PENDIDIKAN JASMANI
SMAN 1 KALAPANUNGGAL
1
DAFTAR ISI
1. Kata pengantar................................................................3
2. Pendahuluan...................................................................4
• Latar belakang masalah..........................................4
3. Faktor-faktor penghambat..............................................7
• Prasarana................................................................7
• Resiko......................................................................7
• Cemas.....................................................................7
• Takut.......................................................................8
• Lingkungan.............................................................8
4. Belajar renang................................................................9
• Perlengkapan renang.............................................10
• Kesimpulan............................................................14
5. Penutup.........................................................................15
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat yang telah di berikan
kepada saya,Sehingga saya dapat menyusun makalah ini, mengenai
aktivitas air, yaitu renang.
Makalah ini saya buat agar dapat dimengerti oleh saya sendiri dan
orang lain. Apabila terrdapat kesalahan, mohobn berikan kritik dan
saran yang bersifat membangun. Agar Saya bisa melakukan perbaikan
dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Akhir kata, mudah-mudahan makalah ini dapat memberi manfaat
dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya di sekolahan. Sehingga
dapat mempermudah dalam proses belajar mengajar.
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
penting. Peranan Club renang sangat penting dalam pengembangan bakat serta
Dalam mencari bibit yang berpotensi untuk dapat dikembangkan dalam
mencapai Prestasi yang lebih maksimal.Sehingga dapat dikatakan bahwa klub
merupakan Suatu wadah/ tempat bagi bibit olahragawan yang
profesional.Badan dunia yang menangani masalah renang terbentuk pada
tahun 1905, Dengan nama Federation Internationale de Natation Amature
(FINA). Di Indonesia renang sudah ada sejak lama sebelum kemerdekaan sudah
banyak Kolam renang di Indonesia, namun hanya untuk kalangan penjajah dan
penguasa. Pada tanggal 21 Maret 1951 terbentuk Persatuan Berenang Seluruh
Indonesia (PBSI), kemudian tahun 1959 berubah menjadi Persatuan Renang
Seluruh Indonesia (PRSI).
Berdasarkan daftar rekor kelompok umur yang telah ditentukan PRSI Untuk
kelompok umur yang telah ditetapkan pada kejuaraan renang antar
Perkumpulan seluruh indonesia.surabaya 27 s/d 30 Des 2011.
1. Umur (KU III Usia 11-12 Tahun) limit waktunya 27,95 detik.
2. Kelompok Umur (KU II Usia 13-14 Tahun) limit waktunya 25,51 detik
3. Kelompok Umur (KU I Usia 15-17 Tahun) limit waktunya 25,61 detik
PRSI pada masa sekarang tidak hanya mengurusi masalah renang saja Tetapi
juga loncat indah, renang indah dan polo air. Dalam cabang olahraga renang
ada beberapa gaya yang cukup popular, Yaitu:
(1) Gaya Bebas (The Free Style)
(2) Gaya Dada (Breast Stroke)
(3) Gaya Punggung (Back Stroke)
(4) Gaya Kupu – kupu (Butterfly stroke).
Dalam hal ini, yang menjadi pusat pembahasan dalam penelitian ini adalah
Cara pengambilan nafas (hipoksik) pada renang gaya kupu-kupu. Untuk
Mendapatkan kecepatan renang seorang atlet harus menghindari besarnya
tahanan Air dari depan saat melakukan pengambilan nafas. Kurnia dan Murni
(1991:3) mengatakan “ pada umumnya, bila tahanan Percepatan lebih besar
dari kendala, maka kecepatan (speed) lebih rendah dan Kedua tahanan sama
besar, maka kecepatan sama pula. Bila tahanan penghambat kurang dan lebih
besar dari tahanan kecepatan maka gerak akan efesien “. Artinya, didalam
pengambialan nafas, semakin jarang seorang atlit mengambil Nafas, semakin
kecil tahanan yang datang dari depan sehingga waktu renang Semakin singkat.
Ada pun latihan untuk meningkatkan kecepatan renang gaya kupu-kupu Yaitu
5
bentuk latihan pengambilan nafas yaitu hipoksik. Latihan hipoksik Merupankan
latihan yang menggunakan satu kali pengambialan nafas, setiap Empat kali
gerakan lengan, enam kali gerakan lengan, dan delapan kali gerakan Lengan,
Counsilman, 1997; Wilke and Madesn, 1983 (dalam Benny, 2003:2).
Perkumpulan Renang Bina Tirta Medan merupakan salah satu dari Beberapa
Club renang yang berada di kota Medanjln. H.A Manaf Lubis/Gaperta.
Berdasarkan hasil observasi pra penelitian yang dilakukan peneliti di klub
Renang Bina Tirta, para Atlet pemula Club Bina Tirta Medan masih mengalami
kesulitan Dalam melakukan teknik renang gaya kupu-kupu, sehingga untuk
mencapai Kemampuan renang gaya kupu-kupu 50 Meter belum maksimal.
Pada kenyataan di lapangan atau di kolam renang, masih banyak perenang Yang
melakukan ragam pengambilan nafas satu kayuhan tangan satu pengambilan
Nafas, dua kayuhan tangan dua kali pengambilan nafas, dan tiga kayuhan, tiga
Pengambilan nafas hal ini dapat menyebabkan kelelahan, hal tersebut kurang
Efektif dan efesien baik secara mekanika maupun fisiologis. Berdasrkan hal
tersebut di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang Upaya meningkatkan
kecepatan renang 50 meter gaya kupu-kupu dengan Menggunakan latihan
hipoksik pada atlet pemulaClub Bina Tirta Medan 2013.
6
BAB 2
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT RENANG
A. Prasarana
Berdasarkan hasil menunjukan bahwa faktor sarana dan prasarana menjadi
penyebab Faktor penghambat belajar renang sebanyak (62.5%). Dari faktor itu
terbanyak Dipengaruhi oleh tidak lengkapnya fasilitas kolam dan kurangnya
rasa nyaman pesertaDidik ketika kolam ramai pengunjung. Aspek menejerial
fasilitas dalam proses belajar-Mengajar dalam pendidikan jasmani ialah
distribusi perlengkapan sebelum proses Belajar-mengajar dan pengumpulan
perlengkapan sesudah proses tersebut. SepertiHalnya fasilitas pendidikan
jasmani yang ada di dalam ruangan atau di luar ruangan,Fasilitas kolam renang
harus memenuhi prasyarat keselamatan.
B. Resiko
Faktor resiko menjadi penyebab faktor penghambat belajar renang sebanyak
(69.6%).Dari faktor itu terbanyak di pengaruhi oleh karena human eror atau
kurang berhati-hatinya para peserta didik. Oleh karena itu peneliti memberikan
rekomendasi untuk memperkecil resiko yang akan ditimbulkan. Seperti
mengedukasi para peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran renang,
karena itu bisa memperkecil peserta Didik terjatuh dari pinggir kolam yang licin
karena basah, maupun pedihnya mata padaSaat berenang.
C. Cemas
Faktor cemas juga menjadi penyebab faktor penghambat belajar renang yaitu
sebanyak (64.7%), karena faktor itu terbanyak di pengaruhi oleh rasa cemas
ketika diperhatikan Oleh guru dan teman-teman sekelasnya, serta ketika
melihat kolam yang dalam.Sehingga rasa cemas yang ditimbulkan pada saat
berenang bervariasi. Oleh karena itu Peneliti merekomendasikan guru harus
mampu memberikan dukungan agar siswa/i bisa Lebih percaya diri,dan salah
satunya dengan belajar di kolam yang dangkal untuk melawan rasa cemas yang
ditimbulkan pada saat pembelajaran renang berlangsung.
7
D. Takut
Faktor takut menjadi penyebab faktor penghambat belajar renang sebanyak
(73%).Faktor tersebut terbanyak di pengaruhi ketika para peserta didik melihat
kolam yang Dalam dan kurang siapnya peserta didik dalam mengikuti materi
baru, karena itu peneliti merekomendasikan kolam yang dangkal, membuat
permainan yang kreatif Sehingga siswa lupa dengan rasa takut yang mereka
alami pada saat pembelajaran Renang berlangsung, dan memberikan materi
yang jelas dan tersusun rapih sehingga Dapat dimengerti oleh para peserta
didik dikala memasuki materi yang baru.
E. Lingkungan
Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan bahwa lingkungan tidak terlalu
dominan untuk menghambat belajar renang karena hanya sebanyak (45%).
Hasil tersebut tidak boleh dianggap remeh karena jika faktor lingkungan yang
tidak mendukung belajar peserta didik akan mempengaruhi hasil belajar
tersebut. Lingkungan merupakan bagian dari peserta didik yang berpengaruh
terhadap perkembangan anak. Kondisi lingkungan Merupakan unsur-unsur
yang datang dari luar diri siswa. Lingkungan siswa, Sebagaimana juga
lingkungan individu pada umumnya ada tiga, yaitu lingkungan Keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Keluarga yang tidak utuh baik secara struktural
Maupun fungsional, kurang memberikan motivasi terhadap perkembangan
belajar Siswa. Ketidakutuhan dalam keluarga akan menimbulkan
kurangseimbangan baik Dalam pelaksanaan tugas-tugas keluarga maupun
dalam memikul beban keluarga.Menurut Pamungkas (2012) dalam penelitian
nya menyatakan bahwa faktor lingkungan termasuk dalam salah satu terjadinya
penghambat dalam proses belajar renang.
8
BAB 3
BELAJAR RENANG
9
PERLENGKAPAN RENANG
1. Pakaian renang
2. Kacamata renang
10
3. Topi renang
Selanjutnya, ban renang dan papan pelampung juga perlengkapan renang yang
penting. Ban dan papan pelampung memiliki persamaan sekaligus sedikit
perbedaan fungsi.persamaannya, kedua peralatan renang anak ini sama-sama
memiliki fungsi menjaga anak tetap terapung meskipun belum terlalu
menguasai teknik renang.Sementara itu, ada sedikit perbedaan antara kedua
benda tersebut. Kalau ban hanya berfungsi untuk mengapung, fungsi lain dari
papan pelampung adalah melatih kekuatan kaki.Papan pelampung tak hanya
bermanfaat bagi pemula, yang sudah terlatih pun tetap perlu papan renang
untuk melatih tendangan kaki.
11
5. Kaki katak
Perlengkapan renang selanjutnya yang perlu siapkan adalah kaki katak. Ada
berbagai macam kaki katak yang memiliki fungsi berbeda-beda.Kaki katak
untuk berenang di kolam renang dengan untuk berenang di laut jelas berbeda.
Kamu tidak perlu kaki katak dengan panjang ekstra ketika berenang di kolam,
yang pendek saja sudah cukup, Toppers. Menggunakan kaki katak bisa
membuat anak berenang lebih cepat ketika menggunakan teknik renang gaya
bebas.
6. Hand paddle
Ketika belajar melakukan gaya bebas hand paddle sangat berguna untuk
melatih kemampuan gerakan tangan,hand paddle juga dapat membantu
mengembangkan teknik berenang.
12
7. Pull bouy
Selain hand paddle, ada lagi peralatan renang yang memiliki fungsi melatih
tangan saat berenang, terutama berenang gaya kupu-kupu. Ketika berenang
dengan gaya kupu-kupu, kaki cenderung mudah tenggelam.Dengan
menggunakan pull buoy, kaki akan tetap terangkat. Kamu hanya perlu
menyuruh si kecil menjepitkan pull buoy di antara kedua paha, dengan begitu
tidak usah khawatir kaki akan turun.
13
Kesimpulan
14
PENUTUP
TERIMAKASIH
15