Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI


RENANG PERTOLONGAN

Disusun oleh :
Nama : Ni Kadek Sri Suciani
Kelas. : XII MIPA3
No. : 20

SMA NEGERI 1 GEROKGAK


TAHUN AJARAN 2022/2023
1|SENAM LANTAI
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang mana atas karunia dan
nikmatnya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Penjasorkes ini. Sesuai dengan apa
yang diharapkan dan ditugaskan.
Olahraga merupakan salah satu kewajiban gaya hidup sehat dimana seseorang tanpa
berolahraga akan kehilangan keseimbangan hidup yang pada akhirnya akan membawa
penyakit pada diri seseorang karena adanya pengendapan racun dan hal buruk lainnya yang
sangat merugikan tubuh. Dalam hal ini penulis mengambil judul makalah Renang
Pertolongan
Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih pada semua pihak yang mambantu dalam
penyelesaian makalah ini.

Gerokgak , Maret 2022

Penulis

2|SENAM LANTAI
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1...........................................................................................................Latar Belakang
..................................................................................................................................4
1.2.......................................................................................................................Tujuan
..................................................................................................................................4
1.3.....................................................................................................................Manfaat
..................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1...............................................................................................................Pengertian
................................................................................................................................5
2.2......................................................................................................Aspek Kesehatan
................................................................................................................................5
2.3.....................................................................................................Kasus Kecelakaan
................................................................................................................................7
2.4...............................................................................................................Pertolongan
................................................................................................................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 8
3.2 Saran.......................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

3|SENAM LANTAI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


            Olahraga renang merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat populer di
Indonesia. Cabang olahraga renang ini sering dilombakan dalam ajang perlombaan olahraga
baik nasional maupun internasional.
             Perkembangan renang di Indonesia cukup pesat, mulai dari anak kecil hingga orang
dewasa gemar melakukan olahraga renang, tetapi perkembangan yang pesat ini tidak diikuti
dengan upaya untuk menjaga keselamatan dan kesahatan pelaku renang baik di kolam renang
maupun tempat yang lain. Salah satu faktor yang menyebabkan adalah rendahnya
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya tes kesehatan sebelum berenang.
              Dengan adanya laporan ini diharapkan masyarakat lebih paham mengenai arti
penting tes kesehatan sebelum melakukan aktivitas berenang dan terlebih lagi aktivitas
menyelam untuk mengurangi resiko terjadinya cidera dalam tubuh dan untuk melakukan
tindakan preventif terhadap resiko-resiko kesehatan yang mungkin terjadi di kemudian hari.

1.2 Tujuan
1.    Untuk mengetahui aspek-aspek kesehatan dalam kegiatan olahraga renang.
2.    Untuk mengetahui pentingnya tes kesehatan sebelum melakukan aktivitas renang.
3.    Untuk mengetahui langkah-langkah pertolongan pertama yang efektif dan efisien saat
terjadi kecelakaan di kolam renang.

1.3 Manfaat
1.    Mahasiswa lebih paham bahwa aspek-aspek kesehatan saat melakukan aktivitas renang
harus benar-benar diperhatikan
2.    Mahasiswa menjadi lebih paham bahwa sebelum melakukan aktivitas renang perlu    adanya
tes kesehatan.
3.    Mahasiwa menjadi lebih paham bahwa aktivitas di kolam renang rawan terjadi kecelakaan,
sehingga untuk menanggulanginya telah disiapkan beberapa tindakan-tindakan reventif.
.

4|SENAM LANTAI
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Renang


            Menurut  Dwijowonoto (1979), Renang adalah salah satu jenis olahraga yang populer
di masyarakat. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan pada
anak- anak dan dewasa, bahkan bayi umur beberapa bulan sudah dapat mulai diajarkan
renang Renang adalah gerakan sewaktu bergerak di air, dan biasanya tanpa perlengkapan
buatan. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk rekreasi dan olahraga. Definisi renang
menurut Abdoelah (1981) mengemukakan bahwa: Renang adalah suatu jenis olahraga yang
dilakukan di air, baik di air tawar maupuan di air asin atau laut. Kemudian mengenai
pengertian renang yang tampaknya masih berhubungan, yang dituangkan dalam Modul Teori
Renang I, Badruzaman (2007) mengemukakan bahwa: “Pengertian renang secara umum
adalah the floatation of an object in a liquid due to its buoyancy or lift.”. Yang artinya adalah
pengertian renang secara umum adalah upayamengapungkan atau mengangkat tubuh ke atas
permukaan air. Spesifiknya Badruzaman (2007:) mengemukakan bahwa: “Swimming is the
method by which humans (or other animals) move themselves through water.”  Artinya suatu
cara dilakukan orang atau binatang untuk menggerakan tubuhnya di air. Badruzaman
menyimpulkan tentang definisi renang adalah suatu aktivitas manusia atau binatang yang
dilakukan di air, baik di kolam renang, sungai, danau, maupun lautan, dengan berupaya untuk
mengangkat tubuhnya untuk mengapung agar dapat bernafas dan bergerak baik maju maupun
mundur. Gaya renang adalah cara melakukan gerakan lengan dan tungkai berikut koordinasi
dari ke dua gerakan tersebut yang memungkinkan orang berenang maju di dalam air.
Meskipun demikian, orang juga dapat berenang hanya dengan menggerakan kedua belah kaki
sementara lengan tetap diam atau hanya dengan kedua belah lengan sementara kaki tetap
diam.

2.2 Aspek-Aspek Kesehatan Pada Kegiatan Renang


              Sebelum melakukan aktivitas renang haru di periksa terlebih dahulu kondisi
kesehatan perenang untuk mengetahui riwayat penyakit perenang tersebut dengan tujuan
untuk mempersiapkan segala sesuatunya apabila terjadi kecelakan di kolam renang pada
perenang tersebut. Selain pada kegiatan renang pemeriksaan kesehatan juga perlu dilakukan

5|SENAM LANTAI
pada aktivitas selam karenan resiko terjadinya kecelakaan pada aktivitas selam lebih tinggi
daripada kecelakaan pada aktivitas renang di kolam renang.
               Menurut Subagyo (2007), menyatakan bahwa terdapat dua pemeriksaan penting
yang harus dilakukan sebelum seorang melaksanakan aktivitas renang dan selam, yaitu sebagi
berikut:
1) Psikologi
Seorang penyelam atau calon penyelam harus memiliki kondisi emosional yang stabil,
tenang, dan mampu mengatasi tekanan fisik dan mental. Selain itu, orang tersebut juga tidak
mudah gelisah dan mampu menyingkirkan rasa takut dari pikirannya.
2) Kesehatan
Riwayat penyakit dan obat-obatan yang masih diminum untuk jangka panjang juga harus
diperhatikan. Obat-obat untuk kejiwaan (penenang, obat tidur atau anti depresi), anti alergi,
anti Diabetes Melitus (DM), steroid dan alkohol mengurangi keamanan penyelam, karena
efeknya yang tidak dapat diprediksi saat berada di lingkungan bertekanan tinggi. Kesehatan
dan fungsi jantung, paru, THT dan sistem persarafan harus dalam batas normal. Ini sangat
penting untuk diperhatikan, karena jantung, paru dan sistem persarafan merupakan organ
tubuh utama yang mendukung kehidupan dengan menyuplai peredaran darah dan oksigen ke
seluruh tubuh, dan mempertahankan kesadaran penyelam dan Perenang. Kondisi kesehatan
lainnya yang juga penting bagi penyelam adalah THT (telinga, hidung dan tenggorokan).
Menurut Merlin, THT yang normal dan berfungsi baik sangat penting untuk proses equalisasi
(penyamaan tekanan lingkungan) saat penyelam turun ke dasar laut atau naik ke permukaan
air. Sehinggas tes kesehatan sebelum melaksanakan aktivitas air memang sangat penting
untuk menjaga keselamatan dan kesehatan perenang maupun penyelamat, baik kesehatan
jangka pendek maupun kesehatan jangka panjang. Karena dalam aktivitas renang aspek
keselamatan dan aspek kesehatan harus benar-benar diperhatikan.           
              Menurut Subagyo (2007), salah satu tes kesehatan yang paling penting bagi seorang
perenang, terutama seorang penyelam adalah tes toleransi oksigen. Test Toleransi Oksigen
(TTO) adalah test yang dilakukan untuk menilai kapasitas tubuh dalam mentoleransi oksigen
dalam tekanan udara tinggi. TTO mencoba mencari korelasi rasional antara tekanan udara –
difusi oksigen – toksisitas oksigen yang bersifat individual. Bagi calon penyelam, menyelam
baru boleh dilakukan jika tidak menunjukkan tanda- tanda keracunan oksigen murni (100 %)
selama 30 menit pada tekanan 1,8 ATA (60 psi). TTO dapat bersifat skrining maupun
evaluativ. TTO skrining dilakukan dalam menyeleksi tenaga kerja sebelum diterjunkan dalam
bidang pekerjaan khusus.
 Misalnya ahli biologi laut yang akan mengadakan penelitian bawah laut lebih dari 3
bulan, astronot yang mengikuti pelatihan pendaratan luar angkasa, pilot pesawat jet tempur,
pendaki gunung yang akan mendaki diketinggian lebih dari 4000 meter, pekerja penggali
terowongan jalan /tambang, penyelam profesional yang akan menjajagi kedalaman

6|SENAM LANTAI
baru/ekstrim, para penjelajah ekspedisi kutub dll. TTO juga dapat dipergunakan dalam
mengevaluasi tenaga kerja yang telah menjalani pekerjaan khusus dalam periode waktu
tertentu (6 bulanan). Individu yang akan di uji dimasukkan ke dalam chamber hiperbarik
dengan kapasitas tekanan hingga dapat mencapai 5 ATA (atmosphere absolute) dan oksigen
breathing 100% selama 30-60 menit. Tingkat kedalaman 5 ATA biasanya dipergunakan
dalam seleksi prajurit penyelam TNI AL. Pada resiko pekerjaan lainnya yang lebih ringan
tekanan dapat kurang dari itu.
Resiko apa yang menurunkan nilai TTO antara lain:
1. Kebiasaan merokok
2. Massa protein tubuh (massa otot) dan massa lemak yang kurang
3. Jenis kelamin. Terkait dengan nomor dua, secara umum massa protein dan lemak tubuh
wanita lebih rendah
4. Masa paparan resiko hipo-hiperbarik. Semakin lama terjun didunia kerja ini makin
rendah ambang toksisitas oksigen. Epilepsi dapat kambuh saat adanya paparan oksigen
konsentrasi tinggi dan menurunkan ambang toksisitas oksigen
5. Operasi besar kurang dari 12 bulan, operasi sedang kurang dari 6 bulan dan operasi
ringan kurang dari 3 bulan.
6. Riwayat kerja berat sebelumnya kurang dari 12 jam
7. Penderita asma dan klaustrophobia
8. Minum obat-obatan yang mempengaruhi fungsi otak (obat penenang, obat anti cemas
dll), kortikosteroid dan alcohol kurang dari 18 jam
9. Lepas alat-alat intravena dan kateter urin kurang dari 2 minggu
Meski TTO dapat memprediksi ambang toleransi individu terhadap paparan oksigen, namun
dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat faktor resiko yang tidak dapat diaplikasikan pada TTO
dan menurunkan ambang toleransi yang lebih rendah dibandingkan ambang uji.
Faktor  resiko tersebut seperti suhu lingkungan yang dingin, status hipoglikemik, kecemasan,
dan stress paska trauma.

2.3 Kasus-Kasus Kecelakaan Yang Terjadi Di Kolam Renang


            Kecelakaan di kolam renang dapat terjadi pada semua orang, baik yang sudah bisa
berenang apalagi yang belum bisa berenang. Salah satu jenis kecelakaan yang sering terjadi
di kolam renang adalah tenggelam dan merupakan salah satu resiko terbesar dalam aktivitas
renang. Berawal dari kegiatan berenang ini terjadi kemungkinan cedera, kram, tenggelam
hingga sampai pada kematian. Mengurangi kemungkinan tenggelam atau jenis cedera air
lainnya merupakan tanggung jawab bersama antara guru pendidikan jasmani, instruktur
 renang, orang tua, orang dewasa, dan lifeguard. Namun demikian membekali diri dengan
kemampuan pengetahuan keamanan dan penyelamatan merupakan sebuah tindakan
bijaksana. Mengapa demikian, karena kecelakaan air seperti tenggelam dapat diatasi
dengan standart minimal penyelamatan yang dimiliki oleh masing-masing individu. Renang
merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup populer di Indonesia. Pada kenyataannya
rekreasi berenang ini diikuti oleh banyak orang mulai anak-anak, dewasa, bahkan orang tua
laki maupun perempuan. Sebagai tambahan, kolam renang dapat menjadi sangat terkenal

7|SENAM LANTAI
sebagai pusat fitness dan rehabilitasi (Clement, 1997). Oleh karena itu guru pendidikan
jasmani, pelatih renang, dan para perenang (pengunjung umum) harus merencanakan sebuah
langkah antisipasi akan keadaan bahaya dalam olahraga
berenang (Susanto, 2009).
            Beberapa kasus menggambarkan kejadian tenggelam akibat pengawasan yang lemah,
fasilitas yang kurang memadai, dan yang paling penting karena kegagalan dalam penanganan
kasus darurat dalam kecelakaan di dalam air. Sepanjang tahun 2006-2007 ini saja tercatat 2
(dua) orang meninggal dunia karena tenggelam di berbagai kolam renang di Yogyakarta.
Pertama, seorang siswi kelas III sekolah dasar yang tergabung dalam kelompok Panti Asuhan
berjumlah 40 anak beserta 4 orang pendamping dewasa sedang berekreasi di kolam renang.
Awalnya keempat pendamping ini menghitung jumlah anak, berdoa, dan memberikan rambu-
rambu peringatperingatan sebelum seluruh anak masuk ke kolam renang. Namun pada akhir
kegiatan, terdapat satu siswa yang tenggelam dan tidak tertolong. Setelah ditemukan siswa
tersebut sudah dalam keadaan kaku dan sekujur tubuh berwarna lebam. Ada banyak hal yang
perlu dihindari ketika sedang berada di kolam renang antara lain bersenda gurau saat
berenang, berenang di tempat yang dalam padahal keterampilan berenangnya rendah,
berenang di kolam dalam tanpa pengawasan dari pendamping.
 Alasan terakhir inilah yang kemudian diketahui menjadi penyebab tidak diketahuinya korban
tenggelam di kolam
dengan kedalaman 7 meter (kolam loncat) (Susanto, 2009)
             Berdasarkan analisis situasi di atas dapat disimpulkan bahwa hampir setiap hari
jumlah pengunjung selalu banyak. Dengan asumsi data-data di atas maka,
peran life guard atau pengawas kolam renang yang merupakan salah satu komponen penting
dalam keberadaan sebuah kolam renang sangat mutlak dibutuhkan dalam rangka memberi
pelayanan dan rasa aman terhadap pengunjung kolam dan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan-kecelakaan dalam kolam renang yang tentunya berbahaya bagi para pelaku
renang (Susanto, 2009).

2.4 Pertolongan Pertama Kecelakaan di Kolam Renang


            Setidaknya ada tindakan preventif apabila terjadi kecelakan di air seperti tenggelam
misalnya. Menurut Subagyo (2007) terdapat beberapa sikap renang dari penolong yang selalu
disesuaikan dengan cara memegang korban. Cara memegang korban pada saat menolong ada
4 macam antara lain: (1) Pada rambut, (2) Pada pelipis, (3) Pada dagu, (4) Pada dada.
Pegangan pada rambut, dilakukan dengan satu tangan, apabila pegangan dilakukan dengan
tangan kiri, maka si penolong berada di sebelah kiri korban. Dan membawanya ke tepi kolam
dengan menggunakan gaya dada atau gaya bebas menyamping. Usahakan posisi korban
tubuhnya terlentang, sehingga mulut dan hidungnya tetap berada di atas permukaan air,
pegangan pada rambut sangat sulit dilakukan kecuali keadaan korban  pingsan. Alat keadaan

8|SENAM LANTAI
korban sangat sulit untuk dibawa ke pinggir. Pegangan pada pelipis, dilakukan dengan
pegangan dua tangan, apabila sudah berada di belakang korban, segera pegang pelipisnya
dengan dua tangan, kemudian membawanya ke tepi kolam dengan menggunakan gaya dada
dalam posisi terlentang. Usahakan mulut dan hidung korban selalu berada di atas permukaan
air. Cara menolong dengan pegangan pada pelipis korban lebih efisien dan efektif dari pada
 pegangan pada rambut. Pegangan pada dagu, dilakukan dengan dua tangan apabila posisi
badan sudah berada di belakang korban, maka usahakan tubunya menjadi terlentang,
kemudian tangan memegang dagu korban dan segera dibawa ke tepi kolam dengan gerakan
gaya dada terlentang. Cara menolong korban dengan pegangann pada dagu keuntungannya
sama dengan seperti pada pegangan pelipis. Pegangan pada dada, dilakukan dengan cara
merangkul dada korban dengan satu tangan.
Apabila merangkul tangan kiri maka posisi tubuh Anda berada di sebelah kiri korban,
kemudian bergerak membawa korban ke tepi kolam dengan gerakan gaya dada menyamping,
cara menolong ini kurang efisien karena banyak menghabiskan tenaga dan sangat sulit jika
korbannya tidak tenang.
           Menurut Subagyo (2007), menyatakan bahwa terdapat beberapa pertolongan pertama
yang dapat diberikan pada perenang apabila mengalami kecelakaan dalam kolam renang.
Pertolongan pertama tersebut dapat diberikan pada perenang yang mengalami kejadian
seperti berikut ini, antara lain:
1) Kram
Kram sering dialami oleh seorang perenang yang sedang belajar renang, terjadi akibat gerak
renang yang melelahkan otot. Kram juga dapat terjadi akibat suhu dingin dan kekurangan
cairan garam di dalam tubuh. Yang paling parah bila terjadi kram perut, apabila terjadi kram
perut pada siswa saat belajar renang tidak ada alternatif lain segera dibawa ke dokter.
2) Pingsan
Pingsan dapat terjadi karekarena kelelahan saat berenang atau karena mengidap penyakit lain
seperti typhus atau penyakit ayan. Pertolongannya adalah sebagai berikut, perenang
dibaringkan di tempat yang aman, teduh dan kering. Posisi tubuh terlentang kepada
dimiringkan pakaian renang dikendurkan dibagian yang menghambat pernapasan dan pada
pernapasannya diberikan minyak cologne. Pertolongan pertama pada korban yang tenggelam
adalah sebagai berikut:
a) Baringkan tubuh korbandalam posisi terlentang serta kepala menghadap ke belakang.
b) Berikan napas buatan dengan meniupkan udara napas pada mulut korban.
c) Miringkan kepala korban dan buka mulut korban dengan jari-jari tangan penolong.
d) Dalam posisi miring periksa denyut nadi korban pada bagian leher.
e) Periksa mata korban.
f) Lakukan napas buatan yang kedua dengan menekan tulang rusuk dada bagian bawah berulang
kali.

9|SENAM LANTAI
g) Apabila napas korban sudah normal, ubah posisi terlentang menjadi telungkup kepala
dimiringkan
h) Apabila PPPK yang Anda lakukan belum juga berhasil, segera bawa ke dokter atau rumah
sakit terdekat.

III PENUTUP

3.1  Kesimpulan
1.    Aspek-aspek kesehatan memang menjadi hal utama yang harus diperhatikan oleh para
pelaku renang. Aspek-aspek kesehatan dapat berupa kesehatan jasmani dan rohani. Kesehatan
jasmani ini berhubungan dengan kesehatan fisik perenang, sedangkan kesehatan rohani
berhubungan dengan psikologi perenang sebelum dan sesudah melakukan aktivitas renang.
2.    Pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan di kolam renang baik itu tenggelam, terpeleset
karena jatuh, mapun kecelakaan-kecelakaan yang lain dapat dilakukan dengan memanfaatkan
alat-alat yang ada disekitar kolam renang, hal itu dimaksudkan untuk menyelamatkan korban.
3.    Tes kesehatan perlu dilakukan sebelum melakukan aktivitas renang, hal tersebut bertujuan
untuk mengetahui riwayat penyakit perenang tersebut dan untuk mencegah efek buruk yang
diakibatkan setelah berenang apabila seorang perenang tersebut memiliki riwayat penyakit
yang cukup menghawatirkan.

3.2    Saran
1.      Perenang disarankan melakukan medical checkup terlebih dahulu sebelum melakukan
aktivitas renang untuk mengurangi resiko cidera.
2.      Perenang disarankan untuk menjaga kesehatannya sebelum dan sesudah melakukan
aktivitas renang.
3.      Perenang disarakan sungguh-sungguh saat berenang di kolam karena rawan terjadi
kecelakaan di kolam renang.
4.      Perenang disarankan untuk melakukan pemanasan sebelum melakukan aktivitas renang

DAFTAR PUSTAKA

http://evenfisika.blogspot.com/2013/02/pertolongan-pertama-pada-kecelakaan-
p3k_2250.html

10 | S E N A M L A N T A I
http://vhaasayankdaii.blogspot.com/2010/10/penanganan-perawatan-cedera-
olahraga.html

11 | S E N A M L A N T A I

Anda mungkin juga menyukai