Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Renang merupakan salah satu olahraga yang banyak digemari oleh


masyarakat di Indonesia. Olahraga ini dapat menyehatkan badan sehubungan
dengan gerak tubuh yang kompleks, juga adanya pengaturan nafas yang sangat
teratur. Cabang olahraga yang beraktivitas di air ini sebenarnya telah ada
semenjak jaman dahulu. Hal ini disampaikan oleh Rob Orr dan Tyler (2000:9)
sebagai berikut;

Humans have swimming since the early era. Thousands of years ago, the
works of ancient Egyptian art, Assyrian nation, the Greeks and Romans had
described the men and women are swimming in the water. Styles that they
use very familiar. But the first book about the new swimming appeared
about 400 years ago in Germany.
Maksud dari kutipan tersebut adalah manusia telah berenang semenjak
awal jaman. Beribu-ribu yang silam, karya-karya seni bangsa Mesir, bangsa
Afrika, bangsa Yunani dan bangsa Romawi telah melukiskan laki-laki dan
perempuan sedang berenang di air. Gaya-gaya yang mereka pergunakan sangat
dikenal. Tetapi buku pertama tentang berenang baru muncul sekitar 400 tahun
yang lampau di Jerman. Mungkin dari ketertarikan manusia dengan air yang
menjadikan aktivitas renang sebagai sesuatu yang menyenangkan. Berkaitan
dengan hal ini Thomas (2001:1) menjelaskan berikut:

Humans, ehether woman or men, compelled to enter into the water by an


unexplained force. The kids are always looking to play the rain puddles.
Racing sailors to the sea. Travelers come to the beach to enjoy the sights
and sound of waves.

Maksud dari pernyataan di atas adalah manusia, baik perempuan ataupun


laki-laki, terdorong untuk masuk ke dalam air oleh suatu kekuatan yang tak dapat
dijelaskan. Anak-anak selalu mencari genangan air hujan untuk bermain. Pelaut

Ria Dilah Farlianti, 2014


Hubungan Antara Frekuensi Kayuhan Lengan Dengan Kecepatan Renang 50 Meter Gaya
Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2

berlomba-lomba ke laut. Pelancong mendatangi pantai untuk menikmati


pamandangan dan deburan ombak.

Umumnya orang menyenangi olahraga renang karena lebih bersifat


rekreasi, kenyamanan bersama air , edukasi, rehabilitasi, penyelamatan diri dan
pergerakan yang lebih baik bebas. Seseorang yang sedang berenang merasakan
kebebasan tersendiri yang ada dalam dirinya, saat berenang semua beban pikiran
yang ada akan hilang. Orang tua, anak muda dan anak-anak senantiasa berharap
bisa melakukan olahraga ini, sehubungan dengan banyakanya tempat-tempat
rekreasi yang dilengkapi dengan kolam renang, seperti di hotel dan daerah pantai.

Haller (Pionir Jaya Bandung, 1982:8) “Renang bukan saja merupakan


olahraga, tetapi juga merupakan sarana mengisi waktu luang”. Anda dapat
berenang demi kesenangan sendiri, tetapi anda juga dapat berlatih untuk berenang.
Semakin lama semakin cepat sampai akhirnya dapat ikut serta di perlombaan
dengan memenangkan pertandingan nasional ataupun internasional.

Tetapi betapa akan beresiko tinggi ketika ada seseorang yang mencoba
berenang tanpa mempunyai keahlian, untuk itu jangan coba-coba berenang di
manapun juga tanpa dibekali keterampilan berenang. Bagi anak-anak bisa
berenang sangat dianjurkan, sehubungan dengan keselamatan mereka saat
berenang dan pertumbuhan badannya secara maksimal. Bagi para orang tua,
renang merupakan olahraga terapi dan pergerakan dalam berenang tidak beresiko
cedera.

Dalam dunia prestasi, renang juga olahraga favorit, meskipun sulit untuk
mendapatkan mendali dibalik unsur kebanggaan. Para orang tua tidak sedikit
untuk mengeluh biaya, baik dalam masa pembinaan maupun keikut sertaan
anaknya dalam event kejuaraan. Seperti misalnya biaya penginapan, makan,
pendaftaran dan transfortasi yang umumnya harus di tanggung secara pribadi.
Namun demikian keadaan ini cenderung tidak meredamkan api semangat dari
para orang tua, pelatih dan perenang itu sendiri. Dalam pencapaian prestasi
olahraga renang, seorang perenang harus mempunyai kemampuan berenang untuk

Ria Dilah Farlianti, 2014


Hubungan Antara Frekuensi Kayuhan Lengan Dengan Kecepatan Renang 50 Meter Gaya
Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3

mencapai suatu jarak yang telah ditentukan dengan waktu tempuh yang sesingkat-
singkatnya. Dengan kata lain perenang dituntut untuk memiliki kecepatan untuk
menempuh jarak tersebut. Perenang yang menjadi juara dalam suatu pertandigan
adalah perenang yang memiliki kecepatan dengan waktu tempuh yang paling
singkat.

Haller (Pionir Jaya Bandung, 1982:10). Dalam olahraga renang terdapat


empat gaya yang sering diperlombakan, baik dalam tingkat regional, nasional
maupun dalam tingkat internasional. Keempat gaya renang tersebut dibagi dalam
4 gaya renang, yaitu:

1. Gaya kupu-kupu (Butterfly)


2. Gaya punggung (Back Crawl Stroke)
3. Gaya dada (Breast Stroke)
4. Gaya bebas (Crawl)
Dalam penelitian ini akan dikaji lebih jauh lagi mengenai renang gaya
kupu-kupu. Renang gaya kupu-kupu merupakan salah satu gaya renang yang
diperlombakan dari empat gaya yang ada. Dalam hal ini, gerakan gaya kupu-kupu
terdiri dari satu kali kayuhan lengan dan dua kali lecutan tungkai. Gerakan yang
dilakukan oleh perenang dalam satu kali kayuhan (pull, push, recovery and entry).
Pergerakan dalam semua gaya renang terdiri dari gerakan lengan dan gerakan
tungkai dengan disertai gerakan bernafas.

Gerakan gaya kupu-kupu sering dikatakan gerakan yang sulit, sehubungan


dengan sikap pergerakan lengan yang sama-sama kedepan, dan lecutan tungkai
yang bersamaan menekan kedalam air. Meskipun demikian, gaya kupu-kupu
menjadi gaya favorit, sehubungan dengan pergerakannya yang indah dan bagi
para perenang merupakan kebanggan apabila bisa berprestasi dalam gaya kupu-
kupu.

Dalam pertandingan renang 50 meter ada berbagai cara perenang


melakukan gerakan gaya kupu-kupu, misalnya: ada yang cukup jauh tanpa
mengambil nafas, ada yang setiap tiga kayuhan baru mengambil nafas, ada yang
selalu mengambil nafas saat kayuhan, berbagai variasi pengambilan nafas ini

Ria Dilah Farlianti, 2014


Hubungan Antara Frekuensi Kayuhan Lengan Dengan Kecepatan Renang 50 Meter Gaya
Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4

cenderung akan berpengaruh terhadap kecepatan waktu tempuh. Persoalannya


adalah pada saat mengambil nafas perenang harus mengangkat kepala dan juga
sedikit bahu keatas yang akan menambah beban berbeda dibandingkan tanpa
mengambil nafas, tetapi tidak mengambil nafas juga merupakan persoalan yang
melelahkan, sehubungan dengan kebutuhan oksigen yang dibutuhkan oleh
perenang terbatas.

Cabang olahraga renang merupakan olahraga individu yang dituntut untuk


memiliki kemampuan dari aspek fisik, teknik, taktik dan mental. Tentang hal
tersebut Harsono (1988:100), mengatakan bahwa: “untuk membantu atlet
meningkatkan keterampilan dari prestasinya semaksimal mungkin, ada empat
aspek yang perlu diperhatikan dan dilatih secara maksimal oleh atlet, yaitu latihan
fisik, teknik, taktik, dan latihan mental.” Oleh karena itu, untuk mencapai prestasi
yang maksimal setiap cabang olahraga harus memperhatikan beberapa aspek
latihan, salah satunya adalah penguasaan teknik dasar yang sempurna. Oleh
karena itu, penguasaan teknik dasar mutlak diperlukan agar prestasi dapat
ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Harsono (1988:100),
sebagai berikut:

Kesempurnaan teknik-teknik dasar dari setiap pergerakan adalah penting,


oleh karena itu akan menentukan gerak keseluruhan. Gerak-gerak dasar
setiap bentuk yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga haruslah dilatih
dan dikuasai secara sempurna.

Aspek penting yang perlu diperhatikan dalam olahraga renang adalah


membangkitkan tenaga dorong agar perenang dapat bergerak maju secara efisien.
Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Hidayat (1999:144): “ Usaha meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pada teknik renang, yaitu dengan jalan menghasilkan gaya
propulsive (propulsive force) yang sebesar-besarnya dan mengurangi gaya
resistan (retardation) menjadi seminimal mungkin.”

Mengenai perkembangan teknik berenang Hidayat (1999:144),


menjelaskan bahwa: “Dalam teknik berenang terdapat antara lain: gaya apung,

Ria Dilah Farlianti, 2014


Hubungan Antara Frekuensi Kayuhan Lengan Dengan Kecepatan Renang 50 Meter Gaya
Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5

titik gaya apung dan titik gaya berat, keseimbangan, gaya dorong (propulsive
force), daya angkat (lift) dan hambatan atau resistance (drag force).” Sedangkan
Counsilman (1968:2) menjelaskan untuk memperoleh kecepatan dalam berenang
sebagai berikut:

At any given a swimmer’s forward speed is the result of two forces. One
force is tending to hold him back. This is the resisten (or drag), caused by
the water he has to pushout of this way or pull along with him. The force
which pushes him forward is called propulsion, and is created by his arm
and legs.

Maksud kutipan diatas adalah, laju kecepatan renang merupakan hasil dua
kekuatan. Satu kekuatan yang menahannya, dinamakan resistance (drag),
disebabkan oleh perpindahan air selama melakukan tarikan saat berenang.
Kekuatan yang mendorongnya maju dinamakan propulsion (dorongan), dan hal
ini dihasilkan dari teknik gerakan lengan dan tungkai perenang.

Dalam pergerakan tersebut, ada perenang yang lebih lama mengayuh dan
menghasilkan frekuensi kayuhan lebih sedikit tetapi kemungkinan berenangnya
lebih laju, ada juga perenang yang mengayuh lebih cepat yang bisa menghasilkan
frekuensi kayuhan lebih banyak tetapi kemungkinan berenangnya tidak lebih laju
dari frekuensi kayuhan yang sedikit.

Frekuensi gaya yang dicapai oleh seorang perenang bergantung pada


waktu yang dihabiskan dalam melakukan setiap gaya dari dua gaya lengan yang
sangat dikenal menekan dan mengangkat di udara, tahap pengangkatan lengan di
udara cenderung lebih pendek dari pada tahap menekan, karena penurunan daya
tahan yang dijumpai ketika lengan bergerak menuju udara dari pada air.

Berdasarkan hal di atas perlu dilakukan penelitian mengenai ada tidaknya


hubungan antara frekuensi lengan dengan kecepatan renang 50 meter gaya kupu-
kupu, agar hasil penelitian bisa dijadikan sebagai informasi ilmiah yang
diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengembangan prestasi atlet.
Penulis menuangkan sebuah ide penelitian tersebut kedalam sebuah
penelitian yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI KAYUHAN

Ria Dilah Farlianti, 2014


Hubungan Antara Frekuensi Kayuhan Lengan Dengan Kecepatan Renang 50 Meter Gaya
Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6

LENGAN DENGAN KECEPATAN RENANG 50 METER GAYA KUPU-


KUPU”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan


sebelumnya, maka penulis mencoba mengemukakan suatu permasalahan yang
menjadi dasar penelitian ini, yaitu :

Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi kayuhan


lengan dengan kecepatan renang 50 meter gaya kupu-kupu?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi


secra teoritis berdasarkan kondisi aplikasi di lapangan sehingga diketahui makna
dan manfaat dari pola latihan teknik yang baik dalam mendukung performa atlet.
Sementara penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal
untuk kegiatan selanjutnya. Adapun tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut :

Untuk mengetahui hubungan frekuensi kayuhan lengan dengan kecepatan


renang 50 meter gaya kupu-kupu.

D. Manfaat Penelitian

Apabila penelitian ini telah selesai dan terbukti signifikan yang diharapkan
dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kegunaan yang bisa
digeneralisasikan. Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis:
a. Dapat dijadikan sumbangan bagi pengetahuan olahraga mengenai
pentingnya pelatihan teknik yang baik.

Ria Dilah Farlianti, 2014


Hubungan Antara Frekuensi Kayuhan Lengan Dengan Kecepatan Renang 50 Meter Gaya
Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7

b. Memberikan bahan informasi bagi para pelatih dan pembina olahraga


dalam menjalankan tugasnya untuk memperhatikan prinsip-prinsip dan
aspek-aspek latihan dalam menyusun program latihan, serta untuk
pengembangan olahraga, khususnya dalam olahraga renang.
2. Secara Praktik
a. Dapat memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan kualitas dan
pruduktivitas sumber daya manusia terutama para pelatih dan pembina
olahraga dalam mencari bibit-bibit atlet renang yang dipandang
mempunyai hubungan erat sekali dengan pencapaian prestasi dalam
aplikasinya di lapangan.
b. Dapat dijadikan pedoman/ acuan bagi para pelatih atau pembina dan pihak
yang berkompeten terhadap pembinaan atlet.

E. Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis membatasi penelitian agar teratur, terarah dan
tidak terlalu luas pelaksanaanya. Maka, ruang lingkup dalam penelitian ini
dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Yang menjadi dimensi penelitian guna membatasi penelitian ini adalah fokus
pada frekuensi kayuhan lengan dalam renang gaya kupu-kupu terhadap
kecepatan 50 meter.
2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah frekuensi kayuhan lengan gaya
kupu-kupu.
3. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kecepatan.
4. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet renang dalam pertandingan renang
KU (kelompok umur) 1/senior Putra, dan sampel dalam peneitian ini
menggunakan total sampel.

Ria Dilah Farlianti, 2014


Hubungan Antara Frekuensi Kayuhan Lengan Dengan Kecepatan Renang 50 Meter Gaya
Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8

F. Batasan Istilah

Pada dasarnya untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dalam suatu
masalah, maka perlu adanya ruang lingkup penelitian ini seperti yang
dikemukakan oleh Nasution (1982:7) bahwa “Analisis suatu masalah dapat juga
membatasi ruang lingkup masalah, hal ini dilakukan khususnya dalam batas-batas
masalah agar penelitian ini terperinci”.

Untuk menghindari kemungkinan salah penafsiran terhadap istilah dalam


penelitian ini maka penulis membatasi beberapa istilah sebagi berikut:

1. Frekuensi gaya (frekuensi kayuhan lengan) adalah kemampuan seorang


perenang bergantung pada waktu yang dihabiskan dalam melakukan setiap
gaya dari dua gaya lengan yang sangat dikenal, menekan dan mengangkat di
udara (James G. Hay, 1997:355).
2. Tarikan lengan. Pengertian tarikan lengan dalam penelitian ini adalah gerakan
lengan saat melakukan renang gaya kupu-kupu. David G. Thomas (2007:99)
yang diterjemahkan Alfons Palangkaraya menjelaskan sebagai berikut:

“Gerakan lengan yang simetris dimulai dari posisi mengapung tertelungkup,


tangan terjulur kedepan. Lenturkan pergelangan tangan anda, tarik lengan
kebelakang dan angkat lengan ke atas permukaan air”.

3. Renang merupakan „sebuah seni dan upaya mendukung diri sendiri atau
gerakan diri sendiri dengan menggunakan tangan dan kaki di dalam dan di
permukaan air atau rekreasi‟ (Funk and Wagenlls New Enslikopedia: 1).
Olahraga renang. Hidayat (1999:142), menjelaskan bahwa: “Renang (Aquatik)
adalah olahraga yang cukup tua, dan pendekatan ilmunya menggunakan ilmu
pengetahuan suplementer yang disebut hidrodinamika.”
4. Kecepatan, adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang
sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau
kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya. (Harsono, 1988:216). Dalam penelitian ini, kecepatan yang

Ria Dilah Farlianti, 2014


Hubungan Antara Frekuensi Kayuhan Lengan Dengan Kecepatan Renang 50 Meter Gaya
Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9

dimaksud adalah kecepatan perenang dengan jarak 50 meter saat melakukan


renang gaya kupu-kupu.
5. Gaya kupu-kupu adalah salah satu gaya berenang dengan posisi dada
menghadap ke permukaan air. Kedua belah lengan secara bersamaan ditekan
ke bawah dan digerakkan ke arah luar sebelum diayunkan ke depan.
Sementara kedua belah kaki secara bersamaan menendang ke bawah dan ke
atas seperti gerakan sirip ekor ikan atau lumba-lumba. Udara dihembuskan
kuat-kuat dari mulut dan hidung sebelum kepala muncul dari air, dan udara
dihirup lewat mulut ketika kepala berada di luar air. (David G. Thomas,
2007:99).
Gaya kupu-kupu diciptakan tahun 1933, dan merupakan gaya berenang paling
baru. Berenang gaya kupu-kupu juga menuntut kekuatan yang lebih besar dari
perenang. Kecepatan renang gaya kupu-kupu didapat dari ayunan kedua belah
tangan secara bersamaan. Perenang tercepat gaya kupu-kupu dapat berenang
lebih cepat dari perenang gaya bebas.
(www.wilkipedia.com/pengertianberenang, diakses pada 12-02-2013).
6. Stream line, bentuk posisi tubuh yang sejajar atau horizontal dengan atau air.

Ria Dilah Farlianti, 2014


Hubungan Antara Frekuensi Kayuhan Lengan Dengan Kecepatan Renang 50 Meter Gaya
Kupu-Kupu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai