Sistem pertandingan dibagi dalam 3 bagian pokok, yaitu : sistem gugur, sistem kompetisi dan sistem pool.
A. SISTEM GUGUR
Sistem gugur adalah sistem pertandingan dimana peserta yang kalah dalam pertandingan akan langsung
masuk kotak (gugur) dan tidak dapat melanjutkan pertandingan lagi. Dalam sistem gugur jumlah
pertandingan yang dimainkan sangat sedikit sehingga tidak memerlukan waktu yang lama.
Pada sistem gugur jumlah peserta / regu pengikut harus memiliki jumlah angka kelipatan dari 2, 4, 8, 16,
32, 64, dan seterusnya atau angka 2 berpangkat n ( 2 1, 2 2, 2 3, 2 4, 2 5, 2 6, dst, ingat matematika ?).
Sistem gugur yang akan dipelajari adalah :
1. Sistem gugur tunggal biasa, yaitu apabila jumlah peserta / regu pengikut ( N ) sesuai dengan angka
kelipatan 2, 4, 8, 16, 32, 64, dan seterusnya.
Contoh :
N = 4 N = 8
I II I II III
1 1
2 2
3 3
4 4
5
6
Catatan : 7
N adalah jumlah peserta / regu pengikut 8
2. Sistem gugur dengan bye, yaitu apabila jumlah peserta / regu pengikut tidak sesuai angka kelipatan 2,
4, 8, 16, 32, 64, dan seterusnya (jumlah peserta / regu pengikut diantara dua angka pada angka
kelipatan, tapi lebih dekat dengan angka diatasnya daripada angka dibawahnya), maka harus
ditambah dengan peserta / regu lagi supaya sama dengan angka yang diatasnya (peserta / regu ini
hanya ‘peserta / regu bayangan’ saja!, yang disebut dengan bye).
Contoh :
a. Peserta lebih besar dari 4 tetapi lebih kecil dari 8 (misalnya 7), maka dijadikan menjadi 8, karena
itu harus ditambah peserta / regu lagi supaya jumlah pesertanya menjadi 8 (ditambah bye 1).
b. Peserta lebih besar dari 8 tetapi lebih kecil dari 16 (misalnya 13) maka dijadikan menjadi 16
(ditambah bye 3).
N = 7 N = 13
I II III I II III IV
1 1
bye bye
2 2
3 3
4 4
5 5
bye
6 6
7 7
8 8
9
10
11
bye
12
13
14
15
16
ari_espero70@yahoo.co.id Page 1
3. Sistem gugur dengan ronde / babak pendahuluan, yaitu apabila jumlah peserta tidak sesuai angka
kelipatan 2, 4, 8, 16, 32, 64, dan seterusnya (jumlah peserta / regu pengikut diantara dua angka pada
angka kelipatan, tapi lebih dekat dengan angka dibawahnya daripada angka diatasnya), maka harus
dilaksanakan pertandingan supaya menjadi sama dengan angka yang dibawahnya (pertandingan
inilah yang dinamakan pertandingan ronde / babak pendahuluan ; jumlah pertandingan ronde / babak
pendahuluan adalah jumlah peserta / regu pengikut dikurangi angka kelipatan dibawahnya).
Contoh :
a. Peserta lebih besar dari 4 tetapi lebih kecil dari 8 (misalnya 5), maka dijadikan menjadi 4,
karena itu harus dilakukan pertandingan ronde / babak pendahuluan sebanyak 1 kali, yang
diperoleh dari 5 – 4 = 1 (1 pertandingan, sehingga ada 2 peserta / regu yang harus bertanding).
b. Peserta lebih besar dari 8 tetapi lebih kecil dari 16 (misalnya 10) maka dijadikan menjadi 8,
karena itu harus dilakukan pertandingan ronde / babak pendahuluan sebanyak 2 kali, yang
diperoleh dari 10 – 8 = 2 (2 pertandingan, sehingga ada 4 peserta / regu yang harus bertanding).
N = 5 N = 10
P I II P I II III
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6
7
10
Keterangan :
a. Jumlah / banyaknya ronde pada sistem gugur (lihat diatas bagan) dilambangkan dengan :
1). Angka Romawi I, II, III (tergantung jumlah / banyaknya peserta ; didasarkan pada angka
2 berpangkat n, misal : jumlah peserta 4, maka 4 diartikan 2 2 sehingga jumlah rondenya = 2 ;
peserta 8, maka 8 diartikan 2 3 sehingga jumlah rondenya = 3 ; peserta 16, maka 16 diartikan
2 4 sehingga jumlah rondenya = 4 dst dan
2). P = Pendahuluan (hanya sistem gugur dengan ronde / babak pendahuluan : bagan yang tebal).
b. Jumlah / banyaknya jumlah seluruh pertandingan dapat dihitung dengan rumus N – 1,
misal : jumlah peserta 4, maka 4 – 1 = 3 pertandingan ; peserta 8, maka 8 – 1 = 7 pertandingan ;
peserta 10, maka 10 – 1 = 9 pertandingan ; peserta 13, maka 13 – 1 = 12 pertandingan.
ari_espero70@yahoo.co.id Page 3
B. SISTEM KOMPETISI
Sistem kompetisi memberi kesempatan kepada semua peserta pertandingan untuk saling bertanding antara
yang satu dengan yang lain.
1. Sistem setengah kompetisi, yaitu sistem pertandingan dimana masing-masing
peserta/regu bertemu dan bertanding hanya 1 kali.
2. Sistem kompetisi penuh, yaitu sistem pertandingan dimana masing-masing peserta/regu
bertemu dan bertanding sebanyak 2 kali (home and away atau dikandang sendiri dan dikandang lawan).
Catatan : Perhatikan angka-angkanya dengan seksama ! (angka yang sama menunjukkan Jadwal
pertandingan dalam ronde tersebut).
ari_espero70@yahoo.co.id Page 4
Contoh :
Hasil-hasil pertandingan dalam suatu kompetisi sepak bola adalah sebagai berikut :
RONDE 1 : A–B = 2–0 C–G = 1–1 D–F = 1–2 E–H = 2–3
RONDE 2 : A–C = 0–0 B–H = 3–2 D–G = 4–1 E–F = 0–3
RONDE 3 : A–D = 1–1 B–C = 2–3 E–G = 3–1 F–H = 0–3
RONDE 4 : A–E = 0–2 B–D = 2–0 C–H = 4–0 F–G = 1–4
RONDE 5 : A–F = 4–2 B–E = 1–3 C–D = 0–2 G–H = 2–2
RONDE 6 : A–G = 2–2 B–F = 0–0 C–E = 1–1 D–H = 1–3
RONDE 7 : A–H = 1–1 B–G = 4–3 C–F = 3–3 D–E = 2–1
Apabila dimasukkan dalam tabel / bagan pertandingan sistem kompetisi, maka hasilnya adalah :
Kemasuk - an gol
PESERTA
A B C D E F G H
Menang
Kalah
Main
Juara
Nilai
Seri
2-0 0-0 1-1 0-2 4-2 2-2 1-1 7 2 4 1 10 8 10 III
A
Catatan :
Menang : nilai 3 Seri : nilai 1 Kalah : nilai 0
Keterangan :
a. Tabel tersebut dibaca dari kiri ke kanan, jadi pertandingan
antara A – B hasilnya 2 – 0 (A menang) ; dan apabila hasil ini juga dilihat dari kolom B maka B – A
hasilnya 0 – 2 (B kalah), pertandingan antara A – F hasilnya 4 – 2 (A menang) ; dibaca dari kolom F
maka hasilnya 2 – 4 (F kalah).
Ini adalah contoh hasil dari 2 pertandingan antara A – B dan A – F (menuliskannya 2 kali dan berlawanan
/ dibalik). Jadi hasil pertandingan lainnya juga ditulis dan dibaca sama dengan contoh tersebut.
b. Tabel diatas adalah bagan untuk kompetisi penuh, tetapi yang
diisi baru hasil pertandingan setengah kompetisi. Oleh karena itu apabila hanya diminta membuat bagan
pertandingan sistem setengah kompetisi cukup dibuat tabel seperti diatas, tetapi apabila diminta membuat
kompetisi penuh maka hasil pertandingan pada putaran kedua antara A – B ditulis tepat dibawah angka 2
– 0, hasil B – G ditulis tepat dibawah angka 4 – 3 dst (jangan lupa, bahwa setiap hasil ini ditulis harus 2
kali).
c. Penentuan urutan juara adalah dengan melihat nilai yang
diperoleh, apabila nilai yang diperoleh sama maka dilihat produktivitas memasukkan gol dan perbedaan
selisih gol masing-masing peserta.
ari_espero70@yahoo.co.id Page 5
TUGAS PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAH RAGA :
ari_espero70@yahoo.co.id Page 6
1 bye
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
ari_espero70@yahoo.co.id Page 7
H G F E D C B A
A 7 6 5 4 3 2 1
B 2 7 6 5 4 3
C 4 1 7 6 5
D 6 2 1 7
E 1 3 2
F 3 4
G 5
H
D C B A
A 3 2 1
B 2 3
C 1
D
AXB
CXD
AXC
BXD
AXD
BXC
ari_espero70@yahoo.co.id Page 8