Anda di halaman 1dari 15

BIOMEKANIKA OLAHRAGA

DISUSUN OLEH :

✔️MUHAMMAD ABDUL AZIZ TANJUNG (6192411004)

✔️LAMBOY PUTRA (6193111057)

✔️REHLITNA MAHARANI Br SEMBIRING (6192411012)

DOSEN PENGAMPU :

Dr. HARIADI, S.pd., M.kes.

JURUSAN : PJKR III B

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

T.A 2020/2021
Analisis Renang Gaya Bebas ( Craw )

Renang adalah merupakan salah satu jenis olahraga yang dilakukan di air, baik air
tawar maupun air asin/laut. Olahraga ini dapat dilakukan mulai dari kanak-kanak sampai
orang tua, baik oleh kaum pria maupun wanita. Olah raga ini sangat berguna sebagai alat
pendidikan, sebagai rekreasi yang sehat bagi keluarga dan prestasi,.
Renang gaya bebas merupakan gaya renang yang kedua yang diperlombakan setelah
renang gaya dada, kemudian gaya punggung dan baru gaya kupu-kupu. Dengan gerakan
renang gaya bebas yang sedemikian rupa mempengaruhi sistem pernapasan dan bisa juga
sebagai latihan untuk penyembuhan sehabis cidera.
Gaya bebas merupakan gaya yang cukup efektif. Yang dimaksudkan gaya bebas di
sini adalah gaya bebas dalam perlombaan renang, yang selalu dilakukan dengan gaya rimau.
Kemajuan yang banyak dalam renang gaya bebas akhir-akhir ini bukanya disebabkan karena
perenang-perenang sekarang lebih besar dan lebih kuat, tetapi mereka berenang sedemikian
rupa sehingga tahanan air menjadikecil.
Gerakan renang gaya bebas sangat penting untuk dianalisis agar dapat meminimalisir
kesalahan dalam suatu kejuaraan renang. Pentingnya kebenaran biomekanika gerak dalam
renang gaya bebas untuk mencapai teknik yang baik sebagai salah satu penentu prestasi.
keterampilan gerak renang gaya bebas pada fase dayungan lengan , fase ambil nafas , fase
gerakan kaki dan koordinasi gerakan lengan,kaki dan ambil nafas, ditinjau dengan
biomekanika yang benar merupakan rangkaian gerakan secara keseluruhan. Keterampilan
gerak renang gaya bebas atlet berprestasi dapat dianalisis berdasarkan kebenaran
biomekanika gerak karena untuk mencari kesesuaian dalam penerapan program latihan.
Sehingga atlet, khususnya pelatih atlet cabang olahraga renang gaya bebas dalam melakukan
gerak renang gaya bebas perlu didasarkan pada kebenaran biomekanika gerak, untuk
membantu mendapatkan waktu yangoptimal.

Kata kunci: Renang, Crawl ,Biomekanika


PENDAHULUAN
Renang gaya bebas merupakan nomor perlombaan yang paling populer dibanding tiga
gaya yang lain. Seiring berjalannya waktu gerakan renang gaya bebas terus mengalami
perubahan untuk mencapai prestasi maksimal. Gerakan renang gaya bebas sangat
membutuhkan posisi tubuh yang stream line . Analisis gerak renang gaya bebas inilah yang
akan menjadi modal utama seorang pelatih untuk dapat mengembangkan teknik atletnya
menuju gerakan gerakan yang benar dan cepat, sehingga akan memperoleh gambaran
mengenai program latihan yang tepat. Prestasi merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai
seorang atlet maupun pelatih. Gerakan renang gaya bebas yang dimulai dengan tahap start
meluncur dalam air ( under water ) gerakan kaki lengan dan koordinasi gerak . Cabang
olahraga nomor renang gaya bebas merupakan olahraga yang sulit untuk dilatihkan hal ini
banyak di sampaikan oleh berbagai atlet maupun pelatihrenang.

Untuk mendapatkan prestasi yang baik dan maksimal semua kondisi fisik, teknik dan
taktik tersebut minimal haruslah terpenuhi. Prestasi renang gaya bebas umumnya pada atlet
sedang menjadi perhatian karena ada seorang atlet pelatnas renang gaya bebasyang berasal
dari berbagai daerah yang baik dirasa juga masih kurang dalam penguasaan beomekanika dari
renang gaya bebas yang tepat. Prestasi atlet usia dini dan pelajar atau mahasiswa inilah yang
berpotensi menjadi generasi penerusnya dapat dilihat dari laporan hasil kejuaraan diberbagai
ivent maupun multiivent. Prestasi atlet-atlet pelajar dan mahasiswa renang gaya bebas lingkup
Jawa Tengah dirasa juga masih belum dapat bersaing untuk memperoleh medali di kejuaraan-
kejuaraan pelajar maupun mahasiswa di tingkat nasional, hal ini dapat terlihat berdasarkan
wawancara dengan pelatih maupun atlet-atlet renang gaya bebas . Masih belum baiknya
prestasi itu tentu saja ada banyak faktor penentunya. Salah satu faktor yang menarik menjadi
pusat perhatian adalah biomekanika, karena penentu akhir dari renang ini adalah kecepatan
dan teknik yang benar. Sehingga pelatih maupun ilmuwan tertarik untuk menganalisis
keterampilan gerak dari atlet renang gaya bebas. Apabila kita lihat di berbagai media banyak
sekali tuntutan dan kebutuhan akan prestasi atlet renang gaya bebas sering diabaikan oleh para
pelatih maupun manajerpelatih.

Pengertian renang gayabebas


Sebelum kita membicarakan teknik renang gaya bebas secara mendetail terlebih
dahulu kita harus mengerti apa arti istilah renang gaya bebas (freestyle) itu. Sesuai dengan
peraturan F.I.N.A (Federation Internationale de Natation Amateur) yang ada, yang dimaksud

dengan renang gaya bebas adalah renang dengan gaya yang sebebas-bebasnya. Tidak terikat di
dalam satu macam gaya. Tetapi pada umumnya orang melakukan gaya bebas itu dengan gaya
rimau telungkup atau gaya crawl. Dan renang gaya bebas yang akan kita bicarakan disini
adalah khusus renang gaya crawl. Teknik renang gaya crawl ini terdiri dari unsur-unsur seperti
di bawahini:

Posisibadan

Gerakankaki

Gerakanlengan

Pengambilannapas

Koordinasi

BIOMEKANIKA RENANG GAYA BEBAS


Posisi tubuh ideal untuk renang gaya bebas (gambar 14-6) akan membuat perenang
untuk memaksimalkan tenaga dorong yang diberikan dan meminimalisasi gaya hambat yang
dialami pada saat berenang.

Usaha untuk memenuhi persyaratan tersebut, perenang gaya bebas yang baik
mengambil posisi yang mudah (posisi rebah) dengan kepala relatif rendah dalam air (batas air
berada pada hairline/batas tumbuh rambut di kepala, atau diatasnya), pinggul/pangkal paha
sedikit berada lebih rendah daripada bahu, dan kaki rileks dan meregang ke belakang.

Tinggi tubuh relatif terhadap waterline (batas air), bergantung pada daya apung
perenang (seorang perenang dengan gaya berat spesifik yang baik akan berada lebih tinggi
daripada perenang yang memiliki gaya berat spesifik yang buruk) dan pada kecepatan dimana
perenang bergerak saat berada dalam air (semakin tinggi kecepatan semakin tinggi pula posisi
perenang pada saat berenang /relatif terhadap batas air). Walaupun posisi tubuh yang tinggi
dapat mengurangi gaya hambat, perenang memiliki kemampuan mengendalikan faktor-faktor
yang membuat posisi tubuh tinggi tersebut. Daya apung perenang telah ditentukan---kecuali
terjadi perubahan drastic dalam susunan/komposisi tubuh---dan kecepatan berenang harus
sudah lebih cepat daripada yang telah diatur. Satu hal yang dengan pasti tidak akan
menghasilkan posisi tubuh yang tinggi dan pengurangan gaya hambat dalam air adalah usaha
yang disengaja untuk mencapainya. Dimana gaya berat spesifik yang baik adalah bukan
merupakan penjelasan dari hal tersebut, karena posisi tubuh yang tinggi di dalam air adalah
hasil dari kecepatan perenang. Usaha untuk mendapatkan posisi “pada permukaan air” (on top
of the water) dengan mengangkat kepala atau dengan menekan secara vertical kebawah
dengan menggunakan lengan/tangan pada awal bagian dari gaya tersebut pasti akan lebih
mengimbangi dari keuntungan apapun yang secara normal berhubungan dengan posisi tinggi
(high position). Salah satu kaki akan cenderung jatuh (bergerak ke bawah) sewaktu kepala
muncul ke atas permukaan (dengan demikian akan meningkatkan luas penampang lintang
(cross sectional area) dan membentuk gaya penghambat yang dialami) atau tubuh, yang
terangkat oleh satu lengan kemudian dijatuhkan sebelum lengan berikutnya dapat
mengangkatnya lagi, akan mulai berosilasi/bergerak secara vertical (meningkatkan gaya
penghambat dan gelombangpenghambat).

Gerak kaki

Walaupun fungsi yang tepat dari gerak kaki---untuk meningkatkan dorongan dan/atau
mengurangi hambatan---telah dipecahkan dengan pasti, muncul adanya persetujuan yang
penting mengenai bentuk gerak kaki yang dapat menghasilkan hasil terbaik dalam latihan.
Sebagian besar perenang terkemuka menggunakan gerak (gerakan yang juga disebut flutter
kick/tendangan mengipas-ngipas) dimana kaki secara bergantian bergerak naik turun secara
vertikal, atau hampir vertikal, pertama mendorong ke atas dan ke belakang sampai kaki berada
di permukaan air dan kemudian turun dan ke belakang sampai mencapai satu siklus penuh.
Dengan lutut yang melebar dan pergelangan kaki meregang, gerak ke atas merupakan
pelebaran pangkal paha---gerak keatas yang penuh yang dilakukan dengan kaki yang lurus---
yang utama. Gerak ke bawah, sebaliknya, menggabungkan pelenturan pangkal paha, bersama
dengan pelenturan dan pelebaranlutut.

Beberapa studi/pengkajian telah diadakan dalam usaha untuk menyelesaikan/


memecahkan berbagai pertanyaan yang muncul mengenai gerak kaki yang optimum.Satu hal

dari yang paling awal dan mungkin yang paling luas adalahkajian oleh Cureton.64Diantara
banyak kesimpulan yang dicapai dalam studi ini adalah sebagai berikut:

Efek dorongan yang dihasilkan oleh flutter kick tidak berasal dari gerak dua kaki yang
bertindak seperti ”suatu irisan (wedge) bidang berbentuk V dari air” tetapi berasal dari
gerak yang sama halnya dengan gerakikan.
”Pernyataan konservatif yang mengatakan bahwa tendangan-keatas (up-kick) memang
berharga untuk dorongan daripada tendangan-kebawah (down-kick) walaupun bukti
memberikan indikasi bahwa hal ini lebihefektif.
Perenang dengan tendangan terbaik mendapatkan persentase tenaga kaki yang jauh lebih
besar dari pinggul (rata-rata 51 persen didapatkan untuk ”empat pelari cepat dari regu
universitas yang bermutu”) daripada perenang dengan tendangan relatif buruk. Satu
dari subyek Cureton dalam kategori yang berikut tercatat 20,5 persen, sedangkan tiga
yang lain tidak dapat berkembang sama sekali ketika mereka mengandalakan pada
gerak pinggul/pangkal paha. (gambar diperoleh dengan membandingkan waktu yang
tercatat ketika [1] lutut, [2] pergelangan kaki, [3] lutut-dan-pergelangan kaki
dihentikan secara bergiliran, dengan hal tersebut diperoleh ketika subyek
menggunakan flutter kicknormalnya.
Perenang ahli dengan tendangan yang lebih bagus memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi
pada pergelangan kaki daripada perenang rata-rata dengan tendangan yang lebih
rendah tingkatnya (lebih buruk). (Robertson65telah menemukan hubungan hubungan
yang signifikan antara flexibilitas pergelangan tangan dan gayadorong.)
Untuk mayoritas subyek, penampilan terbaik tercatat ketika lutut dapat menekuk sampai
kira-kira 15o.
Untuk hasil yang paling baik, seseorang harus menendang selebar tendangan yang
diperbolehkan oleh tenaga dan fisik yang dimiliki, sampai pada maksimum 24 in (61
cm). Sejumlah peneliti6667juga telah berusaha untuk menentukan lebar tendangan
optimum. Bagaimanapun karena kesimpulan mereka, seperti yang dilakukan oleh
Cureton, berdasarkan uji yang mana subyek uji tidak menggunakan lengan mereka,
sehingga mereka berenang lebih lambat daripada bila menggunakan teknik berenang
gaya bebas yang utuh (fullstroke),.
Lebar dan kecepatan tendangan sangat berhubungan, tendangan yang lebar pada umumnya
menyebabkan kecepatan yang lebih rendah dan begitu pulasebaliknya.
Efek yang dihasilkan oleh variasi lebar tendangan juga telah diteliti/dikaji oleh
Alley68yang menemukan bahwa tendangan normal (kira-kira 30 cm antara kaki pada pelebaran
kaki maksimum) lebih tinggi daripada tendangan pendek (kira-kira 15 cm antara kaki pada
pelebaran kaki maksimum) hampir pada semua uji yang diadakan. Ketika subjek uji berenang
dengan hanya menggunakan kakinya, dia menghasilkan gaya dorong yang lebih besar dengan
tendangan normal daripada dengan menggunakan tendangan pendek (short kick). Ketika dia
bergerak pada kecepatan yang lebih tinggi dari yang secara normal dapat ia capai dengan
kakinya saja, penggunaan tendangan normal (normal kick) menghasilkan pengurangan tarikan
yang dihasilkan oleh kaki daripada dalam penggunaan tendangan pendek. Akhirnya, ketika dia
berenang dengan menggunakan lengan dan kaki, kombinasi gerak lengan dengan tendangan
normal akan selalu menghasilkan gaya dorong yang lebih besar daripada kombinasi dengan
tendanganpendek.

Gerak tangan/lengan

Untuk kepentingan analisis gerak tangan/lengan pada umumnya terbagi menjadi 2


bagian:

Fase tarikan (pull phase) yang dimulai pada saat tangan memasuki air dan berakhir pada
saat meninggalkanair.
Fase pemulihan (recovery phase) pada saat tangan bergerak kedepan diatas air dalam
persiapan untuk fase tarikanselanjutnya.
Pull Phase

Pull phase memiliki 3 bagian yang dapat diamati dengan jelas (gambar14-7):

Tekanan awal (atau downsweep/ayunan bawah) pada saat gerak tangan secara dominan
mengarah kebawah dan kedepan. Pada bagian ini dari pull phase, gayaresultan yang
diberikan oleh air pada tangan adalah mengarak keatas dan ke depan (gambar 14-8)
komponen daya angkatnya mendorong perenang ke arah depan atau mendekati arah
depan (near-forwarddirection).
Kayuhan masuk (ke dalam) atau insweep (ayunan kedalam) pada saat gerak tangan secara
dominan mengarah ke tengah (menuju garis tengah/midline tubuh) dan ke belakang.
Pada bagian ini, gaya resultan pada tangan mengarah ke depan atau mendekati arah
depan (near-forward direction) (gambar 14-8) dan komponengaya
tarikan dan dorongan dari gaya resultan memberikan kontribusi yang besar untuk
dorongan kedepan (forward propulsion) yang dialami oleh perenang.
Kayuhan keluar (atau upsweep) pada saat gerak tangan secara dominan mengarah ke
samping (menjauhi garis tengah tubuh), ke belakang, dan keatas. Pada bagian ini, gaya
resultan pada tangan mengarah ke depan, bawah dan seringnya ke arah tengah (gambar
14-8). Komponen daya angkat dan gaya dorong memberikan kontribusi yang besar
pada dorongan ke depan pada fase ini, tetapi pada umumnya kontribusi yang diberikan
oleh daya angkat lebihmendominasi.
Dorongan yang didapatkan oleh perenang dari gerakan tangan didalam air bergantung
pada pola yang diikuti oleh tangan itu sendiri, orientasi tangan pada aliran (sudut serangan
atau pola gerak tangan), dan kecepatan tangan.
Arah edar tangan (Hand Path). Perenang kelas dunia, mempunyai perbedaan dalam
72
penekanan tiap bagian dalam pull phase. Dalam hal ini, Schleihauf mengidentifikasi tiga
teknik yang berbeda. Pertama, yang disebutnya dengan teknik klasik, yaitu ditunjukkan dalam
arah edar tangan (hands path) dan vektor gaya yang ditunjukkan padagambar.

Teknik kedua melibatkan tekanan awal yang dalam, ”gerak kayuhan diagonal” yang
terbatas dan sebuah penekanan pada ”gerak sapuan/ayunan ke atas dan ke belakang pada akhir
teknik.” dalam teknik ini, pelenturan siku dari kayuhan kedalam dan pelenturan siku dari
kayuhan keluar tidak ditekankan--mungkin karena perenang kekaurangan tenaga terkait
dengan kumpulan otot yang berhubungan. Sebagai pengganti, penekanan ditempatkan pada
pelebaran bahu dan juga pada otot latissimus dorsi yang sangat bertanggung jawab untuk
membuat gerakan ini. Frekuensi gaya (stroke) yang relatif tinggi secara normal berhubungan
dengan penggunaan teknik ini---mungkin karena panjang hand path dan jarak dari gerak
tulang sendi (joint) yang terlibat lebih sedikit daripada teknik yanglain.
Teknik yang ketiga melibatkan sebuah tekanan awal dan gerakan penutup yang sama
dengan yang ada pada teknik klasik. Bagian tengah dari tarikan (pull phase) berbeda,
bagaimanapun, bahwa transisi dari kayuhan kedalam ke kayuhan keluar adalah

lebih gradual daripada dalam teknik klasik. Gerakan mendorong kebelakang dari tangan pada
saat transisi dari kayuhan kedalam ke kayuhan keluar adalah yang membedakan teknik ini dari
kedua teknik yang lain. Pandangan dari arah samping dari pola tersebut yang dilakukan oleh
tangan kanan dalam masing-masing ketiga teknik ini ditunjukkan untuk dibandingkan dalam
Pada dasar penemuan/kajiannya yang mengenai perbedaan teknik yang digunakan
oleh perenang kelas utama, Scheihauf menyimpulkan bahwa: ....teknik yang efektif dalam
gaya bebas dapat dihasilkan untuk suatu gaya renang yang sangat luas. Perenang yang
menunjukkan manipulasi tangan yang terampil (skillful) dalam gerakan kayuhan dapat
dipandu/dituntun menuju gaya klasik. Yang lain, yang menunjukkan kecenderungan kepada
pergantian/pembalikan (turnover) dengan kecepatan tinggi dan tekanan yang dalam dapat
dipilih untuk mengembangkan kualitas dari teknik yang kedua. Yang terakhir, perenang yang
terbiasa dalamgerak mendorong langsung (direct pushing motions) dapat melakukan teknik
yang ketiga.73

Walaupun gerak medio-lateral yang sekarang menjadi sebuah ciri utama yang diterima
dari hand path perenang dengan kemampuan gaya bebas (skilled freestyle swimmer), instruksi
pada cara untuk mencapai gerak tersebut adalah absen dari sebagian besar catatan yang
dipublikasikan dari teknik gaya bebas. Tangan dapat digerakkan ke arah garis tengah (midline)
tubuh dan kemudian menjauhi garis tengah (midline) tubuh.

Dengan adduction dan abduction dari persendian bahu (dipasangkan, mungkin, dengan
beberapa pelenturan dan pelebaran pada siku)---yaitu, dengan gerak mediolateral dari
tangan/lengan (dan mungkin lengan bagian bawah) relative terhadap tubuh.
Dengan menarik tangan lurus kebelakang, ketika menggulingkan tubuh terhadap sumbu
longitudinalnya;dan
Dengan beberapa kombinasi dari duadiatas.
Kajian simulasi komputer yang diadakan oleh Hay, Liu dan Andrews 74menunjukkan
bahwa mekanisme ketiga tersebut yang sebagian besar pada umumnya digunakan pada renang
elit. Analisis selanjutnya dari 10 perenang mahasiswa oleh Liu75berkesimpulan bahwa gerak
medio-lateral yang jelas pada hand path dari subyek ujinya seharusnya mendekati gulungan
tubuh (body roll) dan pada gerak medio-lateral dari kaki dan lengan relatif terhadap tubuh.
Bagaimanapun, karena jumlah roll (gulungan) lebih besar daripada yang diperlukan untuk
membawa tangan melewati tubuh, gerak relatif yang diamati pada bahu adalah merupakan
kebalikan dari apa yang mungkindiharapkan.

Sudut serangan (angle of attack). Dari yang manapun dari ketiga teknik pada gambar yang
digunakan, dorongan yang perenang dapatkan dari tangan bergantung pada pengukuran sudut
serangan (angle of attack) tangan--yaitu, pada sudut antara bidang tangan dan arah dimana air
bergerak relatif terhadap tangan.

Pada saat tekanan awal, pegelangan tangan harus dilenturkan sebagian untuk
meletakkan tangan pada suatu sudut tertentu yang akan menyebabkan komponen daya angkat
dari gaya resultan yang berada diatasnya mengarah ke depan. Komponen daya angkat
memberikan fungsi dorong yang sangat berguna. Jika tangan berada dalam satu garis dengan
forearm (lengan bagian bawah) pada saat menekan, komponen daya angkat dari gaya resultan
pada tangan---dan dorongan ke depan dihasilkan---akan kecil.

Pada saat kayuhan kedalam tangan bergerak melewati air dengan ibu jari lebih dahulu
(memimpin); pada saat transisi dari kayuhan kedalam ke kayuhan keluar, tangan diputar
terhadap sumbu panjangnya (long axis); kemudian, pada saat bagian awal dari kayuhan keluar,
tangan bergerak melewati air dengan jari kelingking keluar lebih dahulu. Dalam latihan dari
rangkaian gerakan ini, tugas perenang adalah memaksimalkan gaya yang bekerja

pada tangan dalam arah berenang. Hal ini melibatkan pengatuaran yang kontinyu di
dalam orientasi/pola tangan---suatu pengaturan yang dihasilkan oleh supinating dan pronating
lengan bagian bawah.

Bagian akhir dari kayuhan ke luar terdiri dari gerakan ayunan keatas dan kebelakang.
Pada awal gerakan ayunan ini, tangan bergerak ke atas dan ke belakang, dan gaya tarik dan
gaya dorong memberikan kontribusi yang besar bagi dorongan perenang ke arah depan.
Selanjutnya, ketika tangan bergerak terutama ke arah atas, gaya tarik berperan ke arah bawah,
atau mendekati arah bawah (near-downward) dan hanya gaya angkat yang mempunyai
kontribusi yang jelas dalam memberikan dorongan kepada perenang ke arah depan. Besar gaya
angkat yang dihasilkan pada saat ini bergantung, sekali lagi, pada sudut serangan. Jika tangan
terletak segaris dengan lengan bagian bawah (forearm) sudut serangan akan besar dan
komponen daya angkat dari gaya resultan yang bekerja pada tangan akan menjadi relatif kecil.
Jika pergelangan tangan melebar, bagaimanapun, suatu sudut serangan yang dengan sangat
baik menghasilkan daya angkat dapat diperoleh. Untuk alasan inilah, perenang berkemampuan
tinggi melebarkan pergelangan tangan, atau membiarkan tekanan air melebarkan pergelangan
tangannya selama gerak sapuan akhir dari kayuhankeluar.

Kecepatan tangan. Gaya yang diberikan pada tubuh yang bergerak melalui suatu cairan
adalah proporsional terhadap kuadrat kecepatan tubuh tersebut. (p.185). Daya dorong dan gaya
tarik yang diberikan pada tangan perenang sangat dipengaruhi oleh kecepatan---yaitu,
besarnya kelajuan---dimana tangan digerakkan dalam air.

Seperti perkiraan seseorang, kecepatan tangan yang tercatat untuk perenang yang baik
berubah terus menerus selama tarikan (pull phase).7677Walaupun pola kecepatan tangan-
versus-waktu juga bervariasi dari berbagai perenang, terdapat satu ciri tetap dari pola yang
ditunjukkan oleh perenang yang baik--kecepatan tangan maksimum dicapai ketika gerakan
ayunan berakhir. Gerak ayunan akhir ini dikenal sebagai ”critical range of motion”78

Maglischo dan koleganya80memperkirakan gaya dorong yang dihasilkan oleh tangan


dari perenang gaya bebas jarak jauh pada tim olimpiade US tahun 1984. untuk tujuan ini
mereka membagi pull phase dari gaya bebas menjadi empat bagian---ayunan ke bawah dan
ayunan kedalam (seperti yang telah digambarkan pada awal pembahasan), dan ayunan keluar
dan ayunan ke atas (ayunan ke atas yang digambarkan pada awal pembahasan dibagi menjadi
dua bagian yaitu gerak tangan mengarah keluar dan gerak tangan mengarah yang ke atas).
Mereka menemukan bahwa masing-masing dari kelima subyek dari studi/penelitian dapat
menghasilkan gaya dorong yang besar saat satu atau dua bagian dari tarikan (fase tarikan); dan
bahwa mereka yang memperoleh dorongan mereka ketika tangan mereka bergerak terutama
pada arah vertical tidak begitu efektif ketika mereka mengayunkan tangan mereka dalam arah
medial atau lateral (medial=tengah, lateral=samping). Kebalikan dari hal tersebut juga benar.
Seseorang (subyek uji) yang memperoleh sebagian besar dorongan mereka ketika tangan
mereka bergerak dalam dalam arah medial atau lateral jauh lebih tidak efektif ketika mereka
mengayunkan tangan mereka secaravertikal.

recovery phase (Fase Pemulihan)


Pada penyelesaian tarikan, perenang mengangkat tangan dari air dan bersiap untuk
mengayunkan ke depan untuk memasuki dan memulai pull phase selanjutnya. Gerakan tarikan
yang dilakukan oleh tangan dari air dipengaruhi oleh gerak angkatan yang tinggi oleh lengan
(siku bagian atas), dikoordinasikan dengan bergulungnya tubuh (rolling of the trunk), yang
mana mengangkat bahu dan memberikan kontribusi dalam gerak mengangkat dari lengan.
Ketika tangan tidak berada dalam air, lengan berayun ke depan dengan memutar bahudan
melenturkan siku. Untuk meminimkan reaksi angular samping jika kaki menuju gerak
pemulihan dari tangan, tangan/lengan dibawa ke depan dlam bidang mendekati vertikal sejauh
posisi tubuh perenang dapatmemungkinkan/membolehkan.

Bernapas

Disamping menjadi kepentingan yang sangat jelas secara psikologi, cara di mana perenang
bernapas adalah beberapa konsekuensi dari sisi biomekanik. Kalau perenang menggabungkan
gerakan pernapasan (pengambilan napas) kedalam rangkaian gaya maka akan tidak ada
gangguan dengan kemampuan untuk menghasilkan daya dorong maupun hambatan (daya
hambat), tetapi gerakan perenang akan terpengaruh. Untuk memastikan bahwa hal tersebut
(gangguan) tidak terjadi, ataupun jika itu terjadi maka untuk meminimalisasinya, perenang
yang bagus biasanya mencoba untuk mengambil napas sesedikit mungkin sesuai dengan
kebutuhan fisik mereka dan agar perubahan posisi tubuh mereka terjadi sesedikit mungkin.
Sehingga ketika napas dibutuhkan, perenang memutar kepalanya terhadap sumbu putarnya
sampai mulut tidak terkena air sama sekali (tepat diatas permukaan air). Kemudian perenang
menghirup udara dan memutar kembali kepalanya ke posisi awal.

Kesimpulan
aspek biomekanika merupakan rangkaian analisis gerak dari segi biomekanika pada subjek
penelitian menghasilkan perenang gaya bebas yang baik mengambil posisi yang mudah
(posisi rebah) dengan kepala relatif rendah dalam air (batas air berada pada hairline/batas
tumbuh rambut di kepala, atau diatasnya), pinggul/pangkal paha sedikit berada lebih rendah
daripada bahu, dan kaki rileks dan meregang ke belakang. Perenang dengan tendangan terbaik
mendapatkan persentase tenaga kaki yang jauh lebih besar dari pinggul (rata-rata 51 persen
didapatkan untuk ”empat pelari cepat dari regu universitas yang bermutu”) daripada perenang
dengan tendangan relatif buruk. Satu dari subyek Cureton dalam kategori yang berikut tercatat
20,5 persen, sedangkan tiga yang lain tidak dapat berkembang sama sekali ketika mereka
mengandalkan pada gerak pinggul/pangkal paha. Sebagian besar dorongan tangan mereka
bergerak kedalam arah medial atau lateral jauh lebih tidak efektif ketika mereka mengayunkan
tangan mereka secara vertikal. Untuk meminimkan reaksi angular samping jika kaki menuju
gerak pemulihan dari tangan, tangan/lengan dibawa ke depan dlam bidang mendekati vertikal
sejauh posisi tubuh perenang dapat memungkinkan/membolehkan. perenang yang bagus
biasanya mencoba untuk mengambil napas sesedikit mungkin sesuai dengan kebutuhan fisik
mereka dan agar perubahan posisi tubuh mereka terjadi sesedikit mungkin. Sehingga ketika
napas dibutuhkan, perenang memutar kepalanya terhadap sumbu putarnya sampai mulut tidak
terkena air sama sekali (tepat diatas permukaan air). Kemudian perenang menghirup udara dan
memutar kembali kepalanya ke posisiawal.

DAFTAR PUSTAKA
Bompa, Tudor dan Haff, Gregory. 2009. Periodezation: Theory and Methodology of

Training. Kendall: Hunt Publishing Company

A. Hamidsyah Noer. 1996. Kepelatihan Dasar. Pusat Penelitian. Universitas Terbuka.

Andi Suhendro. 2000. Dasar-dasar Kepelatihan. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas


Terbuka.

Arma Abdoellah. 1981. Olahraga Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Sastra Husada.

Soekarno. 1984. Renang Dasar. Yogyakarta : IKIP

Y. Soemanto. 1996. Teori dan Praktek Renang I dan II. Surakarta: POK-FKIP UTP.

Anda mungkin juga menyukai