Anda di halaman 1dari 27

BAB IV

HASIL PENELITIAN
4.1 Penyajian Data
4.1.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian
1. Nama sekolah : SMP Al-Falah

Alamat : Jln. Pesanggrahan Rt 003/Rw 003 Kp. Krajan


Desa Pesanggrahan

Kecamatan : Jangkar

Kabupaten : Situbondo

No. Telp : 0338 – 5523557

2. Nama yayasan : Yayasan Pondok Pesantren Al-Falah

Alamat : Jln. Pesanggrahan Rt 003/Rw 003 Kp. Krajan


Desa Pesanggrahan

Kecamatan : Jangkar

Kabupaten : Situbondo

No. HP : 082 330 505 955

3. Nama kepala sekolah : JASULI, S.Pd

No. Telp : 081358992144

4. Kategori sekolah : Swasta

5. Tahun didirikan : 2004

6. Tahun beroperasi : 2004

7. Kepemilikan tanah : Milik Yayasan Ponpes Al-Falah


a. Status tanah : Tanah Wakaf

b. Luas tanah : 7,365 M2

c. Luas seluruh bangunan : 3.012 M2

4.1.2 Sejarah Singkat SMP Al-Falah Pesanggrahan Jangkar


Pondok Pesantren Al-Falah yang semulanya bernama Al-Khoiriyah adalah
suatu lembaga colving center ( pusat belajar ) yang terletak di Desa Pesnggrahan
yang secara geografis terletak disebelah utara jalan pantura pada asalnya
mayoritas penduduknya mempunyai tradisi pemikiran eksteren ( mothok )
Pada waktu itu datanglah seorang kharismatik yang bernama KH. Jauhari
Ali yang terkenal dengan panggilann “kiyai Jufri” ayahanda dari nyai Rusmiyah
Pengasuh Pondok Pesantren Makarimal Akhlaq Palangan yang berasal dari pulau
Garam (Madura) beliau adalah comunity leader (Rijalul Ummah) sekaligus
inspirator berdirinya Pondok Pesantren Al-Falah.
Yang mempunyai misi menyebarkan islamic values ( nilai-nilai islam ) dan
memberantas faham yang menyimpang dari batas teoritial Syari’ah (Qowaninus
Syar’i).
Dari gagasan beliaulah kemudian berhasil membangun sarana tempat sholat
(mushollah) dan merupakan langkah pertama untuk menyatukan masyarakat yang
dilanjutkan dengan membangun sarana tempat belajar sebagai fasilitas untuk
menerapkan ilmu-ilmu agama (Transfer Of islamic Know Ledge) disebuah lokasi
yang telah diwaqofkan oleh beliau bapak samin / siwe ( kakek dari ustad Abdul
Wafa) Kemudian setelah bangunan tersebut hampir selesai, neliau Kiyai Jauhari
Ali menyuruh pada bapak Samin / Siwe agar sowan ke hadaratus Syekh KHR.
As’ad Syamsul Arifin untuk memohon salah satu santrinya yang sangat potensial
dalam mengemban dan meneruskan misi beliau dalam memperjuangkan dan
mengembangkan ajaran islam yang mengacu pada paham Ahlussunnah Wal
Jama’ah. Hal itu dikarenakan beliau KH. Jauhari Ali tidak mungkin menetap di
Desa Pesanggrahan beliau telah menjadi pengasuh disebuah pondok di Desa
Palangan.
Kemudian Hadaratus Syekh KHR. As’ad Syamsul Arifin mengirim salah
satu santrinya yang bernama K. Zawawi sebagai wujud implementasi atas
permohonan Bapak Samin / Siwe. Sejak saat itulah K. Zawawi resmi sebagai
pemegang otoritas utama Pondok Pesantren Al-Falah yang pada saat itu masih
menggunakan nama Al-Khoiriyah, dan beliaupun mencurahkan segala
pemikirannnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan pendidikan dan
menerapkan sistem atau metode klasik yang terbukti sangat efektif untuk
mengkader santri yang sangat profesional, misalnya ngaji sorongan pelajaran
kitab-kitab salaf dengan karya tulis sendiri, tadarus dan lain sebagainya. Dengan
demikian pesantrenpun mengalami perkembangan yang signifikan sekali banyak
kualitas dan kuantitasnya. Dan kesuksesan itu tidak lepas dari kontribusi ide pilus
support masyarakat sekitar.
Pada akhirnya setelah pesantren mengalami perkembangan yang cukup baik
dapat memperodak generasi yang mempunyai skil untuk menularkan ilmunya
yang sudah dikuasai oleh mereka dan itu merupakan sebuah etalase dari jerih
payah beliau. Waktupun terus bergulir sesuai kehendak sang sutradara agung dan
sudah menjadi Histrirical Nice City ( ketentuan sejarah) KH. Zawawi pun
akhirnya kembali ke pangkuan ilahi pada tahun 1989, menyusun istri beliau nyai
khoiriyah yang telah melangkah terlebih dahulu pada tahun 1983, dan dikaruniai 3
orang putera dan seorang putri( L. Ahdlori Zeho, Nyai Hj. Mahmuda, L.
Musaddad dan L. Mahbub) setelah peninggalan beliau kepemimpinan Pondok
Pesantren dialihkan pada menantu beliau KH. Moh. Hamim Sya’roni dari
Sampang Madura, beliau merupakan salah satu alumni Pondok Pesantren Al-
Anwar Sarang. Dan setelah kepemimpinan beliau tak berselang lama beliau
mentransformasikan nama Al-Khoiriyah menjadi Al-Falah, keberadaan pesantren
pun mengalami pesat dalam segi fasilitas, penambahan gedung madrasah renofasi
pondok Putra maupun Putri yang pada saat itu masih menggunakan model
pendidikan non formal (Non Formal Education) Madrasah Diniyah. Dan untuk
menambah tenaga pengajar yang sangat minim beliau memanggil salah satu
santrinya dari Madura Ust. Khoiri Abdillah sekarang pengasuh pesantren Al-
Khoirat di Asembagus dan ditambah dua guru bantu yang didatangkan dari
Pondok Pesantren sidogiri Pasuruan yang masih berjalan sampai saat ini.
Selanjutnya untuk menyongsong era dimana perkembangan sains sangat
pesat dan teknologi yang sangat canggih pengasuh pesantren mempunyai inisiatif
untuk mendirikan lembaga pendidikan formal dan ide inipun mendapat dukungan
dari berbagai elemen masyarakat,baik dalam bentuk moral ataupun material, yang
akhirnya pada tahun 1999 M dapat teraplikasikan dengan berdirinya sebuah
lembaga MI Al-Falah ( Madrasah Ibtidaiyah ) yang pada waktu itu beliau kiyai
Moh. Hamim Sya’rorni memberikan kepercayaan kepada Ustadzah Huzaimah
(Istri Ustad Khoiri Abdillah) untuk menjabat sebagai kepala sekolah MI Al-Falah.
Pada tahun berikutnya beliau melanjutkan dengan mendirikan lembaga
formal yang baru ( MTs Al-Falah) dengan lembaga inilah perkembangan Pondok
Pesantren Al-Falah nampak sangat pesat dengan berbondong-bondongnya siswa –
siswi yang melanjutkan pendidikannya pada lembaga ini, baik yang menetap
dalam pondok maupun yang bajak (nyolok) dari desa Pesanggrahan sendiri
ataupun dari desa lainnya yang mana lembaga ini (MTs Al-Falah) beliau pengasuh
pesantren memberikan kepercayaan kepada Bapak Fanuri, S.Ag untuk diangkat
sebagai Kepala Sekolah yang berjalan hingga pertengahan tahun 2004 M.
Selanjutnya untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswa – siswi yang
masih minus, beliau ( KH. Moh. Hamim Sya’roni) kembali menggegas sebuah ide
untuk mendirikan lembaga lanjutan dari MTs Al-Falah yaitu Madrasah Aliyah Al-
Falah (MA Al-Falah) yang sekarang lembaga ini merupakan lembaga tertinggi di
pondok pesantren Al-Falah yang dirintis pada tahun 2002 M kemudian lembaga
ini beliau percayakan kepada Ibu Sari Adam NH, S.Pd (Istri Bapak Fanuri, S.Ag)
yang berjalan hingga pertengahan tahun 2004 M kemudian untuk menanggulangi
meningkatnya siswa – siswi MTs Al-Falah akhirnya yayasan pun mendirikan
lembaga baru yang setara dengan MTs Al-Falah yaitu SMP Al-falah.
SMP Al-Falah dibangun pada bulan juli 2004 siswa pertama kali masuk
sejumlah 10 orang semua adalah merupakan wujud kepedulian Yayasan Pondok
Pesantren Al-Falah terhadap dunia pendidikan.
4.1.3 Tenaga Pengajar dan Tenaga Adminidtrasi
1. Tenaga Pengajar
Proses belajar mengajar siswa SMP Al-Falah Pesanggrahan Jangkar dalam
tahun pelajaran 2016/2017 dibina oleh guru yang terdiri dari guru 20 Guru Tetap
Yayasan ( GTY) data guru tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Data Tenaga Pengajar


Mata pelajaran
No Nama/NIP/TTL Status Jabatan
yang diajarkan
MOH. JAZULI, S.Pd.I
1 - GTY Kepala Sekolah Fiqih
Situbondo, 06 Nop 1981
ABDUL KARIM
2 - GTY Wakasek IPS
Situbondo, 12 Desember 1987
YULIS HANDAYANI, S.Pd
Waka B. Ingris
3 - GTY
Kurikulum Prakarya
Situbondo, 03 Feb 1987
RUSTOMO
Waka
4 - GTY IPA
Kesiswaan
Situbondo, 27 Oktober 1974
Drs. H. ABD. HALIM
5 - GTY Waka Humas Penjaskes
Jember, 12 Agst 1964
MOH. ZAINUR RAHMAN
6 - GTY Waka Sapras Akidah Akhlaq
Situbondo, 28 Nop 1977
SARI ADAM NH, S.Pd
Wali Kelas
7 - GTY Matematika
VII-A
Situbondo, 23 Pebr 1969
INDAH SRI WAHYUNI, S.Pd
Guru Wali
8 - GTY Seni Budaya
Kelas VII-B
Situbondo, 06 April 1983
ANDI HADINA, S.Hi
Guru Wali PAI
9 - GTY
Kelas VII-C Akidah Akhlaq
Situbondo, 24 Juli 1987
ANIS NOVI RAHAYU, S.Pd
Guru Wali
10 - GTY Bhs. Indonesia
Kelas VIII-A
Jember, 21 Nov 1991
11 NOR AINI, S.Pd GTY Guru Wali Bhs. Inngris
- Kelas VIII-B
Situbondo, 20 Agst 1978
DWI LISA YUDHISTIRA, S.Pd
Guru Wali
12 - GTY IPS
Kelas VIII-C
Situbondo, 08 Des 1987
LUTFI JUNAEDI, S.Pd
Guru Wali
13 - GTY Matematika
Kelas IX-A
Situbondo, 31 Agst 1982
DESI ISTIYANINGSIH, S. HUM
Wali Kelas IX
14 - GTY PKn
B
Situbondo, 17 Des 1982
NOVI EVAYANTI, S.Pd
Guru Wali
15 - GTY IPA
Kelas IX-C
Situbondo, 05 November 1984
MOH. FANURI, S.Ag
16 - GTY Guru PAI
Banyuwangi, 7 Okt 1970
UMI UNDARIYANA, SE
17 - GTY Guru IPS
Situbondo, 05 Juli 1977
EDY HASANUDDIN
18 - GTY Guru Bhs Indonesia
Situbondo, 14 Agst 1992
ALINUDDIN
19 - GTY Guru Akhlaq
Situbondo, 21 Nop 19983
MAHDI GHOZALI
20 - GTY Guru Fiqih
Situbondo, 06 Apr 1991
Sumber data : Tata Usaha SMP Al-Falah Pesanggrahan Jangkar Situbondo
2. Tenaga Adminidtrasi
Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar disekolah diperlukan
adanya tenaga adminidtrasi SMP Al-Falah Pesanggrahan Jangkar pada tahun
pelajaran 2016/2017 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.2 Data Tenaga Adminidtrasi
N
Nama/NIP/TTL Status Jabatan Ijazah/Jurusan
O
LUKMAN NURHASIN
1 - PTY Ka TU MA
19 Mei 1997
MAHRUL HAFID
2 - PTY Staf TU MA
23 Oktober 1999
Sumber data : Tata Usaha SMP Al-Falah Pesanggrahan Jangkar Situbondo
4.1.4 Jumlah Siswa SMP Al-Falah Pesanggrahan Jangkar
Adapun jumlah siswa SMP Al-Falah Pesanggrahan Jangkar pada tahun
pelajaran 2016/2017 berjumlah 225 orang secara rinci dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 4.3 Jumlah Siswa
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX JUMLAH
Jml
Th. Ajaran Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml
Pendaftar
Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel
Tahun
78 78 3 70 3 50 2 198 5
2014/2015
Tahun
74 74 3 78 3 50 2 202 5
2015/2016
Tahun
73 72 3 72 3 81 3 225 6
2016/2017
Sumber data : Tata Usaha SMP Al-Falah Pesanggrahan Jangkar Situbondo
4.2 analisis data
4.2.1 Prasiklus
1. Hasil observasi
Kegiatan prasiklus yang dilakukan pada hari selasa tanggal 6 November
2013 kegiatan prasiklus ini peneliti mengadakan observasi di SMP Al-Falah
Pesanggrahan Jangkar dengan mengobservasi keadaan kelas dan aktivitas siswa
dalam kelas. Setelah peneliti mengadakan observasi selama 2 jam pelajaran maka
peneliti menarik kesimpulan bahwwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di
kelas masih cenderung guru yang aktif dan kurang adanya interaksi dengan siswa.
2. Hasil Wawancara
Sebelum peneliti diizinkan untuk menerapkan pembelajaran tersebut peneliti
menanyakan kepada guru kelas yang layak untuk mendapat pendekatan inquiry.
Setelah guru menunjukkan nilai rata-rata ulangan harian siswa mencapai 65% atau
dibawah KKM. Siswa kelas VIII-B merupakan kelas yang sangat rendah nilai
ulangan hariannya sehingga membutuhkan metode pembelajatran yang cocok
dengan kondisi kelas tersebut.
Tabel 4.4 Hasil belajar siswa
Kategori Aktivitas Frekuensi Persentase

Sangat baik 9 29,0%


Baik 9 29.0%

Cukup baik 13 42,0%

Kurang baik - -

Sangat kurang baik - -

Jumlah 31 100%

45

40

35

30 Sangat baik
Baik
25
Cukup
20 Kurang
Sangat kurang
15

10

0
Percent

Grafik 4.4 Ketuntasan hasil belajar siswa pra siklus

4.2.2 Siklus I
Kegiatan yang dilakukan pada siklus I merupakan usaha untuk memecahkan
masalah melalui penerapan Active Learning berbasis Inquiry pada siswa kelas
VIII-B SMP Al-Falah Pesanggrahan Jangkar tindakan – tindakan yang dilakukan
dalam siklus ini adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan
Pembelajaran siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan pada hari rabu
Tanggal 06 November 2013 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
rabu Tanggal 13 November 2013, pada pukul 10.00-11.20 dengan Materi
Pokok hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan
manusia yang tidak terbatas kegiatan ini yang dilaksanakan pada tahap
perencanaan ini sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya
bersama guru pengajar. Pada tahap ini semua persiapan telah dilakukan
setelah dilakukan diskusi antara guru, peneliti dan observer, baik yang
berkaitan dengan persiapan mengajar ( menyusun satuan pembelajaran,
membuat skenario pembelajaran, melihat rata-rata nilai harian siswa agar
guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu, membuat lembar
kerja siswa, alat evaluasi yang tes akhir dan kunci jawaban maupun
persiapan lainnya meliputi membuat panduan observasi, menyiapkan
kamera, catatan bebas dan lain-lain serta mempersiapkan deskripsi tugas
tim peneliti. Perencanaan pembelajaran dengan melengkapi puisi melalui
pembelajaran Aktive Laerning, formulasi ini disusun secara kolaboratif
dengan guru kelas VIII-B lebih rinci pada tahap ini persiapan yang
dilakukan sebelum pembelajaran dilaksanakan adalah : menentukan topik,
menentukan alokasi waktu menyiapkan RPP, menentukan pokok bahasan,
lembar observasi aktifitas siswa, membuat daftar pertanyaan untuk
mengetahui pendapat siswa mengenai pembelajaran yang telah
dilaksanakan dan lembar penelitian.
2. Pelaksanaan Tindakan
Berdasarkan rencana yang telah disusun bersama antara peneliti dan guru,
maka pelaksanaan pertemuan pertama dilaksanakan pada hari rabu,
tanggal 06 November 2013 dan pertemuan kedua hari rabu tanggal 13
November 2013 di kelas VIII-B SMP Al-Falah Pesanggrahan Jangkar
pembelajaran berlangsung selama 2x40 menit yaitu mulai pukul 10.00-
11.20 pelaksanakan pertemuan pertama ini sudah mulai menggunakan
metode pembelajaran active learning berbasis inkuiri.
a. Pertemuan pertama
Pada tahap ini beberapa kegiatan dilakukan untuk persiapan
pelaksasnaan tindakan. Kegiatan ini dimulai dengan merumuskan
rancangan tindakan pembelajaran yaitu :
1) Kegiatan awal
a) Guru memulai kegiatan belajar mengajar dengan menjelaskan
tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
a) Guru menerapkan pembelajaran active learning dengan
menjelaskan sejenak pokok-pokok masalah kebutuhan manusia
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
b) Guru menampilakan gambar-gambar yang berkaitan dengan
kebutuhan manusia agar mudah dipahami oleh siswa.
c) Salah satu siswa diminta untuk maju kedepan dan menyebutkan
macam-macam kebutuhannya hari ini.
d) Dengan penjelasan guru siswa siswa termotovasi untuk
mengidentifikasikan sendiri kebutuhan manusia dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya
e) Guru Memberikan permasalahan tentang contoh kasus yang
berkaitan dengan kebutuhan manusia dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
f) Siswa berdiskusi dengan temannya dan mencari masalah
tersebut berdasarkan sumber belajar yang telah disediakan oleh
guru
g) Siswa mengamati permasalahan tersebut hingga akhirnya siswa
menemukan sendiri jawabannya.
h) Siswa menyusun daftar pertanyaan tentang materi yang kurang
jelas tentang hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan manusia
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
i) Guru memberi kesempatan kepada siswa yang lain untuk
menjawab pertanyaan berdasarkan pengamatan yang diperoleh
dari diskusi atau sumber belajar lain.
j) Siswa menyebutkan beberapa temuannya tentang kebutuhan
manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya berdasarkan
sumber belajar yang lain, dan menulisnya dipapan tulis agar
memudahkan siswa yang lain untuk mengetahuinya
k) Siswa diberi tes individu untuk mengetahui peningkatan siswa
atau ketuntasan hasil belajar siswa setelah diterapkannya
pembelajaran active learning berbasis inkuiri
l) Siswa diberi penguatan dan penghargaan atas kinerja siswa
3) Kegiatan Akhir
a) guru menutup pembelajaran dengan penugasan. Siswa diminta
untuk mengerjakan tugas yang telah disiapkan oleh guru. Tugas
dikumpulkan pada pertemuan berikutnya!

b. Pertemuan Kedua

Pada tahap ini beberapa kegiatan dilakukan untuk persiapan


pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini dimulai dengan merumuskan
rancangan tindakan pembelajaran yaitu:

1) Kegiatan awal
a) guru mengingatkan materi yang lalu dengan membahas tugas
yang telah dikerjakan
2) Kegiatan Inti
a) Dengan tanya jawab, siswa diarahkan untuk menemukan contoh
alat pemuas kebutuhan yang dilakukan manusia
b) dengan penjelasan guru, siswa dapat mengidentifikasikan jenis-
jenis alat pemuas kebutuhan secara rasional
c) Siswa berdiskusi tentang jenis-jenis alat pemuas kebutuhan
beserta dengan memberikan contoh-contohnya berdasarkan
sumber belajar yang lain
d) Siswa mampu menemukan sendiri pengetahuan tentang alat
pemuas kebutuhan berdasarkan pengalaman yang ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari
e) Siswa mampu menggali informasi berdasarkan pengalamannya
dengan menunjukkan beberapa contoh berupa menunjukkan
beberapa artikel dan gambar yang berhubungan dengan materi
f) Guru memberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan temannya
dalam menyelesaikan lembar tugas, bertanya dan sekaligus
menyampaikan hasil diskusi. Dalam hal ini guru mengurangi
bantuan tersebut untuk selanjutnya memberi kesempatan kepada
anak untuk mengambil tanggung jawab yang semakin besar
segera setelah ia dapat melakukannya
g) Siswa diberi tes individu untuk mengetahui peningkatan siswa
atau ketuntasan hasil belajar siswa setelah diterapkannya
pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran active learning
berbasis inquiri
h) Siswa diberi penguatan dan penghargaan atas kinerja siswa

3) Kegiatan Akhir

a) guru menutup pembelajaran dengan penugasan, yaitu siswa


diminta untuk mengerjakan soal yang yang telah disiapkan guru
sebagai pekerjaan rumah

c. Pelaksanaan ulangan siklus I

Pelaksanaan ulangan harian dilakukan pada hari Rabu tanggal 20


November 2013 selama 40 menit dimulai pukul 10.00 – 11.20 diikuti oleh
31 siswa dengan tertib dan lancar

3. Observasi

Observasi awal terhadap aktivitas belajar siswa terhadap kelas VIII-


B sebelum tindakan yang dilakukan peneliti, dilihat dari berbagai indikator
aktivitas belajar siswa diamati diantaranya kegiatan bertanya, pengambilan
dugaan sementara, kegiatan observasi, diskusi dan pengambialn kesimpulan.
Peneliti dalam menyampaikan materi pelajaran pada siklus I menggunakan
metode pembelajaran berbasis inkuiri, kemudian memberikan tugas kepada
siswa sebagai bahan diskusi. Tindakan penelitian I dilaksanakan pada tanggal
6 November 2013 dan 13 November 2013.

Penerapan Pembelajaran aktive learning berbasis inkuiri disesuaikan


dengan materi pelajaran dan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Materi
Pokok Kelangkaan sumber daya alam dengan kebutuhan manusia yang tidak
tebatas. Peneliti mengadakan pengamatan pada tindakan ekonomi yang
diadakan dikelas yang dihubungkan dengan pengalaman siswa dalam
kehidupan sehari-hari. Saat proses belajar mengajar berlangsung, peneliti
dibantu oleh dua orang teman sebagai observator.

Adapun hasil ulangan dilaksanakan pada tanggal 20 November 2013


sehingga hasilnya dapat dilihat ditabel ini:

Tabel 4.5
Hasil belajar siswa siklus I
Kategori Aktivitas Frekuensi Persentase

Sangat baik 6 19,4%

Baik 18 58,1%

Cukup baik 7 22,6%

Kurang baik - -
Sangat kurang baik - -

Jumlah 31 100%

60

50

40 Sangat baik
Baik
Cukup
30
Kurang
Sangat kurang
20

10

0
Percent

Grafik 4.5 ketuntasan hasil belajar siswa siklus I

Berdasarkan tabel 4.4 dan grafik 4.1 bahwa siswa yang mendapat nilai
diatas 70 terdapat 26 siswa sehingga mencapai persentase 84%, hal ini disebabkan
oleh siswa masih menyesuaikan diri dengan model pembelajaran yang diterapkan
oleh guru sehingga siswa masih terkesan bingung pada saat memerintah untuk
siswa mampu menemukan jawaban sendiri tanpa bimbingan oleh guru sehingga
guru pun hanya terkesan memerintah siswa saja. Persentase 84% masih dibawa
KKM yang ditetapkan oleh sekolah sehinggga perlu diadakan tindakan 2 yaitu
pada siklus 2 dengan lebih membimbing siswa untuk mampu menemukan agar
siswa mampu menyesuaikan diri dengan model pembelajaran aktive learning
berbasis inkuiri.

4. Refleksi
Hasil ulangan siswa kelas VIII-B dengan daya serap klasikal 84%.
Sedangkan siswa yang belum tuntas hanya 5 siswa sedangkan 26 siswa yang
mendapat nilai ulangan di atas 70. Hal ini merupakan masalah dalam proses
belajar mengajar yang perlu diadakan tindakan perbaikan pada siklus II kerena
daya serap klasikal di SMP Al-Falah Pesanggrahan Jangkar dengan daya serap
klasikal 85% maka perlu adanya perbaikan baik pada aktivitas belajar juga hasil
belajar dengan benar-benar membimbing dan menerapkan metode Aktive learning
berbasis inkuiri tersebut.

4.2.3 Siklus II

4.2.3.1 Pelaksaan Siklus II

Hal-hal yang dilakukan selama pelaksanaan siklus II, adalah sebagai


berikut :

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah


melaksanakan kegitan sesuai dengan desain yang telah dibuat sebelumnya
( seperti yang dijelaskan pada siklus I ). Pada tahap ini semua persiapan telah
dilakukan setelah dilakukan diskusi antara guru,peneliti dan observer, baik yang
berkaitan dengan persiapan mengajar (menyusun satuan pembelajaran,membuat
skenario pembelajaran,membuat lembar kerja siswa, alat evaluasi yaitu tes akhir
dan kunci jawaban) maupun persipan lainnya meliputi membuat panduan
observasi,menyiapkan kamera, catatan bebas dan lain-lain serta mempersiapkan
deskripsi tugas tim peneliti.

2. Pelaksanaan Tindakan
Berdasarkan rencana yang telah disusun bersama antara peneliti dan
guru, maka pelaksanaan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 27
November 2013 dan pertemuan ke empat pada tanggal 4 Desember 2013 di kelas
VIII-B SMP Al-Falah pesanggrahan Jangkar. Pembelajaran berlangsung 2 X 40
menit, yaitu mulai pukul 10.00-11.20 WIB. Pelaksanaan pertemuan ke tiga dan ke
empat ini menggunakan model pembelajaran aktive learning berbasis inkuiri pada
kompetensi dasar hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan
manusia yang tidak terbatas.

a. Pertemuan Ketiga
Pada tahap ini beberapa kegiatan dilakukan untuk persiapan pelaksanaan
tindakan. Kegiatan ini dimulai dengan merumuskan rancangan tindakan
pembelajaran yaitu:
1) Kegiatan awal
a) Guru memulai kegiatan belajar-mengajar dengan menjelaskan tujuan
pembelajaran
2) Kegiatan inti
a) Siswa menyebutkan kelangkaan sumber daya berdasarkan pengalaman
yang pernah dialami atau tentang hal-hal yang mereka ketahui berkaitan
dengan materi yang diajarkan.
b) Siswa menjelaskan materi pembelajaran tersebut dikaitkan dengan
pengalaman yang telah diungkapkan oleh siswa
c) Siswa menunjukkan gambar dan berupa rublik di koran tentang
kelangkaan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
d) Siswa diharapkan mampu memecahkan persoalan atau fenomena yang
sesuai dengan materi.
e) Siswa dikelompokkan kemudian siswa mampu membangun pengetahuan
sendiri berdasarkan gambar dan soal
f) Siswa didorong menemukan sendiri melalui interaksi dengan
lingkungannya bersama kelompoknya
g) Siswa mampu mengembangkan ide-idenya sendiri dan mengungkapkan
pendapat tentang hubungan antara pengalaman dengan pengetahuan yang
mereka dapat saat itu
h) Siswa diberi penguatan dan penghargaan atas kinerja siswa
3) Kegiatan akhir
Guru menutup pembelajaran dengan penugasan. Siswa diminta untuk
mengerjakan tugas yang telah dipersiapkan oleh guru. Tugas dikumpulkan pada
pertemuan berikutnya!
b. Pertemuan ke empat
1) Kegiatan awal
a) Guru mengingatkan materi yang lalu dengan membahas tugas yang telah
dikerjakan.
2) Kegiatan inti
a) Dengan tanya jawab, siswa diarahkan untuk menemukan contoh skala
prioritas
b) Dengan penjelasan guru, siswa dapat mengidentifikasikan ciri dan inti
skala prioritas kebutuhan manusia secara rasional
c) Siswa berdiskusi tentang skala prioritas kebutuhan manusia yang di
dorong oleh kebutuhan dan keinginan manusia beserta contoh-contohnya
d) Siswa mampu menemukan sendiri pengetahuan tentang skala prioritas
kebutuhan manusia berdasarkan pengalaman yang ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari
e) Siswa mampu menggali informasi berdasarkan pengalamannya dengan
menunjukkan beberapa contoh berupa menunjukkan beberapa artikel
yang berhubungan dengan materi.
f) Guru memberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan kelompoknya
atau mencari dalam sumber belajar lain yang relevan dalam
menyelesaikan lembar tugas, bertanya dan sekaligus menyampaikan hasil
diskusi. Dalam hal ini guru mengurangi bantuan tersebut untuk
selanjutnya memberi kesempatan kepada anak untuk mengambil
tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat
melakukannya
g) Siswa diberikan tes individu untuk mengetahui peningkatan siswa atau
ketuntasan hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran
dengan menggunakan Pembelajaran active learning berbasis inquiri
h) Siswa diberi penguatan dan penghargaan atas kinerja siswa
3) Kegiatan akhir
a) Guru menutup pembelajaran dengan penugasan, yaitu siswa diminta
untuk mengerjakan soal yang telah dipersiapkan oleh guru sebagai
pekerjaan rumah

c. Pelaksanaan Ulangan Siklus II


Karena pada tanggal 09 Desember akan dilaksanakan akan dilaksanakan
ujian semester ganjil maka peneliti diberi kesempatan oleh guru untuk
melaksanakan ulangan harian pada hari kamis, tanggal 5 Desember 2013 selama
80 menit dimulai pukul 07.00-08.20 diikuti oleh 31 siswa dengan tertib dan
lancar.

3. Observasi
Penyampaian materi pelajaran pada siklus II, tetap menggunakan metode
pengajaran berbasis inkuiri dengan kompetensi dasar hubungan antara kelangkaan
sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Karena meteri
tersebut merupakan materi yang terakhir pada semester I. Hasil observasi berupa
hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.6
Hasil Belajar Siswa Siklus 2

Kategori Aktivitas Frekuensi Persentase

Sangat baik 23 74,2%

Baik 7 22,6%

Cukup baik 1 3.2%

Kurang baik - -

Sangat kurang baik - -

Jumlah 31 100%
80

70

60
Sangat baik
50
Baik
Cukup
40
Kurang
30 Sangat kurang

20

10

0
Percent

Grafik 4.6 ketunsan hasil belajar siswa siklus 2

Berdasarkan tabel 4.5 dan grafik 4.2 bahwa siswa yang mendapat skor
diatas 70 terdapat 30 siswa sehingga mencapai persentase 97%, hal ini disebabkan
oleh siswa masih menyesuaikan diri dengan model pembelajar yang diterapkan
oleh guru sehingga siswa masih terkesan bingung pada guru memerintah untuk
siswa mampu menemukan jawaban sendiri tanpa bimbingan oleh guru sehingga
guru pun hanya terkesan memerintahn siswa saja. Persentase 97% sudah
mencapai dari KKM yang ditetapkan oleh sekolah.

Tabel 4.7

Ketunsan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Siklus I Siklus II

Kategori Kategori
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Aktivitas Aktivitas
Sangat baik 3 9,7% Sangat baik 13 41.9%

Baik 12 38,7% Baik 17 54.8%

Cukup baik 15 48,4% Cukup baik 1 3.2%

Kurang baik 1 3,2% Kurang baik - -

Sangat - - Sangat - -
kurang baik kurang baik

Jumlah 31 100% Jumlah 31 100%

Sumber: data primer yang diolah

80

70

60

50 Sangat baik
Baik
40 Cukup
Kurang
30 Sangat kurang

20

10

0
Percent siklus I Percent siklus II

Grafik 4.7 Perbadingan Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Berdasrkan tabel 4.6 diatas tampak bahwa setelah tindakan I, siswa yang
memperoleh nilai ulangan harian + 70 sebanyak 26 orang siswa (84%), sisanya
yaitu sebanyak 5 orang siswa (16%) mendapat nilai – 70. Setelah tindakan II,
jumlah siswa yang memperoleh nilai – 70 berkurang hingga menjadi 1 orang
siswa (3%) dan yang memperoleh nilai +70 sebanyak 30 orang siswa (97%).
4. Refleksi

Kegiatan tindakan dan hasil tindakan perbaikan pada siklus II semakin


mantap, artinya hanya sedikit kendala yang dihadapi oleh peneliti. Berdasarkan
analisis terhadap observasi dapat diketahui bahwa siswa merasa antusias dan
semangat saat presentasi guru berlangsung. Antusias dan keterkaitan siswa terlihat
dalam hal mengeluarkan pendapat dan bertanya saat guru memberikan presentasi
mengenai manfaat mempelajari materi. Siswa mulai menunjukkan peningkatan
kemampuan berfikir kreatif dalam mengerjakan soal-soal. Guru
menginformasikan pada siswa bahwa nilai yang telah mereka peroleh saat
pelaksanaan siklus I yang masih rendah, sehingga memunculkan dorongan kepeda
mereka untuk berusaha meningkatkan hasil belajar pada siklus II.

Berdasarkan analisis terhapad hasil pekerjaan siswa, dapat diketahui


bahwa sebagian besar siswa sudah dapat menyelesaikan soal-soal pasar dengan
baik. Pelaksanaan tes pada siklus II, hasil yang dicapai dari tes tersebut sudah
menunjukkan nilai yang sesuai dengan kriteria ketuntasan yang baiksecara
klasikalmaupun secara individu. Pada hasil analisis tes pada siklus II, diketahui
sudah sebagian besar siswa telah memahami konsep denan baik, yang ditunjukkan
dengan peningkatan hasil belajar secara klasikal lebih dari 84% yaitu mencapai
97%. Hasil tes pada siklus II menunjukkan ada 1 siswa yang memperoleh nilai –
70 dan sebanyak 30 siswa atau sebesar 97% yang memperoleh nilai + 70.

Untuk melihat analisis hasil tes pada siklus II dapat dilihat pada lampiran
II taraf ketercapaian ketuntasan secara klasikal pada tes siklus II dapat dilihat
lampiran. Hasil akhir yang dicapai masih ada 1 siswa yang merasa kesulitan
dalam mengerjakan soal karena kurang siap menghadapi tes dan diantara siswa
itu ada siswa yang nakal, siswa ini sulit merubah kebiasaan balajar yang tidak
baik.

4.3 Pembahasan

penelitian yang digunakan oleh peneliti merupakan penelitian tindakan


kelas. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas
VIII-B di SMP Al-Falah Pesanggrahan Jangkar. Dengan menggunakan Metode
pembelajaran active learning berbasis inquiry. Metode ini berbeda dengan metode
yang biasa digunakan oleh guru mata pelajaran IPS yang mengajar. Sehingga pada
saat penelitian berlangsung siswa perlu beradaptasi atau menyesuaikan diri
dengan keadaan di kelas VIII-B di SMP Al-Falah Pesanggrahan Jangkar agar
proses penelitian tersebut dapat berjalan dengan lancar.

Observasi awal sebelum tindakan menunjukkan bahwa hasil belajar


siswa kelas VIII-B di SMP Al-Falah Pesanggrahan Jangkar jumlah rata-rata 70.
Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
kurangnya kegiatan bertanya dan perasaan malas yang ada dalam diri siswa hal ini
dapat diketahui dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti
mengatakan kurangnya kegiatan bertanya kegiatan bertanya yang aktif dan
perasaan malas belajar yang tinggi terbukti pada saat peneliti memberikan tugas
dan mengajukan pertanyaan, sebagian siswa tidak menunjukkan respon untuk
menjawab dan dengan tugas yang diberikan oleh peneliti juga ada yang tidak
mengerjakan. Dari faktor inilah peneliti mempunyai keinginan untuk
meningkatkan hasil bertanya dan merangsang siswa untuk mampu berfikir
mandiri agar perasaan malas dan kurang mengobservasi soal bisa berkurang atau
mampu menumbuhkan berdiskusi yang tinggi sehingga siswa tidak punya
perasaan malas lagi.

Setelah mengadakan penjajakan atau mengadakan pertemuan awal yang


dilaksanakan pada tanggal 6 November 2013 untuk mengetahui keadaan dan
kondisi siswa kelas VIII-B di SMP Al-Falah Pesanggrahan Jangkar juga untuk
mengetahui hasil belajar awal siswa kelas VIII-B di SMP Al-Falah Pesanggrahan
Jangkar dan juga memperoleh data-data dan mengadakan sekilas wawancara
dengan guru mata pelajaran guna mengetahui keadaan kelas dan kondisi pribadi
siswa. Dari hasil wawancara tersebut peneliti dapat mengetahui beberapa siswa
yang aktif dan beberapa siswa yang pasif siswa yang mampu mengembangkan
pikiran dan siswa yang perlu diperhatikan untuk mendapat dorongan hasil belajar.
Maka pada tanggal 6 November 2013 peneliti mulai mengadakan
pelaksanaan penelitian yaitu menggunakan Pembelajaran aktive learning berbasis
inquiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam pengajaran tersebut yang
diterapkan di kelas VIII-B di SMP Al-Falah Pesanggrahan Jangkar dengan
Materi pokok hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan
manusia yang tidak terbatas diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di
kelas tersebut, sebab pendekatan inquiry menuntut siswa agar dapat aktif, kreatif
dan berfikir secara logis dan mampu mengembangkan penalaran secara sistematis.
Baik melalui diskusi ataupun tugas perorangan diharapkan siswa dapat
menemukan sendiri pengalaman belajar dari materi yang telah disampikan oleh
seorang guru. Setelah menyampaikan materi dengan menggunakan pendekatan
inquiri maka pada tindakan I tersebut peneliti menemukan temuan adanya
peningkatan hasil belajar siswa kelaVIII-B di SMP Al-Falah Pesanggrahan
Jangkar.

Dengan perolehan rata-rata hasil belajar tindakan I sebesar 84% secara


klasikal atau 26 siswa yang tuntas dan sisanya 5 siswa yang belum tuntas. Peneliti
perlu mengadakan tindakan ke II atau siklus II hal ini dikarenakan peneliti merasa
perlu menggunakan tindakan tersebut dengan menggunakan pertimbangan atau
keinginan dengan skor rata-rata yang telah dicapai dengan pada tindakan I yaitu
84% secara klasikal dan masi kurang dari 85% yang telah ditetapkan oleh sekolah
SMP Al-Falah Jangkar Situbondo.

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada tanggal 27 November 2013.


Peneliti mengadakan penerapan Pembelajaran aktive learning berbasis inquiry
dengan Materi pokok hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan
kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Pada pelaksanaan siklus II ini peneliti
lebih mempertegas dan lebih memperhatikan betul-betul siswa yang mempunyai
hasil belajar yang rendah. Lebih menekankan agar siswa mampu berpikir sendiri
atau berpikir mandiri dan mampu mengungkapkan gagasannya. Dalam
pelaksanaan siklus II peneliti lebih banyak melakukan tugas dan stimulus belajar
dengan menggunakan pola diskusi. Hal ini diharapkan agar siswa mampu untuk
bersama-sama berpikir dan menganalisa materi yang diberikan oleh guru dan pada
akhirnya siswa mampu menemukan sendiri jawaban, sedangkan guru
mengarahkan dan menambah gagasan siswa atau lebih memperjelas gagasan
tersebut. Dengan ada pembelajaran seperti yang diterapkan, peneliti menemukan
temuan bahwa siswa yang mempunyai hasil rendah ikut tertarik dan mempunyai
keberanian untuk berbicara dan mengungkapkan gagasannya walaupun kadang-
kadang jawaban tersebut salah akan tetapi pola pembelajaran yang yang
ditetapkan oleh peneliti mampu menumbuhkan semangat belajar yang tinggi
juga mampu meningkatkan minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran. Pada
pelaksanaan siklus II peneliti tidak banyak mengalami kesulitan karena semua
siswa sudah mampu beradaptasi dengan pola pendekatan inquiry tersebut. ternyata
sebagian besar siswa 85% mengatakan proses pengajaran dengan menggunakan
pendekatan inquiry sangat menyenangkan karena banyak hal yang menantang.
Siswa dituntut untuk aktif mampu berfikir secara kritis, mampu menganalisis
materi yang telah disampaikan secara sistematis dan harus mampu
mengungkapkan gagasan didepan kelas atau didepan teman-temannya.

Tingkat keberhasilan penelitian ini dikarenakan adanya kerjasama yang


baik dan rasa kedekatan siswa dengan peneliti dalam melangsungkan pendekatan
inquiry. Sehingga selama proses pembelajaran dan proses penelitian berlangsung
semua bisa berjalan dengan lancar. Dengan dilaksanakan tindakan ke II oleh
peneliti maka tingkat hasil belajar siswa mencapai 97% secara klasikal. Pada hasil
analisis tes pada siklus II, diketahui sudah sebagian besar siswa telah memahami
konsep dengan baik, yang ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar secara
klasikal lebih dari 85% yaitu mencapai 97%. Hasil tes pada siklus II menunjukkan
ada 1 siswa yang memperoleh nilai - 70 dan sebanyak 30 siswa atau sebesar 97%
yang memperoleh nilai + 70.

Dengan demikian penerapan pembelajaran active learning berbasis


inkuiri dapat diterapkan untuk memupuk atau merangsang dan menjadi dorongan
hasil belajar siswa karena dengan pola pendekatan inquiry terbukti bisa
meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa yang mempunyai hasil belajar yang
rendah dapat terpancing atau terpicu untuk bisa bersaing dengan teman-temannya
yang aktif. Sehingga dapat merangsang daya pikir siswa. Dalam pengajaran
inkuiri ini selain menuntut siswa bisa berfikir aktif, berfikir kritis dan dapat
menganalisa materi dengan sistematis juga dapat menumbuhkan rasa percaya diri
yang tinggi dan siswa mempunyai keberanian berbicara didepan orang lain guna
menyampaikan gagasan yang muncul dari ide-idenya. Selain itu pengajaran
inkuiri dapat melatih siswa terbiasa mengerjakan tugas dengan mandiri dan
mempunyai rasa kebersamaan yang tinggi. sehingga pengajaran dengan metode
inkuiri ini sangat bermanfaat baik bagi siswa maupun bagi guru.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka


dapat disimpulkan bahwa: penerapan pendekatan kontekstual berbasis inkuiri
dapat menigkatkan hasil belajar siswa sebesar 74% pada siklus I meningkat
menjadi 94% pada siklus II mata pelajaran IPS Materi pokok hubungan antara
kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas pada
siswa kelas VIII-B semester I di SMP Al-Falah Pesanggrahan Jangkar tahun
pelajaran 2013/2014. Dengan demikian penerapan pembelajaran aktive learning
berbasis inkuiri dapat diterapkan untuk memupuk atau merangsang dan menjadi
hasil dorongan belajar siswa karena dengan pola pendekatan inquiry terbukti bisa
meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa yang mempunyai hasil belajar rendah
dapat terpancing atau terpicu untuk bisa bersaing dengan teman-temannya yang
aktif. Sehingga dapat merangsang daya fikir siswa. Dalam pembelajaran aktive
learning berbasis inquiry ini selain menuntut siswa bisa berfikir aktif, berfikir
kritis dan dapat menganalisa materi dengan sistematis juga dapat menumbuhkan
rasa percaya diri yang tinggi dan siswa mempunyai kebernian berbicara didepan
orang lain guna menyampaikan gagasan yang muncul dari ide-idenya. Selain itu
pembelajaran aktive laerning berbasis inquiry dapat melatih siswa terbiasa
mengerjakan tugas dengan mandiri dan mempunyai rasa kebersamaan yang tinggi.
Sehingga pembelajaran dengan metode inquiry ini sangat bermanfaat baik bagi
siswa maupun bagi guru.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka kami menyarankan kepada :
1. Kepada guru IPS untuk menggunakan pembelajaran active learning berbasir
inquiry kepada siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih beraktifitas dan
giat untuk belajar.
2. Kepada sekolah agar senantiasa mengembangkan kemampuan profesionalnya
dengan mengadakan kolaborasi dengan LPTK yang ada.
3. Kepada peneliti,hendaknya dapat mengembangkan penelitian tentang
penerapan pengajaran berbasis inkuiry sehingga dapat memberikan
sumbangan pikiran terhadap dunia pendidikan guna meningkatkan aktifitas
belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai