdullah Yehbiu
16 Yulianto Supandi Yehbiu
17 Bahtrin - Gerokgak
Sumber: Buku Agenda Harian 1984
Tabel I.6 : Daftar Santri Baru di PP Subulussalam Kraksaan
Tahun 1984/1985
No Nama Ortu/Wali Alamat
1 Dzulkarnaen Ahmad Hani Patas
2 Nurhayati Rahiman Yehbau
3 Jariyah Mustamin Yehbiu
4 Ruhaniyah Mukarram Yehbiu
5 Rahmawati Abd. Rahim Patas
6 Kartini Hasek Patas
7 Sri Jumiati Abd. Khalik Patas
Sumber: Buku Agenda Harian 1984
Tabel I.7: Daftar Santri Baru di PP Ihyaussunnah Sentong
Tahun 1984/1985
No Nama Ortu/Wali Alamat
1 Sahabudin Ahmad Hani Patas
Sumber: Buku Agenda Harian 1984
Disamping pesantren-pesantren di atas, ada juga
beberapa santri binaan P2AYFMI yang mondok di PP Nurul
Jadid Paiton Probolinggo.

10
Sejarah LKSA Istiqlal
Pada hari Kamis sore tanggal 13 September 1984 M./17
Dzulhijjah 1404 M, penulis selaku Pengurus P2AYFMI di PP
Nurul Jadid kedatangan tamu dari Bali yaitu 4 (empat)
orang anak muallaf/muallafah yang di antar oleh Abu
Husnan dari Desa Sanggalangit Kecamatan Gerokgak (ayah
tirinya), Pak Yusuf dari Desa Bangsring, dan Dayu Kade
Inten alias Siti Zulaiha ibu mereka. P2AYFMI dimintai
bantuan untuk mengajak mereka di pesantren dan
menyekolahkannya di PP Nurul Jadid karena mereka masih
usia sekolah, yaitu Ida Komang Oka Suparwata (Moh.
Yamin), Ida Ketut Maragita (Fathurrahman), Ida Ayu Putu
Asminiasih (Nur Aini), dan Ida Kade Sugiharta
(Taufiqurrahman).
Akhirnya Pengurus menghadap dan matur kepada KH
Abd. Wahid Zaini, BA dan memohon untuk bisa
menampung mereka serta memberikan kesempatan belajar.
Beliau merespon permohonan tersebut sehingga keempat
anak tersebut bisa mondok dan bersekolah di PP Nurul
Jadid. Tiga orang yang laki-laki di tempatkan di kamar
santri yang juga berasal dari Bali, sedangkan yang
perempuan ditempatkan di pondok putri bersama santri
putri yang berasal dari Desa Patas - Bali, yaitu Rajemah,
Rujenah, Maunah dan Becik Nahdiyati. Untuk makan
sehari-hari ditanggung pesantren. Sedangkan untuk belanja
keperluan sehari-hari diusahakan secara bersama-sama oleh
ayah tiri mereka (Abu Husnan) dan Pengurus P2AYFMI.

11
Sejarah LKSA Istiqlal
Tabel I.8 : Daftar Santri di PP Nurl Jadid Paiton
Tahun 1983 - 1985
No Nama Ortu/Wali Alamat
Ida Komang Oka
1 Suparwata Abu Husnan Sanggalangit
(Moh. Yamin)
Ida Ketut Maragita
2 Abu Husnan Sanggalangit
(Fathurrahman)
Ida Ayu Putu
3 Asminiasih Abu Husnan Sanggalangit
(Nur Aini)
Ida Kade Sugiharta
4 Abu Husnan Sanggalangit
(Taufiqurrahman)
5 Safa’udin Jamaluddin Patas
6 Ahmarudin Ahmad Suri Patas
7 Abd. Murad Abd. Rahim Patas
Hidayatullah
8 - Pemuteran
(Muallaf)

Para santri tidak semuanya bisa menyelesaikan


pendidikannya di pesantren tempat pertama mondok. Ada
beberapa santri yang pindah antar pesantren yang menjadi
mitra P2AYFMI, ada juga yang pindah ke pesantren yang
sebelumnya belum ada kerjasama tetapi atas
sepengetahuan dan persetujuan pengurus P2AYFMI seperti
Daiman yang pindah ke PP Assunniyah Kencong Jember,
dan bahkan ada santri yang tidak kerasan dan kembali
pulang ke Bali. Disamping itu ada juga santri baru yang

12
Sejarah LKSA Istiqlal
menyusul keberangkatannya ke pesantren, baik diantar
oleh Pengurus P2AYFMI maupun diantar oleh
orangtua/walinya dan kemudian menjadi tanggung jawab
Pengurus P2AYFMI. Dengan demikian data santri setiap
tahun sangat dinamis karena ada yang menyusul baru
masuk, ada yang pindah, dan ada yang berhenti. Tingkat
drop out para santri binaan sangat tinggi karena berbagai
faktor, antara lain karena tidak kerasan, tidak mampu
mengikuti pelajaran/aktifitas pesantren, ada yang
terpengaruh teman, dan ada juga karena faktor internal
pesantren tempat mondok.
Pada Tahun 1984/1985, disamping mengirim santri ke
luar daerah, P2AYFMI juga memberikan santunan kepada
siswa-siswi MI Mihtajul Ulum Patas, terutama bagi mereka
yang yatim piatu, yatim, piatu, dan tidak mampu.
Tabel I.9 : Daftar Anak Santunan di MI Mihtajul Ulum Patas
Tahun 1984/1985
No Nama Ortu/Wali Alamat
1 Ali Hidayat Sarinah Patas
2 Khairani Marsiah Patas
3 Abd. Qadir Jawariyah Patas
4 Marzuki M. Saleh S Patas
5 M. Asnawi Mutahir Patas
6 Ma’sum Asraruddin Hasanudin Patas
7 Hamidah Sumaerah Patas
8 Ahmarudin Sutali Patas
9 Naimah Kamaludin Patas

13
Sejarah LKSA Istiqlal
10 Nursidin Kamaludin Patas
11 Jamhur Hasanudin Patas
12 Faridah Sarinah Patas
13 Rihayati Menokdin Patas
14 Hasaniyah Bu Sah Patas
15 Jumaiyah Sarinah Patas
16 Abd. Samad Sarinah Patas
Sumber: Buku Agenda Harian 1984
Santri yang menjadi binaan dan tanggung jawab
P2AYFMI berasal dari wilayah Kabupaten Buleleng yang
meliputi Kecamatan Gerokgak dan Kecamatan Tejakula.
Dari Kecamatan Gerokgak meliputi desa Penyabangan
(Gondol), Gerokgak, Patas, Pengulon, dan Celukanbawang.
Sedangkan dari Kecamatan Tejakula berasal dari Desa
Tembok. Jenjang pendidikan yang ditempuh di pesantren
mulai dari jenjang MI, MTs/SMP dan MA/SMA/SMK.
Ketika program P2AYFMI mulai bergulir dalam kurun
waktu 1983 – 1984 banyak sekali dukungan dari masyarakat
dan tokoh umat Islam di Kecamatan Gerokgak. Ada
beberapa diantara mereka menyarankan untuk
melembagakan program tersebut dalam bentuk Yayasan
dan dibentuk kepengurusan berskala kecamatan atau
kabupaten karena programnya mencakup umat di dua
kecamatan serta melibatkan lembaga pendidikan di luar
provinsi. Namun Pengurus P2AYFMI berpandangan bahwa
tidak masalah badan/lembaga dan kepengurusan level
dusun/desa asal manfaatnya bisa dirasakan umat se

14
Sejarah LKSA Istiqlal
kecamatan atau kabupaten, daripada suatu badan /lembaga
dengan kepengurusan level kecamtan atau kabupaten tetapi
manfaatnya hanya dinikmati oleh umat satu dusun/desa.
Ada sebagian kecil masyarakat dan beberapa tokoh
yang memandang miring terhadap usaha dan program ini
karena beberapa alasan. Ada lembaga pendidikan yang
merasa terancam keberadaannya karena calon siswa banyak
yang dimondokkan atau dibawa ke luar daerah, dan
dianggap menggembosi dan melemahkan lembaga
pendidikan yang ada. Bisa difahami jika ada masyarakat
yang mempersepsikan usaha /program P2AYFMI seperti itu,
karena tentu visi dan cara pandang mereka berbeda, dan ini
adalah hal yang lumrah dalam dinamika usaha dakwah.
Sebenarnya sepanjang masyarakat tersebut mau tabayyun
dan dialog langsung tentu bisa dijelaskan dan diklierkan
persepsi dan tuduhan miring tersebut. Tetapi, jarang dari
mereka yang mau bertanya langsung dan berdiskusi
tentang dasar pemikiran bergulirnya usaha/program
tersebut.
Seperti ditulis di awal bahwa para calon santri dibawa
ke pondok pesantren pertama kali pertengahan Agustus
1983, artinya pada saat itu secara normal proses belajar
mengajar di sekolah/madrasah sudah berjalan. Mereka rata-
rata adalah anak-anak yang pada akhir Juli sampai awal
Agustus sudah tidak bersekolah karena berbagai factor,
antara lain: ketiadaan biaya, kurangnya minat dan motivasi,

15
Sejarah LKSA Istiqlal
serta kurangnya tanggung jawab orang tua/wali. Suatu
ketika pernah ditawarkan kepada salah seorang pimpinan
sekolah/madrasah bahwa Pengurus P2AYFMI tidak akan
membawa anak-anak ke pesantren di luar Bali asal ada
jaminan mereka bisa bersekolah pada tahun ajaran berjalan,
tetapi mereka juga tidak sanggup untuk mengajak dan
meyakinkan calon siswa dan orang tua/walinya. Masalah
biaya pendidikan mungkin bisa diatasi bersama, tapi
persoalan membangkitkan minat dan semangat atau
motivasi siswa dan orang tua/wali diperlukan tehnik dan
cara tertentu.
Program utama P2AYFMI adalah memberikan santunan
biaya pendidikan dan memfasilitasi pengiriman anak-anak
yatim piatu dan dhuafa ke beberapa Pesantren di Jawa
Timur. Pemberangkatan anak-anak yatim piatu dan dhuafa
ini dapat berjalan sampai tiga angkatan, yaitu tahun
1983/1984, 1984/1985 dan 1985/1986.
Disamping program diatas P2AYFMI juga membina
para remaja di Desa Patas. Pada hari Jum’at tanggal 19 April
1985 M./28 Rajab 1405 H., Pengurus P2AYFMI membentuk
klub sepak bola dan qasidah rebana bagi kalangan remaja.
Disamping itu P2AYFMI juga menggalang pengumpulan
buku untuk perpustakaan.
Dalam bulan Juli 1984 desakan untuk melembagakan
P2AYFMI dalam bentuk badan hukum Yayasan datang dari
berbagai pihak yang mulai simpati terhadap program

16
Sejarah LKSA Istiqlal
P2AYFMI. Tercatat antara lain Kasi Bimas Islam Kantor
Departemen Agama Kabupaten Buleleng dan Camat
Gerokgak saat memberikan kata sambutan dalam acara
Halal bi Halal dan Pelepasan Calon Santri/Anak Asuh ke
Pondok Pesantren tanggal 7 Juli 1984. Ada juga masukan
dari M. Lukman ZA Kepala Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Gerokgak dan H. M. Thahir Basyir Pengasuh PP
Nurul Iman Pengulon yang juga Ketua Gabungan Usaha
Perbaikan Pendidikan Islam (GUPPI) Kecamatan Gerokgak.
Pada tanggal 30 Juli 1984 muncul pemikiran untuk
melegalformalkan P2AYFMI dalam bentuk badan hukum
Yayasan dengan nama Yayasan “Istiqlal” yang akan
mengembangkan beberapa bidang program; baik sosial,
pendidikan dan keagamaan. Pada saat ini juga muncul
ide/konsep rencana pendirian pondok pesantren sebagai
salah satu program Yayasan. Rabu 29 Agustus 1984 rencana
pendirian Yayasan “Istiqlal” makin menguat dan mulai
dirancang struktur organisasi dan susunan pengurusnya.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, sejak awal
tahun 1985 dikalangan tokoh agama/masyarakat di Desa
Patas, khususnya Pengurus Masjid “Al-Muttaqien” (1943)
dan Pengurus MI Mihtajul Ulum (1967), juga berkembang
pemikiran dan keinginan membentuk satu wadah dalam
bentuk badan hukum Yayasan yang akan menghimpun
seluruh lembaga yang sudah ada.

17
Sejarah LKSA Istiqlal
Sementara itu diinternal P2AYFMI sendiri pada tanggal
21 Mei 1985 ada perkembangan baru, semula Yayasan yang
akan didirikan oleh P2AYFMI akan diberi nama Yayasan
“Istiqlal”, tetapi kemudian ada pemikiran lain tentang
pemberian nama tersebut – terutama karena adanya
lembaga lain yang bergabung – maka kemudian
dimunculkan nama Yayasan Bina Islamika.
C. Berdirinya Yayasan
Pada tahun 1985, Pengurus P2AYFMI bersama Pengurus
MI Mihtajul Ulum (berdiri 1967) dan Pengurus Masjid Al-
Muttaqien (berdiri 1943), sepakat melebur kepengurusan
dan mendirikan Yayasan sebagai badan hukum
penyelenggara berbagai program/lembaga yang sudah
berjalan maupun yang akan dirintis dan dikembangkan
kemudian. Yayasan tersebut kemudian diberi nama Yayasan
Bina Islamika (YBI).
Rapat rencana pendirian Yayasan berlangsung pada
Senin 3 Juni 1985 jam 20.45 WIB (ba’da Shalat Tarawih)
bertempat di rumah Bapak Jamaluddin yang dihadiri 6
orang yang masing-masing mewakili unsur Pengurus
Masjid Al-Muttaqien, Pengurus MI Mihtajul Ulum, dan
Pengurus P2AYFMI. Rapat tersebut memutuskan: pertama,
sepakat mendirikan sebuah Yayasan dan membubarkan
pengurus yang ada; kedua, menetapkan Anggota Badan
Pendiri Yayasan sebanyak 5 orang yang mewakili unsur
pengurus lembaga yang mendirikan Yayasan; dan ketiga,

18
Sejarah LKSA Istiqlal
membentuk Tim Penyusun Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga (AD/ART) Yayasan yang beranggotakan 4
orang.
Pada hari Sabtu 8 Juni 1985 jam 14.00 WIB bertempat di
Masjid Al-Muttaqien diselenggarakan rapat Tim Penyusun
AD/ART Yayasan. Kemudian pada hari Ahad 9 Juni 1985
jam 20.00 WIB bertempat di rumah Bapak Jamaluddin
diselenggarakan Rapat Badan Pendiri Yayasan yang
beranggotakan 5 orang dan memutuskan tentang: pertama,
nama Yayasan : Yayasan Bina Islamika; kedua, Modal Awal
Yayasan Rp. 300.000,- (Tigaratusribu rupiah); dan ketiga,
menyusun Badan Pengurus dan Badan Pengawas Yayasan
Periode 1985 – 1990. Selanjutnya, pada hari Selasa 18 Juni
1985 jam 20.00 WIB (ba’da shalat Tarawih) bertempat di
Masjid Al-Muttaqien kembali diselenggarakan Rapat Badan
Pendiri Yayasan dengan acara pokok: pertama, Laporan
Pertanggung Jawaban dan Pembubaran Pengurus Lembaga
yang lama; kedua, pengukuhan/ pelantikan Badan Pengurus
Yayasan Bina Islamika Periode 1985 – 1990.
Badan Pengurus Yayasan Bina Islamika
menyelenggarakan rapat perdana pada hari Ahad 23 Juni
1985 M/4 Syawal 1405 H jam 08.00 WIB sampai selesai
bertempat di MI Mihtajul Ulum dan memutuskan program
dan tugas Yayasan sebagai berikut:

19
Sejarah LKSA Istiqlal
1. Penyelenggaraan dan pengelolaan Masjid Al-Muttaqien
dan dua buah Santren/Langgar yang menjadi
binaannya.
2. Penyelenggaraan dan pengelolaan MI Mihtajul Ulum.
3. Penyelenggaraan dan pengelolaan P2AYFMI.
4. Pengelolaan perpustakaan, klub sepak bola dan qasidah
rebana yang dirintis P2AYFMI diintegrasikan ke
program Masjid Al-Muttaqien.
5. Penyusunan pengurus/pimpinan lembaga (Masjid Al-
Muttaqien, MI Mihtajul Ulum, dan P2AYFMI)
Setelah didirikan, Yayasan Bina Islamika
menyelenggarakan tiga lembaga yakni: P2AYFMI, MI
Mihtajul-Ulum dan Masjid Al-Muttaqien. Dan ada dua
buah langgar yang berdiri sekitar tahun 1970-an yang
menjadi binaan Masjid Al-Muttaqien, beberapa waktu
kemudian diintegrasikan menjadi lembaga binaan Yayasan.
P2AYFMI sebagai salah satu lembaga pendiri yayasan
menjadi unit program dari Yayasan disamping lembaga
pendiri lainnya. Setelah melebur ke Yayasan, program
pengiriman calon santri ke pesantren di Jawa Timur
dihentikan.

20
Sejarah LKSA Istiqlal
BAB II
MASA YAYASAN (1985 – 2003)
A. Perubahan Nama P2AYFMI
Setelah melebur dibawah Yayasan Bina Islamika,
P2AYFMI mengalami beberapa kali perubahan nama.
Pertama diubah menjadi Badan Pelayanan Santunan –
Yayasan Bina Islamika (BPS-YBI) tahuh 1985 – 1988.
Pengelolaan lembaga saat ini tidak atau belum ditunjuk
pengurus tersendiri tetapi langsung dikelola oleh Pengurus
Yayasan Bina Islamika dengan susunan sebagai berikut:
Ketua, Abdullah Latief; Wakil Katua I, Moeh. Shaleh
Abubakar; Wakil Ketua II, Abd. Khaliq Mukhtar; Sekretaris,
Amar Ma’ruf; Wakil Sekretaris, Hamzah; Bendahara, Zainal
Abidin; dan Wakil Bendahara, M. Thahir Abdullah.
Tahun 1988/1989 namanya diubah menjadi Panti
Asuhan Bina Islamika dan ditunjuk pengurus/pengelola
dengan komposisi sebagai Kepala, Amar Ma’ruf; Bagian
Administrasi dan Keuangan, Abd. Hamid Rasyid. Namun
pemakaian nama ini tidak lama dengan pertimbangan saat
itu masih berat untuk mengasramakan anak asuh/klien,
tetapi paling tidak sudah ada niat dan semangat untuk
menampung anak-anak dhuafa dalam panti/asrama.
Kemudian sejak pertengahan tahun 1989/1990 namanya
diubah lagi menjadi Badan Pelayanan Santunan Sosial –
Yayasan Bina Islamika (BPSS-YBI).
Disamping perubahan nama, juga dibarengi dengan
perubahan tugas dan kewenangan lembaga. Sebelumnya
P2AYFMI sebagai lembaga otonom yang membina anak
asuh non panti serta menggali dan menyalurkan dana
secara mandiri, kemudian setelah fusi dalam Yayasan dan

21
Sejarah LKSA Istiqlal
berubah nama menjadi BPSS-YBI, tugas dan wewenangnya
dipersempit hanya menyalurkan dana dan bantuan lainnya
dari Yayasan, namun dalam hal pembinaan anak asuh tetap
menjadi tugas dan tanggung jawab BPSS-YBI sebagaimana
tugas dan fungsi sebelumnya.
Sejak berfusi dengan Yayasan, pembinaan dan
pelayanan anak asuh/santri yang di titipkan di beberapa
Pesantren di Jawa Timur tetap dilanjutkan sampai mereka
menyelesaikan pendidikannya. Akan tetapi BPSS-YBI sudah
tidak lagi memfasilitasi pengiriman anak-anak ke Pesantren
di luar daerah, melainkan disalurkan ke lembaga
pendidikan yang diselenggarakan Yayasan yakni MI
Mihtajul-Ulum (1967) dan SMP Mihtajul-Ulum yang
didirikan Yayasan tahun 1987.
Tabel II.1 : Data Anak Asuh/Santri Baru
Tahun 1985/1986 s.d 1996/1997.
No Tahun L P Jumlah Ket
1 1985/1986 4 - 4
2 1986/1987 6 4 10
3 1987/1988 6 3 9
4 1988/1989 5 1 6
5 1989/1990 2 3 5
6 1990/1991 7 8 15
7 1991/1992 6 5 11
8 1992/1993 11 2 13
9 1993/1994 13 12 25
10 1994/1995 2 12 14
11 1995/1996 6 2 8
12 1996/1997 5 4 9

22
Sejarah LKSA Istiqlal
Sumber: Buku Induk Anak Santunan Tahun 1983/1984 –
1998/1999
Tabel II.2 : Data Jumlah Anak Asuh/Santri
Tahun 1985/1986 s.d 1996/1997
No Tahun L P Jumlah Ket
1 1985/1986 34 9 43
2 1986/1987 29 12 41
3 1987/1988 30 12 42
4 1988/1989 28 12 40
5 1989/1990 22 12 34
6 1990/1991 23 16 39
7 1991/1992 22 19 41
8 1992/1993 30 17 47
9 1993/1994 37 24 61
10 1994/1995 29 32 61
11 1995/1996 24 29 53
12 1996/1997 20 24 44
Sumber: Buku Data Anak Santunan Tahun 1983/1984 –
1998/1999
B. Menjadi Panti Asuhan Istiqlal
Pada periode ini, tepatnya tahun 1997, dilakukan
pengembangan kelembagaan Badan Pelayanan Santunan
Sosial-Yayasan Bina Islamika (BPSS-YBI) menjadi Panti
Asuhan Istiqlal. Sejak tanggal 9 Agustus 1998 mulai
mengasramakan anak asuh sebanyak 4 orang laki-laki,
yakni Safarai dari Desa Sanggalangit, Muadz Fajrin dari
Desa Patas, Taufik Hidayat dan Hendra Maulana keduanya
dari Desa Celukanbawang. Tiga bulan kemudian bertambah
lagi seorang laki-laki, Abu Hanafi dari Desa Patas dan
seorang perempuan, Hayati dari Desa Celukanbawang.

23
Sejarah LKSA Istiqlal
Anak asuh laki-laki ditempatkan di asrama putra,
sedangkan anak asuh perempuan ditempatkan di rumah
Amar Ma’ruf. Walaupun lembaga ini berbentuk panti
asuhan, tapi pola pengelolaan dan pendidikan yang
dikembangkan sebagaimana layaknya sebuah pondok
pesantren yang secara umum memiliki ciri adanya santri
mukim (anak asuh), pondok (asrama), sarana
ibadah/mushalla (aula), kegiatan pengajian (pembinaan)
dan adanya pengasuh (pembina).
Disamping melayani anak asuh dalam panti, PA Istiqlal
tetap melayani anak asuh non panti terutama anak usia
sekolah yang menempuh pendidikan di lembaga
pendidikan yang diselenggarakan Yayasan Bina Islamika
yaitu RA Mihtajul Ulum (1989), MI Mihtajul Ulum (1967)
dan SMP Mihtajul Ulum (1987).
C. Pengurus
Setelah dilembagakan menjadi panti asuhan, kemudian
diangkat kepengurusan yang secara periodik diadakan
pergantian. Pengurus PA Istiqlal Periode 1997 – 2001 sesuai
Surat Keputusan Badan Pengurus Yayasan Bina Islamika
Nomor: 09/YBI/IX-1997 tanggal 19 September 1997 tentang
Pengesahan dan Pengukuhan Susunan Pengelola Panti
Asuhan Istiqlal Masa Bakti 1997 – 2001 sebagi berikut:
- Pelindung/
Penasehat : Ketua Pengurus YBI
- Ketua : Masyhuri Rasyid
- Wakil Ketua I : A. Syahrudin
- Wakil Ketua II : H. Imam Sayuti
- Sekretaris : Nursalim Jamal
- Wakil Sekretaris : Safari, S.Ag

24
Sejarah LKSA Istiqlal
- Bendahara : Rujenah Jalal
- Wakil Bendahara : Rajemah Jamal.
Sedangkan Pengurus PA Istiqlal Periode 2001 – 2005
sesuai SK Badan Pengurus Yayasan Bina Islamika Nomor:
05/SK/YBI/VIII-2001 tanggal 10 Agustus 2001 M/19 Jumadil
Awal 1412 H tentang Susunan Personalia Pengurus Panti
Asuhan Istiqlal sebagai berikut:
- Ketua : Masyhuri Rasyid
- Wakil Ketua : H. Imam Sayuti
- Sekretaris : Nursalim Jamal
- Wakil Sekretaris : Syamsuddin, A.Ma
- Bendahara : Rujenah Jalal, A.Ma.
D. Anak Asuh
Jumlah anak asuh yang menjadi binaan Panti Asuhan
Istiqlal dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan,
terutama anak asuh luar panti. Tahun 1997/1998 berjumlah
32 orang (laki 13, perempuan 19); tahun 1998/1999
berjumlah 36 orang (laki 16, perempuan 20); tahun
1999/2000 berjumlah 52 orang (laki 28, perempuan 24); dan
tahun 2000/2001 berjumlah 50 (laki 29, perempuan 21). Dari
total jumlah anak asuh tersebut yang mukim/menetap
dalam panti sebanyak 6 orang, sisanya anak asuh luar panti.
(Sumber: Laporan Pertanggungjawaban PA Istiqlal Periode
1997-2001).
Dari segi status sosial anak asuh terdiri dari yatim piatu,
yatim, piatu dan fakir miskin (dhuafa). Sedangkan jenjang
pendidikan yang ditempuh mulai dari MI Mihtajul-Ulum,
SMP Mihtajul-Ulum, dan Madrasah Aliyah Nurul Ulum
(MAN Patas).

25
Sejarah LKSA Istiqlal
Para anak asuk menempuh pendidikan formal di
lembaga yang diselenggarakan Yayasan, sedangkan diluar
jam belajar formal di asrama diberikan pembinaan dan
pembinaan ibadah dan akhlak dan pendidikan agama
antara lain: Pengajian Tartil Al-Qur’an, Adabul Insan, Fikih,
Sejarah Kebudayaan Islam (Tarikh), Ilmu Tajwid, Tilawah
Al-Qur’an, dan Pendalaman materi Bahasa Inggris. Para
pembina terdiri dari: Amar Ma’ruf, S.Ag, Masyhuri Rasyid,
Zainal Abidin, A.Ma, dan Nursalim Jamal.
Bentuk bantuan/pelayanan yang diberikan kepada anak
asuh pada masa ini antara lain: makan tiga kali sehari,
pembayaran SPP di sekolah/madrasah, alat
tulis/perlengkapan sekolah, pakaian seragam sekolah,
keperluan sehari-hari seperti mandi dan cuci, dan lain-lain.

Tabel II.3 : Data Anak Asuh/Santri Baru


Tahun 1997/1998 s.d 1999/2000.
No Tahun L P Jumlah Ket
1 1997/1998 - 3 3
2 1998/1999 7 3 10
3 1999/2000 2 1 3

Tabel II.4 : Data Jumlah Anak Asuh/Santri Baru


Tahun 1997/1998 s.d 2000/2001.
No Tahun L P Jumlah Ket
1 1997/1998 13 19 32
2 1998/1999 16 20 36
3 1999/2000 28 24 52
4 2000/2001 29 21 50

26
Sejarah LKSA Istiqlal
E. Sarana Prasarana
Pada masa ini Panti Asuhan Istiqlal belum memiliki
tanah, tetapi menempati tanah milik keluarga penulis sejak
awal mulai membangun fasilitas tahun 1997.
Bangunan asrama panti pada masa ini masih sangat
sederhana. Bangunan pertama yang dibuat tahun 1991 ini
berukuran 5 x 9 m awalnya direncanakan untuk usaha
ternak ayam petelur yang merupakan usaha bersama antara
penulis, Moeh. Shaleh Abubakar, Hamzah, dan Yusuf
Ahmad. Bangunan baru selesai didirikan sampai
pemasangan atap genteng kemudian dihentikan karena
tahun 1993 penulis dan Moeh. Shaleh Abubakar diangkat
menjadi PNS. Kemudian sekitar tahun 1997 para pemilik
bangunan sepakat mewakafkan untuk dijadikan asrama PA
Istiqlal. Pengurus panti melanjutkan pembangunan
tersebut dengan memodifikasi sedemikan rupa menjadi 3
ruang kamar tidur; 1 ruang bersama yang berfungsi untuk
tempat shalat, mengaji Al-Qur’an dan belajar; dan 1 bagian
teras. Bahan bangunan terdiri dari kayu kelapa, dinding
bagian bawah bari batu bata tetapi tidak diplester
sedangkan bagian atasnya dari gedek, atap dari genteng dan
lantai semen.
Sejalan dengan perkembangan jumlah anak asuh,
asrama tambahanpun secara bertahap mulai dibangun, baik
dalam bentuk bangunan sederhana (cangkruk, atau
‘sekepat’ dalam bahasa Bali), bangunan semi permanen,
maupun bangunan permanen. Sejak tahun 2001 dibangun
sebuah sekepat berukuran 2,5 x 3 m terbuat dari bahan
kayu, dinding gedek dan atap genteng. Bangunan model ini

27
Sejarah LKSA Istiqlal
dengan berbagai ukuran dibuat sampai beberapa unit untuk
memenuhi ketersediaan tempat tinggal bagi anak asuh.
Tahun 2004 dibangun sekepat untuk asrama putri atas
usaha Sdr. Nanang, seorang pemuda yang tidak mau
menunjukkan identitasnya yang jelas tetapi punya
komitmen, kepedulian dan keikhlasan yang tinggi
membangun 1 unit sekepat berukuran 3 x 6 m yang terdiri
dari dua kamar tidur ditambah emper/teras 2 meter.
Setelah bangunan ini selesai, anak asuh putri yang semula
menempati salah satu kamar penlis kamudian dipindah ke
asrama (cangkruk/sekepat) yang baru. Antara lokasi asrama
putra dan asrama putri diberikan pembatas.
Sejalan dengan perkembangan jumlah anak asuh,
asramapun secara bertahap mulai dibangun, baik dalam
bentuk bangunan sederhana (cangkruk, atau ‘sekepat’
dalam bahasa Bali), bangunan semi permanen, maupun
bangunan permanen. Pada tahun 2001 dibangun sebuah
sekepat berukuran 2,5 x 3 m terbuat dari bahan kayu,
dinding gedek dan atap genteng. Bangunan model ini
dengan berbagai ukuran dibuat sampai beberapa unit untuk
memenuhi ketersediaan tempat tinggal bagi anak asuk.
Pada tahun 2003 Pengurus PA Istiqlal mulai
membangun 1 (satu) unit gedung asrama permanen dengan
volume 5 x 9 M yang terdiri dari 3 (tiga) kamar. Oleh karena
Yayasan/Panti belum memiliki tanah sendiri, sedangkan
kebutuhan asrama sudah mendesak maka untuk sementara
gedung dibangun diatas tanah milik keluarga Amar Ma’ruf,
dengan ketentuan kelak bangunan tersebut bisa dipindah
ke tanah milik Yayasan/Panti atau diganti rugi oleh pemilik

28
Sejarah LKSA Istiqlal
tanah. Dana pembanguan diperoleh dari sumbangan
donatur/masyarakat.
Setelah keperluan kamar untuk tempat tinggal santri
terpenuhi walaupun belum memenuhi standar, bangunan
asrama pertama yang dibangun tahun 1991 dan dimodifikasi
tahun 1997 kemudian diubah fungsi lagi menjadi bangunan
serba guna/aula, yang semula disekat untuk kamar tidur
lalu dibuka, sehingga ruang untuk shalat, mengaji dan
kegiatan belajar mengajar lainnya lebih luas.
Pada masa ini juga telah dirintis usaha ekonomi
produktif dengan membangun gedung kios/toko diatas
tanah wakaf masjid Al-Muttaqien yang ditempati gedung
SMP Mihtajul-Ulum. Dana awal Rp. 15.000.000,- bantuan
Dinas Sosial Prov. Bali, kios/toko ini direncanakan
membuka usawa kios/toko kelontong.
Sejak tahun 2005 telah dilakukan usaha pengadaan
Tanah Wakaf PA Istiqlal Tahap I seluas 1.200 M2 yang
diusahakan oleh Pengurus PA Istiqlal. Tanah tersebut
adalah tanah milik Nursalim S.Ag yang selaku pemilik
berwakaf 200 M2, sisanya 1.000 M2 dibeli oleh Pengurus PA
Istiqlal secara mengangsur dengan harga Rp.
4.000.000,-/are sejak tahun 2005 dan baru tuntas
pembayarannya pada tahun 2010. Dana pembayaran tanah
diperoleh dari berbagai sumber, termasuk kas PA Istiqlal.
Tabel II.5 : Data Inventaris PA Istiqlal Periode 1997-2001
No Inventaris Jumlah Asal Ket.
1 Almari kayu 1 bh Beli

29
Sejarah LKSA Istiqlal
2 Mesin ketik portable 1 bh Beli
3 Papan statistik 2 bh Beli
4 Dipan/Tempat tidur 3 bh Beli
5 Karpet 2 lbr Smbngn
5 Rak kayu 1 bh Beli
6 Tikar 5 bh Beli
7 Jirigen air besar 1 bh Beli
Sumber: Laporan Pertanggung Jawaban PA Istiqlal Periode
1997 – 2001.
Tabel II.6 : Data Sarana-Prasarana PA Istiqlal
Periode 1997-2001
No Inventaris Jmlh Asal Ket.
Asrama semi
Menumpang
permanen, terdiri
di atas tanah
dari 4 ruang (3 k.
1 1 bh Swadaya milik
tidur, 1 r. belajar/
keluarga
shalat, 1 r.
Amar Ma’ruf
sekretariat)
Kamar mandi/
2 2 bh Swadaya Sda
WC
Dapur semi
3 1 bh - Sda
permanen

Tabel II.7 : Daftar Sarana PA Istiqlal Periode 2001 - 2005


No Sarana Jumlah Keterangan
1.200
1 Tanah Wakaf/beli
M2
2 Gedung Asrama Putra 1 unit Permanen

30
Sejarah LKSA Istiqlal
3 Cangkruk Asrama Putra 2 unit Semi permanen
4 Cangkruk Asrama Putri 3 unit Semi permanen
5 Aula/Ruang Serbaguna 1 unit Semi permanen
Cangkruk Asrama
6 1 unit Semi permanen
Pembina
7 Gudang 1 unit Semi permanen
Kamar mandi/
8 2 unit Semi pemanen
WC Putra
Tahap
9 Kios/Warung 1 unit
pembangunan
Sumber: Berita Acara Serah Terima Jabatan Pengurus PA
Istiqlal, tanggal 26 Pebruari 2006.

Tabel II.8 : Daftar Perlengkapan/Inventaris PA Istiqlal


Periode 2001 - 2005
No Perlengkapan/Inventaris Jumlah Ket.
1 Almari buku 4 bh
2 Almari pakaian 5 bh
3 Dipan/tempat tidur 6 bh
4 Kasur spon 12 bh
5 Karpet 7 lbr
6 Rak sepatu 1 bh
7 Mesin jahit 2 unit
8 Tape/Wareless 1 unit
9 Komputer 1 unit rusak
10 Perlengkapan masak 1 set
11 Meja tenis 1 unit
12 Jam dinding 3 bh
13 Mesin tik porteble 1 unit rusak

31
Sejarah LKSA Istiqlal
14 Papan informasi 1 bh
15 Papan statistik 3 bh
16 Papan Struktur Organisasi 1 bh
Sumber: Berita Acara Serah Terima Jabatan Pengurus PA
Istiqlal, tanggal 26 Pebruari 2006.
F. Sumber Dana
Sumber dana operasional pada masa ini antara lain dari
dana ZIS yang dihimpun tiap bulan Ramadhan melalui
pengiriman surat yang dilampiri kartu wesel pos, berturut-
turut tahun 1997/1998, 1998/1999, 1999/2000, dan
2000/2001.
Para donatur dari kalangan organisasi/lembaga yang
telah berkontribusi pada periode ini antara lain: Asosiasi
Pengusaha Ikan Hias Denpasar, BAZIS Dep. Agama Kab.
Buleleng, Percetakan Gajah Mada Singaraja, Yayasan Bina
Daya Patas, PT PLN Bali Denpasar, SMP Mihtajul-Ulum
Patas, Mushalla Al-Hidayah Patas, Ta’mir Masjid Al-
Muttaqien Patas, Majelis Ta’lim An-Nisa’ Patas, dan Majelis
Ta’lim Al-Ikhlas Patas. Sedangkan dari kalangan perorangan
antara lain: Abd. Rahman, Eddy Susanto, Hj. Bc. Halimah,
Mukhtar, Abd. Rahim, Nursalim, Rajemah, Kamaluddin,
Maunah, dan Jasmani, seluruhnya warga Desa Patas.

32
Sejarah LKSA Istiqlal
BAB III
MASA PESANTREN (2004 – 2018)
Pada tahun 2004, Yayaysan Bina Islamika
mengukuhkan pendirian Pondok Pesantren Istiqlal. Pondok
Pesantren Istiqlal adalah merupakan hasil proses
pengembangan kelembagaan dari P2AYFMI dan lembaga
lainnya yang kemudian mendirikan Yayasan Bina Islamika
dan mengalami pengembangan kelembagaan sedemikian
rupa sehingga terpenuhi unsur pesantren yang terdiri dari
santri mukim (anak asuh), pondok (asrama), mushalla
(tempat ibadah/pengajian), pengajian kitab (pembinaan
ibadah, akhlak dan ketaqwaan), dan pengasuh
(ustadz/guru/Pembina/pembimbing).
Sejak Pondok Pesantren Istiqlal dikukuhkan
pendiriannya, manajemen Yayasan mengalami penyesuaian.
Yayasan yang semula membuat kebijakan dan
melaksanakan program tehnis, kemudian diadakan
pembagian tugas dan wewenang dengan Pondok Pesantren.
Yayasan hanya sebagai regulator dan policy maker
(pembuat kebijakan dan program umum), sedangkan tehnis
operasional dilaksanakan oleh Pondok Pesantren. Dengan
demikian maka seluruh lembaga dan badan yang ada
dikelola dalam satu manajemen Pondok Pesantren,
termasuk Panti Asuhan Istiqlal.
Dua tahun pertama sejak Pesantren dikukuhkan (2004
– 2005), pengurus Pesantren masih dirangkap Pengurus
Yayasan dan Pimpinan Pesantren dijabat oleh Ketua
Yayasan saat itu, Amar Ma’ruf. Kemudian pada tahun 2006
baru ada pemisahan yang jelas antara pengurus Yayasan

33
Sejarah LKSA Istiqlal
dan Pesantren. Tahun 2006 – 2007 Ketua Yayaysan
Safa’udin, A.Ma, Ketua Pengurus Pesantren Masyhuri,
S.Pd.I, dan Pimpinan/Pengasuh Pesantren Amar Ma’ruf,
S.Ag.
A. Legalitas
Pada tahun 2005 yang Yayasan mengukuhkan pendirian
PA Istiqlal berdasarkan SK Badan Pengurus Yayasan Bina
Islamika Nomor: 27/SK/YBI/IV/2005 tanggal 7 April 2005.
B. Pengurus
Pengurus PA Istiqlal Periode 2006 – 2010 sesuai SK
Badan Pengurus Yayaysan Bina Islamika Nomor: 03/2006
tanggal 26 Pebruari 2006 adalah sebagai berikut :
Ketua : M. Surahman, A.Ma
Wakil Ketua : Nur Salim Jamal, S.Ag
Sekretaris : Nurdin
Wakil Sekretaris : Ahmad Sirad, A.Ma
Bendahara : Rajmah
Pada tahun 2008 dilakukan perubahan susunan
Pengurus karena M. Surahman, A.Ma selaku Ketua PA
Istiqlal terpilih menjadi Ketua Yayasan. Susunan Pengurus
PA Istiqlal Periode 2006 – 2018 hasil resufle sebagaimana SK
Badan Pengurus Yayasan Bina Islamika Nomor:
26/YBI/IV/2008 tanggal 1 April 2008 sebagai berikut:
Ketua : Nursalim, S.Ag
Wakil Ketua : Al-Afhani, A.Ma
Sekretaris : Nurdin

34
Sejarah LKSA Istiqlal
Wakil Sekretaris : Abdul Hadi
Bendahara : Rajmah
Program Kerja Pengurus PA Istiqlal Periode 2006 –
2010:
1. Bidang Sarana dan Prasarana
a. Sarana
1) Rehab asrama
2) Pembangunan asrama tambahan
3) Rehab kamar mandi/WC
4) Pengadaan kamar mandi/WC tambahan
5) Pembebasan tanah kebun seluas 1.200 M2 untuk
pengembangan asrama
b. Perlengkapan panti
1) Pengadaan dan tambahan fasilitas olahraga
2) Pengadaan dan penambahan fasilitas
keterampilan
3) Pengadaan fasilitas belajar
4) Melengkapi fasilitas dapur/alat memasak
5) Pengadaan tempat tidur tambahan
6) Pengadaan almari pakaian dan rak buku
7) Pengadaan meja belajar
8) Pengadaan meja makan
2. Bidang Pendidikan
a. Pembayaran biaya sekolah (SPP, Ujian semester,
Ujian Akhir Nasional)
b. Pembelian alat tulis sekolah

35
Sejarah LKSA Istiqlal
c. Pengadaan seragam sekolah
d. Pembelian buku pegangan Pembina kegiatan
3. Bidang Kesejahteraan dan Kesehatan
a. Peningkatan mutu gizi (sesuai standar 4 sehat 5
sempurna)
b. Penambahan/peningkatan makanan tambahan
c. Mengintensifkan medical check ke
dokter/puskesmas terdekat
d. Menjalin kerjasama bidang kesehatan dengan
puskesmas
4. Bidang Organisasi/Kelembagaan
a. Pelaksanaan administrasi dan umum
b. Melengkapi fasilitas administrasi dan papan statistic
c. Mengganti papan nama panti
d. Pertemuan tingkat pengurus dan orang tua klien
secara terjadwal
e. Inventarisasi sarana dan fasilitas panti
f. Inventarisasi lembaga/orsos/para dermawan sebagai
donator tetap.
(Ditetapkan oleh Pengurus PA Istiqlal di Patas,
tanggal 22 April 2006).
Pengurus PA Istiqlal Periode 2014 – 2018:
Ketua : M. Ja’i, S.Ag, M.Pd.I
Wakil Ketua : Rajemah
Sekretaris : Afif Amrullah, S.HI
Wakil Sekretaris : Nur Kholis
Bendahara : Rujenah, S.Pd.I

36
Sejarah LKSA Istiqlal
Pada periode ini pemerintah merubah istilah Panti
Asuhan (PA) menjadi Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak
(LKSA), dengan demikian maka Panti Asuhan (PA) Istiqlal
kemudian diubah menjadi Lembaga Kesejahteraan Sosial
Anak (LKSA) Istiqlal.
Pengurus periode berikutnya adalah sebagai berikut:
- Ketua : Imam Hasyim Asy’ari, S.Pd.I
- Sekretaris : Ali Sadikin
- Bendahara : Khairi Amin Ja’far, A.Md, Kom.
Sedangkan Pengurus Periode 2023 – 2027 adalah
sebagai berikut:
- Ketua : Tri Wahyuni Handayani, S.Sos.
- Wakil Ketua : Imam Hasyim Asy’ari, S.Pd.I, M.Pd
- Sekretaris : Faiz Rahmatullah
- Wakil Sekretaris : Dzulmi Asmany Ihsan, S.Pd
- Bendahara : Milawati, S.Pd.I
C. Sarana Prasarana
Sejak dibawah pengelolaan pesantren, pengembangan
sarana prasarana dan fasilitas, seperti pengadaan tanah dan
pembangunan gedung, lebih banyak dikoordinasikan oleh
pesantren untuk kepentingan yang lebih luas yakni Pondok
Pesantren Istiqlal secara keseluruhan. Sedangkan biaya
operasional panti tetap diusahakan dan menjadi tanggung
jawab Pengurus LKSA Istiqlal seperti biaya permakanan,
kesehatan dan kebersihan, pemeliharaan, pengadaan
perlengkapan dan inventaris, dan lain-lain.

37
Sejarah LKSA Istiqlal
Pada periode ini dilanjutkan usaha pembebasan tanah
tahap pertama seluas 1.200 M2 yang sudah dirintis oleh
pengurus periode sebelumnya. Tanah tersebut merupakan
wakaf dari Nursalim, S.Ag yang diikrarkan pada tanggal 2
Januari 2005 seluas 200 M2 (2 are) dan selebihnya seluas
1.000 M2 (10 are) dibeli kepada Nursalim, S.Ag secara
bertahap sejak tahun 2005 dan lunas tahun 2010. Tahun
2006 telah diproses sertifikasi wakaf oleh Yayasan tetapi
baru sebagian saja yang disertifatkan, dan terbit Sertifikat
Wakaf Nomor: 06/2006 seluas 470 M2 dengan perutukan
LKSA Istiqlal, sedangkan sisanya seluas 730 M2 belum
bersertifikat wakaf.
Tabel III.1 : Data Pembayaran Tanah Wakaf Tahap I
(Tahun 2005 – 2010)
No Asal/Waqif L (m2) Jml (Rp.)
M. Darif (alm) &
1 43,75 1.750.000,-
Maimunah, Patas.
Drs. Moeh. Saleh (alm)
2 100 4.000.000,-
& Jamaiyah, Patas.
Drs. H. Syamsul Bahri
3 100 4.000.000,-
& Istri, Denpasar.
4 Safa’udin, cs Patas. 50 2.000.000,-
5 Kas PA Istiqlal, Patas. 700 28.000.000,-
Hasil tanah waqaf
6 6,25 250.000,-
produktif (BP2W-PPI).
Total 1.000 40.000.000,
Catatan:
1. Dana masyarakat (300 M2)……..Rp. 12.000.000,-

38
Sejarah LKSA Istiqlal
2. Kas LKSA Istiqlal (700 M2)………...Rp. 28.000.000,- +
Sub total (1.000 M2)……………...Rp. 40.000.000,-
3. Wakaf tanah dari Nursalim, S.Ag,
luas 200 M2 setara ………………..Rp. 8.000.000,-
Total (1.200 M2)…………………...Rp. 48.000.000,-
(Empatpuluhdelapanjuta rupiah).
Pada tahun 2006/2007 dibangun gedung asrama putra
di atas tanah wakaf PA Istiqlal berukuran 4 x 16 M dengan
selasar/teras 2 x 16 M terdiri dari 4 kamar tidur berukuran 4
x 4 M dana bantuan dari Bupati Buleleng atas usaha Bapak
H. Multzam, S.Ag selaku anggota DPRD Kab. Buleleng dari
PKB. Tahun 2007/2008 dibangun Mushalla Al-Istiqlal
bantuan dari Yayasan Bina Insan Mandiri (BIM) Denpasar.

39
Sejarah LKSA Istiqlal
SUMBER DATA/INFORMASI

1. Sebuah Catatan Kecil, Sejarah Berdirinya Pondok


Pesantren Istiqlal, oleh Amar Ma’ruf, S.Ag, 2006.
2. Buku Buku Induk Anak Santunan Tahun 1983/1984 –
1998/1999.
3. Data Tahunan Anak Santunan Tahun 1983/1984 –
1998/1999.
4. Laporan Pertanggung Jawaban PA Istiqlal Periode 1997 –
2001.
5. Berita Acara Serah Terima Jabatan Pengurus PA Istiqlal
Periode 2001 - 2005, tanggal 26 Pebruari 2006.
6. Buku Agenda Harian Amar Ma’ruf, 1984.

40
Sejarah LKSA Istiqlal

Anda mungkin juga menyukai