Anda di halaman 1dari 18

1

A. PENDAHULUAN

Secara logika aktifitas olahraga pelaku utamanya adalah manusia. Manusia

berolahraga tidak semata-mata melakukan aktifitas fisik belaka, melainkan karena

manusia merupakan makhluk seutuhnya yang terdiri dari rohani dan jasmani.

Olahraga merupakan aktifitas kompleks bagi manusia. Premis yang telah berkembang

menyebutkan bahwa inti dari kegiatan olahraga adalah bermain, dengan keadaan itu

pula manusia memperagakan keterampilannya dalam melakukan suatu gerakan.

Gerak merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bentuk

dari gerak tersebut, direalisasikan kedalam bentuk aktifitas olahraga. Kegiatan

berolahraga yang dilakukan bermacam-macam, baik fungsi maupun tujuannya

tergantung dari perilaku atau individunya.

Olahraga adalah sesuatu proses yang dilakukan secara sistematis berupa

segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, mengembangkan dan membina

potensi-potensi jasmani dan rohani seseorang sebagai perorangan atau anggota

masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan atau pertandingan dan kegiatan

jasmani yang intensif untuk memperoleh reaksi, kemenangan dan prestasi puncak

dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas

berdasarkan Pancasila.

Namun pada hakekatnya bahwa kegiatan berolahraga bertujuan untuk

meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani, bahkan melalui kegiatan berolahraga

dapat memperkenalkan suatu daerah menjadi terkenal. Salah satu tujuan berolahraga
2

yaitu untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Dengan ini kesadaran masyarakat

untuk melakukan olahraga semakin tinggi, salah satunya cabang olahraga renang.

Renang sangat penting bagi setiap individu karena dapat menyelamatkan diri sendiri

ketika berada di air.

Olahraga renang merupakan suatu cabang yang banyak digemari dikalangan

masyarakat, mulai dari anak-anak hingga dewasa bahkan orang yang telah lanjut usia

(lansia). Renang adalah suatu cabang olahraga perlombaan yang tidak mengenal umur

maupun jenis kelamin, meskipun cabang olahrga renang ini masih minimnya

ditemukan didaerah-daerah pedalaman, tetapi peminatnya banyak juga dikalangan

masyarakat.

Renang adalah olahraga air yang sangat popular dan digemari oleh siapapun

karena semua gerakan melibatkan hampir semua otot tubuh, sehingga sangat

bermanfaaat bagi kesehatan dan menjaga tubuh tetap bugar.Renang merupakan salah

satu cabang olahraga yang diakui dan diminati oleh masyarakat Indonesia, hal ini

terbukti dengan masuknya cabang olahraga renang dalam berbagai kejuaraan, antara

lain pada (1) Tingkat Daerah, yang sering disebut dengan PORDA (Pekan Olahraga

Daerah) (2) Tingkat Nasional atau disebut PON (Pekan Olahraga Nasional) (3) dan

Tingkat Internasional seperti SEA GAMES, dll.

Renang perlu di tunjang dengan kondisi fisik yang baik pula. Dengan semua

kemampuan jasmani tentu saja terdiri dari elemen-elemen fisik yang tentu saja

peranannya berbeda dari satu cabang ke cabang olahraga yang lain. Kualitas keadaan

kemampuan fisik seseorang tergantung pada : perkembangan usia, bawaan organ


3

secara genetik (jantung, peredaran darah dan otot). Cabang olahraga ini mempunyai

empat gaya yaitu gaya bebas (crawl), gaya dada (Breaststroke), gaya punggung

(Backstroke), dan gaya kupu-kupu, selain keempat gaya tersebut adapun hal-hal yang

perlu diperhatikan seorang atlet renang seperti saat Start dan pembalikan yang disertai

dengan rushing atau underwater dolphin kick, beserta finish.

Underwater dolphin kick salah satu faktor untuk mencapai kemenangan

seorang atlet renang. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian underwater

dolphin kick ini karena menganggap kemampuan underwater dolphin kick sangat

berguna dan belum terdapat penelitian mengenai hal yang demikian.

Selanjutnya sangat berbeda dengan para perenang yang ada di Sulawesi

Selatan khususnya pada perkumpulan renang Garuda Laut Makassar yang sangat

susah untuk bersaing dengan perenang yang ada di Pulau Jawa. Hal ini dapat dilihat

dari beberapa kejuaran Nasional yang diikutinya. Diprediksi bahwa fleksibilitas

(kelentukan) terhadap kemampuan teknik underwater dolphin kick masih sangat

rendah sehingga tidak mampu melakukan underwater dolphin kick dengan maksimal.

Seorang atlet renang yang mempunyai fleksibilitas (kelentukan) yang baik maka akan

mampu melakukan underwater dolphin kick yang maksimal pula. Dikarenakan

fleksibilitas (kelentukan) yang baik. Untuk meningkatkan prestasi renang bukanlah

kegiatan yang semudah membalikkan telapak tangan, akan tetapi membutuhkan

berbagai usaha terhadap peningkatan berbagai faktor, seperti hambatan dan tantangan

dalam mencapai prestasi, banyak faktor yang diperhatikan seperti sarana prasarana,
4

pelatih yang berkualitas, atlet yang berbakat dan kompetisi yang teratur serta harus

didukung ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi.

Maka daya tahan aerobik merupakan bagian yang sangat penting, karena

dimana tubuh mampu untuk menghirup, mengangkut, membagikan dan menggunakan

oksigen sebanyak-banyaknya. Tenaga aerobik adalah kemampuan tubuh untuk

memperoleh oksigen dan disepakati sebagai cara yang terbaik untuk mengetahui

kondisi kardiovaskuler”. Dengan kondisi kardiovaskuler yang baik, maka perenang

mampu melakukan renang yang baik dengan melakukan underwater dolphin kick.

Adapun bentuk model latihan half-squat jump merupakan bentuk latihan fisik yang

mengarah pada peningkatan daya tahan otot yang dapat meningkatkan kekuatan otot

tungkai yang dapat dipergunakan dalam teknik underwater dolphin kick.

Stretching PNF adalah kelanjutan metode pasif. Metode ini melibatkan peran

golgi tendon organ. Setelah atlet melakukan peregangan dengan metode pasif sampai

terjadi rasa nyeri, dorongan dilanjutkan lebih jauh, tetapi atlet yang bersangkutan harus

melawan, dan atas perlawanan ini pendorong menambah kekuatan dorongannya, yang

juga harus dilawan lebih kuat oleh atlet yang bersangkutan, dan seterusnya. Dengan

perlawanan itu berarti otot atlet yang bersangkutan melakukan kontraksi isometrik,

yang semakin lama semakin kuat sehingga besar ketegangannya otot juga semakin

meningkat akibat adanya dorongan dan perlawanan yang terus meningkat. Ketegangan

otot yang terus meningkat ini pada suatu saat akan menyebabkan terjadinya stress

reflect. Pada saat terjadi stress reflect ini maka pendorong kehilangan perlawanan dari

atlet yang bersangkutan, sehingga ia dapat mendorong lebih lanjut untuk memperluas
5

gerakan persendian lebih lanjut, artinya dapat lebih meningkatkan luas pergerakan

persendian (kelentukannya). Akan tetapi inilah justru momentum yang paling kritis,

oleh karena bila kita terlalu mendorong dapat menyebabkan terjadinya cedera atau

rupture jaringan ikat sekitar sendi. Oleh karena itu metode PNF hanya boleh dilakukan

oleh orang yang benar-benar memahami mekanisme fisiologiknya, Sehingga demi

keamanan maka tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang, sebab bila terjadi over

shoot (kebablasan) dalam mendorong sehingga terjadi cedera, maka itu berarti kita

kehilangan atlet yang sedang dipersiapkan.

Berbagai kendala yang dapat menyebabkan tidak optimalnya kecepatan

renang pada teknik underwater dolphin kick yang dicapai oleh seorang perenang,

seperti perut dan pinggul dalam melakukan gerakan meliuk-liuk (gelombang

sinusoidal), koordinasi gerakan yang kurang baik antara kaki dan gerakan pinggul

menyebabkan tidak efektifnya dalam luncuran yang terjadi dibawah permukaan air

maupun posisi streamline badan ke depan, kurangnya fleksibilitas (kelentukan) gerak

pinggul dan pukulan kaki dalam melakukan tendangan, dan sebagainya. Oleh sebab

itu, salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan teknik

underwater dolphin kick adalah dengan model latihan daya tahan aerobik,

peregangan atau stretching PNF.

Walaupun sekarang prestasi renang di Makassar sudah mencapai tingkat

kemampuan berenang pada setiap gaya sudah optimal tapi perlu kita teleti secara

mendalam apakah masih ada faktor penghambat dalam kemampuan fisik seperti

tingkat daya tahan aerobik, flesibilitas (kelentukan) togok belakang dan perut sebagai
6

faktor pendukung pelaksanaan underawater dolphin kick, disamping faktor

penguasaan teknik renang. Hal tersebut merupakan masalah yang perlu dicarikan

pemecahannya melalui penelitian.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dalam penelitian

ini akan dibahas tentang model latihan terhadap kemampuan underwater dolphin kick

dengan mengangkat judul penelitian: “Analisis pengembangan model latihan

terhadap kemampuan underwater dolphin kick pada atlet renang Garuda Laut

Makassar”.

B. TINJAUAN TEORITIS
1. Kemampuan Underwater Dolphin Kick
Underwater dolphin kick adalah salah satu gerakan kaki lumba-lumba (dolphin

kick) yang dilakukan saat start dan pembalikan pada saat atlet berada didalam air

sampai atlet mengapung kembali kepermukaan air. Teknik underwater dolphin kick ini

merupakan salah satu diantara gerakan-gerakan kaki yang penting dalam berenang.

Gerakan kaki ini wajib dikuasai oleh atlet yang ingin menguasai gaya kupu-kupu.

Selain itu, teknik underwater dolphin kick memiliki mekanika gaya seperti pada

hukum newton III yaitu gaya aksi dan reaksi yang baik.

2. Daya Tahan Aerobik


Daya tahan aerobik adalah kapasitas seseorang untuk menahan kelelahan. Daya

tahan aerobik tidak hanya merupakan faktor yang sangat penting dalam kinerja

kompetitif untuk sebagian besar cabang olahraga, tetapi merupakan faktor yang

sangat menentukan untuk kinerja atlet di dalam latihan dan kapasitas umum.
7

3. Latihan Half-Squat Jump


Latihan half-squat jump merupakan bentuk latihan untuk peningkatan daya

tahan untuk tungkai, dimana latihan ini melatih otot-otot yang berkontraksi seperti

otot Hamstring, quadrisep pemoris, gastronemius, gluteus maksimus yang semuanya

sama dengan otot untuk gerakan dolphin kick. Oleh karena itu, jika seorang atlet

diberi latihan half-squat jump secara intensif dan kontinyu, maka diprediksikan akan

meningkatkan kemampuan underwater dolphin kick.

4. Latihan Stretching PNF

Peregangan atau stretching PNF adalah kelanjutan metode pasif. Metode ini

melibatkan peran golgi tendon organ. Setelah atlet melakukan peregangan dengan

metode pasif sampai terjadi rasa nyeri, dorongan dilanjutkan lebih jauh, tetapi atlet

yang bersangkutan harus melawan, dan atas perlawanan ini pendorong menambah

kekuatan dorongannya, yang juga harus dilawan lebih kuat oleh atlet yang

bersangkutan, dan seterusnya. Dengan perlawanan itu berarti otot atlet yang

bersangkutan melakukan kontraksi isometrik, yang semakin lama semakin kuat

sehingga besar ketegangannya otot juga semakin meningkat akibat adanya dorongan

dan perlawanan yang terus meningkat. Ketegangan otot yang terus meningkat ini pada

suatu saat akan menyebabkan terjadinya stress reflect. Pada saat terjadi stress reflect

ini maka pendorong kehilangan perlawanan dari atlet yang bersangkutan, sehingga ia

dapat mendorong lebih lanjut untuk memperluas gerakan persendian lebih lanjut,

artinya dapat lebih meningkatkan luas pergerakan persendian (kelentukannya). Akan

tetapi inilah justru momentum yang paling kritis, oleh karena bila kita terlalu
8

mendorong dapat menyebabkan terjadinya cedera atau rupture jaringan ikat sekitar

sendi. Oleh karena itu metode PNF hanya boleh dilakukan oleh orang yang benar-

benar memahami mekanisme fisiologinya, sehingga demi keamanan maka tidak boleh

dilakukan oleh sembarang orang, sebab bila terjadi over shoot (kebablasan) dalam

mendorong sehingga terjadi cedera, maka itu berarti kita kehilangan atlet yang sedang

dipersiapkan.

5. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu anggapan teoritis yang dapat dipertegas atau ditolak

secara empiris. Dapat juga dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sangat

sementara;

Ada pengaruh model latihan terhadap kemampuan underwater dolphin kick

pada atlet renang Garuda Laut Makassar.

C. METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen kuasi dan metode yang

digunakan adalah metode dengan teknik analisis uji-T biasa untuk analisis datanya.

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kolam renang FIK UNM Makassar.

2. Definisi Operasional Variabel


Kemampuan Underwater dolphin kick adalah kemampuan seorang atlet

menyelam dalam air gerakan meliuk-liuk (dolphin), dengan hasil tesnya berupa

satuan detik. Teknik underwater dolphin kick ini merupakan salah satu diantara
9

gerakan-gerakan kaki yang penting dalam berenang. Gerakan kaki ini wajib dikuasai

oleh atlet yang ingin menguasai gaya kupu-kupu (Butterflystroke). Selain itu, teknik

underwater dolphin kick memiliki mekanika gaya seperti pada hukum Newton III

yaitu gaya aksi dan reaksi yang baik.

3. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan suatu rancangan yang digunakan untuk

mempermudah proses penelitian. Secara sederhana rancangan penelitian dapat dilihat

pada gambar berikut:

O1 X O2

Gambar 3.1

Keterangan :

O1 = Tes awal Underwater Dolphin Kick


X = Perlakuan/Model latihan
O2 = Tes akhir Underwater Dolphin Kick

4. Populasi dan Sampel


Menurut Sugiyono (2009:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sedangkan menurut Arikunto (2002:108) populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Jadi berdasarkan pandangan tersebut maka populasi adalah keseluruhan

individu yang akan diteliti. Untuk itu maka yang menjadi populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh atlet renang Garuda Laut Makassar yang berjumlah 30 orang.
10

Dengan sampel 20 orang atlet renang putra Garuda Laut Makassar, menggunakan

teknik sampling jenuh.

5. Tekhnik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data empiris sebagai bahan

untuk menguji kebenaran hipotesis. Data yang dikumpulkan penelitian ini meliputi:

1. Tes Kemampuan Underwater Dolphin Kick

Tujuan - Mengukur kemampuan underwater dolphin kick

Fasilitas/alat - Kolam renang

- Stopwatch

- Alat tulis untuk mencatat hasil underwater dolphin kick

Pelaksanaan

- Teste berdiri di pinggir kolam, kemudian setelah aba-aba

telah di mulai maka teste masuk kedalam air dan berusaha

berenang dibawah air secepat mungkin pada jarak yang

telah ditentukan. Tanda lintasan ditempatkan di dasar

kolam sepanjang start sampai finish.

Penilaian

- Waktu tercepat yang bisa dilakukan oleh perenang

Hasil yang dicapai kemudian dipindahkan ke skala yang telah ditentukan.


11

D. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Data
a. Hasil Deskriptif Data

Tabel 4.1. Rangkuman Hasil Analisis Deskriptif pre test dan post test kemampuan
Underwater Dolphin Kick pada atlet renang Garuda Laut Makassar.

N Range Min Max Sum Mean SD

Pre-test 20 7,56 12,05 19,61 320,15 16,0075 2,10339


underwater
dolphin kick
Post-test 20 6,36 10,09 16,45 273,54 13,6770 1,92532
underwater
dolphin kick
Valid N 20
(listwise)
Berdasarkan Tabel 4.1 rangkuman hasil analisis deskriptif data terhadap

kemampuan underwater dolphin kick pada atlet renang Garuda Laut Makassar. Data

sebelum perlakuan atau pre test (test awal) dari 20 jumlah sampel diperoleh total nilai

mean sebesar 16,0075. Nilai standar deviasi yang diperoleh 2,10339. Untuk angka

range 7,56 diperoleh dari selisih data antara nilai minimum 12,05 dan maksimum

19,61.

Data underwater dolphin kick sesudah perlakuan atau post test (test akhir) dari

20 jumlah sampel diperoleh total nilai mean sebesar 13,6770. Nilai standar deviasi

yang diperoleh 1,92532. Untuk angka range 6,36 diperoleh dari selisih data antara

nilai minimum 10,09 dan maksimum 16,45. Dengan dasar tersebut terlihat

peningkatan dari hasil perlakuan yang diberikan, nilai rata-rata pre test atau tes awal

sebelum perlakuan satu bulan ke tes akhir atau post test underwater dolphin kick pada
12

atlet renang Garuda Laut Makassar dengan nilai mean tes awal 16,0075 meningkat

menjadi 13,6770.

b. Hasil Uji Normalitas Data


Suatu data penelitian yang akan dianalisis secara statistic harus memenuhi

syarat-syarat analisis. Untuk itu setelah data tes awal underwater dolphin kick pada

penelitian ini terkumpul, maka sebelum dilakukan analisis statistik untuk pengujian

hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan yaitu normalitas dengan uji

kolmogorov-smirnov test pada taraf signifikan 95%.

Dari hasil uji kolmogorov-smirnov test yang dilakukan, diperoleh hasil

sebagaimana yang terlampir. Data hasil pengujian normalitas pre test atau tes awal

dan post test atau tes akhir kemampuan underwater dolphin kick atlet renang Garuda

Laut Makassar. Dirangkum dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Underwater Dolphin Kick pada
atlet renang Garuda Laut Makassar.

N K-SZ Sign Ket.


Pre-test underwater 20 0,374 0,999 Normal
dolphin kick
Post-test underwater 20 0,543 0,939 Normal
dolphin kick
Berdasarkan tabel 4.2 tersebut yang merupakan hasil pengujian normalitas

data pada tiap-tiap variabel penelitian, dapat diuraikan sebagai berikut: Hasil

pengujian normalitas data pre-test terhadap kemampuan underwater dolphin kick

pada atlet renang Garuda Laut Makassar diperoleh nilai Smirnov (K-SZ) sebesar

0,374, dengan jumlah sampel 20 sedangkan tingkat signifikan sebesar 0,999 lebih
13

besar dari pada nilai α 0,05, hal ini menunjukkan bahwa data pre-test kemampuan

underwater dolphin kick pada atlet renang Garuda Laut Makassar berdistribusi

normal. Sedangkan hasil pengujian normalitas data post-test kemampuan underwater

dolphin kick pada atlet renang Garuda Laut Makassar diperoleh nilai Kolmogorov-

Smirnov (K-SZ) sebesar 0,543 dengan tingkat Signifikan 0,939 serta lebih besar dari

pada nilai α 0,05 atau pada taraf signifikan 95%. Dengan demikian data post-test

kemampuan underwater dolphin kick pada atlet renang Garuda Laut Makassar

berdistribusi normal.

c. Uji Analisis Data Secara Inferensial (Uji-t)


Hasil uji-t digunakan untuk menguji pengaruh perlakuan selama satu bulan

dengan latihan stretching PNF, latihan half squat jump, dan latihan daya tahan

aerobik terhadapa kemampuan underwater dolphin kick pada atlet renang Garuda

Laut Makassar berikut ini:

1. Hasil analisis data kemampuan underwater dolphin kick pada atlet renang
Garuda Laut Makassar.
Hasil data test awal sebelum perlakuan dan test akhir sesudah perlakuan

latihan stretching PNF, half squat jump, dan daya tahan aerobik terhadap

kemampuan underwater dolphin kick pada atlet renang Garuda Laut Makassar dapat

dilihat pada rangkuman tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3 Rangkuman hasil analisis uji-t pre-test dan post-test kemampuan
underwater dolphin kick pada atlet renang Garuda Laut Makassar
14

N Korelasi Signifikan

Pre-test underwater dolphin 20 0,931 0,000


kick & post-test underwater
dolphin kick
Berdasarkan tabel 4.3 rangkuman hasil uji-t pre-test (test awal) dan post-test

(test akhir) kemampuan underwater dolphin kick pada atlet renang Garuda Laut

Makassar, dapat diperoleh nilai korelasi sebesar 0,931 dengan tingkat signifikan

0,000 lebih kecil dari pada nilai α 0,05, berarti ada pengaruh yang signifikan

perlakuan yang diberikan selama satu bulan terhadap kemampuan underwater

dolphin kick pada atlet renang Garuda Laut Makassar. Untuk membuktikan

peningkatan dibuktikan dengan nilai rata-rata 16,0075: 13,6770 dengan hasil tersebut

menunjukkan peningkatan nilai rata-rata 1,09 setelah perlakuan dengan latihan

stretching PNF, half squat jump, dan daya tahan aerobik terhadap kemampuan

underwater dolphin kick pada atlet renang Garuda Laut Makassar.

Hasil analisis data telah dikemukakan bahwa hipotesis yang diajukan semuanya

diterima dan menunjukkan ada pengaruh. Dari hasil latihan stretching PNF, half

squat jump, dan daya tahan aerobik yang telah diberikan terhadap kemampuan

underwater dolphin kick pada atlet renang Garuda Laut Makassar. Penelitian ini

relevan dengan kerangka pikir yang telah dikembangkan berdasarkan teori-teori yang

mendukung penelitian. Untuk lebih jelasnya akan dibahas tentang hipotesis yang

telah dirumuskan sebelumnya.


15

A. Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil pengujian dari semua hipotesis yang telah dilakukan pada
bagian pengujian hipotesis, maka dapat dinyatakan bahwa :
1. Pengaruh model latihan terhadap kemampuan underwater dolphin kick
pada atlet renang Garuda Laut Makassar.

Ada pengaruh yang signifikan terhadap perlakuan yang telah diberikan model

latihan terhadap kemampuan underwater dolphin kick pada atlet renang Garuda Laut

Makassar berbeda. Sesuai hasil uji-t data pre-test nilai korelasi sebesar 0,931 dengan

tingkat signifikan 0,000 lebih kecil dari pada nilai α 0,05, berarti ada pengaruh yang

signifikan perlakuan yang diberikan selama satu bulan terhadap kemampuan

underwater dolphin kick pada atlet renang Garuda Laut Makassar. Untuk

membuktikan peningkatan dengan nilai rata-rata 16,0075: 13,6770 dengan hasil

tersebut menunjukkan peningkatan nilai rata-rata 1,09 setelah perlakuan dengan

model latihan terhadap kemampuan underwater dolphin kick pada atlet renang

Garuda Laut Makassar.


16

E. PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikaitkan dengan hipotesis

dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:

Terdapat pengaruh yang signifikan model latihan terhadap kemampuan

underwater dolphin kick pada atlet renang Garuda Laut Makassar.

2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan, maka

dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada pelatih, guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan agar proses

pembelajaran terutama dalam peningkatan dengan menggunakan latihan

stretching PNF, half squat jump dan latihan daya tahan aerobik untuk

meningkatkan kemampuan underwater dolphin kick pada atlet renang

Garuda Laut Makassar.

2. Kepada masyarakat renang untuk difasilitasi agar memberi kesempatan pada

atlet renang dalam melakukan latihan stretching PNF, half squat jump, dan

daya tahan aerobik sehingga dalam melakukan latihan tersebut dapat lebih

baik terlaksana.

3. Kepada peneliti selanjutnya untuk lebih memperbanyak variabel dan jumlah

populasi, sampel yang diinginkan.


17

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta:


Rineka Cipta.

Bob Anderson, dan Jean Anderson, 2008. Stretching dan Peregangan, Jakarta: PT.
Serambi Ilmu Semesta.

Don R. Kirkendall, Jonseph J. Gruber, dan Robert E. Johnson, 1980, Measurement


And Evalution For Physical Educators, Iowa: wm c. Brown.
Ernest W. Maglischo, 1982, A Comprehensive Guide To The Science Of Swimming,
California state university, chico.
Ernest W. Maglischo, 1993, Swimming Even Faster, California state university,
Bakersfield.
Giriwijoyo, Santosa. 2007 edisi 1.Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung.

. 2007 edisi 7.Ilmu Faal Olahraga. Bandung.


Hairy, Junusul. 2003. Daya Tahan Anaerobik. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga.
Depertemen Pendidikan Nasioanal.
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta:
Tambak Kusuma.
Halim, Nur Ichsan. 2011. Tes Pengukuran dan Penyusunan Alat Evaluasi dalam
Bidang Olahraga. Makassar: UNM.
Husadarta. 2011. Psikologi Olahraga. Bandung: Alfabeta.

Ralph J. Richards, 2004. Coaching Swimming An Introductory Manual, Australia


Swimming.
Rully Indrawan, dan Poppy Yaniawati, 2014, Metodologi penelitian. Refika Aditama.

Rum Bismar Ahmad dan Burhanuddin A. Abidin, 2007.Latihan Kondisi Fisik.


Makassar: FIK UNM.
Sajoto, M. 1995. Peningkatan Dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam
Olahraga. Dahara Prize

Scott Riewald dan Scott Rodeo, 2015.Science Of Swimming faster, Human Kinetics.

6
18

Sukadiyanto.2005. Pengantar Teori dan Meteodologi Melatih Fisik. Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:


Alfabeta

http://programfitnes.com/meningkatkan-kelenturan-tubuh-lewat-pnf-stretching/, di
akses pada 7 Februari 2017.
http://infopenjasorkes.blogspot.com/2016/03/latihan-kelentukan-peregangan-
statis.html, di akses pada 7 Februari 2017.
http://www.yourswimlog.com/develop-awesome-underwater-dolphin-kick/, di akses
pada 7 Februari 2017.
Widiastuti, D. 2011. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: PT. Bumi Timur Jaya.

Anda mungkin juga menyukai