BAB I
PENDAHULUAN
Humans have swimming since the early era. Thousands of years ago, the
works of ancient Egyptian art, Assyrian nation, the Greeks and Romans had
described the men and women are swimming in the water. Styles that they
use very familiar. But the first book about the new swimming appeared
about 400 years ago in Germany.
Maksud dari kutipan tersebut adalah manusia telah berenang semenjak
awal jaman. Beribu-ribu yang silam, karya-karya seni bangsa Mesir, bangsa
Afrika, bangsa Yunani dan bangsa Romawi telah melukiskan laki-laki dan
perempuan sedang berenang di air. Gaya-gaya yang mereka pergunakan sangat
dikenal. Tetapi buku pertama tentang berenang baru muncul sekitar 400 tahun
yang lampau di Jerman. Mungkin dari ketertarikan manusia dengan air yang
menjadikan aktivitas renang sebagai sesuatu yang menyenangkan. Berkaitan
dengan hal ini Thomas (2001:1) menjelaskan berikut:
Tetapi betapa akan beresiko tinggi ketika ada seseorang yang mencoba
berenang tanpa mempunyai keahlian, untuk itu jangan coba-coba berenang di
manapun juga tanpa dibekali keterampilan berenang. Bagi anak-anak bisa
berenang sangat dianjurkan, sehubungan dengan keselamatan mereka saat
berenang dan pertumbuhan badannya secara maksimal. Bagi para orang tua,
renang merupakan olahraga terapi dan pergerakan dalam berenang tidak beresiko
cedera.
Dalam dunia prestasi, renang juga olahraga favorit, meskipun sulit untuk
mendapatkan mendali dibalik unsur kebanggaan. Para orang tua tidak sedikit
untuk mengeluh biaya, baik dalam masa pembinaan maupun keikut sertaan
anaknya dalam event kejuaraan. Seperti misalnya biaya penginapan, makan,
pendaftaran dan transfortasi yang umumnya harus di tanggung secara pribadi.
Namun demikian keadaan ini cenderung tidak meredamkan api semangat dari
para orang tua, pelatih dan perenang itu sendiri. Dalam pencapaian prestasi
olahraga renang, seorang perenang harus mempunyai kemampuan berenang untuk
mencapai suatu jarak yang telah ditentukan dengan waktu tempuh yang sesingkat-
singkatnya. Dengan kata lain perenang dituntut untuk memiliki kecepatan untuk
menempuh jarak tersebut. Perenang yang menjadi juara dalam suatu pertandigan
adalah perenang yang memiliki kecepatan dengan waktu tempuh yang paling
singkat.
titik gaya apung dan titik gaya berat, keseimbangan, gaya dorong (propulsive
force), daya angkat (lift) dan hambatan atau resistance (drag force).” Sedangkan
Counsilman (1968:2) menjelaskan untuk memperoleh kecepatan dalam berenang
sebagai berikut:
At any given a swimmer’s forward speed is the result of two forces. One
force is tending to hold him back. This is the resisten (or drag), caused by
the water he has to pushout of this way or pull along with him. The force
which pushes him forward is called propulsion, and is created by his arm
and legs.
Maksud kutipan diatas adalah, laju kecepatan renang merupakan hasil dua
kekuatan. Satu kekuatan yang menahannya, dinamakan resistance (drag),
disebabkan oleh perpindahan air selama melakukan tarikan saat berenang.
Kekuatan yang mendorongnya maju dinamakan propulsion (dorongan), dan hal
ini dihasilkan dari teknik gerakan lengan dan tungkai perenang.
Dalam pergerakan tersebut, ada perenang yang lebih lama mengayuh dan
menghasilkan frekuensi kayuhan lebih sedikit tetapi kemungkinan berenangnya
lebih laju, ada juga perenang yang mengayuh lebih cepat yang bisa menghasilkan
frekuensi kayuhan lebih banyak tetapi kemungkinan berenangnya tidak lebih laju
dari frekuensi kayuhan yang sedikit.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Apabila penelitian ini telah selesai dan terbukti signifikan yang diharapkan
dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kegunaan yang bisa
digeneralisasikan. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis:
a. Dapat dijadikan sumbangan bagi pengetahuan olahraga mengenai
pentingnya pelatihan teknik yang baik.
E. Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis membatasi penelitian agar teratur, terarah dan
tidak terlalu luas pelaksanaanya. Maka, ruang lingkup dalam penelitian ini
dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Yang menjadi dimensi penelitian guna membatasi penelitian ini adalah fokus
pada frekuensi kayuhan lengan dalam renang gaya kupu-kupu terhadap
kecepatan 50 meter.
2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah frekuensi kayuhan lengan gaya
kupu-kupu.
3. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kecepatan.
4. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet renang dalam pertandingan renang
KU (kelompok umur) 1/senior Putra, dan sampel dalam peneitian ini
menggunakan total sampel.
F. Batasan Istilah
Pada dasarnya untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dalam suatu
masalah, maka perlu adanya ruang lingkup penelitian ini seperti yang
dikemukakan oleh Nasution (1982:7) bahwa “Analisis suatu masalah dapat juga
membatasi ruang lingkup masalah, hal ini dilakukan khususnya dalam batas-batas
masalah agar penelitian ini terperinci”.
3. Renang merupakan „sebuah seni dan upaya mendukung diri sendiri atau
gerakan diri sendiri dengan menggunakan tangan dan kaki di dalam dan di
permukaan air atau rekreasi‟ (Funk and Wagenlls New Enslikopedia: 1).
Olahraga renang. Hidayat (1999:142), menjelaskan bahwa: “Renang (Aquatik)
adalah olahraga yang cukup tua, dan pendekatan ilmunya menggunakan ilmu
pengetahuan suplementer yang disebut hidrodinamika.”
4. Kecepatan, adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang
sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau
kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya. (Harsono, 1988:216). Dalam penelitian ini, kecepatan yang